BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input) seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ini para pemegang saham. Di tengah persaingan global dunia usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dapat memberikan manfaat dan membantu memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan harga saham. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yaitu mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan. pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani

BAB 1 PENDAHULUAN. sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan. Hal ini terjadi mungkin

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bisnis. Para stakeholders seperti investor, pemerintah, dan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. korporasi tersebut menunjukkan bahwa organ-organ perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan elemen yang menjadi pusat perhatian utama oleh para

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Adanya. menarik lebih banyak investor asing maupun investor dalam negeri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai agent dengan pemilik modal sebagai principal. Teori ini

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan atas usaha yang dijalankannya. Tujuan-tujuan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya membuat dunia usaha dijalankan secara profesional justru menjadi

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. modal (investor dan kreditor), tetapi juga kepentingan karyawan, konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemegang saham dan calon investor untuk mengambil keputusan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan, dimana nilai perusahaan dijadikan indikator bagi investor untuk pengelolaan keuangan perusahaan. Meningkatnya nilai perusahaan tercermin dari harga sahamnya dipasar modal. Haruman, 2008 (dalam Permanasari, 2010) menyatakan bahwa nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada suatu perusahaan. Nilai perusahaan yang diproksikan melalui nilai pasar saham pada Bursa Efek Indonesia mengalami beberapa perubahan, meskipun tidak banyak perusahaan yang menggunakan aspek keuangannya. Perubahan yang terjadi berdasarkan fenomena yang telah terjadi dikarenakan adanya informasi lain diluar aspek keuangan seperti lingkup sosial perusahaan. Perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia setiap tahunnya wajib melaporkan laporan keuangan dan laporan tahunan kepada bursa efek, investor, dan publik. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu yang mempunyai peran penting sebagai pengukur dan penilaian kerja suatu perusahaan juga sebagai alat pertanggungjawaban dan komunikasi kepada pihak yang membutuhkan. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

2 keuangan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011). Laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan misalnya pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya. Oleh karena itu, laporan keuangan harus mengandung informasi yang mencerminkan kondisi yang sebenarnya dari suatu perusahaan agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Bagi investor, laporan keuangan memiliki fungsi untuk membantu mengambil keputusan dalam investasi. Bagi kreditor, laporan keuangan berfungsi sebagai penentu dalam memberikan pinjaman dan bunga yang harus dibayar. Sedangkan pemerintah menggunakan laporan keuangan sebagai alat kontrol untuk menetapkan kebijakan pajak dan penyusunan pendapatan nasional. Laporan tahunan adalah laporan menyeluruh mengenai perkembangan dan pencapaian suatu perusahaan dalam satu tahun (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011). Laporan tahunan berisikan tentang aktivitas pengembangan perusahaan dan kinerja perusahaan yang disampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan suatu perusahaan. Laporan tahunan bertujuan untuk menginformasikan prestasi perusahaan yang nantinya diharapkan dapat mengubah sikap publik akan suatu perusahaan. Mengidentifikasi publik sasaran berarti menentukan secara pasti kepada siapa laporan tahunan yang dibuat tersebut diperuntukkan. Publik sasaran terdiri dari calon investor, analis keuangan, karyawan, pemerintah, dan pihak media massa.

3 Laporan keuangan dan laporan tahunan yang dilaporkan digunakan investor untuk mengetahui perkembangan kinerja perusahaan serta sebagai langkah pengambilan keputusan investasi. Fluktuasi nilai perusahaan yang terjadi dapat menimbulkan masalah keagenan, seperti hilangnya daya tarik perusahaan dalam pasar saham. Pada dasarnya nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah satunya adalah tingkat profitabilitas dan aspek good corporate governance, dimana penerapan corporate governance dapat dilakukan melalui mekanisme monitoring untuk menyelamatkan berbagai kepentingan. Jensen dan Meckling, 1976 (dalam Randy dan Juniarti, 2013) menyatakan bahwa memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen dapat disejajarkan dengan kepentingan manajemen, kepemilikan saham oleh investor intitusional merupakan pihak yang dapat memonitor agen dengan kepemilikannya yang besar, melalui peran monitoring oleh dewan komisaris terdapat hubungan yang relevan dengan pelaporan keuangan. Membentuk komite audit sebagai pengawas perusahaan, dimana komite audit merupakan pihak yang membantu komisaris dalam rangka peningkatan kualitas serta peningkatan efektivitas eksternal dan internal audit (Sulistyanto, 2008:155). Mekanisme good corporate governance yang meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit berkaitan dengan pengungkapan corporate social responsibility yang dilakukan perusahaan. Corporate social responsibility merupakan kebijakan perusahaan yang disetujui dan diawasi langsung oleh keempat mekanisme good corporate

