BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. A. Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan/ Perancangan Landasan pacu pada Bandar Udara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan transportasi udara adalah tersedianya Bandar Udara (Airport)

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGEMBANGAN LANDAS PACU DI BANDAR UDARA RADIN INTEN II LAMPUNG SELATAN

Bandara Radin Inten II, Bandar Lampung. Address : Kota Bandar Lampung, Lampung, - Telephone : - Fax : - Telex : - -

Runway Koreksi Panjang Runway Windrose Runway Strip RESA LDA, TORA, ASDA, TODA Take Off Distance

Dosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC )

PENGARUH LINGKUNGAN LAPANGAN TERBANG PADA PERENCANAAN PANJANG LANDASAN DENGAN STANDAR A.R.F.L. Oleh : Dwi Sri Wiyanti. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya

ICAO (International Civil Aviation Organization)

BAB V ANALISIS DAN PERANCANGAN

PERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1

Physical Characteristics of Aerodromes

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA (STUDI KASUS: BANDAR UDARA SEPINGGAN BALIKPAPAN)

BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA

Bandara Fatmawati Soekarno

ANALISIS PENINGKATAN LANDASAN PACU (RUNWAY) BANDAR UDARA PINANG KAMPAI-DUMAI

Bandara Muko-muko. Hajj Airport : Tidak

: Jl. Garuda Singkep, Kel. Dabo, Kec. Singkep, Kab. Lingga, Kepulauan Riau, Telephone : Fax : Telex : - -

Bandara Silangit. Hajj Airport : Tidak

PA U PESAW PESA AT A T TER

Perhitungan panjang landasan menurut petunjuk dari. persyaratan yang ditetapkan FAA, dengan pesawat rencana:

( LAPANGAN TERBANG ) : Perencanaan Lapangan Terbang

: Jl. Pipit No. 22, Kel. Sei/Sungai Pinang Dalam, Kec. Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, 75117

Bandara Aek Godang. Hajj Airport : Tidak

BAB I PENDAHULUAN. strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda

: Jl. Kalimarau, Kel. Teluk Bayur, Kec. Teluk Bayur, Kab. Berau, Kalimantan Timur, 77315

: Kel. Ranai Kota, Kec. Bunguran Timur, Kab. Natuna, Kepulauan Riau, Telephone : - Fax : - Telex : - -

Bandara Binaka. Hajj Airport : Tidak

Bandara Haluoleo. Hajj Airport : Tidak. Operation Hour : 07:00-20:00 WITA. Sumber: maps.google.com

4.1 Landasan pacu (runway)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Bandar Udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Bandara Pasir Pangaraian

: Jalan Soekarno Hatta (Bukit Jin), Dumai, Riau 28825, Indonesia. Telephone : - Fax : - Telex : - -

EVALUASI TAHAPAN PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA TEBELIAN SINTANG

Bandara Sultan Hasanuddin

Analisis Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan Bandar Udara Bokondini Papua Indonesia

: Jl. Soekarno Hatta, Kel. Eka Jaya, Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi, Jambi, Telephone : Fax: Telex : - -

: KALIMANTAN SELATAN : Jl. Angkasa, Kel. Landasan Ulin Timur, Kec. Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70724

Bandara Syukuran Aminuddin Amir

Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Sepinggan)

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bagian 4 P ERENCANAAN P ANJANG L ANDAS P ACU DAN G EOMETRIK LANDING AREA

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung

Bandara Sultan Syarif Kasim II

: Jl. Satria / Angkasa No. 274, Kel. Tolotio, Kec. Tibawa, Kab. Gorontalo, Gorontalo, Telephone : Fax :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penumpang menunggu. Berikut adalah beberapa bagian penting bandar udara.

