BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ulet, meskipun mengalami berbagai rintangan dan hambatan dalam

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN MOTIVASI MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI SEMESTER 9 DAN 11 DI BINUS UNIVERSITY

BAB 2 LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu motivum, yang artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Menyelesaikan Skripsi. Motivasi berasal dari kata bahasa Latin movere yang berarti menggerakkan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Stres adalah kondisi ketika individu berada dalam situasi yang penuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan remaja dalam pendidikan formal seperti di sekolah,

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas

juga kelebihan yang dimiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, terutama di kalangan mahasiswa. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tentunya memerlukan pendidikan sebaik dan setinggi

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB II KAJIAN TEORITIS. pada diri seseorang terkadang membuat hilangnya semangat untuk berusaha, akan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perceived Social Support. secara nyata dilakukan oleh seseorang, atau disebut received support,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang disusun di bawah bimbingan seorang dosen yang memenuhi kualifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Di tahun 2009 angka pengangguran terdidik telah mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri Akademik

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian beban studi, praktikum, PKLI dan skripsi. Namun, dalam proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kinerja adalah ukuran dari hasil pekerjaan yang telah dilakukan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

terhadap kreativitas siswa SMA Negeri 2 Sidoarjo melalui motivasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. seseorang. Menurut Wexley dan Yukl (2005: 129) kepuasan kerja adalah cara

EFIKASI DIRI MAHASISWA YANG BEKERJA PADA SAAT PENYUSUNAN SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik maupun mental yang sempurna. Namun pada kenyataannya tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, keterampilan dan kepintaran secara intelektual, emosional dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Efikasi Pengambilan Keputusan Karir. dalam berbagai keadaan (Bandura,1997).

PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran di sekolah tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa di mana individu banyak mengambil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elsa Sylvia Rosa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masykarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas RI

BAB 1 PENDAHULUAN. Siswa-siswi yang sedang berada di tingkat pendidikan SMA. seringkali menjadi kekhawatiran bagi orang tua dan guru, karena

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kecerdasan..., Leila, Fakultas Psikologi 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. a. Pengertian Dukungan Sosial Orang Tua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang dijalankan setelah selesai

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Dari pembahasan diatas penulis mengambil kesimpulan yaitu Self efficacy

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke

BAB II. Tinjauan Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Contoh peran pendidikan yang nyata bagi perkembangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dukungan sosial timbul oleh adanya persepsi bahwa terdapat orang- orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

Amanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu. berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengguna Narkoba. Pengguna napza atau penyalahguna napza adalah individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, mencari pekerjaan bukan lagi hal yang mudah. Persaingan yang ketat, membuat masing-masing individu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dukungan Sosial Orang Tua Definisi dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino, 2006). Sementara definisi dukungan sosial menurut Lahey (2007) adalah sebagai peran yang dimainkan oleh teman-teman dan relatif dalam memberikan nasihat, bantuan dan beberapa diantaranya untuk menceritakan perasaan pribadi. Dukungan sosial merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menerangkan bagaimana hubungan sosial menyumbang manfaat bagi kesehatan mental atau kesehatan fisik individu. Rook (dalam Smet, 1994) berpendapat dukungan sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian atau ikatan sosial. Ikatanikatan sosial menggambarkan tingkat tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal. Senada dengan hal tersebut, Taylor (2003) mendefinisikan dukungan sosial sebagai pertukaran interpersonal dimana salah seorang memberikan bantuan atau pertolongan kepada yang lain. Menurut Cobb (dalam Sarafino, 1997), dukungan sosial diartikan sebagai suatu kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang dirasakan individu dari orang-orang atau kelompok-kelompok lain. Cohen dan Wills (dalam Bishop, 1995) mendefinisikan dukungan sosial sebagai pertolongan dan dukungan yang diperoleh seseorang dari interaksinya dengan orang lain. Dukungan sosial timbul oleh adanya persepsi bahwa terdapat orang-orang yang akan membantu apabila terjadi suatu keadaan atau peristiwa yang dipandang akan menimbulkan masalah dan bantuan tersebut dirasakan dapat

