BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan hasil yang optimal serta mampu menjaga kelangsungan hidupnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. karyawan, pemilik, dan stakeholder dengan kata lain kinerja perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena rumah sakit memberikan pelayanan medik dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA)

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencapai tujuannya, organisasi perlu merumuskan dan. bahwa implementasi strategi organisasi memerlukan sebuah pengukuran

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Semakin meningkatnya proses globalisasi, menjadikan manajemen suatu

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam menerapkan tujuan organisasi adalah dambaan bagi setiap

Mengenal Balanced Scorecard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. yang lainnya menjadi sangat pelik dan kompetitif, perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. demikian yang dikatakan oleh Wiliam Thompson (Lord Kelvin), Dari

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari pengukuran kinerja merupakan ukuran apakah sebuah strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Pengukuran Kinerja. terhadap kinerja (Fitriyani et al., 2015)

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan sedang memasuki

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan dari kinerjanya. Guna mencapai target tersebut perlu adanya

Farah Esa B

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Oleh karena itu, sistem kinerja yang sesuai sangat diperlukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Sistem Manajemen Strategik Balanced Scorecard (BSC) : Memonitor dan Meningkatkan Kinerja Strategis Dan Keberhasilan Reformasi Birokrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

PENERAPAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

yang ada dalam perusahaan. Perubahan tersebut bersifat global dan hanya perusahaan

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

The Balanced Scorecard. Amalia

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat penulis menulis skripsi ini, sudah banyak hotel-hotel yang berdiri di

BAB I PENDAHULUAN. maupun kerja kelompok personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada (misal: jualbeli secara online), persaingan, maupun regulasi dan peraturan yang ada, telah menuntut top management sebagai pengambil keputusan untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat bagi perusahaan. Agar dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat, mereka membutuhkan informasi yang akurat serta dari sumber yang dapat dipercaya. Salah satu informasi yang dapat digunakan top management sebagai sumber dalam pengambilan keputusan adalah hasil dari pengukuran kinerja perusahaan. If you can not measure it, you can not improve it, (Kelvin pada Kaplan, 2010). Kinerja merupakan aset tak berwujud perusahaan. Sehingga pengukuran kinerja perlu dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan manajemen atas aset tak berwujudnya, yaitu dengan cara mengintegrasikan pengukuran aset tak berwujud tersebut ke dalam sistem manajemen. Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan personelnya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi dan Setyawan, 2001). Perusahaan menerapkan pengukuran kinerja untuk menerapkan peran-peran ini, yaitu mengkomunikasikan tujuan strategis perusahaan; memotivasi karyawan untuk

membantu perusahaan meraih tujuan strategisnya; mengevaluasi kinerja manajer, karyawan, dan unit operasi; membantu manajer mengalokasi sumber daya ke peluang yang paling produktif dan profitable; serta menyediakan umpan balik mengenai apakah perusahaan membuat kemajuan dalam meningkatkan proses serta memenuhi harapan pelanggan dan pemegang saham. Dalam penerapan alat pengukuran kinerja, ada dua bentuk yang dapat diterapkan perusahaan, yaitu pengukuran kinerja tradisional dan pengukuran kinerja kontemporer. Pada pengukuran kinerja tradisional, perspektif yang digunakan adalah perspektif keuangan. Keputusan-keputusan yang diambil dalam pengukuran kinerja tradisional cenderung berorientasi pada jangka pendek sehingga terkadang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang perusahaan (Anthony and Govindarajan 2007). Selain itu, pengukuran kinerja tradisional juga tidak mampu mengukur dan merepresentasikan aset tak berwujud serta kurang mengarah pada manajemen strategis (Kaplan & Norton, 1996). Dengan kekurangan yang dimiliki oleh sistem pengukuran kinerja tradisional ini, muncul sistem pengukuran kinerja kontemporer yang lebih komprehensif dan telah diterapkan oleh banyak organisasi dan perusahaan di seluruh dunia. Pengukuran kinerja kontemporer yang sudah banyak digunakan dan diterapkan oleh organisasi-organisasi saat ini adalah Balanced Scorecard. Balanced Scorecard memberikan rerangka kerja yang mengukur hasil keuangan serta melengkapinya dengan ukuran non keuangan yang berasal dari strategi

