BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB IV ANALISIS PENANGANAN KLEPTOMANIA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM. Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar maupun kecil harus di

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMUNIKASI SISTEM ISYARAT BAHASA

Sigit Sanyata

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

2. Faktor pendidikan dan sekolah

PANDUAN REFLEKSI/PENGAMATAN PRAKTIK PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORAL FASE PROSES KONSELING

Lampiran 1. JADUAL KEGIATAN HARIAN Nama : No. Kode: Ruang Rawat : No. Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak diantara anak didik kita yang menghadapi masalah dan dapat

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Metode konseling karier Nur Cita Qomariyah Membina Skill. Mahasiswa di IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Proses Konseling Tawakal Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB V PENUTUP. Dalam pembahasan tentang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Siswa Pelaku Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi ISHAS (Istighfar, Sholawat,

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi seperti yang sudah dipaparkan peneliti maka peneliti. Anak Berkebutuhan Khusus (Down Syndrom) di SDN ۱ Inklusi

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

BAB V PENUTUP. kepada pihak-pihak terkait dengan penemuan makna hidup pasien gagal ginjal

BAB IV ANALISA DATA. Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

BAB III BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG REMAJA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

Psikologi Konseling MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

BAB IV ANALISIS DATA

LAYANAN BIMBINGAN TINGKAT KESULITAN BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1 UDANAWU KABUPATEN BLITAR MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. data yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut: A. Analisis Pelaksanaan Life-Script Analysis Untuk Meningkatkan

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Rasional Emotif Dalam Memotivasi Seorang Ibu Yang Mempunyai Anak Berkebutuhan Khusus di Desa Kebonagung Porong Sidoarjo Berdasarkan penyajian data pada proses pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam dalam memotivasi seorang ibu yang mempunyai anak berkebutuhan khusus di Porong Sidoarjo, konselor menentukan waktu dan tempat yang tepat karena waktu itu menentukan keefektifan pada proses konseling. Sama halnya dengan tempat, karena kenyamanan tempat bagi konseli sangat dibutuhkan agar konseli dapat mengungkapkan semua permasalahan yang dialaminya. Proses analisa data dalam proses konseling ini menggunakan analisa deskriptif-komparatif, yaitu dengan cara membandingkan teoriteori yang ada dengan data yang terjadi di lapangan. 90

91 Tabel 1.4. Perbandingan antara pelaksanaan di lapangan dengan teori konseling Islam No Data Teori Data Empiris 1. 2. 3. Identifikasi masalah Langkah ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dari berbagai sumberyang fungsinya untuk mengenal masalah beserta gejala-gejala yang nampak pada konseli. Diagnosa Menetapkan masalah yang di hadapi konseli beserta latar belakangnya. Prognosa Menetapkan jenis bantuan terapi apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan berdasarkan diagnosa yang telah di tetapkan. Konselor mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber data mulai dari klien, saudara, serta tetangga terdekat konseli. Dari hasil yang diperoleh dari proses wawancara dan observasi menunjukkan bahwa konseli sering mengunci anaknya di dalam rumah, sering memukul anaknya, tidak pernah mengikuti kegiatan di Desa, jarang berkumpul dengan tetangga, tidak menyekolahkan anaknya, sering memarahi anaknya. Melihat dari hasil identifikasi masalah maka dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan yang sedang dialami konseli yaitu karena konseli kurang bisa menerima kondisi anaknya yang berkebutuhan khusus. Berdasarkan masalah klien yaitu seorang ibu yang kurang bisa menerima anaknya yang berkebutuhan khusus, maka konselor menggunakan Terapi Rasional Emotif dengan dua teknik yaitu teknik Diskusi dan Reinforcement (penguatan). Terapi Rasional Emotif merupakan sarana untuk memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan klien yang irrasional (persepsi negatif) menjadi rasional (pemikiran positif), sehingga klien dapat mengembangkan diri dan mencapai realisasi diri yang optimal. Adapun teknik-teknik sebagai berikut: a. Teknik Diskusi, ada beberapa hal yang konselor diskusikan dengan klien. Misalnya: penerimaan orangtua terhadap anak berkebutuhan khusus, cara merawat dan mendidik anak berkebutuhan khusus serta harapan yang ingin dicapai. Setelah semua data

92 diperoleh, konselor menunjukkan masalah yang sedang dihadapi klien akibat dari perilakunya dan mendiskusikan bagaimana bentuk penerimaan orangtua, bagaimana merawat serta mendidik anaknya yang berkebutuhan khusus. b. Teknik Reinforcement (penguatan): dalam hal ini konselor memberikan penguatan kepada klien bahwa a) Penerimaan orangtua terhadap anak berkebutuhan khusus merupakan sifat yang tulus dalam menerima takdir. Sehingga anak merasa aman, nyaman dan bisa dimengerti keberadaannya oleh orangtua dan keluarganya. b) Dalam merawat dan mendidik anak berkebutuhan khusus diperlukan adanya kesabaran, keikhlasan yang luar biasa. Anggaplah itu sebagai bentuk ibadan kita kepada Allah SWT. c) Harapan yang ingin dicapai yaitu konselor mengaharapkan kepada klien agar dapat menerima bagaimanapun wujud dan bentuk anak merupakan anugerah dari Allah yang sudah pasti harus kita syukuri, rawat dan berikan pendidikan yang layak. 4. Treatment (Terapi) Proses pemberian bantuan yang telah di tetapkan oleh prognosa. Adapun terapi yang digunakan adalah terapi realitas. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: a. Diskusi Dalam hal ini, konselor melibatkan diri dengan klien. Hal yang pertama didiskusikan oleh konselor dengan klien yaitu: a) Penerimaan orangtua terhadap anak berkebutuhan khusus. Dukungan dan penerimaan orangtua dan anggota keluarga terhadap anak berkebutuhan khusus

93 akan memberikan energi dan kepercayaan dalam diri ABK untuk lebih berusaha mempelajari dan mencoba hal-hal baru yang terkait dengan keterampilan yang dimilikinya. begitu jua dengan sebaliknya, minimnya dukungan yang diterima dari orang-orang terdekat akan membuat mereka semakain rendah diri dan menarik diri dari lingkungan. b) Cara merawat dan mendidik anak berkebutuhan khusus. Bahwa dalam merawat dan mendidik anak berkebutuhan khusus dibutuhkan kesabaran, kasih sayang, serta butuh ketelatenan yang luar biasa. Karena dengan begitu anak merasa bahwa dirinya bisa demengerti keadaannya. c) Harapan yang ingin dicapai yaitu klien ingin merubah sikap dan perlakuan terhadap anaknya, karena klien tidak ingin selalu menyakiti anaknya yang berkebutuhan khusus. Dalam hal ini, klien berusaha untuk menahan emosinya agar tidak melakukan hal itu kembali. b. Reinforcement (penguatan) a) Penerimaan orangtua terhadap anak berkebutuhan khusus yaitu: Konselor menguatkan klien dengan pemikiran positif yang dimiliki oleh klien, konselor mengajak klien untuk berfikir secara rasional. Penguatan yang diberikan konselor tentang penerimaan orangtua terhadap anak berkebutuhan khusus, bahwa bagaimanapun keadaan anak patut untuk kita syukuri. Karena dengan bersyukur kita lebih bisa tabah dan sabar dalam menerima cobaan yang diberikan Allah kepada hambanya. b) Cara merawat dan mendidik anak berkebutuhan khusus yaitu: sangat

94 dibutuhkan adanya kesabaran, keikhlasan serta ketelatenan yang luar biasa dalam mendampingi anak berkebutuhan khusus. Karena dengan begitu anak akan merasa nyaman, aman, dimengerti kondisinya, serta merasa dilindungi oleh orangtua dan keluarganya. c) Harapan yang ingin di capai: Konselor berharap kepada klien agar dapat mengontrol emosinya, selalu doakan anaknya agar bisa menerima hal positif yang orangtua ajarkan kepadanya. Berikan kasih sayang dan perhatian yang lebih kepada anak berkebutuhan khusus agar anak merasa dirinya di mengerti kondisi dan diterima apa adanya dirinya saat ini. 5. Follow up (Evaluasi) Mengetahui sejauhmana langkah terapi yang dilakukan dalam mencapai hasil. Setelah klien di berikan terapi, klien bisa berfikir rasional bahwa anak adalah titipan dari allah yang harus di jaga dan di rawat dengan baik. Sekarang klien sudah sudah tidak memukul anaknya, sudah mulai bisa bergaul dengan tetangga, sudah mulai mengikuti kegiatan yang ada di Desa meskipun jarang-jarang, sudah tidak memarahi anaknya, dan sudah tidak mengunci anaknya di dalam rumah. Berdasarkan tabel diatas, bahwa analisis bimbingan dan konseling Islam dengan langkah-langkah konseling yang meliputi tahap identifikasi masalah, diagnosa, prognosa, treatment, dan follow up (evaluasi). Dalam teori yang telah dijelaskan diatas pada tahap identifikasi masalah yaitu langkah untuk mengumpulkan data-data dari berbagai sumber yang fungsinya untuk mengenal problem serta gejala-gejala yang nampak pada

95 klien. Melihat kondisi dan gejala-gejala yang nampak pada klien, maka disini konselor menetapkan bahwa permasalahan yang dihadapi klien adalah kurang bisa menerima kondisi anaknya yang berkebutuhan khusus sehingga berdampak pada kehidupan sosial klien. Pemberian treatment disini bertujuan untuk menyadarkan klien melalui terapi untuk melatih klien agar dapat mengungkap apa yang menjadi keinginan dan mengaplikasikannya dalam bentuk nyata, sehingga dapat mengubah pola pikir dan keyakinan klien yang irasional menuju cara berpikir yang rasional. Maka berdasarkan perbandingan antara teori dengan data lapangan pada proses bimbingan dan konseling Islam, diperoleh kesesuaian dan persamaan yang mengarah pada yang mengarah pada proses bimbingan dan konseling Islam yang telah dilakukan oleh konselor. B. Analisis Hasil Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Rasional Emotif Dalam Memotivasi Seorang Ibu Yang Mempunyai Anak Berkebutuhan Khusus di Desa Kebonagung Porong Sidoarjo Untuk lebih jelas analisis data tentang hasil dari proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling islam yang dilakukan mulai dari tahap awal hingga tahap akhir proses konseling, apakah terdapat perubahan pada diri

96 konseli antara sebelum dan sesudah dilakukannya Bimbingan dan Konseling Islam dapat digambarkan pada tabel di bawah ini: Tabel 2.4. Analisis Keberhasilan Bimbingan dan Konseling Islam No Sebelum Dilakukan Konseling Sesudah Dilakukan Konseling Kondisi Klien Ya Tidak Kondisi Klien Ya Tidak Kadangkadang 1 Jarang mengikuti - Jarang mengikuti - - kegiatan di Desa kegiatan di Desa 2 Jarang bergaul - Jarang bergaul - - dengan tetangga dengan tetangga 3 Sering memukul - Sering memukul - - 4 Mengunci di dalam rumah - Mengunci di dalam rumah - - 5 Tidak disekolahkan - Tidak disekolahkan* - - 6 Sering memarahi - Sering memarahi - - 7 Dibiarkan sendirian di rumah *karena faktor ekonomi - Dibiarkan sendirian dirumah - - Pembuktian serta perubahan sikap atau kepribadian yang terlihat pada diri konseli telah dijelaskan pada tabel di atas yang dapat dilihat setelah dilakukannya bimbingan dan konseling Islam dan sebelum dilakukannya bimbingan dan konseling Islam. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebelum dan setelah dilakukannya bimbingan dan konseling Islam tersebut terdapat perubahan yang sangat signifikan pada pola pikir konseli. Yang mana sekarang sudah tidak nampak terlihat atau dirasakan ada 5 point, yang kadang-kadang

97 nampak atau dirasakan ada 1 point dan yang belum dilakukan terdapat 1 poin. Jadi, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dalam pemberian bantuan bimbingan dan konseling Islam yang telah dilakukan oleh konselor dapat dikatakan cukup berhasil karena pada awalnya terdapat 7 gejala yang nampak sebelum dilakukannya konseling, akan tetapi setelah dilakukannya konseling terdapat 5 gejala yang tidak nampak lagi dilakukan oleh konseli. Yakni konseli sudah tidak lagi mengunci anaknya di dalam rumah, tidak lagi memarah-marahi dan membentak-bentak anaknya, sudah tidak lagi memukulnya, tidak di biarkan sendirian di rumah, serta sudah mulai bergaul dengan tetangga. 1 gejala yang kadangkadang masih dilakukan oleh konseli yaitu jarang mengikuti kegiatan yang ada di Desa, dan 1 gejala masih dilakukan yaitu tidak menyekolahkan anaknya di karenakan kendala ekonomi dan tidak ada yang mengawasinya selama di sekolah.