Bandar Udara. Eddi Wahyudi, ST,MM

Bandara Frans Kaisiepo

Bandara Supadio. -

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan akan bersifat melanjutkan, meningkatkan dan memperluas

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat

Variabel-variabel Pesawat

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari


PENDAHULUAN Perkembangan teknologi di bidang transportasi semakin berkembang. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas masyarakat dalam melakukan hubun

PERENCANAAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BANDAR UDARA JALALUDIN GORONTALO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

Bandara Sam Ratulangi

BAB IV EVALUASI DAN ANALISA KONDISI EKSISTING

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

2.4. Pertentangan dengan Standar Lainnya 2.5. Penggunaan Kode Referensi Bandar Udara ICAO untuk Menetapkan Standar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bandara Internasional Minangkabau yang terletak 23 km dari pusat Kota

Perencanaan Pengembangan Runway dan Taxiway Bandar Udara Juwata Tarakan

Selain digunakan untuk operasional penerbangan

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA

6.4. Runway End Safety Area (RESA)

Desain Bandara Binaka Nias Untuk Pesawat Airbus 300A ABSTRAK

PERENCANAAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA TUANKU TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU. B U D I M A N 1 ARIFAL HIDAYAT, ST, MT 2 BAMBANG EDISON, S.

PERANCANGAN GEOMETRI RUNWAY BANDAR UDARA WUNOPITO LEWOLEBA,LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh : DEWI ANASTASIA IPAH WUWUR NPM.

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sandhyavitri (2005), bandar udara dibagi menjadi dua bagian

Studi Penentuan Lokasi Runway 2 Dengan Memperhatikan Kontur Kebisingan Bandara Juanda

Gambar 7.2-5: Zona Bebas Obstacle (Obstacle Free Zone)

(1) Pemetaan bandar udara intemasional sebagaimana dimaksud. Pasal 7 ayat (7) tercantum dalam lampiran VIII.

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014

ANALISIS PERKERASAN LANDAS PACU BANDARA SOEKARNO-HATTA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FAARFIELD

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA TAMBOLAKA SUMBA BARAT

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting

ANALISA PENGEMBANGAN RUNWAY END SAFETY AREA (RESA) PADA RUNWAY BANDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

ANALISIS GEOMETRIK FASILITAS SISI UDARA BANDAR UDARA INTERNASIONAL LOMBOK (BIL) NUSA TENGGARA BARAT

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM

Kriteria penempatan pemancar sinyal ke segala arah berfrekuensi amat tinggi (VHF Omnidirectional Range / VOR)

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I. berpopulasi tinggi. Melihat kondisi geografisnya, transportasi menjadi salah satu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II Bandar Udara Radin Inten II adalah bandara berkelas umum yang penerbangannya hanya domestik. Bandara ini terletak di kecamatan Natar, Lampung Selatan, barat laut kota Bandar Lampung. Bandara ini dibawah pengelolaan Kementerian Perhubungan yang diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Luas lahan saat ini adalah 98 Ha dengan perluasan 7 Ha pada tahun 2016 termasuk perpanjangan (runway) landas pacu yang tadinya 2.500 meter menjadi 3.000 meter. Spesifikasi eksisting Bandara Radin Inten II dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut: Tabel 5. 1 Spesifikasi eksisting Bandar Udara Radin Inten II No Spesifikasi Bandara Keterangan 1 Nama Aerodrome Bandar Udara Radin Inten II Lampung 2 Alamat Jl. Alamsyah Ratu Prawinegara km 28, Branti Raya, Natar, Lampung selatan 3 Pengelola UPT DITJEN HUBUD 4 Kelas Umum, Domestik 5 Kode Referensi Bandara 4D 6 Luas Lahan 98 Ha 7 Email Radininten2@yahoo.co.id 8 Koordinat Bandara 05 o 14 25.77 S ; 105 o 10 31.97 E

36 No Spesifikasi Bandara Keterangan 9 Jam Operasi 06.00 21.00 WIB 10 Jarak dari kota 28 km dari kota Bandar Lampung 11 Klasifikasi runway Instrument Non Precision 12 Elevasi bandara 283 ft ( 86,3 meter ) 13 Temperatur 33 o C 14 Slope 0.26 % 15 Landasan pacu (runway) a. Arah : 16-24 b. Dimensi : 3000 m x 45 m c. Konstruksi landasan pacu : Asphalt/ flexible 16 Kapasitas pesawat Type Boeing 737/800NG/900ER 17 Turning area a. Dimensi : 20 x 50 x 1,5 (2 buah) b. Konstruksi : flexible/ asphalt 18 Stopway a. Dimensi : 45 x 60 (2buah) b. Konstruksi : flexible/ asphalt 19 RESA (Runway and safety area) a. Dimensi : 90 x 90 (1 buah) b. Konstruksi : flexible/asphalt 20 Meteorologi Tersedia (Sumber: DITJEN Perhubungan Udara, 2017) B. Perkembangan Jumlah Pesawat Perkembangan pesawat di Bandar Udara Radin Inten II dari tahun 2010 sampai 2016 mengalami peningkatan yang sangat pesat, berikut adalah tabel 5.2 dan Gambar 5.1 data jumlah pesawat pada Bandar Udara Radin Inten II.

