PENGARUH KECEPATAN DAN WAKTU PENGADUKAN PADJ.~ PROSES PENGENDAPAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR YANG MENGANDUNG AKTINIDA DENGAN FeCI3 DAN AI2(SO4)3



dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PEMAKAIAN FERRO SULFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CHROM

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

PENGOLAHAN SECARA KIMIA LlMBAH RADIOAKTIF CAIR YANG MENGANDUNG Am DENGAN MANGAN HIDROKSIDA

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASA AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG

PENGGUNAAN ABU LAYANG SEBAGAI BAHAN URUG LlMBAH RADIAOKTIF YANG MENGANDUNG AKTINIDA (Th & U).

ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN

KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl 3

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

Pengolahan Limbah Industri Elektroplating Dengan Proses Koagulasi Flokulasi

KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

Coagulation. Nur Istianah, ST,MT,M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

PENGARUH PENAMBAHA1~GARAM KALSIUM KARBONAT TERHADAP PROSES PENGENDAP AN LIMBAH YANG MENGANDUNG KONT AMJNAN Am FASE AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

PENGOLAHAN EFLUEN REAKTOR FIXED BED SECARA KOAGULASI

PREP ARASI LIl\1BAH CAIR EFLUEN HASIL PENGOLAHAN KIMIA PROSES KARBONAT UNTUK UMP AN PROSES EVAPORASI

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

PENURUNAN BOD DAN COD LIMBAH INDUSTRI KERTAS DENGAN AIR LAUT SEBAGAI KOAGULAN

REDUKSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN PASIR SILIKA

Teori Koagulasi-Flokulasi

EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014

EFISIENSI PROSES KOAGULASI DI KOMPARTEMEN FLOKULATOR TERSUSUN SERI DALAM SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH. Ignasius D.A. Sutapa

RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

KARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI. Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN

Pengendapan. Sophi Damayanti

KARAKTERISASI KAPASITAS TUKAR KATION ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH B3 CAIR

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSES RECOVERY LOGAM Chrom DARI LIMBAH ELEKTROPLATING

KAnAN PENGARUH PENAMBAHAN PASm PADA ZEOLIT UNTUK MENJERAP NUKLmA URANIUM DALAM LIMBAH RADIOAKTIF FASE AIR

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR

Optimasi Penggunaan Koagulan Pada Pengolahan Air Limbah Batubara

PE GGU AA FLOKULA Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O DA Ca(OH) 2 DALAM PEMEKATA RADIO UKLIDA Cs-137 DA Co-60

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

IMOBILISASI LlMBAH SLUDGE RADIOAKTIF DARI PROSES PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA KIMIA DENGAN KOAGULAN FERI KLORIDA MENGGUNAKANSEMEN

ANALISIS KADAR URANIUM DALAM YELLOW CAKE DENGAN TITRASI SECARA POTENSIOMETRI

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

Pengolahan Air Limbah Laboratorium dengan Menggunakan Koagulan Alum Sulfat dan Poli Aluminium Klorida (PAC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

PEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) 2 HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

NTU, wama = 162 Pt Co dan kadar besi = 0.6 mg/l. Hal ini menunjukkan

PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN POLYALUMUNIUM CHLORIDE(PAC) DAN FILTER KARBON AKTIF

PENYERAPANLOGAM DEN GAN TANNIN

PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF

PENGARUH TEGANGAN DAN WAKTU PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM DAN TORIUM DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

Pengolahan Limbah Industri Elektroplating dengan Proses Koagulasi Flokulasi

~ Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah 322 Buku II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr.

EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

DAFTAR ISI ABSTRAK...

HASIL DAN PEMBAHASAN. hubungan serapan pada berbagai panjang gelombang tertera pada Gambar 2.

