BAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

PENELITIAN. Hubungan Lingkungan Belajar Klinik dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa pada Program Pendidikan Ners

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan (Anxiety) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002).

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dalam bidang keperawatan. Upaya ini dilakukan agar dapat menarik lebih

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Setiap kegiatan dalam upaya

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB I PENDAHULUAN. pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi. mendapatkan pengetahuan (Taylor, 1993 dalam Uripni, dkk. 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I. padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasien yang dirawat diruang ICU (Intencive Care Unit) dilakukan secara terus menerus dalarn 24 jam. Perawatan diruang ICU

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Unit Gawat Darurat menurut Australlian College For Emergency Medicine

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan) dan Profesional (Ners) dengan sikap, tingkah laku, dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional. Rumah sakit sebagai salah satu sistem pelayanan, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keperawatan sebagai profesi dikembangkan sesuai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelatif. pendekatan cross sectional (Dahlan, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA

STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk

I. INFORMASI UMUM. 1 Nama Emil Huriani, S.Kp, MN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dari kampus(munthe, 2009).Praktik klinik harus dimanfaatkan dengan baik sehingga mahasiswa memiliki kemampuan untuk berhubungan langsung ke dalam masalah nyata tersebut(syahreni & waluyanti, 2007). Lingkungan belajar klinik yang kondusif merupakan wadah atau tempat yang dinamis tempat dengan sumberdaya yang dinamis bagi para mahasiswa, lingkungan klinik yang dipilih penting untuk mencapaiobjektifdan tujuan praktek klinik dalam sebuah program pendidikan keperawatan (Emilia, 2008). Instalasi gawat darurat (IGD) adalah instalasi yang memberikan pelayanan pertama yang bersifat bahaya terhadap pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan multi disiplin ilmu. Pelayanan pada instalasi gawat darurat IGD merupakan layanan yang bersifat inte gratif dengan melibatkan sejumlah tenaga kesehatan secara bersama-sama untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Apabila kematian di IGD tinggi, hal ini berarti mutu rumah sakit rendah atau kurang baik, kepercayaan masyarakat menurun, pencitraan rumah sakit menurun, sehingga dapat menurunkan 1

2 kunjungan ulang pasien dan menurunya pendapatan rumah sakit (KeputusanMenteri Kesehatan, 2009). Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditunjukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien yang menderita penyakit akut, cedera atau penyulit-penyulit yang berpotensi mengancam nyawa. ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk mendukung fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut(kepmenkes No1778/MENKES/SK/XII, 2010) Perawat Intensive Care Unit (ICU) berbeda dengan perawat dibagian lain di rumah sakit, tingkat pekerjaan dan pengetahuan perawat Intensive Unit Care (ICU) lebih banyak dan komplek, perawat bertanggung jawab untuk mempertahankan homeostasis pasien dan perawat bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pasien yang kritis. Perawatan dilakukan oleh perawat yang terlatih dengan pemilihan khusus minimal memiliki sertifikat bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut. Dinamika perawat Intensive Unit Care (ICU) yang komplek dan kondisi pasien yang kritis/terminal itu yang biasanya memicu terjadinya stresor terjadinya stress di ICU (Hudak & Gallo, 2010). Mahasiswa mengalami kesulitan dengan masalah-masalah nyata saat melakukan praktek klinik. Penyebabmasalah dalam menjalani praktek klinik sangat bervariasi di antaranya karenapertama kalinya menjalani pembelajaran