JUMLAH PESAWAT 3221 3221 4829 4829 5086 5086 5065 5065 4884 4884 6001 6000 8495 8494 37 Tabel 5. 2 Perkembangan Jumlah Pesawat Pada Bandara Radin Inten II Tahun Pesawat Datang Pesawat Berangkat 2010 3221 3221 2011 4829 4829 2012 5086 5086 2013 5065 5065 2014 4884 4884 2015 6001 6000 2016 8495 8494 (Sumber: DITJEN Perhubungan Udara, 2017) Pesawat Datang Pesawat Berangkat 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 TAHUN Gambar 5. 1 Jumlah pesawat yang beroperasi di Bandar Udara Radin Inten II. (Sumber: DITJEN Perhubungan Udara, 2017) Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa data dari tahun 2010 hanya 3.221 pesawat take off dan landing yang apabila dijumlahkan menjadi 6.442 pesawat. Pada tahun 2016

38 menjadi 8.495 pesawat yang datang atau landing, 8.494 pesawat berangkat atau take off yang apabila dijumlahkan menjadi 16.989 pesawat dari Bandara Radin Inten II yang beraktifitas. Kenaikan pada tahun 2016 hampir tiga kali lipat dari tahun 2010. Pada tahun 2014 mengalami penurunan 7,3% dari tahun 2013 yang jumlah pesawatnya 5.065 dan turun menjadi 4.884. Berdasarkan data yang di dapat pada tahun 2010 sampai 2016, kenaikan yang sangat tinggi menjadikan Bandar Udara Radin Inten II pada tahun 2016 merenovasi bandaranya, termasuk perpanjangan landasan pacu. C. Perkembangan Jumlah Penumpang Perkembangan jumlah penumpang pada Bandara Radin Inten II dari penumpang yang datang sampai berangkat, tahun 2010 sampai 2016 menunjukan angka kenaikan yang sangat tinggi, berikut adalah tabel 5.3 dan Gambar 5.2 data jumlah penumpang. Tabel 5. 3 Perkembangan Jumlah Penumpang Pada Bandara Radin Inten II Tahun Penumpang Datang Penumpang Berangkat 2010 367.871 364.264 2011 516.444 517.606 2012 594.219 606.447 2013 595.751 592.359 2014 612.195 617.597 2015 702.726 716.616 2016 948.881 979.135 (Sumber: DITJEN Perhubungan Udara, 2017)

JUMLAH PENUMPANG 367.871 364.264 516.444 517.606 594.219 606.447 595.751 592.359 612.195 617.597 702.726 716.616 948.881 979.135 39 Penumpang Datang Penumpang Berangkat 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 TAHUN Gambar 5. 2 jumlah penumpang Bandar Udara Radin Inten II. (Sumber: DITJEN Perhubungan Udara, 2017) Berdasarkan data dari tahun 2010 sampai 2016 tiap tahun terdapat kenaikan pada aktifitas penumpang di Bandar Udara Radin Inten II, kecuali pada tahun 2013 dari penumpang yang berangkat mengalami penurunan. Dari tahun 2012 tercatat penumpang yang berangkat dari bandara ini terdapat 606.447 orang, dan tahun 2013 menjadi 592.359 orang. Dari penurunan tersebut dapat dihitung persenan penurunan penumpang dari tahun 2012 ke tahun 2013 adalah 2,3%. Angka tersebut sangat kecil dibandingkan kenaikan penumpang dari penumpang yang datang s ampai penumpang yang berangkat di tiap tahunnya. Tahun 2010 jumlah penumpang yang datang dan berangkat hanya 732.135 orang dan pada 2016 kenaikan jumlah penumpang yang datang menjadi 1.928.016 orang. Peningkatan jumlah penumpang tersebut adalah salah satu alasan bandara direnovasi penuh dari segi bangunan, fasilitas sisi darat dan fasilitas sisi udara. Bandar Udara Radin Inten II pada tahun 2017 menjadi bandara embarkasi haji penuh, karena

40 itu diperlukan perpanjangan landas pacu untuk mendaratkan pesawat yang lebih besar dari kapasitas pesawat kritis saat ini. D. Angkutan Barang (Cargo) Pergerakan cargo di Bandar Udara Radin Inten II cenderung meningkat dari tahun 2010 sampai 2016, dan sangat-sangat tinggi angka kenaikannya. Pada tahun 2010 barang yang dibongkar ada 730 ton, pada tahun 2016 terdapat 3.470 ton barang yang dibongkar di Bandar Udara Radin Inten II. Berikut adalah tabel 5.4 dan Gambar 5.3 perkembangan cargo di Bandar Udara Radin Inten II. Tabel 5. 4 Perkembangan pergerakan cargo Pada Bandara Radin Inten II Tahun Bongkar Cargo Muat Cargo 2010 730 ton 308 ton 2011 1.449 ton 1.019 ton 2012 1.827 ton 829 ton 2013 2.086 ton 956 ton 2014 2.538 ton 1.187 ton 2015 2.855 ton 1.581 ton 2016 3.470 ton 1.407 ton (Sumber: DITJEN Perhubungan Udara, 2017)

308 PERGERAKAN CARGO 730 829 1019 956 1187 1449 1581 1407 1827 2086 2538 2855 3470 41 Bongkar Cargo Muat Cargo 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 TAHUN Gambar 5. 3 Jumlah pergerakan cargo Bandar Udara Radin Inten II. (Sumber: DITJEN Perhubungan Udara, 2017) Berdasarkan data pergerakan cargo diatas, dapat dilihat kenaikan bongkar muat dari tahun 2010 sampai 2016 yang awalnya pada tahun 2010 hanya 1.038 ton dari jumlah bongkar dan muat menjadi 4.877 ton pada tahun 2016, pergerakan cargo yang terus meningkat adalah satu satu faktor renovasi di Bandar Udara Radin Inten II yang memperpanjang landasan pacunya. E. Perhitungan Aeroplane Reference Field Length (ARFL) Panjang runway yang dibutuhkan oleh pesawat sesuai dengan kemampuan menurut perhitungan pabrik itulah yang disebut Aeroplane Reference Field Length (ARFL). Untuk dapat mengetahui pesawat yang akan mendarat dengan kemampuan landas pacu saat ini, harus meng-konversikan panjang landas pacu di Bandar Udara Radin Inten II dengan cara berikut. ARFL = panjang runway rencana. Fe x Ft x Fg

42 Untuk menghitung dengan rumus diatas, harus menghitung terlebih dahulu faktor untuk elevasi, faktor untuk temperatur, dan faktor untuk kelandaian sebagaimana yang telah ditetapkan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization). Kebutuhan panjang (runway) landas pacu yang sudah diketahui bahwa terikat oleh faktor-faktor lokal atau lingkungan bandara itu sendiri. Diketahui : (h) elevasi Bandar udara = 86,3 m (Tr ) temperatur bandara = 33 o C (G) gradient efektif landas pacu = 0,26% Landas pacu setalah pengembangan = 3000 m 1. Koreksi untuk elevasi Fe = 1 + 0,07 x h 300 Fe = 1 + 0,07 x 86,3 300 = 1,020 2. Koreksi untuk temperatur Ft = 1 + 0.01 (Tr (15-0.0065h)) Ft = 1 + 0.01 (33 (15-0.0065 x 86,3)) = 1,185 3. Koreksi untuk kelandaian Fg = 1 + 0,1 x G Fg = 1 + 0,1 x 0,26% = 1,026