4 governance sebagai wujud tanggung jawab perusahaan dan sosial. Penelitian ini menggunakan pengukuran corporate gevernance melalui mekanisme pengendalian internal perusahaan dengan menggunakan skor faktor yang terdiri dari empat dimesi. Pengukuran ini mendasarkan penelitian Randy dan Juniarti (2013) yang menyatakan bahwa masing-masing dimensi memiliki score. Penerapan good corporate governance (GCG) pada perusahaan sangat diperlukan untuk memenuhi kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai salah satu syarat absolut bagi dunia industri yang sedang berkembang dengan baik dan sehat tujuan untuk menambah nilai tambah dalam perwujudan pengambilan keputusan. Keterlibatan stakeholder yang semakin tinggi akan meningkatkan pelaksanaan CSR perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap masyarakat. Hal ini juga berkaitan dengan semakin besar tingkat profitabilitas perusahaan maka hal tersebut akan mendorong perusahaan untuk melaporkan hasil CSR-nya dalam laporan tahunan perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan menunjukkaan bahwa perusahaan tersebut memiliki dana yang cukup dialokasikan kepada kegiatan sosial dan lingkungan yang kemudian dapat meningkatkan pertanggungjawaban sosial perusahaan tersebut. Corporate social responsibility (CSR) sebagai sebuah gagasan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan kedalam kondisi keuangannya saja. Tetapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Tanggung jawab sosial dari perusahaan dengan semua stakeholder termasuk

5 didalamnya adalah pelanggan, pegawai, komunitas, investor, pemerintah, supplier bahkan kompetitor. Archie B. Carrol (dalam Tanudjaja, 2006) menyatakan bahwa corporate social responsibility (CSR) merupakan bentuk kepedulian perusahaan yang didasari oleh tiga prinsip yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Line, yaitu : profit (keuntungan), people (masyarakat), dan planet (lingkungan). Profit, perusahaan harus tetap berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. People, perusahaan harus tetap memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan. Planet, perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan, penyediaan sarana air bersih, perbaikan pemukiman, pengembangan pariwisata (ekoturism). Penerapan CSR diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk lebih etis dalam menjalankan kegiatan operasionalnya agar tidak berakibat buruk bagi masyarakat dan lingkungan hidup. Penelitian pengaruh mekanisme GCG terhadap nilai perusahaan mendapatkan hasil yang variatif. Penelitian Mai (2015) menunjukkan bahwa hubungan dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian Wisnu (2014) yang menunjukkan bahwa keempat mekanisme good corporate

6 governance berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa investor mengapresisasi informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Dampak negatif tersebut memiliki makna bahwa dengan adanya pengungkapan corporate social responsibility mampu mengurangi ketidakpastian prospek usaha dimasa mendatang karena informasi laba belum tentu persisten dimasa depan. Tingginya tingkat profitabilitas menunjukkan bahwa suatu perusahaan mencapai laba yang maximal. Penelitian Prasetyowati (2015) menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian Sudana (2011) menyatakan bahwa mekanisme GCG berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR, sedangkan hasil berbeda dilakukan pada penelitian Wisnu (2014) yang menyatakan bahwa mekanisme GCG berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR. Dalam penelitian Prasetyowati (2015) menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh secara positif terhadap pengungkapan CSR. Penelitian ini juga menggunakan variabel intervening yaitu corporate social responsibility, hal ini dikarenakan CSR merupakan kebijakan perusahaan yang disetujui dan diawasi langsung oleh mekanisme GCG sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan sosial. Dalam penelitian Wuryanti dan Khotimah (2015) menyatakan bahwa corporate social responsibility mampu memediasi variabel good corporate governance dan kinerja perusahaan dengan tingkat hubungan langsung dan tidak langsung, hasil penelitian Prasetyowati (2015) menunjukkan bahwa corporate social rensponsibility mampu memedisi