Transkripsi:

.s 304 Buku II Prosiding Pertemuan dan Presentasi "miah P3TM-BATAN Yogyakarta 14-15 Juli 1999 PENGARUH KECEPATAN DAN WAKTU PENGADUKAN PADJ. PROSES PENGENDAPAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR YANG MENGANDUNG AKTINIDA DENGAN FeCI3 DAN AI2(SO4)3 M. Eko Budiyono, Herry Poernomo, Prayitno P3TM -BATAN, Yogyakarta Doliagus T. Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH KECEPATAN DAN LAMA PENGADUKAN PADA PROSES PENGENDAPAN L/MBAH RADIOAKTIF CAIR YANG MENGANDUNG AKTINIDA DENGAN FeCl3 DAN AI2(SO4)3. Telah dilakukan penelitian pengaruh kecepatan den lama pengadukan untuk penurunan aktinida (Th&U) dalam limbah radioaktif cairo Metode yang digunakan adalah koagulasi-ffokulasi dengan FeCl3 den AI2(SO4)3.. Parameter yang dipelajali yaitu, kecepatan pengadukan, lama pengadukan cepat den lambat. Kecepatan pengadukan divaliasi dali 20-80 'Pm, lama pengadukan cepat divaliasi dali 1-10 menit den lama pengadukan lambat divaliasi dali 10-55 menit. Hasil dali penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kecepatan pengadukan yang terbaik untuk nuklida uranium pede 30 'Pm, lama pengadukan cepat sekitar 4-5 menit den lama pengadukan lambat sekitar 20-25 menit. FD yang diperoleh sekitar 119,04-125,00 den EP 99,13-99,17 %. Sedangkan untuk nuklida folium pede 30-50 'Pm, 3 menit den 20 menit, FD yang diperoleh 138,88. den EP 99,26 %. 1.2. ABSTRACT THE INFLUENCE OF STIRRING SPEED AND TIME ON THE PRECIPITATION PROCESS OF THE LIQUID RADIOACTIVE WASTES CONTAINING ACTINIDES (Th&U) WITH FeCI3 AND AI2(SO4)3. The influence of stining speed and time on the reduction actinides (Th&U) on the liquid radioactive wastes has been investigated. The method of the experimental used was coagulation -flocculation with FeCI3 and AI2(SO4)3.. The parameters to be investigated were stining speed, duration of rapid and slow stining time speed. In this investigation, stining speed was varied from 20 to 80 rpm, duration of rapid stining speed was varied from 1 to 10 minutes and duration of slow stining speed was varied from10 to 55 minutes. The result of experimental can be concluded that the best condition obtained for reducing uranium nuclides was on stining speed 30 rpm, rapid stining speed time 4-5 minutes and slow stining speed time 20-25 minutes. Decontamination factor (OF) obtained was 119.04 to 125.00 and decontamination efficiency (DE) was 99.13 to 99.17%. The best condition for reducing the thorium nuclides was the stining speed of 30-50 rpm, stining time speed 3 minutes and the slow stining speed 20 minutes. OF obtained was 138,88 and DE was 99.26%. :PENDAHULUAN P roses koagulasi meliputi pembentukan inti endapan dad ikatan bersama dalam koloid. Proses ini dimulai dari pembentukan koloid menjadi gumpalan kimia yang mengadsorpsi, menangkap dad juga membawa bersama suspensi padat yang ada di dalam limbah. Pembentukan koloid dapat terjadi karena bahan pembentuk flok saling bertumbukan memben-tuk gumpalan. Besar kecilnya pembentukan gumpalan ini dipengaruhi oleh konsentrasi pembentuk gumpalan dad pengadukan.(l) Jika dicennati cara koagulasi-flokulasi yang menggunakan FeCl3 dan AliSO4)3 merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memisahkan limbah dengan mudah. FD antara 100-1000 untuk limbah aktifitas rendah. Sedangkan pada limbah yang beraktivitas menengah dilaporkan bisa mencapai FD di atas 1000.(2.3) Torium dan uranium sangat banyak berperan dalam penelitian, pengembangan dati pemanfaatan tenaga nuklir. Dapat memancarkan zarah alia, beta dan gamma. Keberadaan radionuklida (U&Th) adalah bersifat koloid yang memiliki ukuran mili mikron(io-6 rom) -mikron ISSN 0216-3128 Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah P3TM-BATAN Yogyakarta 14-15 Juli 1999 Buku II 305 (10-3 rom), sehingga fraksi dari artikel tidak dapat mengendap dan sulit dipisahkan. 