43 4. Aeroplane Reference Field Length (ARFL) ARFL = ARFL = panjang runway rencana. Fe x Ft x Fg 3000 1,020 x 1,185 x 1,026 = 2419 meter Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Aeroplane Reference Field Length (ARFL) Bandar Udara Radin Inten II setelah pengembangan adalah 2419 meter. F. Perhitungan Panjang Landas Pacu Dengan Pesawat Rencana Panjang (runway) landas pacu Bandar Udara Radin Inten II untuk pesawat rencana Airbus A330-200 dan Airbus A330-300 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. La = Lb x Fe x Ft x Fg Faktor untuk elevasi, faktor untuk temperatur, dan faktor untuk kelandaian sudah dianalisis dengan hasil faktor elevasi 1,020, faktor temperatur 1,185, dan faktor kelandaian 1,026, tetapi harus mengetahui terlebih dahulu data-data dari pesawat rencana yang akan dianalisis, karena dibutuhkan Aeroplane Reference Field Length (ARFL) pesawat rencana, yang sudah ditetapkan oleh pabrik pada kondisi maximum take off weigth (MTOW) berat maksimum pada saat take off. Dapat dilihat pada tabel 5.4 untuk data pesawat.

44 Tabel 5. 5 Data Pesawat Rencana Data Pesawat A330-200 A330-300 Panjang seluruhnya 59 m 63.6 m Tinggi (hingga ekor horizontal) 16.83 m 16.83 m Diameter badan 5.64 m 5.64 m Panjang sayap (geometris) 60.3 m 60.3 m Roda dasar 22.2 m 25.6 m Jalur roda 10.69 m 10.69 m Dua CF6- Dua CF6- Mesin 80E1 atau PW4000 atau RR Trent 700 80E1 atau PW4000 atau RR Trent 700 Lepas landas pada (MTOW) 2.220 m 2.500 m Berat lepas landas maksimal 230 (233) t 230 (233) t Penumpang 256 295 Berat kosong 120.150 t 121.8 (124.5) t (Sumber : www.airlines.net, 2017) Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui Aeroplane Reference Field Length (ARFL) pesawat Airbus A330-200 dan Airbus A330-300. Perhitungan panjang landas pacu Bandar Udara Radin Inten II dengan jenis pesawat Airbus A330-200 dan Airbus A330-300 adalah sebagai berikut.

45 1. Airbus A330-200 Diketahui : (Lb) Aeroplane Reference Field Length (ARFL) Airbus A330-200 = 2220 m (Fe) faktor koreksi elevasi bandara = 1,020 (Ft ) faktor koreksi temperatur bandara = 1,185 (Fg) faktor koreksi kelandaian landas pacu = 1,026 La = Lb x Fe x Ft x Fg La = 2220 m x 1,020 x 1,185 x 1,026 = 2753 meter Panjang runway yang dibutuhkan untuk pesawat jenis Airbus A330-200 dengan kondisi eksisting Bandar Udara Radin Inten II adalah 2.753 meter supaya pesawat take off dan landing dengan aman. 2. Airbus A330-300 Diketahui : (Lb) Aeroplane Reference Field Length (ARFL) Airbus A330-300 = 2500 m (Fe) faktor koreksi elevasi bandara = 1,020 (Ft ) faktor koreksi temperatur bandara = 1,185 (Fg) faktor koreksi kelandaian landas pacu = 1,026 La = Lb x Fe x Ft x Fg La = 2500 m x 1,020 x 1,185 x 1,026

46 = 3100 meter Panjang runway yang dibutuhkan untuk pesawat jenis Airbus A330-300 dengan kondisi eksisting Bandar Udara Radin Inten II adalah 3.100 meter supaya pesawat take off dan landing dengan aman. Tabel 5. 6 Aeroplane Reference Field Length (ARFL) Bandar Udara Radin Inten II Runway/rencana Pengembangan runway 3000 meter Panjang runway yang dibutuhkan Airbus A330-200 Panjang runway yang dibutuhkan Airbus A330-300 Eksisting runway length (ARFL) 3000 m 2419 m 2753 m 2220 m 3100 m 2500 m Diadakannya perpanjangan runway di Bandar Udara Radin Inten II pada tahun 2016 dari 2.500 m menjadi 3.000 m sudah dapat mendaratkan jenis pesawat Airbus A330-200 dengan maximum take off weigth (MTOW) yang dibutuhkannya 2.753 m panjang landasan pacu untuk pesawat tersebut, dan jelas sangat aman dikarenakan panjang landas pacu di Bandar Udara Radin Inten II adalah 3.000 m. Tetapi dari hasil hitungan untuk pesawat jenis Airbus A330-300 tidak dapat melayani pendaratan dikarenakan dibutuhkannya 3.100 m untuk take off dan landing dengan maximum take off weigth (MTOW) untuk pesawat jenis tersebut. Karena panjang landasan pacu di Bandar Udara Radin Inten II hanya 3.000 m, kurang 100 m agar penunjang keselamatan lebih terjamin untuk mendaratkan pesawat jenis Airbus A330-300 di Bandar Udara

