BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Asal mula kewirausahaan dapat dijabarkan sebagai berikut: wirausaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

MENINGKATKAN MOTIVASI TECHNOPRENEURSHIP SEBAGAI POTENSI INOVASI MAHASISWA UNTUK BERBISNIS. A. Yani Ranius. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berwirausaha dapat pula membukakan lapangan pekerjaan baru bagi orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual, keterampilan dan kreativitas sangat diperlukan, sehingga. kerja atau membuka usaha sendiri (wirausaha).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

SAMBUTAN REKTOR. Malang, Maret 2015 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, TTD. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

Pengembangan Pusat Kewirausahaan dan Produktivitas Nasional

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewirausahaan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Kewirausahaan dapat diartikan sebagai the backbone of economy yaitu syaraf pusat perekonomian atau sebagai tailbone of economy yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa (Wirakusumo, 1997:1). Pengertian wirausaha menurut Tarmudji (2006) dalam Adhitama (2014: 2) wirausaha bila ditinjau dari etimologinya berasal dari kata wira dan usaha, kata wira berarti teladan atau patut dicontoh, sedangkan usaha berarti Berkemauan keras memperoleh manfaat. Jadi seorang wirausaha dapat diartikan sebagai berikut: Seseorang yang berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup, atau lebih sederhana dirumuskan sebagai, Seseorang yang berkemauan keras dalam bisnis yang patut menjadi teladan hidup. Untuk menjadi seorang wirausahawan yang berhasil, seorang wirausaha harus mempunyai tekad dan kemauan yang keras untuk mencapai tujuan usahanya. PBB menjelaskan bahwa suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2 persen dari jumlah penduduknya (Alma, 2011:4). Jadi, jika negara berpenduduk 200 juta jiwa, maka wirausahawannya harus lebih kurang sebanyak 4 juta. Prof. Samsul Rizal yang merupakan rektor Universitas Syiah Kuala Banda Aceh menyatakan bahwa dibandingkan dengan negara-negara lain, perkembangan kewirausahaan di Indonesia masih sangat kurang yaitu sebesar 1,65 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Sebagai pembanding, kewirausahaan di Amerika Serikat tercatat mencapai 10 persen dari total penduduknya, Singapura sebanyak 7 persen, Malaysia sebanyak 5 persen dan Thailand 3 persen. (Republika.co.id, 2015) Jadi, pengembangan SDM dengan kompetisi semacam ini dari para generasi muda tepat dan relevan untuk membibitkan para pelajar agar menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan kerja. Pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2016 sebesar 7.024.172 orang dan 695.304 orang diantaranya adalah lulusan dari perguruan

2 tinggi (Badan Pusat Statistik, 2016) artinya tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran intelektual belakangan ini. Kondisi yang dihadapi akan semakin buruk dengan situasi persaingan global yang sedang berlaku yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan menghadapkan lulusan perguruan tinggi Indonesia bersaing secara bebas dengan lulusan dari perguruan tinggi asing. Orientasi mahasiswa setelah lulus hanya untuk mencari kerja, bukan menciptakan lapangan pekerjaan. Ternyata cita-cita seperti ini sudah berlangsung lama terutama di Indonesia dengan berbagai sebab (Kasmir, 2014:2) Berdasarkan pada pernyataan tersebut, perguruan tinggi perlu melakukan pembenahan supaya pembelajaran selama perkuliahan mampu mengubah orientasi mahasiswa dari pencari kerja menjadi penyedia lapangan kerja. Seorang penulis buku tentang motivasi yang terkenal, yaitu Max Gunther pernah mengkritik sistem pendidikan di Amerika Serikat tahun 1970- an yang hanya akan melahirkan lulusan Sanglaritis yang artinya mereka mempunyai mental buruh, yaitu ingin menjadi pegawai negeri atau pegawai swasta (Kasmir, 2014:3). Ciputra (2009:32) mengemukakan bahwa wirausaha merupakan solusi tepat untuk menyelesaikan masalah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia, karena dengan hanya berbekal ijazah tanpa kecakapan entrepreneurship, siapkanlah diri untuk antri pekerjaan karena saat ini pasokan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi tidak sebanding dengan peluang kerja yang tersedia. Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja (job seeker) namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator). Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi dipercaya merupakan alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri (Suharti dan Sirine, 2011:124).

3 Zimmerer (2002 :12) menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Pihak universitas bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kemampuan wirausaha kepada para lulusannya dan memberikan motivasi untuk berani memilih berwirausaha sebagai karir mereka. Pihak perguruan tinggi perlu menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan yang kongkrit dengan dasar masukan empiris untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat mahasiswa untuk berwirausaha (Wu dan Wu, 2008) dalam Mopangga (2014: 79) Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda (Kourilsky dan Walstad, 1998) dalam Adhitama (2014:4). Universitas Andalas adalah salah satu perguruan tinggi negeri yang terletak di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Sebagai perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa, Universitas Andalas telah memiliki pengalaman yang banyak dalam menghasilkan para lulusannya. Sebagai penggalak kewirausahaan mahasiwa dengan motto The leader in Character Building and Entrepreneurship, Universitas Andalas mengharapkan lulusan menjadi wirausaha bukan menjadi pegawai. Salah satu program yang ada di Universitas Andalas untuk mengembangkan minat wirausaha mahasiswa Universitas Andalas adalah Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), sebagai bagian dari strategi pendidikan kewirausahaan di Perguruan Tinggi yang dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang mempunyai minat berwirausaha dan memulai usaha dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan permodalan dan pendampingan serta keberlanjutan usaha (Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 2015 :1). Salah satu program studi di Universitas Andalas adalah Program Studi Agribisnis. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas

4 telah ada sejak tahun 1995 dibawah naungan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Namun sejak tahun 2008 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas merupakan hasil konversi Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian dengan Program Studi Agribisnis berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 163/Dikti/Kep/2007. Salah satu tujuan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas adalah menghasilkan sarjana pertanian di bidang agribisnis yang bermartabat, berjiwa wirausaha, inovatif dan kreatif, berkemampuan tinggi dalam konseptual dan analitis, serta memiliki komitmen yang kuat terhadap pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kawasan agribisnis terpadu, sekaligus menjadi sumberdaya manusia yang handal bagi pembangunan agribisnis kerakyatan (Fakultas Pertanian Universitas Andalas, 2013: 49). Dari penjelasan di atas, penelitian dengan topik ini penting karena melalui penelitian ini mahasiswa program studi agribisnis dapat mengembangkan ilmu agribisnis dan manajemen yang mereka miliki khususnya dalam bidang kewirausahaan yang akan menginspirasi mahasiswa bahwa untuk bersaing di era global dapat dilakukan dengan cara berwirausaha. Selain itu, dengan berwirausaha mahasiswa akan memiliki sumber daya yang berkualitas karena watak wirausaha akan timbul dengan sendirinya ketika mahasiswa memiliki minat untuk berwirausaha. Dengan demikian penelitian ini juga selaras dengan tujuan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Penelitian ini berguna untuk mengetahui apa yang mempengaruhi minat mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas untuk berwirausaha. B. Rumusan Masalah Kaum intelektual yaitu lulusan perguruan tinggi memberikan kontribusi sebesar 9,89 persen terhadap total pengganguran terbuka di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2016). Untuk mengatasi masalah ini salah satunya adalah kewirausahaan (Ciputra 2009 :32). Jika Indonesia ingin membangun perekonomian dengan kewirausahaan maka jumlah wirausaha minimal harus 2 persen dari total penduduk. Total penduduk usia kerja

5 Indonesia pada Februari 2016 adalah 120.647.697 orang (Badan Pusat Statistik, 2016) maka dari itu 2.412.954 orang harus menjadi wirausaha. Untuk itu menumbuhkan minat mahasiswa terhadap wirausaha menjadi hal yang penting pula. Namun, masih banyak para mahasiswa yang belum mengerti tentang manfaat kewirausahaan sehingga diadakan pendidikan kewirausahaan yang dapat menunjang minat mahasiswa untuk terjun ke dalam dunia bisnis. Menurut Indarti dan Rostianti (2008:23) terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhi minat kewirausahaan antara satu negara dengan negara lain. Faktor efikasi diri berpengaruh terhadap minat mahasiswa Indonesia dan Norwegia. Faktor lain yang mempengaruhi minat wirausaha yaitu latar belakang pendidikan, kebutuhan akan prestasi, dan pengalaman bekerja. Walaupun ada penganut teori yang beranggapan bahwa wirausahawan hanya dilahirkan dan sama sekali tidak dapat dididik. Pandangan ini tidak sepenuhnya benar karena pada zaman modern ini banyak sekali wirausahawan yang baru, yang lepas sama sekali dari garis keturunan keluarganya. Pendidikan dipandang sebagai jalan terobosan yang paling baik untuk membangun wirausahawan di dalam masyarakat (Iwantono, 2002:17). Bygrave (2003) dalam Vilathuvahna dan Nugroho (2015:108) menyatakan bahwa minat wirausaha belum tumbuh ketika kita lahir tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya minat untuk berwirausaha meliputi karakter kepribadian seseorang dan lingkungannya. Pada 2007 hasil survei Badan Litbang Media Group yang ditulis dalam editorial Media Indonesia dengan topik Minimnya Minat menjadi Wirausaha menunjukkan bahwa minat kaum muda untuk menjadi wirausaha sangat rendah yakni 70 persen menjawab ingin menjadi pegawai negeri sipil, sedangkan yang ingin menjadi wirausaha hanya 30 persen. Tingginya minat pemuda Indonesia menjadi pegawai negeri sipil merupakan suatu kendala bagi pemerintah dalam menyusun anggaran APBN (Pasaribu, 2012:21). Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah harus menciptakan program yang mampu meningkatkan minat wirausaha mahasiswa. Salah satu