menaikkan perasaan positif serta mengangkat harga diri. Kondisi atau keadaan psikologis ini dapat mempengaruhi respon-respon dan perilaku individu sehingga berpengaruh terhadap kesejahteraan individu secara umum. 2.1.1 Bentuk Dukungan Sosial Dukungan sosial dapat dibedakan menurut bentuk dukungan yang diterima individu. Beberapa peneliti Cutrona & Russel (dalam Sarafino, 2006) mengemukakan bentuk-bentuk dukungan sosial yang diterima seseorang antara lain: 1. Dukungan emosional dan harga diri (emotional & esteem support). Dukungan Emosional dapat berupa ungkapan empati, perhatian, kepedulian, dan ungkapan penghargaan yang positif terhadap individu yang bersangkutan. 2. Dukungan instrumental (intangible atau instrumental support). Dukungan ini berupa bantuan langsung atau uang yang dapat membantu dalam pekerjaan dan kondisi stress individu yang menerima. 3. Dukungan informasi (informational support). Dukungan berupa nasehat, pengarahan, umpan balik atau masukan mengenai apa yang dilakukan individu yang bersangkutan 4. Dukungan pertemanan (network companionship). Merupakan bentuk dukungan berupa kesediaan orang lain untuk menghabiskan waktu bersama, memberikan perasaan keanggotaan dalam suatu kelompok yang memiliki hobi atau kegiatan sosial yang sama. 2.1.2 Sumber Dukungan Sosial Menurut Sarafino (2006), dukungan sosial dapat berasal dari berbagai sumber, seperti orang tua, teman, pacar, rekan kerja, dan organisasi komunitas. Dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua memainkan peranan penting terhadap

penyesuaian psikologis selama masa transisi yang dihadapi anak dalam bangku kuliah (Mounts dkk, 2005). Individu dewasa awal membangun jaringan sosial yang dapat menyediakan dukungan yang dibutuhkan individu dalam menghadapi tantangan hidupnya. Jaringan sosial ini sedikitnya terbentuk dari keluarga (terutama orang tua), pasangan (jika ada) dan teman (Bee, 1994 ; Boyd & Bee 2006). Hasil penelitian Schunk & Pajares (2001) menyebutkan bahwa orang tua dan teman dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan. Orang tua yang memberikan dorongan dan dukungan pada anak mereka untuk mencoba aktiftas yang baru dapat meningkatkan perasaan mampu (self efficacy) untuk menghadapi tantangan. Berdasarkan definisi, bentuk dan sumber dukungan sosial yang telah disebutkan diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa dukungan sosial orang tua adalah adanya bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang tua mereka dalam bentuk dukungan emosional dan penghargaan diri, instrumental, informasi dan penerimaan yang membuat individu tersebut merasa bahwa orang tua mereka memperhatikan, menghargai, dan mencintainya. 2.2 Definisi Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin motivum, yang artinya alasan sesuatu terjadi, alasan tentang suatu hal itu bergerak atau berpindah. Kata Bahasa Inggris motivation berasal dari kata motivum (Djiwandono, 2006). Pada dasarnya motivasi terjadi karena adanya keinginan untuk memenuhi faktor-faktor yang belum terpenuhi (Schiffman, 2007). Motivasi adalah salah satu fasilitas atau kecenderungan individu untuk mencapai tujuan. Individu yang memiliki motivasi akan memiliki semangat dan kegigihan untuk melakukan aktifitasnya. (Chernis dan Goleman, 2001). Chernis