47 Radin Inten II Lampung. Oleh karena itu Bandar Udara Radin Inten II harus mengevaluasi ulang untuk pesawat rencana jenis Airbus A330-300 yang akan mendarat untuk keberangkatan haji atau biasa disebut embarkasi haji pada tahun 2017 ini. Diharapkan agar Bandara Radin Inten II dapat memperpanjang lagi landas pacu agar jenis pesawat yang lebih besar dapat mendarat dan bandara juga menjadi bandara Intenasional dikemudian hari. G. Evaluasi (Runway) Landas Pacu Bandar Udara Radin Inten II termasuk Bandar udara dengan nomor kode 4D dari data spesifikasi eksisting Bandar udara dengan panjang landas pacu 3.000 m dan lebar 45 m, berdasarkan Aerodrome Refrence Code, angka 4 di dapat dari panjang landas pacu saat ini yaitu 3.000 m (> 1.800 m) sedangkan huruf D didapat dari bentang sayap yaitu 45 m diantara (36 m 65 m). Dengan adanya embarkasi haji di Bandar Udara Radin Inten II tahun 2017 ini, pesawat yang direncanakan adalah Airbus A330-200 dan Airbus A330-300. Sudah dianalisis dengan rumus ketetapan ICAO untuk 2 jenis pesawat tersebut, bahwa jenis pesawat Airbus A330-200 dapat mendarat di Bandar Udara Radin Inten II, Sedangkan pesawat jenis Airbus A330-300 tidak dapat mendarat dikarenakan panjang landasan pacu di Bandar Udara Radin Inten II hanya 3.000 m dan dan hasil analisis untuk pesawat jenis Airbus A330-300 dibutuhkan 3.100 m supaya penunjang keselamatan lebih terjamin. Dalam hal lebar (runway) landas pacu, Bandar Udara Radin Inten II juga harus memperlebar landasan pacu dikarenakan (wingspan) bentang sayap pesawat berkapasitas besar lebih dari 60 m, seperti hal nya pesawat jenis Airbus A330-200 dan pesawat jenis Airbus A330-300 bentang sayapnya 60,3 m sedangkan lebar landas pacu pada Bandar Udara Radin Inten II hanya 45 m, walaupun lebar 45 m tetap bisa mendaratkan jenis pesawat Airbus A330-200 dikarenakan panjang landas pacu yang cukup dan juga bentang sayap tidak terlalu keluar dari jalur landasan, tapi lebih baik

48 jika lebar landasan pacu di Bandar Udara Radin Inten II diperlebar menjadi 65 m supaya bandara naik kelasnya menjadi 4F dari ketetapan ICAO (International Civil Aviation Organization) dan menjadi bandara Internasional di Indonesia. Kelandaian landasan pacu pada Bandar Udara Radin Inten II adalah 0,26% sudah sesuai dengan ketentuan menurut ICAO annex 14 yang menetapkan bahwa bandara kelas 4 maksimal kelandaian efektif adalah 1%. Berikut adalah Gambar 5.4 lokasi penambahan panjang (runway) landas pacu di Bandar Udara Radin Inten II. Gambar 5. 4 Lokasi penambahan panjang runway pada Bandar Udara Radin Inten II (Sumber : www.googleearth.com, 2017) Berdasarkan Gambar 5.4 diatas dapat dilihat perpanjangan (runway) landas pacu pada Bandar Udara Radin Inten II yang menambah panjang landasan pacu dari 2.500 m menjadi 3.000 m.

49 H. Pengaruh Pengembangan (Runway) Landas Pacu Setelah diputuskan oleh Kementerian Perhubungan bahwa Bandar Udara Radin Inten II akan menjadi bandara embarkasi haji penuh tahun 2017, maka tahun 2016 pengelola bandara melakukan renovasi, mulai dari pembaruan bangunan terminal, penambahan lahan parkir, perubahan taxiway, pelebaran apron dan perpanjangan (runway) landas pacu. Berikut Gambar 5.5 adalah lay out Bandar Udara Radin Inten II. Gambar 5.5 Lay out Bandar Udara Radin Inten II. Berdasarkan Gambar 5.5 diatas dapat diketahui bahwa penambahan panjang landasan pacu 2.500 m menjadi 3.000 m terdapat pada bagian sisi timur ujung landasan, perubahan taxiway D pada semua taxiway dan perluasan apron yang menambahkan 3 area parkir pesawat di sisi timur bandara. 1. Pengaruh pengembangan (runway) landas pacu terhadap taxiway Pada tahun 2016 akhirnya renovasi yang besar dilakukan oleh Bandar Udara Radin Inten II, dikarenakan perancangan perpanjangan landas pacu pada bandara tersebut maka pengelola bandara menjadikan taxiway D yang sebelumnya merpakan taxiway C. Dapat dilihat pada Gambar 5.6 perubahan taxiway dengan lebar 23m dengan kode D dari ICAO (International Civil Aviation Organization)

50 pada Bandar Udara Radin Inten II. Berikut tabel 5.6 lebar taxiway menurut ICAO (International Civil Aviation Organization). Tabel 5. 7 Lebar taxiway ICAO Item ICAO Aerodrome Refrence Code Letter A B C D E F X 7,5 m 10,5 m 18 m a 23 m c 23 m 25 m 15 m b 18 m d (Sumber: Sartono, dkk, 2016). Gambar 5. 6 Perubahan taxiway pada Bandar Udara Radin Inten II (Sumber : www.googleearth.com, 2017) Berdasarkan Gambar 5.6 diatas menunjukan bahwa taxiway yang telah berubah lebarnya menjadi taxiway D pada Bandar Udara Radin Inten II. Taxiway tersebut dijadikan taxiway D karena landasan pacu yang bertambah panjangnya untuk menampung pesawat berbadan besar, maka taxiway harus dapat dilalui oleh

51 pesawat-pesawat berkapasitas besar untuk dapat ke apron dengan lebar ketentuan dari ICAO. 2. Perluasan apron pada Bandar Udara Radin Inten II Dalam perluasannya, apron di Bandar Udara Radin Inten II mulanya dapat menampung 7 pesawat, sekarang setelah diperluas dapat menampung 10 pesawat, penambahan dikarenakan naiknya tiap tahun penumpang yang beraktifitas di bandara tersebut. Karena apron adalah bagian yang penting untuk naik turunnya penumpang, dan parkir pesawat, dengan model pesawat rencana yang bentang sayapnya besar, pada Bandar Udara Radin Inten II ini aircraft parking congfiguration (kongfigurasi parkir pesawat) menggunakan nose-in (hidung ke dalam), yaitu tegak lurus dengan bangunan terminal bandara. Berikut adalah Gambar 5.7, 5.8 dan 5.9 apron pada Bandar Udara Radin Inten II.

52 Gambar 5. 7 Rencana perluasan apron pada Bandar Udara Radin Inten II (Sumber : DITJEN Perhubungan Udara, 2017) Gambar 5. 8 Perluasan apron pada Bandar Udara Radin Inten II (Sumber : DITJEN Perhubungan Udara, 2017) Berdasarkan Gambar 5.7 diatas, merupakan rencana perluasan apron yang rencananya menjadikan apron pada Bandar Udara Radin Inten II dapat menampung 10

53 pesawat yang awalnya hanya 7 pesawat. Berdasarkan Gambar 5.8 adalah perluasan apron yang sudah terealisasi dan sesuai perencanaannya dapat menampung 10 pesawat. Gambar 5. 9 Lokasi perluasan apron pada Bandar Udara Radin Inten II (Sumber : www.google Earth.com, 2017) Berdasarkan Gambar 5.9 diatas adalah lokasi perluasan apron yang telah dilakukan perluasan pada tahun 2016 dan sekarang dapat menampung 10 pesawat.