3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ubi Jalar Cilembu Salah satu jenis ubi jalar yang dapat dikonsumsi langsung setelah dipanggang dengan menggunakan oven adalah Ubi Cilembu. Ubi Cilembu sering disebut juga ubi si madu, karena apabila dibakar atau dipanggang akan mengeluarkan cairan berupa gula. Ubi Cilembu berasal dari Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Luas areal yang ada saat ini di daerah tersebut sekitar 250 ha. (Direktorat Jenderal Bina Produksi tanaman pangan, 2002). Kelebihan Ubi Cilembu dibandingkan dengan ubi jalar lainnya disebabkan oleh jenis dan sifat tanah tempat penanamannya. Ubi Cilembu memang memiliki tingkat kemanisan diatas rata-rata ubijalar pada umumnya. Selain karena faktor genetika, tingginya mutu Ubi Cilembu juga disebabkan oleh adanya pemeraman selama paling sedikit dua minggu setelah panen sebelum dipasarkan. Penyimpanan Ubi Cilembu dilakukan pada ruangan dengan kondisi jendela terbuka (suhu ruang sekitar 27 o C 30 o C). Proses pemeraman ini mengakibatkan terjadinya pemecahan pati pada daging ubi menjadi gula sehingga bagian tengah umbi akan menghasilkan cairan sangat manis seperti madu. Lebih manisnya ubi jalar Cilembu disebabkan kadar gula Ubi Cilembu lebih tinggi dari ubi jalar lain yaitu ubi mentah mencapai 11-13% dan ubi masak 19-23%, sehingga sangat digemari oleh konsumen. (Tino M, 2006) Studi mengenai aktivitas enzim amilase yang mengubah pati menjadi gula pada ubi segar dan ubi yang disimpan. Glukosa, sukrosa dan fruktosa merupakan gula-gula utama dari hasil perombakan pati, komposisi dari gula-gula tersebut berpengaruh terhadap rasa. Fruktosa umumnya memberikan rasa lebih manis dibanding glukosa maupun sukrosa. Karbohidrat dalam ubi jalar berpotensi mengalami perubahan selama penyimpanan, perubahan pati menjadi gula selama penyimpanan dan komposisi karbohidrat tersebut menentukan rasa ubi. Selama penyimpanan, karbohidrat (pati) dalam ubi akan dirombak menjadi molekul yang lebih kecil (gula) untuk mendapatkan energi yang diperlukan dalam proses respirasi. Makin lama penyimpanan, rasa ubi akan lebih manis, namun
4 penyimpanan yang terlalu lama akan menyebabkan ubi keriput karena proses penguapan. (Tino M, 2006) Ubi Cilembu memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena rasa yang khas, manis seperti madu dan legit, struktur dagingnya kenyal. Bentuknya panjang dan kulitnya tak mulus karena ada urat-urat panjang yang menonjol, berdiameter sekitar 7 cm dan lurus. Ketika dipanggang, dibakar, atau dioven, dari kulitnya yang berwarna gading akan muncul lelehan-lelahan seperti madu. Pengolahan Ubi Cilembu yang umum dilakukan adalah dengan cara dioven selama 30-90 menit (tergantung ukuran ubi) hingga ubi menjadi lunak dan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula madu yang manis rasanya. Spesifikasi ada cairan madu tersebut hanya didapati pada Ubi Cilembu. Inilah yang menjadi keistimewaan Ubi Cilembu dibanding ubi lainnya. Setelah dioven ubi akan tahan hingga 2-3 hari pada suhu normal, dan jika ingin lebih awet bisa dimasukkan kedalam lemari pendingin dan dihangatkan kembali bila ingin dikonsumsi. (Tino M, 2006) Cara penyimpanan yang baik adalah dengan menyimpannya di tempat yang tidak lembab lalu diberi alas kardus atau karung agar ubi tidak langsung menyentuh lantai yang dapat mengakibatkan ubi terkena hawa dingin dan menjadi lembab. Ubi