1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan beberapa hal sebagai pendahuluan penelitian, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, definisi istilah, dan kerangka konseptual. 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di semua jenjang pendidikan yang memliki peran yang sangat penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyadari pentingnya pembelajaran matematika di sekolah, dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 37 ditegaskan bawa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) perlu mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak yaitu pendidik, pemerintah, orangtua, maupun masyarakat, karena pembelajaran matematika disekolah dasar merupakan peletak konsep dasar yang dijadikan landasan untuk belajar pada jenjang berikutnya, selain itu penguasaan matematika yang kuat sejak dini diperlukan untuk penguasaan dan penciptaan teknologi di masa depan. Pra riset yang telah dilakukan, sebagian siswa kelas V SDN Punten 02 Kota Batu masih mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika, bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika masih rendah, akibatnya sebagian nilai matematika yang diperoleh siswa selalu kurang dari KKM.
2 Penentuan standar nilai KKM mata pelajaran matematika disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa. Hasil observasi yang berikutnya telah dilakukan di kelas V SDN Punten 02 Kota Batu tahun ajaran 2014/2015 mengindikasikan bahwa hasil semester ganjil mata pelajaran matematika, kelas V masih terdapat 52,38% dari 21 siswa yang nilainya berada di bawah KKM 60. Siswa hanya terpaku pada rumus dan contoh yang diberikan oleh guru, sehingga jika siswa diberikan soal yang berbeda dimana soal tersebut memerlukan pemahaman yang lebih dalam terutama pada soal uraian, maka banyak siswa yang tidak bisa menyelesaikannya. Hal ini menyebabkan siswa merasa bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dipahami sehingga kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika semakin rendah. Selain itu kuranganya pemanfaatan media pembelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga proses belajar-mengajar monoton dan kurang inovatif. Selanjutnya dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas V, mereka mengungkapkan bahwa pelajaran matematika sangat sulit dan terlalu banyak menghafal, sehingga mereka kurang memahami pelajaran matematika secara utuh. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seorang guru ke kepala siswa akan tetapi siswa sendirilah yang harus aktif mencerna setiap pengetahuan yang diperolehnya. Maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa (Heruman, 2007:2). Menurut Depdiknas (2006), Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika hendaknya mampu mengembangkan kemampuan pemahaman matematika pada siswa. Bani (2011:13) mengungkapkan bahwa kemampuan
3 pemahaman konsep matematik adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematika merupakan faktor yang sangat penting karena kemampuan tersebut tidak dapat dipisahkan dengan masalah pembelajaran yang merupakan alat ukur sejauh mana penguasaan materi yang diajarkan oleh guru. Siswa mampu mencapai kemampuan pemahaman matematika yang baik diperlukan suasana belajar yang tepat. Hypnoteaching merupakan salah satu metode pembelajaran untuk menciptakan sugesti-sugesti positif yang membuat siswa rileks dalam belajar sehingga mampu menyerap materi dengan optimal. Hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang dalam menyampaikan materi, guru memakai bahasa-bahasa bawah sadar (kamu anak yang cerdas, kamu anak yang luar biasa, kamu sangat rajin) yang bisa menumbuhkan ketertarikan tersendiri kepada siswa (Yustisia, 2012:75). Metode Hypnoteaching merupakan gabungan dari lima metode belajar mengajar seperti quantum learning, accelerate learning, power teaching, neuro-linguistic programming (NLP) dan hypnosis menurut Hajar (2011:76). Secara harifah Hypnoteaching adalah seni berkomunikasi dengan jalan memberikan sugesti agar para siswa menjadi lebih cerdas (Nurcahyo dalam Hajar, 2011:75). Seorang guru yang menerapkan hypnoteaching menggunakan bahasa yang mengandung sugesti positif sebagai alat komunikasi dalam pembelajaran mampu mensugesti siswa secara efektif. Sugesti seperti itu akan membuat siswa fokus mengikuti kegiatan pembelajaran dan terciptalah suasana kelas yang nyaman dan
4 kondusif. Jika suasana kelas terkendali serta siswa merasa nyaman dan rileks, maka materi yang disampaikan guru akan mudah dipahami. Menurut Hajar (2011:80) bahwa pada prinsipnya hypnoteaching akan menciptakan suasana yang akrab dan menyenangkan sehingga mereka akan mudah menyerap ilmu dan memahami pelajaran. Sehingga siswa akan lebih mudah dimotivasi dan motivasi tersebut akan tertanam dalam-dalam dan bertahan lama (Navis, 2013:128). Mempelajari matematika akan lebih rileks dan menyenangkan dengan menggunakan metode hypnoteaching. Komunikasi dua arah antara guru dengan siswa akan terjalin dengan baik, dan proses belajar-mengajar di kelas lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematika, sehingga dipilih skripsi yang berjudul Pengaruh Hypnoteaching terhadap Pemahaman Matematika kelas V SDN Punten 02 Kota Batu. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, apakah ada pengaruh penerapan hypnoteaching terhadap pemahaman matematika siswa Kelas V di SDN Punten 02 Kota Batu? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan hypnoteaching terhadap pemahaman matematika siswa kelas V SDN Punten 02 Kota Batu. 1.4 Batasan Masalah Memperhatikan luasnya cakupan masalah yang muncul dalam penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah. Pemahaman matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kemampuan komunikasi dua arah yang baik
5 antara guru-siswa dan pengkondisian kelas yang nyaman dan menyenangkan sehingga siswa mampu memahami materi yang diajarkan dengan baik. Salah satu metode yang dapat mempengaruhi faktor tersebut adalah hypnoteaching. Hypnoteaching merupakan metode komunikasi antara guru dengan siswa dengan menggunakan kalimat positif sebagai alat komunikasi, sehingga siswa lebih rileks, percaya diri, semangat, dan mampu berkonsentrasi secara penuh pada ilmu yang disampaikan oleh guru. Metode hypnoteaching dapat dilaksanakan pada semua mata pelajaran pada semua kelas pada jenjang Sekolah Dasar. Namun dalam penelitian ini hanya difokuskan pada pembelajaran matematika di kelas V. Pada hasil observasi yang dilakukan pada kelas V menunjukkan bahwa belum efektifnya komunikasi antara guru dengan siswa di kelas sehingga belum tercapainya tujuan pembelajaran, selain itu pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan masih rendah, sehingga menyebabkan siswa terjebak dalam mengerjakan soal uraian dalam bentuk soal pemahaman. Penelitian ini mengkaji masalah terbatas pada penerapan hypnoteaching. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh metode tersebut terhadap pemahaman matematika siswa secara tertulis. Metode hypnoteaching akan diterapkan dalam materi pecahan (perbandingan dan skala) semester 2 pada siswa kelas V di SDN Punten 02 Kota Batu, karena materi tersebut merupakan dasar dalam belajar matematika yang akan dibahas lebih tinggi lagi pada jenjang selanjutnya. 1.5 Manfaat Penelitian Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis didasarkan pada teori-teori yang digunakan
6 dalam penelitian ini yaitu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan untuk pendidikan, khususnya dalam penerapan metode pembelajaran hypnoteaching terhadap pemahaman matematika pada mata pelajaran matematika kelas V Sekolah Dasar. Sedangkan manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan mampu menambah wacana bagi peneliti mengenai metode hypnoteaching yang berprinsip bahwa sugesti guru mampu mempengaruhi hasil belajar. Selain itu data ilmiah yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan salah satu inovasi metode pembelajaran kedepannya, sehingga proses pembelajaran lebih variatif dan inovatif. Selain itu, dengan penggunaan metode hypnoteaching bermanfaat bagi SDN Punten 02 Kota Batu yaitu sekolah memiliki dokumen laporan penelitian. Laporan penelitan tersebut dapat menambah bacaan di perpustakaan. Tidak hanya itu, laporan penelitian juga dapat digunakan sebagai acuan guna meningkatkan kualitas dalam proses belajar mengajar. Selanjutnya, bagi Instansi terkait penelitian ini bermanfaat sebagai landasan untuk pengambilan dan penguatan penentuan kebijakan yang tepat. 1.6 Definisi Istilah Terdapat dua definisi istilah dalam penelitian ini yaitu: a. Hypnoteaching Metode hypnoteaching dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menciptakan suasana yang akrab dan menyenangkan sehingga mereka akan mudah menyerap ilmu dan memahami pelajaran (Hajar, 2011:80).
7 b. Pemahaman Matematika Pemahaman matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memahami materi matematika dengan baik yang diajarkan oleh guru dan bukan hanya sekedar menghafal (Bani, 2011:13). Kemampuan tersebut diukur dengan jawaban terhadap banyaknya kemungkinan jawaban terhadap soal matematika yang diberikan sesuai dengan indikator pemahaman matematika. 1.7 Kerangka Konseptual Kerangka Konseptual merupakan gambaran rancangan pembahasan yang akan dijelaskan pada kajian teori. Bagan pertama yang akan dijelaskan adalah megenai tujuan pembelajaran matematika di SD yang dilanjutkan dengan materi dan metode pembelajaran. Metode belajar sangat menentukan atau mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran. Pembelajaran di SDN Punten 02 Kota Batu membutuhkan metode yang dapat membuat siswa aktif, semangat, dan percaya diri dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga mereka mampu meningkatkan kemampuan pemahaman dalam matematika. Proses pembelajaran merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan beberapa unsur-unsur penting yaitu siswa, guru dan materi pembelajaran. Guru merupakan fasilitator yang mengantarkan siswa untuk memahami materi. Pola komunikasi yang baik antara guru dan siswa dapat mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di sekolah, siswa sering merasa tak acuh (pasif) dengan materi pembelajaran karena belum adanya pola komunikasi yang baik antara guru dengan siswa. Pola komunikasi yang kurang baik antara guru dan siswa sangat berpengaruh terhadap perhatian siswa pada materi pembelajaran.
8 Adanya permasalahan diatas maka peneliti berinovasi untuk menerapkan metode hypnoteaching. Hypnoteaching merupakan salah satu metode baru dalam proses pembelajaran yang menekankan pada pola komunikasi antara guru dengan siswa. Hypnoteaching menekankan pada pemberian sugesti yang berupa kalimatkalimat persuasif, motivasi, dan pengulangan kata-kata. Hypnoteaching bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran dalam waktu yang lebih singkat. Selanjutnya evaluasi dan keberhasilan materi pembelajaran pada penelitian ini diukur dari kemampuan pemahaman matematika siswa. Berikut ini adalah kerangka konseptual dalam penerapan metode hypnoteaching terhadap kemampuan pemahaman matematika siswa kelas V di SDN Punten 02 Kota Batu. Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Pembelajaran Matematika dengan Metode Hypnoteaching