perusahaan. Istilah scorecard merujuk pada kuantifikasi pengukuran kinerja dan istilah balanced merujuk pada sistem yang berimbang antara: 1. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang 2. Ukuran keuangan dan non keuangan 3. Hasil (lagging indicator) dan faktor pendorong kinerja (leading indicator) 4. Perspektif kinerja internal dan eksternal Balanced Scorecard mengukur kinerja organisasi pada perspektif terkait yang berasal dari misi, visi, dan strategi organisasi, serta memungkinkan bagi manajer untuk melihat pada bisnisnya dari keempat perspektif penting tersebut. Keempat perspektif Balanced Scorecard tersebut adalah sebagai berikut: 1. Financial Perspective (Perspektif Keuangan) Pengukuran dalam perspektif ini meliputi tujuan tingkat atas untuk penciptaan value berkelanjutan dari pemangku kepentingan serta mendukung sub-tujuan bagi pertumbuhan pendapatan, produktivitas, dan manajemen risiko. 2. Customer Perspective (Perspektif Pelanggan) Pengukuran dalam perspektif ini meliputi outcomes pelanggan yang diinginkan perusahaan, seperti mendapatkan, memuaskan, dan mempertahankan target pelanggan dengan mengirimkan barang tepat waktu, dan menawarkan harga yang kompetitif, serta untuk membangun pangsa pengeluaran yang telah dikeluarkan dengan perusahaan.

3. Internal Business-Process Perspective (Perspektif Proses Bisnis Internal) Pengukuran dalam perspektif ini merefleksikan bagaimana perusahaan akan menciptakan dan menyampaikan value proposition yang terdiferensiasi dan mencapai tujuan keuangan dalam peningkatan produktivitas, dengan mengurangi siklus waktu proses dan meningkatkan kualitas proses. 4. Learning and Growth Perspective (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan) Pengukuran dalam perspektif ini menggambarkan tujuan bagi karyawan, sistem informasi, dan kesejajaran organisasi; dengan mengembangkan keahlian peningkatan proses karyawan. Ketiga perspektif non keuangan tersebut diusulkan Kaplan dan Norton sebagai drivers dalam menciptakan nilai pemangku kepentingan jangka panjang. Manfaat diterapkannya sistem Balanced Scorecard di dalam organisasi, yaitu bahwa Balanced Scorecard menerjemahkan strategi ke dalam parameter yang dapat diukur, mengkomunikasikan strategi ke semua orang yang ada di perusahaan, kesejajaran antara tujuan individu dan tujuan perusahaan, serta umpan balik dari penerapan hasil ke proses perencanaan stratejik. Balanced Scorecard tidak hanya dapat diterapkan pada organisasi non publik saja, namun juga organisasi publik. Dalam penerapan Balanced Scorecard pada organisasi publik dan non publik terdapat perbedaan. Organisasi non publik/non profit merupakan organisasi yang mendapatkan dananya dari konsumen dan barang/jasa yang dihasilkan juga diperuntukkan bagi konsumen; sedangkan organisasi publik merupakan organisasi

yang dananya berasal dari pemerintah namun jasa yang dihasilkan diperuntukkan bagi masyarakat. Dengan begitu organisasi non publik dapat menerapkan keempat perspektif Balanced Scorecard tanpa adanya modifikasi atau perubahan. Berbeda dengan organisasi publik yang harus memodifikasi perspektif Balanced Scorecard yang sudah ada. Contohnya adalah dalam perspektif keuangan, dimana pada organisasi publik yang ditekankan adalah bagaimana cara pandang pemegang saham akan perusahaan, sedangkan pada organisasi publik ditekankan pada bagaimana cara pandang penyedia dana pada perusahaan. Organisasi publik yang menempatkan laba bukan hanya sebagai ukuran kinerja utama, namun pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dan non keuangan, dinilai cocok apabila menggunakan metode Balanced Scorecard (Mahmudi dalam Arum, 2014). Organisasi publik merupakan organisasi yang menggunakan dana masyarakat (Bastian, 2002). Organisasi publik adalah organisasi yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga meskipun organisasi publik bukan bertujuan mencari keuntungan, organisasi ini dapat mengukur efektivitas dan efisiensinya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Rumah sakit, dalam kasus ini sebagai organisasi publik, adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. (Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit). Bentuk rumah sakit dibagi berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan serta pihak yang mengelola. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Sedangkan berdasarkan pengelolaannya, terdiri dari rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau badan hukum yang bersifat nirlaba. Dengan statusnya sebagai Badan Usaha Milik Daerah, rumah sakit diharapkan tidak hanya melakukan upaya kuratif dan rehabilitatif yang menjadi usaha dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, diharapkan juga dapat melakukan upaya preventif dan promotif yang akan berpengaruh pada keberlangsungan hidupnya (Nasution 2008). Dalam melihat keberlangsungan hidup suatu organisasi di masa mendatang, dapat dilihat dari kinerja organisasi tersebut, begitu juga dengan rumah sakit. Maka dari itu, pengukuran kinerja rumah sakit tidak hanya diukur dari aspek keuangan saja, namun juga melihat pelayanan yang diberikan dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan pasien sebagai pengguna jasa. Dimana pelayanan itu tidak dapat diberikan tanpa adanya personel yang bekerja di rumah sakit dengan didukung oleh adanya pemberdayaan serta proses bisnis yang baik. Melihat kebutuhan rumah sakit akan alat pengukuran kinerja yang komprehensif, penerapan Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerjanya merupakan keputusan yang tepat. Dengan ukuran-ukuran pada perspektif keuangan, rumah sakit dapat mengetahui kinerja keuangannya, apakah biaya dan sumber daya yang digunakan sesuai dengan hasil yang diharapkan pemangku kepentingan; dengan ukuran-ukuran