dan Goleman (2001) juga menjelaskan bahwa individu yang memiliki 4 aspek seperti adanya dorongan mencapai sesuatu, memiliki komitmen, memiliki inisiatif, dan memiliki sikap optimis terhadap aktifitas yang dilakukan. Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2008). Motivasi menyelesaikan skripsi dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan untuk mendapatkan gelar sarjana, membanggakan orang tua. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan sekitar yang kondusif. (Uno, 2006). Menurut pandangan perspektif kognitif, pemikiran individu yang mengarahkan individu dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang akan dituju atau dicapai disebut motivasi. Motivasi menyelesaikan skripsi adalah suatu hal yang membuat individu melakukan hal demi menyelesaikan skripsinya dan mendapatkan gelar sarjana. Pandangan perspektif kognitif ini menjelaskan pentingnya penetapan tujuan, perencanaan dan pemantauan kemajuan menuju sasaran (Santrock, 2008). 2.2.1 Hal- hal Yang Mempengaruhi Motivasi 2.2.1.1 Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri untuk melakukan sesuatu demi suatu tujuan yang akan dicapai (Santrock, 2008). Motivasi intrinsik menekankan bahwa seseorang melakukan suatu usaha tertentu, karena adanya kemauan dan usaha dari orang itu sendiri. Sebagai contoh, seorang mahasiswa bekerja keras menyelesaikan skripsinya demi mendapatkan gelar sarjana dan membuat orang tua bangga.

Motivasi intrinsik dapat memunculkan kreativitas, pemahaman konsep, pencarian tantangan dan kesenangan dalam dalam mengerjakan skripsi secara lebih cepat dibandingkan motivasi ekstrinsik (Stipek, 2002). Pada dasarnya motivasi yang berasal dari dalam diri individu, akan berkembang lebih baik, apabila diterapkan dengan banyak metode dan variasi. Keterampilan pada individu akan memunculkan dorongan dari dalam diri individu untuk menyelesaikan skripsinya dengan berbagai macam metode yang akan digunakan. (Boekaerts, 2002) 2.2.1.2 Motivasi Ekstrinsik Sesuatu yang terjadi yang disebabkan faktor-faktor eksternal individu bisa disebut juga dengan motivasi ekstrinsik (Ormrod, 2009). Motivasi ini dapat terjadi jika individu mengharapkan sesuatu dari hasil usahanya, misalnya individu dapat lulus sidang skripsi dengan nilai yang baik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi eksternal untuk melakukan sesuatu untuk mendapatkan suatu tujuan. Perspektif behavioral menekankan suatu perilaku yang dilakukan akan diulangi kembali apabila perilaku tersebut diberikan suatu respon (Santrock, 2008). Ketika individu merasa putus asa, merasa sesuatu hal yang telah dilakukan, namun dianggap tidak berarti atau tidak penting oleh orang-orang disekitarnya, seringkali motivasi individu itu akan turun dan ia akan menjadi malas mengerjakan skripsi. 2.2.2. Aspek-aspek Dalam Motivasi Motivasi dalam menyelesaikan skripsi yang baik memiliki aspek-aspek (Chernis & Goleman, 2001), sebagai berikut:

1. Dorongan untuk mencapai sesuatu Suatu kondisi yang mana individu berjuang terhadap sesuatu untuk meningkatkan dan memenuhi standar atau kriteria yang ingin dicapai dalam menyelesaikan skripsi. 2. Komitmen Salah satu aspek yang cukup penting dalam proses menyelesaikan skripsi ini, adanya komitmen dari diri individu. Individu yang memiliki komitmen dalam menyelesaikan skripsinya tentu mampu menyeimbangkan mana yang harus didahulukan terlebih dahulu. Individu yang memiliki komitmen juga merupakan orang yang merasa bahwa ia memiliki tugas dan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa. 3. Inisatif Kesiapan untuk bertindak atau melakukan sesuatu atas peluang atau kesempatan yang ada. Inisiatif merupakan salah satu proses individu dapat dilihat dari kemampuanny. Individu yang memiliki inisiatif, merupakan individu yang sudah memiliki pemikiran dan pemahaman sendiri dan melakukan sesuatu berdasarkan kesempatan yang ada. Ketika individu mengerjakan skripsi, maka ia memiliki kesempatan untuk memperluas pengetahuan serta dapat menyelesaikan hal lain yang lebih bermanfaat lagi. 4. Optimis Suatu sikap gigih dalam mengejar tujuan tanpa peduli adanya kegagalan dan kemunduran. Individu yang memiliki sikap optimis, tidak akan menyerah ketika menghadapi kesulitan dalam mengerjakan skripsi, misalnya seperti teori yang digunakan kurang cocok dengan yang diteliti, atau alat ukur yang digunakan tidak valid. Mereka akan terus mencoba