6 program yang dikeluarkan pemerintah adalah Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Program ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan aktivitas kewirausahaan agar para lulusan perguruan tinggi lebih menjadi pencipta lapangan kerja (Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,2015: 1). Pihak perguruan tinggi bertanggung jawab dalam mendidik mahasiswanya serta memberikan motivasi sehingga mereka berani untuk berwirausaha. Perguruan tinggi sebagai penyedia fasilitas kewirausahaan, tidak akan mencapai tujuannya dalam menghasilkan lulusan yang berwirausaha bila tidak disertai dengan minat yang timbul dalam diri mahasiswa. Dengan demikian persoalan yang dihadapi perguruan tinggi adalah bagaimana cara menumbuhkan minat berwirausaha pada mahasiswa sehingga pilihan karir yang mereka pilih setelah lulus adalah sebagai wirausahawan (Kadarsih dkk, 2013: 97). Universitas Andalas yang juga merupakan lembaga pendidikan yang menggalakkan pendidikan kewirausahaan juga memberikan fasilitas seperti seminar kewirausahaan, kuliah umum kewirausahaan, bazar kewirausahaan dan sebagainya (Bidang Kemahasiswaan Universitas Andalas, 2015). Pengetahuan kewirausahaan mendukung nilai-nilai wirausaha terutama bagi mahasiswa, sehingga diharapkan menumbuhkan jiwa untuk berwirausaha. Sikap, motivasi dan minat mahasiswa sangat dibutuhkan bagi mahasiswa yang berwirausaha agar mampu mengidentifikasi peluang usaha, kemudian mendayagunakan peluang usaha untuk menciptakan peluang kerja baru. Minat mahasiswa dan pengetahuan mereka tentang kewirausahaan diharapkan akan membentuk kecenderungan mereka untuk membuka usaha baru di masa mendatang (Rosmiati, dkk, 2015 :21). Program Studi Agribisnis memiliki tujuan menghasilkan sarjana pertanian di bidang agribisnis yang bermartabat, berjiwa wirausaha, inovatif dan kreatif, berkemampuan tinggi dalam konseptual dan analitis, serta memiliki komitmen yang kuat terhadap pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kawasan agribisnis terpadu, sekaligus menjadi sumberdaya manusia yang handal bagi pembangunan agribisnis kerakyatan (Fakultas

7 Pertanian Universitas Andalas, 2013: 49). Untuk mencapai tujuan itu Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas menetapkan beberapa mata kuliah yang membahas mengenai kewirausahaan. Diantaranya mata kuliah Agribisnis dan Kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib semester dua dan mata kuliah Kewiurausahaan Sosial dan Teknologi yang juga mata kuliah wajib pada semester enam. Mata kuliah ini harus ditempuh mahasiswa agar wawasan dan minat mahasiswa mengenai kewirausahaan dapat berkembang dan menjadi bekal mahasiswa menjadi wirausaha di bidang agribisnis (Fakultas Pertanian Universitas Andalas, 2013: 68). Dari penjelasan diatas maka diduga minat wirausaha mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas adalah Tinggi. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar minat mahasiswa program studi agribisnis untuk berwirausaha dengan mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa program studi agribisnis tersebut. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka pertanyaan penelitian yang akan dijawab adalah: 1. Berapa besarnya minat wirausaha mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat wirausaha mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas? Berdasarkan pertanyaan penelitian yang dikemukakan maka penelitian ini diberi Judul Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wirausaha Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas

8 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui besarnya minat wirausaha mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas. 2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat wirausaha mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang kewirausahaan. 2. Bagi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas, untuk dijadikan masukan penting dalam perencanaan kurikulum pembelajaran mengenai kewirausahaan. 3. Bagi akademisi, sebagai sumbangan ilmu pengetahuan mengenai pengembangan kewirausahaan dan untuk dijadikan bahan refrensi pada penelitian selanjutnya.