BAB I PENDAHULUAN. dan 18.3% akibat terluka benda tajam (WHO, 2005 : Modul TBM, 2015).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kerusakan secara selular dan diskontinyu anatomis pada suatu

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. luka ini dapat berasal dari trauma, benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat

BAB I PENDAHULUAN. kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meliputi empat fase, yakni : fase inflamasi, fase destruktif, fase proliferasi dan

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN tercatat sebagai negara yang memiliki prevalensi terendah kejadian

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berjuang menekan tingginya angka infeksi yang masih terjadi sampai pada saat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sasaran utama toksikasi (Diaz, 2006). Hati merupakan organ

I. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan

upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan suatu tanaman obat (Wijayakusuma et al,1992). Pengalaman empiris di

dan minyak atsiri (Sholikhah, 2006). Saponin mempunyai efek sebagai mukolitik (Gunawan dan Mulyani, 2004), sehingga daun sirih merah kemungkinan bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang tanaman obat. di Indonesia berawal dari pengetahuan tentang adanya

BAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini sebagian besar masyarakat lebih mempercayai pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan kurangnya nafsu makan adalah Curcuma xanthorrhiza atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah et

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-21, Diabetes Melitus menjadi salah satu ancaman utama bagi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. proliferasi, dan remodeling jaringan (Van Beurden et al, 2005). Fase proliferasi

BAB I PENDAHULUAN. (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan radang atau degenerasi pada jaringan yang

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi

I.PENDAHULUAN. tingkat keparahan luka yang dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. tubuh lain sehingga menimbulkan efek yang traumatis (Ismail 2009 cit Kozier

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

pudica L.) pada bagian herba yaitu insomnia (susah tidur), radang mata akut, radang lambung, radang usus, batu saluran kencing, panas tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan rongga mulut yang sering ditemukan pada masyarakat adalah kasus

BAB I PENDAHULUAN. atau benda-benda panas lainnya ke tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Luka bakar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenainya. Terdapat tipe - tipe dari luka, diantaranya luka insisi, memar,

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler degeneratif kronis. Hipertensi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, spesies merupakan tanaman obat dan 4500 spesies diantaranya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai tumbuhan, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB I PENDAHULUAN jenis pengobatan tradisional dari desa. Pengobatan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN IODIN 10%, IODIN 70 %, IODIN 80%, DAN NaCl DALAM PERCEPATAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PUNGGUNG TIKUS JANTAN Sprague Dawley

I. PENDAHULUAN. perhatian adalah buah luwingan (Ficus hispida L.f.). Kesamaan genus buah

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat sekitar tumbuhan, diduga sekitar spesies

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai hilangnya integritas epitelial dari kulit (Schwartz et al.,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. biasanya dibagi dalam dua jenis, yaitu trauma tumpul dan trauma tajam. Trauma

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Luka merupakan bagian dari cedera yang terjadi akibat suatu kecelakaan, baik ringan maupun berat. Cedera dapat menyebabkan kematian dan setiap tahun angka kejadiannya semakin meningkat. Pada penelitian tersebut juga didapatkan bahwa kematian akibat cedera meningkat dari 5,1 juta hingga mencapai 8,4 juta. Selain itu, didapatkan juga penelitian bahwa dari 972.317 pasien, terdapat 77.248 orang yang mengalami cedera selama kurun waktu 1 tahun terakhir. Proporsi pada cedera-cedera tersebut ialah 59,6% cedera akibat jatuh, 77% akibat kecelakaan, dan 18.3% akibat terluka benda tajam (WHO, 2005 : Modul TBM, 2015). Luka diklasifikasikan dalam dua bagian yaitu luka akut dan luka kronik. Luka akut memiliki serangan yang cepat dan penyembuhannya sesuai dengan waktu yang diperkirakan. Contoh luka akut adalah luka jahit karena pembedahan, luka sayat, luka bakar, luka tusuk dan crush injury. Sedangkan luka kronik, luka yang gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan. Contoh ulkus diabetes, ulkus venous (Perdanakusuma, 2007: Qomariah, 2014). Kulit merupakan organ tubuh yang letaknya paling luar dan berfungsi sebagai barrier tubuh, kulit mudah mengalami luka. Luka digambarkan secara sederhana sebagai gangguan seluler dan anatomis dari jaringan (Bannet, 1999: Dewi et al, 2013). Dalam pekerjaan sehari-hari, manusia selalu dihadapkan pada bahayabahaya yang berpotensi menyebabkan resiko luka. Pada kasus luka terbuka sering terjadi infeksi yang disebabkan masuknya kuman pada luka, keadaan akan lebih

2 buruk bila tidak segera diberi antiseptic dengan segera (Purbani, 2009: Qomariah, 2014). Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang dapat diolah menjadi berbagai macam obat. Sejak ribuan tahun lalu, obat-obatan tradisional telah banyak digunakan dan menjadi budaya di Indonesia dalam bentuk ramuan jamu. Obat-obatan tradisional tersebut tidak hanya digunakan dalam fase pengobatan saja, melainkan juga digunakan dalam fase preventif, promotif dan rehabilitasi. Penelitian obat-obatan tersebut banyak digunakan karena keberadaannya yang mudah didapat, ekonomis, dan menurut penelitian memiliki efek samping yang relatif rendah (Putri et al, 2014). Salah satu penanganan pada penderita luka yaitu dengan mengobati luka tersebut menggunakan sediaan topikal. Sediaan topikal adalah sediaan obat yang dipakai di tempat lesi (Yahendri et al, 2012). Pemberian sediaan topikal yang tepat dan efektif diharapkan dapat mengurangi dan mencegah infeksi pada luka. Bentuk sediaan topikal dipilih karena mempunyai beberapa keuntungan yaitu, nyaman dipakai dan mudah meresap pada kulit, memberi rasa dingin dan tidak lengket (Balqis, et.al, 2014). Keuntungan penggunaan obat secara topikal antara lain yaitu menghindari kesulitan absorbsi obat denan makanan, menghindari risiko serta mampu menghentikan efek obat secara cepat apabila diperlukan klinik (Ansel, 1989 dalam Setyarini, 2009). Menurut (Putri et al, 2014) penelitian mengenai zat yang dapat mempercepat penyembuhan luka merupakan salah satu hal yang sedang berkembang dan banyak dilakukan oleh para peneliti dan praktisi tradisional di seluruh dunia khususnya India dan Cina. Menurut World Health Organization (WHO), 80%

3 populasi di Negara Asia dan Afrika menggunakan cara pengobatan tradisional yaitu obat herbal karena lebih murah, lebih mudah didapat, dan efek samping yang rendah. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam yang dapat digunakan untuk pengobatan luka sayat diantaranya adalah tanaman B. pilosa. Tanaman ini dapat di jumpai di kebun-kebun sebagai tumbuh-tumbuhan perhiasan (sierplant) atau liar (tidak dipelihara) (Sastroamidjojo, 2001). Tanaman B. pilosa memiliki zat aktif yang terkandung di dalamnya antara lain adalah golongan senyawa fenilpropanoid glukosida, poliasetilen, poliasetilen glikosida, tanin, diterpen, flavonoid, flavon glikosida, auron, auron glikosida, seskuiterpen, saponin, asetilaseton, dan feofitin, sedangkan senyawa flavonoid utamanya adalah centaurein, luteolin, kuersetin, dan isokuercetin (Solikhah, et.al, 2011). Tanaman obat herba B. pilosa di Amerika Selatan dan Amerika Tengah (seperti Peru, Meksiko dan Brazil), B. pilosa digunakan untuk mengobati penyakit kaki dan mulut, diabetes, gangguan menstruasi, hepatitis, radang tenggorokan, faringitis, wasir, sebagai obat kumur untuk mulut lecet, hepatitis, gangguan saraf, cacingan, inflamasi/radang internal dan eksternal, sakit gigi, sakit kepala, luka, laserasi, sakit perut karena keracunan makanan, sakit tenggorokan dan retensi air (Taylor, 2005; Duke, 1997 dalam Ezeonwumelu, 2011). Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terhadap tanaman B. pilosa antara lain: Uji Antiinflamsi Ekstrak Herba Ajeran (Bidens pilosa L.) pada Tikus Jantan dengan hasil menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 50 % herba ajeran/ketul secara oral pada dosis 0,5, 1,0, 1,5 g/kgbb dapat memberikan efek antiinflamasi dengan efek yang paling besar ditunjukkan pada dosis 1,5 g/kgbb

4 diikuti dosis 1,0 dan 0,5 g/kgbb (Budiasih, 2010). Menurut (Hassan et al, 2011) luka yang diobati dengan ekstrak O. suave, B. pilosa dan neomycin sulfat memiliki tingkat penyembuhan lebih cepat dari konsentrasi luka (p<0,05) pada hari ke 3,6,9 dari kontrol negative. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ekstrak O. suave dan B. pilosa menunjukkan potensi yang baik untuk digunakan alternative untuk pengobatan luka. Hasil data penelitian ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L.) sebagai penyembuh luka sayat diharapkan dapat menambah informasi kepada masyarakat dalam memanfaatkan tanaman obat-obatan yang berada di lingkungannya, serta akan dijadikan sumber belajar biologi. Sumber Biologi yang ditujukan untuk siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) kelas X sehingga bisa dijadikan bahan referensi bagi siswa untuk mengenal salah satu tanaman obat-obatan yang berada di lingkungan sekitar mereka yaitu dalam bentuk Leaflet. Menurut (Darmono, 2007) mengacu pada definisi sumber belajar yang diberikan oleh Association for Education Communication Technology (AECT) maka pengertian sumber belajar adalah berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Salah satu bentuk dari sumber belajar yaitu leaflet. Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan melalui lembaran yang dilipat, isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi (Notoatmodjo, 2003 dalam Kawuriansari et al, 2010).

5 Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penggunaan B. pilosa sebagai penyembuh luka sayat. Oleh sebab itu dilakukan penelitian Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Ketul (Bidens pilosa L.) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat Pada Punggung Tikus Putih (Rattus norvegicus) sebagai Sumber Belajar Biologi. Hal tersebut sesuai dengan materi keanekaragaman hayati di Indonesia (pemanfaatan sumber daya alam) dengan KD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi. Pada penelitian ini digunakan ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L.) dengan konsentrasi 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15% dengan dugaan bahwa senyawa kimia yang terkandung di dalam tanaman tersebut dapat mempercepat penyembuhan luka sayat. 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: a. Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak daun Ketul (Bidens pilosa L.) terhadap penyembuhan luka sayat pada punggung tikus putih (Rattus norvegicus)? b. Padakonsentrasi berapakah yang paling efektif mempengaruhi penyembuhan luka sayat pada punggung tikus putih (Rattus norvegicus)? c. Bagaimana hasil penelitian ini yang dimanfaatkan menjadi bahan ajar biologi?

6 1.3 Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun Ketul (Bidens pilosa L.) terhadap penyembuhan luka sayat pada punggung tikus putih (Rattus norvegicus). b. Untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah yang paling efektif mempengaruhi penyembuhan luka sayat pada punggung tikus putih (Rattus norvegicus). c. Untuk mengetahui hasil penelitian yang dimanfaatkan menjadi sumber belajar biologi dalam bentuk leaflet. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber belajar biologi dalam bentuk Leaflet pada bidang kajian tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati dan memberikan informasi mengenai peluang pemanfaatannya secara berkelanjutan dalam era ekonomi kreatif dengan tanaman-tanaman obat yang berada di sekitar kita, salah satunya dengan menggunakan ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L.) sebagai obat penyembuhan luka sayat.

7 b. Manfaat Praktis 1) Manfaat bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat penggunaan ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L.) dapat digunakan sebagai alternatif obat penyembuhan luka sayat dalam kehidupan sehari-hari. 2) Manfaat bagi Peneliti Manfaat bagi peneliti yaitu menambah khasanah keilmuan dan memperluas terapan keilmuan peneliti pada mata kuliah Pengetahuan Lingkungan, Kesehatan Masyarakat, Fitofarmaka dan Metodologi Penelitian. 3) Manfaat bagi Lembaga Pendidikan Hasil penelitian mengenai ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L.) akan dijadikan sumber belajar biologi pada materi pokok Tingkat Keanekaragaman Hayati Indonesia pada pembahasan mengenai pemanfaatan Sumber daya alam yang digunakan sebagai sumber obatobatan pada tingkat SMA kelas X semester I dalam bentuk Leaflet. 1.5 Batasan Masalah Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu: a. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman ketul (Bidens pilosa L.) yang diperoleh dari daerah Kota Malang. Tanaman ketul yang digunakan adalah bagian daunnya.

8 b. Konsentrasi ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L.) yang digunakan pada penelitian ini adalah konsentrasi konsentrasi 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15% c. Tikus putih (Rattus norvegicus) yang digunakan adalah tikus putih galur Wistar jantan dengan umur 2-3 bulan dengan berat badan tikus 100-200 gram. d. Paremeter penyembuhan luka sayat yaitu luka mengalami perubahan pada kulit, seperti tidak adanya eritema (kemerahan), tidak adanya pembengkakan, luka mulai menutup dan luka menutup (menutupnya seluruh permukaan luka). Penentukan kecepatan penyembuhan luka dikatakan sembuh apabila luka telah tertutup oleh jaringan baru.waktu observasi dilakukan selama 2 minggu pada masing-masing kelompok. 1.6 Definisi Istilah a. Luka sayat Luka sayat dikategorikan kedalam luka akut berupa trauma, mendadak dan cepat penyembuhannya (Perdanakusuma, 2007: Qomariah, 2014). b. Ekstrak Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering, kental dan cair, dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai, yaitu maserasi, perlokasi atau penyeduhan dengan air mendidih (Anief, 1990).

9 c. Tikus putih (Rattus norvegicus) Tikus putih (Rattus norvegicus) merupakan hewan yang memiliki ciri morfologi seperti albino, kepala kecil, dan ekor lebih panjang dibandingkan badannya dan pertumbuhanya cepat serta sering digunakan untuk percobaan laboratorium (Akbar, 2010). d. Sumber belajar Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan (Mulyasa, 2006 dalam Purnomo, 2012). e. Leaflet Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan melalui lembaran yang dilipat, isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi (Notoatmodjo, 2003 dalam Kawuriansari et al, 2010).