memecahkan masalah yang ada dengan yakin. Optimis merupakan sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu, agar individu belajar bahwa kegagalan dalam menyelesaikan skripsi bukan berarti individu dapat menyerah begitu saja. 2.3 Mahasiswa Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan Tinggi. Individu dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun (Monks dkk., 2002. h. 260-262). Dua kriteria yang diajukan untuk menunjukkan akhir masa remaja dan permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dalam membuat keputusan (Santrock, 2002, h. 73). Menurut teori Neo-Piaget (dalam Papalia dkk, 2007) individu dalam tahap perkembangannya telah memasuki dewasa muda, secara kognitif individu dituntut untuk bisa berpikir secara abstrak, menalar, atau berpikir reflektif. Bukan hanya sekedar berpikir abstrak, individu secara kognitif memiliki pemikiran postformal, yang dapat menggabungkan logika, emosi, dan pengalaman praktis dalam menyelesaikan suatu masalah. William Perry (dalam Papalia dkk, 2007), mengatakan bahwa pemikiran individu berkembang dari pemikiran kaku (rigidity) kepemikiran yang lebih fleksibel dan akhirnya merasa secara bebas dapat memilih. Individu menyelesaikan masa studi di Perguruan Tinggi tidak hanya bergantung pada motivasi, persiapan akademik, kemampuan dan keterampilan untuk bekerja secara mandiri, tetapi juga pada integrasi sosial dan dukungan sosial. Montogomery & Cote (dalam Papalia dkk, 2007).

2.4 Hubungan Dukungan Sosial dengan Motivasi Menyelesaikan Skripsi Dukungan sosial orang tua diyakini memiliki hubungan terhadap motivasi individu untuk menyelesaikan skripsi. Dukungan sosial orang tua secara emosional lebih dibutuhkan daripada jenis dukungan yang lainnya. Karena jika kedua orang tua indvidu sibuk bekerja dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk bertukar pikiran ataupun individu itu sendiri bercerita tentang perkembangan skripsinya, maka anak akan merasa kurang diperhatikan secara emosional, padahal, mungkin saja ada kendala yang dihadapi individu tersebut dan ia ingin menceritakan kepada orang tuanya, tetapi mereka tidak memiliki waktu. Terkadang ketika individu bercerita kepada kedua orang tuanya, ia akan merasa lebih lega dan biasanya mendapatkan ide-ide atau masukkan yang dapat menyemangati individu tersebut. 2.5 Kerangka Berpikir Motivasi individu untuk menyelesaikan skripsi sangat beragam, terdapat motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik yang dibutuhkan individu dalam menyelesaikan skripsi adalah adanya dukungan atau dorongan yang diberikan oleh orang tuanya.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Dukungan sosial orang tua Mahasiswa Psikologi Semester 9 dan 11 di Binus University yang sedang menyelesaikan skripsi Motivasi untuk menyelesaikan skripsi Kendala yang dihadapi : - kurangnya literatur-literatur yang dibutuhkan - persiapan yang kurang matang - kurang adanya dukungan sosial dari lingkungan sekitar - alat ukur yang digunakan tidak valid