BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah peristiwa kodrati bagi perempuan, seorang perempuan akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologi. Status gizi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan pada masa kehamilan (Kusmiyati, dkk. 2008), karena status diet dan nutrisi ibu hamil mempunyai dampak langsung pada perjalanan kehamilan dan bayi yang akan dilahirkannya. Dibandingkan ibu yang tidak hamil kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%, asam folat 100%, kalsium 50%, dan zat besi 200-300%. Pada ibu hamil, asam folat berperan penting dalam pembentukan satu per tiga sel darah merah. Itu sebabnya, ibu hamil yang mengalami kekurangan asam folat umumnya juga mengalami anemia dengan segala konsekuensinya (terlihat pucat dan mudah letih, lesu dan lemas). Bahkan, juga berisiko mengalami persalinan prematur, plasenta lepas sebelum waktunya (solusio plasentae) dan keguguran. Meskipun asam folat dapat dipenuhi oleh nutrisi sehari-hari, ibu hamil tetap memerlukan tambahan asam folat. Itulah sebabnya suplementasi asam folat dianjurkan meskipun status gizi ibu hamil tersebut berada pada jalur hijau Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil (Arisman, 2004). Kekurangan asam folat juga sangat berpengaruh pada perkembangan sistem saraf utama otak dan tulang belakang janin seperti pada cacat tabung saraf janin. Cacat tabung saraf janin sendiri dibagi menjadi 3 bentuk yaitu spina bifida, anensefali, dan encephalocele. 1
2 Spina bifida adalah adanya celah pada tulang belakang sehingga tidak bisa tertutup sempurna akibat beberapa ruas tulang gagal bertaut. Cacat jenis ini banyak terjadi di antara ibu hamil yang mengalami kekurangan asam folat, yakni 65%. Meski bisa bertahan hidup, namun bayi spina bifida sering disertai kelainan lain seperti kelumpuhan dan tidak ada kontrol untuk buang air besar dan kecil. Anensefali adalah tidak sempurnanya pertumbuhan tengkorak kepala dan otak. Jenis yang sering membawa kematian begitu bayi dilahirkan ini, dialami sekitar 25% dari ibu hamil yang kekurangan asam folat. Encephalocele adalah adanya tonjolan di belakang kepala. Jenis ini diderita sekitar 10% dari ibu yang kekurangan asam folat (www.bayisehat.com, monday, 06 April 2009). Menurut konsep evidence based bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan risiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida, dan anencepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun yang berisiko. Asam folat juga berguna untuk membantu produksi sel darah merah, sintesis Deoxyribonucleic Acid (DNA) pada janin dan pertumbuhan plasenta (Kusmiyati dkk, 2008). Menurut World Health Organization (WHO) kejadian cacat bawaan fisik di Amerika Serikat 1,32 per 1.000 kelahiran salah satunya karena kekurangan asam folat. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Asia Pasific Journal of Clinical Nutrition edisi 2007 menunjukan di Jakarta, 3 dari 5 atau 60% wanita subur memiliki kadar folat dalam sel darah merah yang kurang dari ideal. Di Indonesia sendiri menurut Bowo (2009) belum ada data data pasti berupa prevalansi adanya penyakit kelainan sumsum tulang belakang.
3 Jumlah angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi. Kematian bayi masih belum di identifikasikan penyebabnya karena belum adanya data. Salah satu penyebabnya kematian adalah kekurangan asam folat. Batuk (2009) juga menyatakan angka di Indonesia tidak diketahui karena pendataannya yang lemah, yang jelas kasus di Indonesia lebih banyak daripada di Amerika Serikat (Admin,2009). Kematian bayi ini masih belum diidentifikasi penyebabnya karena belum adanya data. Anemia dikenal sebagai kekurangan darah, dengan demikian jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin didalam sel darah merah berkurang. Di Jawa Tengah ibu hamil pada tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi anemia adalah 57,7%. Masih lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9% (BPS, 2007 Profil Kesehatan Jawa Tengah). Pada tahun 2008 jumlah ibu hamil di kota Semarang berjumlah 29.261 orang. Salah satu penyebab kematian adalah kekurangan asam folat. Sebagian besar saat seorang wanita menyadari kehamilannya, maka kehamilan itu sebenarnya berusia 5 6 minggu. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil sebesar 600 ug per hari. Selain itu kebutuhan folat tidak hanya pada saat hamil tapi juga sebelum hamil. Tiga bulan sebelum hamil sebaiknya wanita mengkonsumsi asam folat sebanyak 600 ug per hari. Cacat tabung saraf janin bisa terbentuk saat kehamilan berusia 2 4 minggu. Karena ibu sering tidak membekali diri dengan gizi yang mencukupi ketika sebelum dan sesudah melahirkan. Jika kehamilan direncanakan, maka ia akan mempersiapkan gizi yang baik sebelum hamil karena kebutuhan asam folat harus disiapkan sejak sebelum kehamilan. Sebagian besar ibu hamil tersebut belum mengetahui tentang asam folat, kegunaannya, maupun jenis makanan yang mengandung asam folat walaupun obat yang diberikan petugas kesehatan sudah mengandung asam folat. Hal ini akan berbahaya apabila tidak segera ditindak lanjuti.
4 Sebuah studi observasional yang multipel menyatakan bahwa asam folat bisa menurunkan resiko terjadinya Neural Tube Defect (NTD) sebesar 72%. Dari data yang ditemukan di Kelurahan Rowosari mayoritas pengetahuan ibu masih rendah yaitu, 5 ibu pengetahuan tentang asam folat baik, 2 pengetahuan tentang asam folat sedang dan 3 pengtahuan tentang asam folat kurang. Mengingat pentingnya pengetahuan ibu hamil tentang asam folat maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan Tentang Kebutuhan Asam Folat dengan Perilaku Mengkonsumsi Asam Folat pada Ibu Hamil Trimester I di Kelurahan Rowosari Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah adakah hubungan pengetahuan tentang kebutuhan asam folat dengan perilaku mengkonsumsi asam folat pada ibu hamil trimester I di Kelurahan Rowosari Semarang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kebutuhan asam folat dengan perilaku mengkonsumsi asam folat pada ibu hamil 2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan pengetahuan tentang asam folat pada ibu hamil b. Mendiskripsikan perilaku mengkonsumsi asam folat pada ibu hamil
5 c. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang kebutuhan asam folat dengan perilaku mengkonsumsi asam folat pada ibu hamil D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan untuk meningkatkan cakupan untuk mengkonsumsi asam folat. 2. Bagi Institusi Ilmu Keperawatan Memberikan informasi pada mahasiswa tentang kondisi masyarakat, khususnya pengetahuan tentang kebutuhan dan perilaku mengkonsumsi asam folat. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai usaha pengembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan dapat menjadi awal pengembangan penelitian selanjutnya dan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi bila ingin melakukan penelitian yang lebih mendalam. E. Bidang Ilmu Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang keperawatan yaitu keperawatan maternitas.