PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman Hakim 100, Surabaya, 60117, mohamadaulady@itats.ac.id ABSTRAK Pemilihan supplier merupakan hal yang penting dalam sebuah pembangunan proyek konstruksi. Apabila tejadi kesalahan dalam hal pemilihan supplier oleh kontraktor, kontraktor akan mendapatkan kerugian dalam berbagai hal, sebagai contoh kontraktor bisa saja mendapatkan harga yang lebih mahal dan sebagainya. Pemilihan supplier juga merupakan hal yang cukup kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama karena didalam pemilihan supplier banyak kriteria yang harus dipenuhi oleh main kontraktor itu sendiri agar terhindar dari kerugian. Oleh karena itu penelitian ini mencoba memberikan solusi alternatif dalam hal pemilihan supplier aluminium pada proyek Pengembangan Rumah Sakit Dr. Soetomo oleh PT Pembangunan Perumahan yang berada diwilayah Surabaya provinsi Jawa Timur dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP sendiri merupakan metode pengambilan keputusan yang dikembangkan untuk pemberian prioritas beberapa alternatif ketika beberapa kriteria harus dipertimbangkan. Dari data lapangan ada 3 supplier yang siap men-supply kebutuhan proyek. Dari penelitian ini diperoleh kriteria dengan prioritas paling penting yaitu kriteria ketepatan pengiriman dengan bobot 40% dengan subkriteria kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati dengan bobot 36%. Dan supplier yang terpilih adalah supplier X. Kata Kunci: Kriteria, Supplier, Analytical Hierarchy Process (AHP). PENDAHULUAN Pemilihan supplier merupakan hal yang penting dalam sebuah pembangunan proyek konstruksi. Apabila tejadi kesalahan dalam hal pemilihan supplier oleh kontraktor, kontraktor akan mendapatkan kerugian dalam berbagai hal. Kerugian itu bisa berupa mendapatkan harga yang lebih mahal atau bahkan kualitas yang tidak memenuhi syarat. Pemilihan supplier juga merupakan hal yang cukup kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama karena didalam pemilihan supplier banyak kriteria yang harus dipenuhi oleh main kontraktor itu sendiri agar terhindar dari kerugian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan supplier terbaik dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multilevel dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks B-7-1
dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. (Saaty & Forman, 1992). metode AHP memiliki kelebihan dalam sistem analisis. Kelebihan-kelebihan analisis ini yaitu merupakan struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. Metode dapat memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkosistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan serta dapat memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. (Adha, 2013). Penelitian terdahulu tentang AHP dalam bidang konstruksi diantaranya mengenai pemilihan subkontraktor oleh kontraktor utama adalah (Messah, Krinsnayanti, & Pono, 2012) yang melakuakan penelitian pada kontraktor utama dengan jenis perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan Swasta Nasional yang berdomisili di wilayah Kota Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menentukan subkontraktor oleh kontraktor utama. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa AHP bisa digunakan. Oleh karena itu penulis merencanakan menggunakan metode AHP untuk pemilihan supplier aluminium pada proyek Pengembangan Rumah Sakit Dr. Soetomo oleh PT Pembangunan Perumahan. METODE Mulai Studi Literatur Menyusun Kuesioner Meyebarkan Kuesioner Pengolahan Data Kuesioner Membuat Perbandingan Berpasangan Tidak Pembobotan Memeriksa Konsistensi Selesai Ya Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Data Analytical Hierarchy Process (AHP) Keterangan: 1. Melakukan studi literatur untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan pemilihan supplier. 2. Menyusun kuesioner berdasarkan literatur. 3. Menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan responden. B-7-2
4. Mengolah data kuesioner dengan mentabulasi hasil jawaban responden dan mencari nilai mean untuk setiap elemen yang dibandingkan. 5. Melakukan perbandingan berpasangan untuk setiap elemen yang setingkat. 6. Melakukan pembobotan kriteria dan subkriteria. 7. Memeriksa konsitensi, jika rasio inkonsistensi lebih besar dari 10% maka akan dilakukan pengambilan data ulang, dan jika rasio inkonsistensi lebih kecil dari 10% maka dilakukan analisis dan kesimpulan dari hasil yang telah diperoleh. Dalam melakukan pemeriksaan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Suryadi & Ramdhani, 1998): a) Melakukan perataan terhadap jawaban para ahli dengan perataan geometrik. Dari perhitungan, kemudian dimasukan ke dalam tabel matriks berpasangan. G = (1) Dengan: G : Rata-rata geometrik x i : Nilai sample ke-i n : Jumlah sample b) Menghitung nilai Eigen Vector Nilai Eigen Vektor = (2) c) Menghitung Eigen Value Hasil dari perhitungan eigen value ini berupa nilai λ maks, untuk perhitungannya dimulai dengan mengalikan masing-masing nilai eigen vector dengan matriks yang bersangkutan. Kemudian dicari jumlah eigen value untuk masing-masing kriteria. a) Menghitung Indeks Konsistensi (CI) CI = (3) b) Menghitung Rasio Konsistensi (CR) CR= (4) HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan diuraikan mengenai pengumpulan data dari kuesioner kriteria pemilihan supplier oleh kontraktor utama. Data yang akan dianalisis adalah berupa kuesioner tingkat kepentingan dengan skala 1-9 dan diolah dengan pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process). Kuesioner bertujuan untuk mengetahui nilai bobot prioritas dari kriteria pemilihan supplier oleh kontraktor utama. Penyebaran kuesioner ini dilakukan dengan wawancara terhadap responden, sehingga data yang diperoleh merupakan data asli atau data primer. Responden dalam penelitian ini berjumlah 4 responden dari PT Pembangunan Perumahan selaku kontraktor utama. Dalam pengisian kuesioner ini, jawaban yang harus diisi oleh responden adalah dengan cara memberikan tanda centang atau silang pada kolom tingkat kepentingan. B-7-3
Tabel 1. Contoh Tabel Kuesioner Kriteria Skala Prior Alternatif Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kualitas Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Layanan Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengiriman Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Layanan Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengiriman Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Sisi kiri lebih penting Sisi kanan lebih penting Dalam pengisian kuesioner ini, jawaban yang harus diisi oleh responden adalah dengan cara memberikan tanda centang atau silang pada kolom tingkat kepentingan. Berikut hasil dari pengolahan data: a. Hasil penggabungan pendapat dalam pemilihan supplier pada pembobotan kriteria menggunakan metode AHP adalah sebagai berikut: Gambar 2. Prioritas Kepentingan Kriteria Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa kriteria ketepatan pengiriman memiliki prioritas pertama dengan nilai bobot 0,394, selanjutnya kriteria ketepatan jumlah memiliki prioritas kedua dengan nilai bobot 0,299, selanjutnya kriteria kualitas memiliki prioritas ketiga dengan nilai bobot 0,166, selanjutnya kriteria harga memiliki prioritas keempat dengan nilai bobot 0,090, dan yang terakhir kriteria layanan memiliki prioritas kelima dengan nilai bobot 0,050. Pada pembobotan kriteria secara keseluruhan memiliki nilai inkonsistensi 7% maka dapat dilakukan analisis dan kesimpulan dari hasil yang telah diperoleh. b. Hasil penggabungan pendapat dalam pemilihan supplier pada pembobotan alternatif menggunakan metode AHP adalah sebagai berikut: Gambar 3. Prioritas Kepentingan Alternatif B-7-4
Gambar 3 menunjukkan bahwa Supplier X memiliki prioritas pertama dengan nilai bobot 0,591, selanjutnya Supplier Y memiliki prioritas kedua dengan nilai bobot 0,213, dan yang terakhir Supplier Z memiliki prioritas ketiga dengan nilai bobot 0,196. Pada pembobotan alternatif secara keseluruhan memiliki nilai inkonsistensi 6% maka dapat dilakukan analisis dan kesimpulan dari hasil yang telah diperoleh. c. Berikut hasil yang diperoleh dari pembobotan krtiteria, subkriteria dan alternatif secara global: Tabel 2. Proritas Global Level 0 Level 1 Level 2 (Tujuan) (Kriteria) (Subkriteria) Memilih Supplier Optimal (Best Supplier) Harga (0,09) Kualitas (0,16) Layanan (0,05) Pengiriman (0,40) H1 0,08 H2 0,01 Q1 0,11 Q2 0,02 Q3 0,04 S1 0,008 S2 0,006 S3 0,011 S4 0,024 D1 0,36 D2 0,04 Bobot Alternatif Bobot Supplier X 0.0479 Supplier Y 0.0107 Supplier Z 0.0208 Supplier X 0.0060 Supplier Y 0.0025 Supplier Z 0.0022 Supplier X 0.0623 Supplier Y 0.0223 Supplier Z 0.0206 Supplier X 0.0088 Supplier Y 0.0046 Supplier Z 0.0026 Supplier X 0.0220 Supplier Y 0.0092 Supplier Z 0.0076 Supplier X 0.0039 Supplier Y 0.0014 Supplier Z 0.0024 Supplier X 0.0034 Supplier Y 0.0014 Supplier Z 0.0017 Supplier X 0.0064 Supplier Y 0.0019 Supplier Z 0.0032 Supplier X 0.0142 Supplier Y 0.0045 Supplier Z 0.0057 Supplier X 0.2327 Supplier Y 0.0803 Supplier Z 0.0446 Supplier X 0.0214 Supplier Y 0.0068 B-7-5
Level 0 Level 1 Level 2 (Tujuan) (Kriteria) (Subkriteria) Jumlah (0,30) Sumber: Hasil Pengolahan Data Bobot Alternatif Bobot Supplier Z 0.0141 Supplier X 0.1646 Supplier Y 0.0682 Supplier Z 0.0672 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Dalam ketentuan pemilihan supplier oleh PT Pembangunan Perumahan selaku kontraktor utama ada lima kriteria yang dilihat yaitu kriteria harga, kriteria kualitas, kriteria layanan, kriteria ketepatan pengiriman, dan kriteria ketepatan jumlah. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dari kelima kriteria tersebut yang paling berpengaruh adalah kriteria ketepatan pengiriman dengan bobot 39,4%. Sedangkan subkriteria yang paling berpengaruh adalah: a. Kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati dengan bobot 36%. b. Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan dengan bobot 11% c. Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten dengan bobot 4%. 2. Dalam ketentuan pemilihan supplier pada proyek Pengembangan Rumah Sakit Dr. Soetomo oleh PT Pembangunan Perumahan selaku kontraktor utama ada 3 supplier yang dibandingkan yaitu Supplier X, Supplier Y, dan Supplier Z. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dari ketiga supplier tersebut yang paling berpengaruh adalah Supplier X dengan bobot 59,1%. 3. Berdasarkan hasil analisis, sebaiknya selalu menganalisis kembali pada proyek yang berbeda, karena kriteria dan prioritas kepentingan setiap proyek akan selalu berbeda sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek. DAFTAR PUSTAKA Adha, K. (2013, Februari 20). Pengertian Analitycal Hierarchy Process (AHP). Diambil kembali dari Analitycal Hierarchy Process: http://metode-ahp.blogspot.co.id Messah, Y. A., Krinsnayanti, D. S., & Pono, R. D. (2012). kriteria, subkontraktor, analytic hierarchy process (AHP), expert choice. Kajian Kriteria Pemilihan Subkontraktor oleh Kontraktor Utama dengan Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 43-56. Saaty, T. L., & Forman, E. H. (1992). The Hierarchon. Dalam T. L. Saaty, & E. H. Forman, A Dictionary of Hierarchies (hal. Vol. V, AHP Series). ISBN 0-962-0317-5-5: RWS. Suryadi, K., & Ramdhani, M. (1998). Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: PT Remaja, Rosda Karya. B-7-6