3 praktek klinik, lingkungan yang baru dan pengalaman pertama dengan pasien, keberhasilan pembelajaran praktek klinik ditentukan oleh lingkungan pembelajaran yang kondusif, mental, emosi dan kesiapan pengetahuan(syahreni & waluyanti, 2007). MenurutSharif & Masoumi,(2005)Mahasiswa keperawatan yang menjalani praktek klinik di rumah sakit akan mendapatkan banyak kesulitan dan akan mengalami kecemasan di awal praktek. Penyebab lain kecemasan mahasiswa yang baru melakukan praktek klinik di rumah sakit adalah ketakutanmahasiswa dengan kemungkinan-kemungkinan bisa membahayakanpasien melalui kurangnya pengetahuan mereka.hal ini diperkuat oleh Emilia, (2008) bahwa pembelajaran praktek klinik langsung di rumah sakit kurang tertata dibandingkan dengan perkuliahan di kampus. Oleh karena itu mahasiswa mungkin lebih banyak menghadapi kecemasan, stress dan tekanan. Berdasarkanhasilpenelitian yang dilakukan oleh Putri (2012)pada 10 orang mahasiswa program (A dan B) Ners PSIK UNAND pada siklus ke VIII yaitu KGD dan KMB, lingkungan klinik di RSUP. Dr. M. Djamil & RS. Siti Rahmah yang sedang menjalani pembelajaran praktek klinik keperawatan pada tanggal 2 Agustus 2011, mereka mengatakan cemas selama pembelajaran klinik, mahasiswa merasa khawatir karena kurangnya pengalaman sehingga takut terjadi kesalahan saat melaksanakan tindakan keperawatan. Hal tersebut dirasakan karena pembimbing memberi tanggung jawab pasien secara penuh kepada mahasiswa. Mahasiswa merasa tidak percaya diri, hal lain yang dirasakan oleh mereka adalah jatung berdebar-debar karena jika mahasiswa 3

4 memerlukan bantuan dalam situasi tertentu, sangat sulit untuk menemukan seseorang yang dapat membantu.pada mahasiswa yang mengikuti program profesi Ners sering kali mengalami kecemasan apabila kecemasan terus menerus dialami mahasiswa akan mengganggu konsentrasinya bahkan dapat mempengaruhi jiwa dan mentalnya(mulyadi & Hidayat, 2014). Studi pendahuluan dari mahasiswa program profesi Nersdi Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 14 oktober 2016, 10 mahasiswa yang diwawancara diantaranya mengatakan bahwa mereka merasa panikpada saat kedatangan pasien baru, mereka bingung untuk memberikan tindakan pertama kepada pasien baru dan bingung dalam berkomunikasi dengan petugas kesehatan diruang ICU, mahasiswa mengatakan bingung ketika harus melakukan tindakan asuhan keperawatan kepada pasien, B. RUMUSAN MASALAH Praktek klinik memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengetahui teoriteori dari kampus benar-benar diaplikasikan di klinik (rumah sakit). Tetapi praktek klinik di ruang IGD/ICU yang biasanya kondisi pasien-pasiennya banyak yang mengalami penurunan kesadaran, membutuhkan bantuan total, banyak terpasang alat alat medis seperti ventilator, devibilator, dan banyak pasien yang kemungkinan hidupnya sangat kecil, biasanya memicu terjadinya kecemasan yang dirasakan oleh mahasiswa. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran rentang respon kecemasan mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah Surakarta saat melakukan praktek stase keperawatangadar dan kritis

5 C. TUJUAN PENELITIAN a. Tujuan Umum 1. Untuk mengetahuigejala rentang respon kecemasan mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah Surakarta saat melakukan praktek stase keperawatan gadar dan kritis b. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah Surakarta saat melakukan praktek stase keperawatan gadar dan kritis 2. Untuk mengetahui rentang respon kecemasan mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah Surakarta saat melakukan praktek stase keperawatan gadar dan kritis a. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengetahui rentang respon kecemasan mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah Surakarta saat melakukan praktek stase keperawatan gadar dan kritis 2. Manfaat praktis a. Bagi mahasiswa keperawatatan penelitian ini dapat menjadi masukan untuk dapat mengontrol kecemasan pada saat praktek klinik. b. Bagi institusi pendidikan keperawatan 5

6 penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pendidik untuk memberikan pelatian, khususnya untuk menambah mental sebelum melakukan praktek klinik di rumah sakit. c. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya pada penelitian tentang rentang respon kecemasan mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah Surakarta saat melakukan praktek stase keperawatan gadar dan kritis b. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian ini adalah : 1. Wijayanti (2015) meneliti tentang hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping mahasiswa Semester II D-III keperawatan dalam menghadapi praktek klinik keperawatan di Universitas nusantara PGRI kediri.jenis penelitian deskriptif korelasi, teknik pengumpulan data kuesioner, teknik pengambilan simple random sampling, teknik analisis data Spearman Rho melalui bantuan SPSS. Sampel penelitian 80 mahasiswa, hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden mengalami tingkat kecemasan ringan (56,7%). Sebagian besar responden memiliki mekanisme koping adaptif (67,2%) dalam menghadapi praktik klinik. Perbedaan dengan peneliti yang sekarang ini adalah sample mahasiswa ners, jenis penelitian deskriptif kuantitatif,teknik pengumpulan data menggunakan istrumen Hamilton Rating scale for Anxiety (HAM-A).

7 2. Suhendra (2012) meneliti tentang faktor penyebab stres kerja di ruang icu pelayanan jantung terpadu Dr. Cipto mangun kusumo jakarta.jenis penelitian deskriptif sederhana, instrumen yang digunakan buatan sendiri berdasarkan modifikasi kuisioner Dwijayanti (2010) dan Rahmaniaty (2010) kemudian dikembangkan berdasarkan teori Greenberg (2002) dan NIOSH (2008), pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Hasil diperoleh gambaran 60.7% perawat mengalami stres kerja ringan dan 39.3% mengalami stres sedang. Faktor intrinsik pekerjaan berupa beban kerja yang dipersepsikan berat merupakan faktor penyebab terjadinya stres kerja yang dominan. Sehingga diperlukan adanya penilaian kembali kembali beban kerja secara lebih objektif sesuai dengan kompetensi perawat ICU khusus cardiothoraxic. Perbedaan dengan peneliti yang sekarang ini adalah terletak pada sample penelitian yaitu mahasiswa Ners, jenis penelitian deskriptif kuantitatif,teknik pengumpulan data menggunakan istrumen Hamilton Rating scale for Anxiety (HAM-A). 3. Hyesun (2015) meneliti tentang faktor yang mempengaruhi stress yang dialami mahasiswa keperawatan selama praktik klinik. Jenis penelitian diskriptif survei, instrumen yang digunakan diadopsi dari Kim dan Lee tentang stres praktek klinik, dan modifikasi dari Jo tentang emosi dalam ketertarikan mendapatkan tugas, dan modifikasi dari Jung tentang kecerdasan emosional. Pengambilan sampel menggunakan teknik stratitied proportional random sampling. Hasil penelitian menujukan bahwa jens kelamin, sistem pembelajaran, lingkungan hidup, kemauan mengerjakan 7

8 tuga serta kepuasan dengan praktek klinik, intruksi dosen dan intruksi CI/kepala ruang ini adalah faktor yang mempengaruhi stres saat praktek klinik. Perbedaan dengan peneliti yang sekarang ini adalah terletak pada sample penelitian yaitu mahasiswa ners, jenis penelitian deskriptif kuantitatif,teknik pengumpulan data menggunakan istrumen Hamilton Rating scale for Anxiety (HAM-A). 4. Nelwati (2011) meneliti tentang hubungan lingkungan belajar klinik dengan tingkat kecemasan mahasiswa pada program pendidikan Ners. Penelitian ini bersifat korelatif dengan pendekatan cross sectional,penelitianya menggunakan metode total saampling, jumlah sampel 69 orang menggunakan kuesioner SECEE dan DASS. Hasil penelitianmenunjukan 49% mahasiswa program Ners mengatakan lingkungan belajar klinik buruk dan 56% memiliki tingkat kecemasan sedang.perbedaan dengan peneliti yang sekarang ini adalahjenis penelitian deskriptif kuantitatif teknikteknik pengumpulan data menggunakan istrumen Hamilton Rating scale for Anxiety (HAM-A)