pada perspektif pelanggan, rumah sakit dapat mengetahui bagaimana pandangan pelanggan akan organisasi, melalui tingkat kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, dan juga akuisisi pelanggan; dengan ukuran-ukuran pada perspektif proses bisnis internal, rumah sakit dapat mengetahui dan menentukan apakah proses yang ada telah mengalami peningkatan atau mencapai target sasaran; serta dengan ukuran-ukuran perspektif pembelajaran dan pertumbuhan akan memberikan kepada rumah sakit mengenai informasi tentang manfaat dari pengembangan baru dan bagaimana hal ini akan memberikan kontribusi pada keberhasilan di masa depan. Dari penjelasan di atas maka rumah sakit perlu menerapkan Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerjanya. Dengan perspektifnya, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan; diharapkan mampu menjadi alat pengukuran kinerja yang baik dan memadai bagi rumah sakit. Dengan begitu, rumah sakit akan mengetahui kemampuannya dalam memobilisasi dan mengeksploitasi sumber daya/aktiva tak berwujudnya. Salah satu rumah sakit yang telah menerapkan Balanced Scorecard adalah Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati, milik Pemerintah Kabupaten Bantul. Peneliti tertarik untuk mengevaluasi penerapan Balanced Scorerard yang ada di sana dengan menilai dan membandingkan antar apa yang ada di lapangan dengan konsep dan teori-teori yang ada, khususnya pada unit pelayanannya yaitu Instalasi

Rawat Jalan karena instalasi tersebut merupakan salah satu inti dari pelayanan kesahatan yang diberikan rumah sakit kepada pelanggannya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja pada Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Bantul, Panembahan Senopati sesuai dengan teori dan konsep yang ada? 1.3 Batasan Permasalahan Batasan yang ada dalam penilitian ini, yaitu: 1. Organisasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah Bantul, Panembahan Senopati, khususnya Instalasi Rawat Jalan. 2. Pembahasan objektif mengenai aspek-aspek yang dimiliki perusahaan terkait dengan konsep-konsep yang didapat pada studi pustaka untuk mendukung diterapkannya keempat perspektif Balanced Scorecard ke dalam sistem manajemen sebagai pengukuran kinerja perusahaan. 3. Pengukuran kinerja yang dilakukan dibatasi melalui perspektif yang menyusun kerangka BSC, yaitu: a. Perspektif keuangan; b. Perspektif pelanggan;

c. Perspektif proses bisnis internal; dan d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi penerapan Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja pada Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Bantul, Panembahan Senopati. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, peduli, dan berkepentingan serta memiliki ketertarikan dengan masalah Balanced Scorecard baik bagi perusahaan maupun pihak lainnya. Manfaat atas penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Rumah Sakit Dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di dalam perusahaan, diharapkan dapat menambah informasi dan masukan untuk perbaikan kepada Rumah Sakit mengenai penerapan Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja. 2. Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai penerapan Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja, khususnya di rumah sakit. 3. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur yang lebih jauh mengenai studi dalam penerapan Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja pada perusahaan, khususnya perusahaan perbankan. 4. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan akan menambah ilmu pengetahuan dan proses belajar dalam perpaduan antara teori yang didapatkan dalam perkualiahan dengan kasus yang ada di suatu lembaga. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan informasi umum yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA PENGUKURAN KINERJA Bab ini teori serta tinjauan pustaka yang menjelaskan konsep dasar pengukuran kinerja, Balanced Scorecard beserta manfaat, kekurangan, kelebihan, dan penerapannya pada rumah sakit, serta teori mengenai rumah sakit. BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT Bab ini menjelaskan metodologi penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, serta gambaran umum rumah sakit dan instalasi rawat jalan.

BAB IV Bab ini berisi data serta analisis data yang diperoleh peneliti atas penerapan Balanced Scorecard di RSUD Panembahan Senopati. BAB V Bab ini berisi simpulan dan saran atas analisis data terhadap penerapan Balanced Scorecard di RSUD Panembahan Senopati.