yang baru dipanen kurang enak rasanya jika langsung dioven. Ubi siap dioven setelah disimpan di gudang selama dua minggu di tempat yang kelembabannya terjaga. Sistem penggudangan ubi juga harus dilakukan secara cermat agar suhu di dalam ruangan bisa tetap stabil. Perubahan suhu dari panas ke dingin secara mendadak bisa menyebabkan ubi diserang hama lanas. (Tino M, 2006) 2.2. Pemupukan Kalium Menurut Lingga (1995), pemupukan K yang cukup akan meningkatkan produksi secara nyata. Unsur K secara positif berperan penting dalam pembentukan umbi. Makin banyak unsur K dalam tanah, makin banyak pula unsur K yang diisap ke dalam batang dan daun. Hal ini meningkatkan aktifitas fotosintesis, semakin banyak karbohidrat yang terbentuk dan semakin banyak karbohidrat yang disimpan dalam umbi sehingga semakin besar pembentukan umbinya. Menurut Wargiono (1980), berat ubi akan naik dan kualitasnya baik bila
5 unsur K yang tersedia cukup. Pupuk K yang biasa diberikan dalam bentuk ZK dan KCl, dosis pupuk yang bisa diberikan yaitu 100 120 kg ZK per hektarnya. 2.3. Pengaruh Bahan Organik terhadap Keadaan Tanah Menurut M. Soepartini Suhardjo dan U. Kurnia (1993) perkembangan perakaran tanaman paling banyak terletak di lapisan olah atau lapisan atas tanah sampai kedalaman 15-30 cm yang mengandung paling banyak bahan organik. Bahan organik sangat besar peranannya dalam menyediakan media pertumbuhan dan perkembangan perakaran. Peranan bahan organik sebagai penyangga hara tanaman dimana bahan organik berbentuk humus dapat menahan hara tanaman menjadi bentuk tidak larut dan tidak mudah tercuci air hujan. Makin tinggi kadar bahan organik, maka makin banyak hara tanaman dapat ditahan, sehingga bahan organik dapat berfungsi sebagai gudang atau media penyimpanan hara tanaman dan pemupukan yang dilakukan dapat lebih efisien. Peran bahan organik lainnya yaitu menstabilkan temperatur tanah. Bahan organik dapat menyerap panas tinggi, sebaliknya dapat juga menjadi isolator panas karena mempunyai daya hantar panas rendah. Karena itu walaupun permukaan tanah mendapat panas yang tinggi dari sinar matahari, tetapi tanah bagian bawah tidak terlalu terpengaruh, sehingga variasi panas pada penampang tanah yang disinari matahari rendah. 2.4. Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Jalar Ubi jalar memiliki daya adaptasi yang luas terhadap lingkungan hidup sehingga dapat dibudidayakan pada berbagai jenis lahan, ketinggian tempat, dan tingkat kesuburan tanah yang berlainan. Oleh karena itu, tanaman ubi jalar mudah tersebar ke seluruh belahan bumi, terutama di daerah tropis. Menurut Juanda dan Cahyono (2000), faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman ubi jalar meliputi temperatur dan kelembapan udara, curah hujan, penyinaran matahari, keadaan angin dan keadaan tanah, letak geografi tanah, topografi tanah, dan sifat tanah (sifat fisika, kimia, dan biologis). Jenis tanah yang paling baik untuk ditanami ubi jalar adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya
6 baik dan penanamannya harus dilakukan di atas guludan. Ubijalar mampu tumbuh pada tanah dengan kisaran ph optimum 5.5-6.5. Ubijalar cocok ditanam di lahan tegalan atau sawah bekas tanaman padi, terutama pada musim kemarau. (Juanda dan Cahyono, 2000) Temperatur optimum yang cocok untuk tanaman ubi jalar adalah berkisar antara 21 o C 27 o C. Tanaman ubi jalar masih toleran pada temperatur minimum 16 o C dan temperatur maksimum 40 o C, tetapi hasilnya kurang baik. Sedangkan kelembapan udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman ubi jalar adalah 50% - 60%. Daerah yang memiliki curah hujan antara 750 mm 1500 mm per tahun sangat cocok untuk membudidayakan ubi jalar. Lama penyinaran cahaya matahari yang diperlukan oleh tanaman ubi jalar adalah 11-12 jam per hari. Lama penyinaran ini berpengaruh terhadap pembentukan umbi, terutama pada saat umbi terbentuk dan masa perkembangan umbi (Juanda dan Cahyono, 2000). Tanaman ubi jalar yang ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dari permukaan laut dapat memberikan hasil lebih tinggi daripada tanaman ubi jalar yang ditanam di dataran tinggi (pegunungan) dengan ketinggian diatas 1000 m dari permukaan laut. Ubi jalar yang ditanam di daerah pegunungan masih dapat tumbuh dengan baik, namun hasilnya rendah dan umur panennya panjang (Juanda dan Cahyono, 2000). 2.5. Budidaya Ubi Jalar Menurut Pinus Lingga (1989) bertanam ubi jalar merupakan usahatani yang santai. Tanah tidak perlu repot-repot diolah seperti halnya tanaman padi di sawah. Komposisi biayanya pun lebih murah tapi diharapkan hasil panen dari ubi jalar ini bisa relatif tinggi. Ubi jalar (Ipomoea batatas) tergolong family Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan), dan terdiri tidak kurang dari 400 spesies. Batang menjalar 1-5 meter, berdiameter 3-10 milimeter, dan dalamnya bergetah. Dan pada ketiak daun tumbuh beberapa akar, yang sifatnya bisa berubah dan membesar seperti umbi. Dilihat dari umur tanaman, ada ubi jalar yang berumur genjah (pendek) bisa dipungut hasilnya setelah tanaman berumur 4-6 bulan, dan
7 yang berumur panjang (tidak genjah) bisa dipungut hasilnya setelah tanaman berumur 8-9 bulan. (Lingga, 1989) Umumnya ubi jalar ditanam di atas guludan-guludan. Penanaman ini bermaksud untuk menyediakan tempat yang longgar bagi tanaman, agar umbinya bisa dengan mudah berkembang atau bertambah besar. Guludan dibuat dengan cangkul. Baik di tanah tegalan, sawah, ataupun dipekarangan. Ukuran terbagus untuk tanaman ubi jalar adalah lebar 60 cm, tinggi 40 cm. Dan diantara guludan dibuat selokan selebar 30 cm, dengan demikian jarak pertengahan guludan dengan pertengahan guludan lain adalah 90 cm. Kemudian tanah diistirahatkan beberapa hari, agar terjemur matahari. Keuntungan pembuatan guludan setelah tanah dikerjakan adalah rumput-rumput pengganggu bisa lebih mudah diberantas, dan tanah bisa mendapat kesempatan yang cukup untuk menghilangkan keasamannya. Hanya saja biaya pengerjaannya bisa menjadi mahal dan lama. (Ika dan Soemarno, 1991) Ika dan Soemarno (1991) menyatakan bahwa pada umumnya ubi jalar diperbanyak orang dengan menggunakan stek, yaitu bagian batangnya dipergunakan untuk bibit. Batang dipenggal-penggal sepanjang 25-30 cm menggunakan pisau tajam atau ani-ani. Untuk bibit sebaiknya dipilih dari batang yang masih muda. Bibit yang diperoleh dari ujung batang merupakan bibit tanaman yang paling bagus terletak pada bagian tanaman yang belum mengeluarkan akar. Jika pada batang telah tumbuh beberapa akar, lebih-lebih akar tersebut telah tua dan sering terkena panas pula, maka akar-akar tersebut tak mampu membentuk umbi-umbi yang bagus nantinya. Cara mengambil bibit dengan cara stek, yaitu stek dipotong sepanjang 25-30 cm atau 3-4 ruas. Satu batang tanaman ubi jalar paling banyak bisa diambil 3 stek. Pinus Lingga (1995) menyatakan bahwa pemeliharaan tanaman ubi jalar berupa penyulaman, pengairan, penyiangan, pemupukan, pemangkasan daun, pembalikkan batang, dan pembasmian hama secara baik tentu akan mendapatkan keuntungan produksi yang berlipat. Penyulaman dilakukan ketika ada bibit tanaman yang mati. Penyulaman harus secepatnya dilakukan, agar tanaman sisipan ini pertumbuhannya tidak terlalu tertinggal dari tanaman sebelumnya. Sampai pada umur satu bulan tanaman ubi jalar masih bisa disulam. Untuk
8 penyulaman sebaiknya dipergunakan bibit yang sudah berakar. Perairan tanaman bisa dilakukan pada ubi jalar yang ditanam di sawah dan dikerjakan setelah bibit ditanam. Ada kalanya tanaman yang masih bibit ini digenangi air terus-menerus selama satu minggu, dengan maksud agar bibitnya cepat tumbuh. Penyiangan rumput-rumput dikerjakan setelah tanaman berumur 3 minggu dan dilakukan setelah tanaman diairi selama sehari. Setelah tanaman berumur satu bulan, lereng pematang biasa dibongkar oleh petaninya sampai terlihat akar-akar tanamannya tersembul. Setelah dibiarkan kena panas dan angin selama 10 hari, kembali akarakar yang terlihat tertimbun dan guludan pematang dinormalkan kembali. Pembalikkan batang tanaman juga dianjurkan karena bisa membantu meningkatkan hasil umbi. Pembalikkan dan pengangkatan batang dikerjakan tiap 3 minggu sekali. Sebab pada tanaman yang pertumbuhannya subur dalam waktu satu bulan tanaman akan menjalar sepanjang 1-1½ meter. Bila batang dibiarkan terus menjalar di tanah, dengan segera akan tumbuh akar pada ketiak daun. Akar ini akan membentuk umbi-umbi kecil. Umbi-umbi kecil ini jelas sangat mengurangi tabungan makanan bagi umbi-umbi besar yang tumbuh di guludan. Itulah sebabnya batang ubi jalar secara berkala perlu diangkat dan dibalikkan, agar akar tanaman yang tumbuh pada ketiak daun mati kering kepanasan. Penanaman tanaman ubi jalar di tanah-tanah yang subur tidak memerlukan pemupukan. Tapi pada tanah-tanah yang kesuburannya kurang, untuk memperoleh hasil produksi yang tinggi pemupukan dengan pupuk buatan jelas sangat dianjurkan. Unsur pupuk yang diperlukan tanaman ubi jalar adalah N dan K, unsur P sedikit sekali dibutuhkan. Pemupukan N diberikan dalam bentuk ZA dan urea. Sedang pupuk K diberikan dalam bentuk ZK dan KCl. Sedang pupuk P bisa diberikan dalam bentuk TSP. Dosis pemupukan bisa diberikan 100-130 kg Urea, ditambah 100-120 kg ZK, dan 45 kg TSP atau 18 kg P per hektarnya. (Lingga, 1989) Ubi jalar berumur genjah sudah bisa dipungut hasilnya setelah tanaman berumur 4-6 bulan. Tapi untuk jenis berumur panjang terpaksa harus menunggu 8-9 bulan. Mula-mula batang tanaman diangkat, lalu dibabat dengan sabit. Daundaun dikumpulkan, dan bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak. Bedenganbedengan yang telah nampak gundul selanjutnya dibongkar. Pembongkaran bisa
9 dikerjakan dengan pacul, sekop, atau luku. Pembongkaran dengan luku adalah cara kerja yang terbaik. Cara penyimpanan ubi jalar yang baik adalah setelah ubi jalar diangin-anginkan beberapa hari (2 hari misalnya), lalu ditimbun pada wadah yang kering dan sejuk. Dasar timbunan diberi alas pasir kering atau abu. Tebalnya kira-kira 20-30 cm. dengan cara ini ubi jalar bisa tahan disimpan sampai 5 bulan. Disamping terbebas dari hama bongkeng, rasa umbinya pun lebih manis. (Lingga, 1989)