4) Limbah uranium(u4+) dapat terhidrolisa pada ph rendah. Pada bilangan oksida VI lebih sering dalam bentuk UO/+. Uranium V tidak stabil dan mudah mengalami oksidasi menjadi Uranium IV dan Uranium VI. Tingkat kestabilan berbagai ion uranium adalah sbb : UO 2 + > U 3+ > UO 22+ > U0 4+ -:;. U 0 2 + pa I.. mg stabll. Ion U02+ adalah ion dengan ikatan U-O yang paling stabil. Larutan uranium bervalensi IV secara umum dapat dibuat dari reduksi garam uranil misalnya U02(N03h 6H2O. Dapat memancarkan sinar alia dengan aktifitas 1,2 x 10.2 Bq/mg dan waktu paro 4,54 Xl08 tahun. (5) Torium selalu ditemukan pada tingkat oksidasi IV yang memiliki 2 elektron pada orbital terluar. Bilangan oksidasi IV adalah yang paling stab ii, mudah terhidrolisa dan membentuk senyawa komplek ionik. Garam torium yang paling sering digunakan adalah Th(N03)4. Produk hidrolisa dari garam torium yang terbaik adalah Th(OHY+, Th(OHh3+, Th(OHh6+. Pada suasana basa torium mengendap sebagai Th(OH)4. Torium dapat memancarkan sinar alia. yang sangat lemah yaitu : 4,04 x 10-3 Bq/mg dan waktu paro 1,41 x 1010 tahun. Dalam proses pembentukan flok bergantung pada kecepatan dan lama pengadukan. Apabila AI2(S04)3 dimasukkan ke dalam air, maka koagulan terse but dapat terjadi peristiwa polimerisasi sebagai berikut.(6) [AI(H20)S]3++ H2O -:;. [AI(H20)S OH]2+ + H2O -:;. [AI(H20)S OH]2+ + H2O -:;. [AI(H20)4 (OH)2]4+ + H2O (1) Ion A13+ berfungsi sebagai elektrolit positip pada stabilisasi partikel koloid. Senyawa AI(0H)3 dalam bentuk endapan berfungsi sebagai inti flok. Sedangkan ion komplek [AI(H2O)50H]4+ akan berfungsi sebagai jembatan antar partikel. Koagulasi dengan FeCI3 dalam suasana alkalis akan mengikuti reaksi sebagai berikut : H2O FeGI3 + 3 NaOH Fe(OH)3 + 3 NaGI (2) Fe3+ berperan sebagai elektron positip pada destabilisasi dan Fe(0H)3 dalam bentuk endapan akan berfungsi sebagai inti flok. Dipilih pada setiap jenis nuklida atau kelompok nuklida dengan kelakuan kimia sejenis(7). Pemancar a (kebanyakan golongan aktinida) biasanya dihidrolisa dalam media alkali dan diendapkan dengan hidroksida dari besi, aluminium atau titanium. Perubahan ini berpengaruh terhadap daya sorpsi dari inti endapan terhadap ion-ion Th dan U,(O02+' UO/+, if+, Th4+, Th(OH)/+ dan lain-lain).(8) Analisis data dapat dihitung dengan persamaan (I) dan (2). TATA KERJA Bahan Yang Digunakan Kristal UO2(NO3) 6H2O (merck), Kristal A!2(SO4h l8h2o (merck), Krista! Th(NO3)4 5H2O (merck), Larutan NaOH, HNO3, Krista! FeC!3 6H2O (merck), Larutan Arzenaso III 8 %, Akuades. Alat Yang Digunakan Timbangan Elektronik Merk SARTORIUS GmBH type 2434, Spektrofotometri Merk Coming Colori Meter 253, ph meter, Jar Test Merk Janke dll. Percobaan pengaruh kecepatan pengadukan lambat terhadap FD dad EP. Diambil 25 mllimbah uranium dan torium sebanyak 16 kali, masing-masing limbah dimasukkan ke dalam 16 beker gelas. Setiap beker gelas yang telah diisi limbah ditambah 3 ml FeCl3 dan yang lain ditambah 3 ml AliSO4)3. Larutan limbah tersebut diaduk dengan menggunakan jar test. Kecepatan pengadukan diatur 20 rpm selama 5 menit. Dengan cara yang sarna dengan percobaan di atas, kecepatan pengadukan di variasi dari 30-80 rpm. Setelah dilakukan pengadukan, dienapkan selama 24 jam. Beningan diambil 5 ml untuk dianalisis. Percobaan pengaruh waktu pengadukan cepat terhadap FD dad EP. Diambil 25 ml limbah uranium dan torium sebanyak 20 kali, masing-masing dimasukan ke dalam 20 beker gelas. Sepuluh beker gelas yang telah diisi limbah ditambahkan 3 ml FeCl3 dan yang 10 beker gelas yang lainnya ditambahkan 3ml AI2(SO4)3. Variasi lama pengadukan cepat dari berturut-turut :1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 menit. Kecepatan pengadukan diambil yang terbaik dari percobaan di atas. Dari masing-masing percobaan dienapkan selama 24 jam. Beningan dinalisis untuk menentukan hasil yang terbaik. Percobaan pengaruh waktu pengadukan lambat terhadap FD dad EP. Dengan menggunakan basil terbaik dari percobaan C dan D. Diambil25 mllimbah sebanyak 2) Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan ISSN 0216-3128

20 kali, dimasukan ke dalam beker gelas. Masingmasing beker gelas yang telah diisi 3 ml FeCIJ dad beker gelas yang lainnya ditambah 3ml AI2(SOJJ. Dengan cara kerja yang sam;! dilakukan variasi lama pengadukan lambat berturut-turut : 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50 dad 55 men it. Kemudian basil dianalisis dengan spektrofotometri. Dari beberapa percobaan di atas dapat diperoleh basil yang terbaik. HASIL DAN PEM:BAHASAN Dari basil percobaajtl terlihat bahwa proses pembentukan inti flok Fe:(OH)] atau Al(OH)] dipengaruhi oleh adanya keclpatan pengadukan dad lama pengadukan. Besar kecilnya kecepatan pengadukan- dapat mempen!aruhi jumlah inti flok Fe(OH)] atau AI(OH)]. Disamping itu muatan elektrik partikel primer inti endapan sangat dipengaruhi oleh konsentrasii ion. Oleh karena itu perlu ditentukan kecepatan pcngadukan yang paling tepat. Terlihat FD dad EP semakin besar mulai dari 26,59-32,44 dad 96,21-96,90 %, yaitu pada kecepatan pengadukan 20 slinpai dengan 30 rpm dad hila dinaikkan lebih dari 30 rpm FD dad EP cenderung turun. Besarnya Icecepatan pengadukan yang baik adalah 30 rpm, FD' yang diperoleh 32,44 dad EP 96,90 %. Hasil dapat dilihat dalam tabel I. Tabel 1. Pengaruh kecepatail pengadukan lambat pada pengolahan U..238 terhadap FD dad EP dengan FeCI]. Tabel3. Pengaruh kecepatan pengadukan lambat pacta pengolahan Th-232 terhadap FD dad EP dengan koagulan FeCIJ- I 21,36 95,30 I 43,85 97,69 62,50 98,73 125,00 99,19 67,16 97,88 25,77 96,12 U 1,04 24,03 95,81 Bila diolah dengan AliSO4)3 pacta kecepatan pengadukan 20-30 rpm terlihat bahwa FD dad EP yang diperoleh adalah semakin besar yaitu dari 51,02-100,00 dad EP 98,03-98,98 %. Bila pacta kecepatan pengadukan dinaikkan, FD dad EP yang diproleh cenderung turun. Dengan demikian bahwa kecepatan pengadukan yang baik pacta 30 rpm, FD yang diperoleh 100,00 dad EP 98,98 %. Tabel4. Pengaruh kecepatan pengadukan lambat pacta pengolahan Th-232 terhadap FD dad EP dengan koagulan AliSO4)3. Bila menggunakan koagulan AI2(SO4)3 ec. Pengad. Kons. Th dim FD EP terlihat FD dan EP semakin besar yaitu dati 20,16- lambat (rpm) beninl!an (ppm) (%) 26,59 dan 95,16-98,30 % pada kecepatan 20 51,02 98,03 pengadukan 20-40 rpm, kemudian pada kecepatan I 100,00 98,98 pengadukan lebih dati 40 rpm JFD dan EP cenderung 75,75 98,66 turun. Besarnya kecepatan pe:ngadukan yang baik 51,02 98,03 pada 40 rpm, FD yang diperoleh 26,59 dad EP 51,02 98,03 98,30 %. 50,00 97,99 43.85 97.69 Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap FD dan EP limbah Th-232 diolah dengan koagulan Dari rebel I, 2, 3 dan 4 terlihat bahwa FD FeCI3. Terlihat pada kecepatal1 pengadukan 20-50 rpm, FD dan EP yang diperoleh semakin besar dari 21,36-125,00 dan EP 95,30-SI9,19 %. Sedangkan pada kecepatan pengadukan l:bih dari 50 rpm FD dan EP dapat dipemgaruhi oleh besamya kecei,jatan pengadukan. Kenaikan kecepatan pengadukan sampai batas tertentu akan meningkatkan harga FD dan EP. Oleh karena itu pembentukan mikro tlok, dan EP cenderung turun. Besamya kecepatan dipengaruhi adanya kecepatan pengadukan yang berubah-ubah. Juga pada penggabungan mikro tlok ISSN 0216-3128 Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan Eko Budiyono. dkk