7 variabel profitabilitas dan nilai perusahaan perusahaan secara langsung dan tidak langsung. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini menguji pengaruh good corporate governance dan profitabilitasterhadap nilai perusahaan dengan corporate social responsibility sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur dengan menggunakan tiga sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Pada penelitian ini perusahaan manufaktur dijadikan objek penelitian karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menjual produknya dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi barang jadi. Perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjangnya untuk membiayai operasional perusahaan, salah satunya dengan investasi saham oleh para investor sehingga dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dimana keberhasilan nilai perusahaan tercermin dari harga saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Konflik yang sering muncul antara manajer dengan pemegang saham yang biasa disebut dengan konflik keagenan dapat berakibat pada penerapan mekanisme good corporate governance, tingkat profitabilitas dan perwujudan corporate social responsibility sehingga berdampak pada nilai perusahaan. Oleh karena itu diperlukan cara untuk meminimalkan konflik keagenan tersebut sehingga nilai perusahaan dapat meningkat kembali.

8 Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai variabelvariabel yang berkaitan dengan nilai perusahaan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari penjelasan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah mekanisme GCG berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah mekanisme GCG berpengaruh terhadap pengungkapan CSR? 4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap CSR? 5. Apakah CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 6. Apakah mekanisme GCG berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui pengungkapan CSR sebagai variabel intervening? 7. Apakah tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui pengungkapan CSR sebagai variabel intervening? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh mekanisme GCG terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh tingkat profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh mekanisme GCG terhadap pengungkapan CSR.

9 4. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh tingkat profitabilitas terhadap pengungkapan CSR. 5. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. 6. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh pengungkapan CSR merupakan variabel intervening pada hubungan mekanisme GCG terhadap nilai perusahaan atau tidak. 7. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh pengungkapan CSR merupakan variabel intervening pada hubungan tingkat profitabilitas terhadap nilai perusahaan atau tidak. 1.4 Manfaat Penelitian Terdapat dua aspek manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Aspek teoritis a. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai mekanisme good corporate governance (GCG), tingkat profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui pengungkapan corporate social responsibility (CSR). b. Hasil dari penelitian ini juga digunakan sebagai masukan yang dapat disajikan bahan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan nilai perusahaan. 2. Aspek praktis a. Hasil dari penelitian ini digunakan sebagai pengetahuan kepada perusahaan, investor, dan profesi akuntansi mengenai good corporate

10 governance (GCG), tingkat profitabilitas, pengungkapan corporate social responsibility (CSR), dan nilai perusahaan. b. Hasil dari penelitian ini juga digunakan sebagai kontribusi bagi investor agar informasi yang disajikan dapat bermanfaat untuk menganalisis dan mengambil keputusan investasi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah batasan studi yang menjelaskan fokus studi. Pembatasan tersebut diperlukan guna menghindari perluasan pembahasan yang tidak terarah dan menimbulkan berbagai perbedaan presepsi. Ruang lingkup penelitian ini juga dimaksudkan agar penelitian dapat fokus pada topik yang telah ditentukan dan ingin disajikan oleh penulis. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian akan dilakukan terhadap masingmasing variabel untuk memperoleh penjelasan dan pemahaman masing-masing variabel tersebut terhadap nilai perusahaan. Dengan terbatasnya waktu, tenaga, teori, dan dana yang tersedia maka penelitian ini terbatas pada rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Fokus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance, tingkat profitabilitas dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014 secara berturut-turut dan menerbitkan laporan tahunan yang dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia.