Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro Teori Perilaku Konsumen: Ordinal Utility Approach Fakultas 6FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id
PENDAHULUAN Ordinal utility approach merupakan suatu pendekatan dalam teori tingkah laku konsumen yang mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang/jasa dimana tingkat kepuasannya dapat dilihat dari kombinasi barang yang dikonsumsi. Kepuasan konsumen tidak dapat diukur tetapi hanya dapat diperbandingkan tinggi rendahnya. Analisis ini dikenal sebagai analisis kurva kepuasan sama, yang terdiri dari dua macam kurva yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran.
KURVA KEPUASAN SAMA (INDIFFERENCE CURVE) Kurva kepuasan sama merupakan suatu kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya. Contoh: gabungan makanan dan pakaian yang memberikan kepuasan sama
Nilai tingkat penggantian marjinal yang semakin kecil menyebabkan bentuk kurva kepuasan sama berbentuk cembung terhadap titik 0. Hal ini disebabkan oleh faktor berikut: Pada waktu konsumen memiliki suatu barang yang lebih banyak jumlahnya (makanan) dan barang lainnya yang lebih sedikit jumlahnya (pakaian), diperlukan pengurangan konsumsi yang besar ke atas barang yang jumlahnya banyak (makanan) untuk memperoleh tambahan barang yang sedikit jumlahnya (pakaian). Semakin banyak pakaian yang telah diperoleh, semakin sedikit pengurangan konsumsi makanan yang harus dilakukan untuk memperoleh satu pakaian.
Kurva kepuasan sama makanan dan pakaian
Setiap kurva kepuasan sama menggambarkan satu tingkat kepuasan tertentu. Kurva kepuasan yang lebih tinggi menunjukkan jumlah kepuasan yang lebih besar. Kurva kepuasan yang lebih rendah menunjukkan jumlah kepuasan yang lebih rendah
GARIS ANGGARAN (BUDGET LINE) Menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu. Setiap titik gabungan sepanjang garis anggaran merupakan gabungan konsumsi yang dapat dibeli dengan pendapatan tersebut. Contoh: pendapatan Rp90000, harga makanan Rp6000, harga pakaian Rp3000.
1. Efek Perubahan Pendapatan Perubahan pendapatan memberikan efek perubahan sejajar dari garis anggaran sebelumnya. Ketika pendapatan konsumen meningkat, garis anggaran akan berubah bergeser ke kanan. Ketika pendapatan konsumen menurun, garis anggaran akan berubah bergeser ke kiri. GA1: Kondisi awal, Pendapatan Rp90000, Pmakanan Rp6000, Ppakaian Rp3000 GA2: harga barang tetap, pendapatan menurun menjadi Rp60000 GA3: harga barang tetap, pendapatan meningkat menjadi Rp120000
2. Efek Perubahan Harga A. Satu Harga Berubah Ketika salah satu harga berubah dan harga lainnya tetap, pergeseran garis anggaran menjadi tidak sejajar. GA1: Kondisi awal, Pendapatan Rp90000, Pmakanan Rp6000, Ppakaian Rp3000 GA2: pendapatan dan harga pakaian tetap, harga makanan naik menjadi Rp9000 GA2: pendapatan dan harga pakaian tetap, harga makanan turun menjadi Rp3000
B. Dua Harga Berubah Kedua harga barang dapat berubah searah ataupun berkebalikan arah. GA1: Kondisi awal, Pendapatan Rp90000, Pmakanan Rp6000, Ppakaian Rp3000 GA3: Pendapatan tetap, Pmakanan turun menjadi Rp3000, Ppakaian turun menjadi Rp1500 GA5: GA2: Pendapatan tetap, Pmakanan naik menjadi Rp10000, Ppakaian turun menjadi Rp1500 GA4: GA2: Pendapatan tetap, Pmakanan turun menjadi Rp3000, Ppakaian naik menjadi Rp9000 GA2: Pendapatan tetap, Pmakanan naik menjadi Rp9000, Ppakaian naik menjadi Rp6000
SYARAT MENCAPAI KEPUASAN MAKSIMUM Seorang konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum apabila mencapai titik dimana garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama. Titik A: Kurva indiferen paling tinggi namun tidak mengenai garis anggaran Titik C: Mengenai garis anggaran namun kurva indiferen paling rendah Titik E: Kepuasan maksimum tercapai
MEMBENTUK KURVA PERMINTAAN Pendapatan konsumen adalah tetap sebesar Y dan harga awal makanan adalah Pm dan harga awal pakaian adalah P1 sehingga garis anggaran A dalah garis anggaran awal. Garis anggaran A menyinggung kurva IC1 di titik E1 sehingga jumlah/kuantitas pakaian yang dibeli adalah Q1. Pendapatan dan harga makanan tetap, harga pakaian berubah turun ke P2, garis anggaran berubah menjadi garis anggaran B dan menyinggung kurva kepuasan sama IC2 di titik E2. Jumlah pakaian yang dibeli meningkat menjadi Q2. Selanjutnya harga turun menjadi P3, garis anggaran berubah menjadi C dan menyinggung kurva kepuasan sama IC3 di titik E3. Jumlah pakaian yang dibeli meningkat kembali menjadi Q3. Titik A menggambarkan konsumen ketika harga pakaian P1 dan jumlah pakaian yang diminta Q1. Titik B menggambarkan keadaan saat harga pakaian turun menjadi P2 sehingga jumlah pakaian yang diminta naik menjadi Q2. Titik C menggambarkan keadaan saat harga pakaian turun menjadi P3 sehingga jumlah pakaian yang diminta naik menjadi Q3. Dari ketiga keadaan tersebut dapat diperoleh kurva permintaan pakaian.
PERTANYAAN DAN LATIHAN 1. Misalkan seorang konsumen ingin membeli pensil dan buku seharga Rp2000 dan Rp5000. Uang konsumen berjumlah Rp30000. Buatlah garis anggaran pengeluaran konsumen tersebut. Apabila harga buku naik menjadi Rp10000, bagaimana perubahan yang terjadi terhadap garis anggaran?gambarkan. Apabila harga pensil dan buku turun menjadi separuh dari harga semula, bagaimana perubahan yang terjadi terhadap garis anggaran?gambarkan. Apabila uang konsumen bertambah menjadi tiga kali lipat dari semula, bagaimana perubahan yang terjadi terhadap garis anggaran?gambarkan. 2. Dengan menggunakan analisis kepuasan sama, gambarkan kurva permintaan suatu barang jika harga barang tersebut mengalami kenaikan.
DAFTAR PUSTAKA Machfudz M. 2007. Dasar-dasar ekonomi mikro. Jakarta: Prestasi Pustaka. Rahardja P, Manurung M. 2006. Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar ed 3. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI. Sukirno S. 2014. Mikroekonomi Teori Pengantar ed 3. Jakarta: Rajawali Pers.
Terima Kasih Febrina Mahliza, SE, M.Si