307 Prosiding Pertemuan dan Presentasi ttmiah P3TM-BATAN Yogyakarta 14-15 Juti 1999 Buku II menjadi makro flok membentuk jot-jot yang besar. Setiap perbedaan kecepatan pengadukan dapat memberikan gumpalan flok yang berbeda-beda. Pacta kecepatan yang paling baik akan memberikan FD dan EP yang paling besar. Hal ini disebabkan karena gerakan fluida akibat pengadukan diikuti oleh gerakan mikro flok yang telah terbentuk dengan lambat pula. Kondisi ini dapat mengakibatkan terjadinya pembentukan makro flok yang besar yang dipengaruhi oleh gaya elektrostatik yang dimiliki setiap partikel. Sehingga berat gumpalan menjadi besar akibatnya dapat menyebabkan terjadinya proses kopresitipasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pertumbuhanjumlah inti flok Fe(OH)3 atau AI(OH)3 akan membuat luas bidang serap semakin besar, sehingga daya serapnya juga semakin besar. Ukuran dan muatan elektrik partikel primer inti endapan Fe(OH)3 atau AI(OH)3 sangat dipengaruhi oleh kecepatan pengadukan. Inti endapan Fe(OH)3 atau AI(OH)3 masih bermuatan positip, sehingga kation-kation (seperti 04+, 002+, 00;+, Th4) akan terserap masuk ke dalam lapisan primer inti endapan. Jika dibandingkan FD dan EP antara 0 dan Th, Th cenderung lebih besar daripada O. Hal ini disebabkan karena Th lebih stabil dari pacta O. Ion-ion uranium di dalam larutan yang bersifat asam, mudah mengalami dismutasi atau perubahan bilangan oksida (Kris Tri Basuki, 1993). Percobaan selanjutnya adalah pengaruh lama pengadukan cepat. Hasil percobaan menunjukkan bahwa adanya pengaruh lama pengadukan cepat. Metode pembentukan flok pacta proses pengolahan limbah ini sangat dipengaruhi oleh lama pengadukan cepat. Oleh karena itu perlu dipelajari di dalam proses ini, karena lama pengadukan cepat dapat ditentukan secara maksimal. Hasil percobaan dilihat pacta tabel5. Tabel 5. Pengaruh waktu pengadukan cepat pacta pengolahan 0238 terhadap FD dan EP dengan Fe C13. No I Waktu peng..kns. U,dIm. FD I EP (%) 3 cedat ( memt) I-iol 10 benmgan (ppm) -! 18,24 I 94,42 1,20 20,60 95,16! I 0,77 32,37 96,90' 0,38 65,83 98,47 0,55 45,79 97,77 0,90 27,13 96,38 20,43 94,99 94,29!94J2 94,12 Pada lama pengadukan cepat 1-4 menit, FD clan EP untuk limbah U-238 yang diperoleh semakin besar yaitu 18,11-65,78 clan EP 94,47-98,47 %. Bila Bila limbah U- 238 diolah dengan AI2(SO4)3. FD dan EP yang diperoleh dapat dilihat pacta tabel 6, terlihat FD dan EP semakin besar pacta lama pengadukan cepat 1-6 menit. Bila lama pengadukan cepat lebih dari 6 menit, FD clan EP cenderung turun. Besarnya lama pengadukan cepat yang baik adalah 6 menit, FD yang diperoleh 62,50 dan EP 98,38 %. Tabel 7. Pengaruh waktu pengadukan cepat pada pengolah 111-232 terhadap FD dad EP dengan FeCI3. No Waktu Pengad.cepat I Ko.ns. 111 dim FD EP (%) (mnt) benmgan (ppm) 0,25 100,00 98,98 0,23 108,60 99,05 0,22 113,60 99,09 I 0,25 100,00 98,97 I 0,27 92,59 98,91 0,27 92,59 98,91 0,29 86,20 98,80 0,37 62,44 98,54 0,36 69,44 98,54 0,36 59,81 98,20 Untuk limbah torium dengan koagulan FeCI3. Data mengenai pengaruh waktu pengadukan cepat terhadap FD dan EP dapat dilihat di dalam tabel 7 di atas. Terlihat FD dan EP semakin besar mulai dari waktu pengadukan cepat dari 1-3 menit dan hila lebih dari 3 menit, FD dan EP cenderung turun. Besarnya waktu pengadukan cepat yang baik adalah 3 menit, FD yang diperoleh 113,60 dan EP 99,08 %. Percobaan berikutnya dengan koagulan AI2(SO4)3 basil yang diperoleh dapat dilihat pacta tabel 8 di bawah ini. Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan ISSN 0216-3128

1101 -: Tabel 8. Pengaruh waktu p(:ngadukan cepat pada pengolahan Th- 23 terhadap FD dan EP dengan AliSO4)3. Besarnya lama pengadukan cepat yang baik adalah 3menit dan FD :yang diperoleh 92,59 dan EP sebesar 98,88 %. Jika diperhatikan tabel 5, 6, 7, dan 8 menunjukkan bahwa semakin besar lama pengadukan yang diberikan, s(makin besar pula FD dan Ep yang diperoleh. Hal ini disebabkan karena lama pengadukan cepat dapat mempercepat terjadinya inti endapan. Akan tetapi dengan menaikkan lama pengadukan cepat sampai bata:; tertentu inti endapan yang terjadi sudah secara mallcsimal dan pacta saat itu pertumbuhan inti juga mak:imal. Percobaan selanjutn{a adalah pengaruh lama pengadukan lambat. Hasil percobaan menunjukkan adanya penganlh lama pengadukan lambat terhadap basil yang diperoleh. FD dan EP semakin besar pacta lama peng;adukan lambat 10-25 menit dan bila lama pengadujan lambat lebih dati 25 menit, FD dan EP cenderung turun. Besarnya lama pengadukan lambat yang baik adalah 25 menit, FD yang diperoleh 125,00 dan EP 99,17. Dapat dilihat pacta tabel 9. Dari rebel 9,10,11,12 lama pengadukan lambat berpengaruh pacta FD dan EP. Pacta dasarnya lama pengadukan lambat me:rupakan fungsi dati proses koagulasi yang bertujuan untuk mendestabilisasikan koloid dim solida tersuspensi yang halus serta membentuk rnikro flok. Bila lama pengadukan terlalu lama, mejllgakibatkan lamanya kontak antar kation U dan Th dengan butir endapan akan semakin lama dapat metlgakibatkan suspensi padatan yang sudah menyatu menjadi terlepas kembali dalam larutan, sehingga koloid tidak terdestabilisasikan. Akibatnya kation-kation limbah yang seharusnya sudah terserap secara maksimal ke dalam butir endapan menjadi tidak terserap atau terlepas. Selanjutnya lamanya pengadukan yang kurang atau terlalu lama ju!a tidak akan membentuk inti flok atau mikro flok karena gerakan ortokinetik atau gerakan fluida akibat pengadukan terlalu lama. Justru dalam k,eadaan ini inti yang belum atau telah terbentuk sebelumnya akan pecah Bila menggunakan koagulan AliSO4)3, FD dan EP semakin besar mulai dati lama pengadukan lambat 10 menit sampai 20 menit dan pada lama pengadukan lambat lebih dati 20 menit, FD dan EP cenderung turun. Besarnya lama pengadukan lambat yang baik adalah 20 menit. FD dad EP yang diperoleh 119,04 dan 99,13 %. Hal ini dapat dilihat pada tabello. TabellO.Pengaruh waktu pengadukan lambat pada pengolahan 0-238 terhadap FD dan EP dengan koagulan AliSO4)3. No Waktu peng. Kns. U dim i FD EP (%) Lambat () bernngan (ppm).i 10K 0,51 45,Ol-1n:951 O;jj- 25, 75 M 3 W 0,21 119,04 99,13 4: E 0,3 0,38 65,78 98,47 57; 7 8 :9 35 40 -so- -ss- 1,122 I 22,32 I 95,51 1 w:oo 194:% I 1,225 Percobaan selanjutnya adalah pengaruh lama pengadukan lambat pada pengolahan limbah torium terhadap FD clan EP dengan FeCI3. Dari rebel II terlihat FD clan EP semakin besar pada 10-20 menit clan hila lama pengadukan lambat lebih dari 20 menit, FD clan EP cenderung turun. Besarnya lama pengadukan yang baik adalah 20 menit, FD yang diperoleh 138,60 clan EP 99,24 %. Bila menggunakan koagulan Alz(SO4)3 terlihat FD dan- EP semakin besar mulai pada 10-20 menit clan pada lama pengadukan lambat lebih dari 20 menit, FD clan EP cenderung turun. Besarnya lama pengadukan yang baik adalah 20 menit, FD yang ISSN 0216-3128 Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan

309 [Waktu., TO 10;20 [9U71 199;14 Prosiding Perlemuan dan Presentasi IImiah P3TM-BATAN Yogyakarla 14-15 JuJi 1999 Buku II diperoleh 138,88 dan EP 99,28 %. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pacta tabelll di bawah ini. Tabelll.Pengaruh waktu pengadukan larnbat pacta pengolahan Th-232 terhadap FD dan EP dengan FeCIJ. --r -, Pengad. Kons. Th dim FO No lambat (it) I beningp_l!1) 0,25 100;00"rTO8;'69"l 198,97 2 15W -o:n w 9,24 o:w- 125,OO I 99,19 30 1125;00-35 _O,21 1}9,04 7 o-;n--- 98,97 45 0,25 98,98 'I -so- 55 KESIMPULAN dad Efisiensi Pemisahan 99,24 %. Sedangkan menggunakan larutan AliSO4)3 didapatkan kondisi terbaik pacta kecepatan pengadukan 30 rpm, waktu pengadukan cepat selama 3 menit dad waktu pengadukan lambat selama 20 menit. Besarnya Faktor Dekontaminasi adalah 138,88 dad Efisiensi Pemisahan 99,26 %. DAFT AR PUST AKA 1. BENEDICT, M. PIGFOR, T.H., and LEVI, H. W., Nuclear Chemical Engineering, second edition, Mc.Graw Hill Co., (1981). 2. KOSTER, R. and KRAEMER, R., Treatment and Conditioning of Liquid Low and Intermediate Level Radioactive Waste, Management of Low and Intermediate Level Radioactive Waste, Vol. 2, Vienna Austria (1989). 3. GARLEY MACAULY K.W., et ai, Radioactive Waste Management, Vol.2, IAEA, Vienna,(1984). 4. KRIS TRI BASUKI, Kimia Aktinida Dalam Teknologi Nuklir, Duta Wacana Universitas Press, Yogyakarta (1993),. 5. MAT CALF and EDDY, Waste Water Engeneering Treatment Disposal Reuse, Mc Graw Hill Publishing Company, 2nd ed., New York (1972). 6. KRAUSE, H., Principle on Experience in Low Level TRU Element Bearing Radioactive Waste Treatment, Joint Germany-Indonesia, Seminar and Public Acceptance, Waste Management and Nuclear Safety, Jakarta (1986). 7. IAEA, Treatment of Low and Intermediate Level Liquid Waste, Tecknikal Report Series, IAEA, Vienna Austria (1984). 8. DLOUHY, Z., Disposal of Radioactive Waste, Pada koagulasi-flokulasi limbah cair 0-238 Elsiver Scientific Publishing Company, menggunakan larutan FeClJ didapatkan kondisi Amsterdam (1982). terbaik pada kecepatan pengadukan 30 rpm, lama pengadukan cepat selama 4 menit dad waktu pengadukan lambat selama 25 menit. Besarnya Faktor Dekontaminasi adalah 125,00 dad Efisiensi Pemisahan 99,17 %. Sedangkan menggunakan larutan AliSO4)J didapatkan kondisi terbaik pada kecepatan pengadukan 30 rpm, waktu pengadukan cepat selama 6 menit TANYA JAWAB dad waktu pengadukan lambat selama 20 menit. Damunir : Besarnya Faktor Dekontaminasi adalah 119,04 Untuk mengendapkan campuran U & Th dalam dan Efisiensi Pemisahan 99,13 %. limbah cair, mengapa harus diendapkan 2 Pada koagulasi-flokulasi limbah cair Th-232 menggunakan FeCl3 dan AI3(SO4)3? Mengapa menggunakan larutan FeClJ didapatkan kondisi tidak memakai larutan OH? terbaik pada kecepatan pengadukan 50 rpm, waktu pengadukan cepat selama 3 menit dad MEBudiono: waktu pengadukan lambat selama 20 menit. -<;.- Pengendapan uranium dan torium dido/am Besarnya Faktor Dekontaminasi adalah 138,60 campuran /imbah cair, di da/am pustaka Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan ISSN 0216-3128

yang ada bahwa limbah radioaktif pemancar a dapat diendapkan dengan baik menggunakan Ferri hidrobida menghasilkan FD Siluler 1000. Bila menggunakan NH4OH sulit terpisahkan karena bersifat kaloid J. Djati Pramana : );.. Mohon dijelaskan kelebihan dan kekurangan bahan pengendap (AliSO4)J dad FeCIJ). Bila ditinjau dari bentuk fisis endapan, mengingat pada pengolahan akhir endapan tersebut disolidifikasi. ME Budiono : Masing-masing pengendap itu mempunyai kelebihan terutama pada pengendap FeCIJ pada ph tinggi.:t 9 t,rlihat jelas hasilnya menjadi endapan Fe(CIH)J. Antara Th & U akan lebih mudah Th karena Th lebih stabil hila berada didalam larutan dan lebih mudah mengendaj7 bersama-sama pengendap yang ditambahkan. Hal tersebut dapat dilihat pada label di dalam makalah, Endro Kismolo: );.. Dalam perhitungan data: i\pakah variabel yang satu dipenden terhadap variabel yang lain dengan adanya data gamba!' yang naik dan turun. ME Budiono :..t;.. Memang betul bahwa antara variabel yang satu dengan yang lain saling berkaitan, oleh karena itu hasil yang diperoleh sesuai dengan grafik 1, 2, dan 3 yang ditampilkan atau tertera dalam label 1-12 di dalam makalah. Budi Sulistyo :» Apakah sudah dipikirkan untuk nantinya kapasitas yang lebih besar?» Dasar apa yang menentukan kecepatan pengadukan tersebut? ME Budiono :..t;.. Dalam penelitian ini dalam skala lab. Di dalam kapasitas besar alai harus disesuaikan dengan keadaan limbah yang sebenarnya...t;.. Dasar untuk menentukan kecepatan pengadukan adalah berdasarkan literatur dan percobaan pendahuluan. ISSN 0216-3128 Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan