1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan, dimana nilai perusahaan dijadikan indikator bagi investor untuk pengelolaan keuangan perusahaan. Meningkatnya nilai perusahaan tercermin dari harga sahamnya dipasar modal. Haruman, 2008 (dalam Permanasari, 2010) menyatakan bahwa nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada suatu perusahaan. Nilai perusahaan yang diproksikan melalui nilai pasar saham pada Bursa Efek Indonesia mengalami beberapa perubahan, meskipun tidak banyak perusahaan yang menggunakan aspek keuangannya. Perubahan yang terjadi berdasarkan fenomena yang telah terjadi dikarenakan adanya informasi lain diluar aspek keuangan seperti lingkup sosial perusahaan. Perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia setiap tahunnya wajib melaporkan laporan keuangan dan laporan tahunan kepada bursa efek, investor, dan publik. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu yang mempunyai peran penting sebagai pengukur dan penilaian kerja suatu perusahaan juga sebagai alat pertanggungjawaban dan komunikasi kepada pihak yang membutuhkan. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
2 keuangan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011). Laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan misalnya pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya. Oleh karena itu, laporan keuangan harus mengandung informasi yang mencerminkan kondisi yang sebenarnya dari suatu perusahaan agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Bagi investor, laporan keuangan memiliki fungsi untuk membantu mengambil keputusan dalam investasi. Bagi kreditor, laporan keuangan berfungsi sebagai penentu dalam memberikan pinjaman dan bunga yang harus dibayar. Sedangkan pemerintah menggunakan laporan keuangan sebagai alat kontrol untuk menetapkan kebijakan pajak dan penyusunan pendapatan nasional. Laporan tahunan adalah laporan menyeluruh mengenai perkembangan dan pencapaian suatu perusahaan dalam satu tahun (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011). Laporan tahunan berisikan tentang aktivitas pengembangan perusahaan dan kinerja perusahaan yang disampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan suatu perusahaan. Laporan tahunan bertujuan untuk menginformasikan prestasi perusahaan yang nantinya diharapkan dapat mengubah sikap publik akan suatu perusahaan. Mengidentifikasi publik sasaran berarti menentukan secara pasti kepada siapa laporan tahunan yang dibuat tersebut diperuntukkan. Publik sasaran terdiri dari calon investor, analis keuangan, karyawan, pemerintah, dan pihak media massa.
3 Laporan keuangan dan laporan tahunan yang dilaporkan digunakan investor untuk mengetahui perkembangan kinerja perusahaan serta sebagai langkah pengambilan keputusan investasi. Fluktuasi nilai perusahaan yang terjadi dapat menimbulkan masalah keagenan, seperti hilangnya daya tarik perusahaan dalam pasar saham. Pada dasarnya nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah satunya adalah tingkat profitabilitas dan aspek good corporate governance, dimana penerapan corporate governance dapat dilakukan melalui mekanisme monitoring untuk menyelamatkan berbagai kepentingan. Jensen dan Meckling, 1976 (dalam Randy dan Juniarti, 2013) menyatakan bahwa memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen dapat disejajarkan dengan kepentingan manajemen, kepemilikan saham oleh investor intitusional merupakan pihak yang dapat memonitor agen dengan kepemilikannya yang besar, melalui peran monitoring oleh dewan komisaris terdapat hubungan yang relevan dengan pelaporan keuangan. Membentuk komite audit sebagai pengawas perusahaan, dimana komite audit merupakan pihak yang membantu komisaris dalam rangka peningkatan kualitas serta peningkatan efektivitas eksternal dan internal audit (Sulistyanto, 2008:155). Mekanisme good corporate governance yang meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit berkaitan dengan pengungkapan corporate social responsibility yang dilakukan perusahaan. Corporate social responsibility merupakan kebijakan perusahaan yang disetujui dan diawasi langsung oleh keempat mekanisme good corporate
4 governance sebagai wujud tanggung jawab perusahaan dan sosial. Penelitian ini menggunakan pengukuran corporate gevernance melalui mekanisme pengendalian internal perusahaan dengan menggunakan skor faktor yang terdiri dari empat dimesi. Pengukuran ini mendasarkan penelitian Randy dan Juniarti (2013) yang menyatakan bahwa masing-masing dimensi memiliki score. Penerapan good corporate governance (GCG) pada perusahaan sangat diperlukan untuk memenuhi kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai salah satu syarat absolut bagi dunia industri yang sedang berkembang dengan baik dan sehat tujuan untuk menambah nilai tambah dalam perwujudan pengambilan keputusan. Keterlibatan stakeholder yang semakin tinggi akan meningkatkan pelaksanaan CSR perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap masyarakat. Hal ini juga berkaitan dengan semakin besar tingkat profitabilitas perusahaan maka hal tersebut akan mendorong perusahaan untuk melaporkan hasil CSR-nya dalam laporan tahunan perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan menunjukkaan bahwa perusahaan tersebut memiliki dana yang cukup dialokasikan kepada kegiatan sosial dan lingkungan yang kemudian dapat meningkatkan pertanggungjawaban sosial perusahaan tersebut. Corporate social responsibility (CSR) sebagai sebuah gagasan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan kedalam kondisi keuangannya saja. Tetapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Tanggung jawab sosial dari perusahaan dengan semua stakeholder termasuk
5 didalamnya adalah pelanggan, pegawai, komunitas, investor, pemerintah, supplier bahkan kompetitor. Archie B. Carrol (dalam Tanudjaja, 2006) menyatakan bahwa corporate social responsibility (CSR) merupakan bentuk kepedulian perusahaan yang didasari oleh tiga prinsip yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Line, yaitu : profit (keuntungan), people (masyarakat), dan planet (lingkungan). Profit, perusahaan harus tetap berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. People, perusahaan harus tetap memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan. Planet, perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan, penyediaan sarana air bersih, perbaikan pemukiman, pengembangan pariwisata (ekoturism). Penerapan CSR diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk lebih etis dalam menjalankan kegiatan operasionalnya agar tidak berakibat buruk bagi masyarakat dan lingkungan hidup. Penelitian pengaruh mekanisme GCG terhadap nilai perusahaan mendapatkan hasil yang variatif. Penelitian Mai (2015) menunjukkan bahwa hubungan dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian Wisnu (2014) yang menunjukkan bahwa keempat mekanisme good corporate
6 governance berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa investor mengapresisasi informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Dampak negatif tersebut memiliki makna bahwa dengan adanya pengungkapan corporate social responsibility mampu mengurangi ketidakpastian prospek usaha dimasa mendatang karena informasi laba belum tentu persisten dimasa depan. Tingginya tingkat profitabilitas menunjukkan bahwa suatu perusahaan mencapai laba yang maximal. Penelitian Prasetyowati (2015) menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian Sudana (2011) menyatakan bahwa mekanisme GCG berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR, sedangkan hasil berbeda dilakukan pada penelitian Wisnu (2014) yang menyatakan bahwa mekanisme GCG berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR. Dalam penelitian Prasetyowati (2015) menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh secara positif terhadap pengungkapan CSR. Penelitian ini juga menggunakan variabel intervening yaitu corporate social responsibility, hal ini dikarenakan CSR merupakan kebijakan perusahaan yang disetujui dan diawasi langsung oleh mekanisme GCG sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan sosial. Dalam penelitian Wuryanti dan Khotimah (2015) menyatakan bahwa corporate social responsibility mampu memediasi variabel good corporate governance dan kinerja perusahaan dengan tingkat hubungan langsung dan tidak langsung, hasil penelitian Prasetyowati (2015) menunjukkan bahwa corporate social rensponsibility mampu memedisi
7 variabel profitabilitas dan nilai perusahaan perusahaan secara langsung dan tidak langsung. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini menguji pengaruh good corporate governance dan profitabilitasterhadap nilai perusahaan dengan corporate social responsibility sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur dengan menggunakan tiga sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Pada penelitian ini perusahaan manufaktur dijadikan objek penelitian karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menjual produknya dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi barang jadi. Perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjangnya untuk membiayai operasional perusahaan, salah satunya dengan investasi saham oleh para investor sehingga dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dimana keberhasilan nilai perusahaan tercermin dari harga saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Konflik yang sering muncul antara manajer dengan pemegang saham yang biasa disebut dengan konflik keagenan dapat berakibat pada penerapan mekanisme good corporate governance, tingkat profitabilitas dan perwujudan corporate social responsibility sehingga berdampak pada nilai perusahaan. Oleh karena itu diperlukan cara untuk meminimalkan konflik keagenan tersebut sehingga nilai perusahaan dapat meningkat kembali.
8 Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai variabelvariabel yang berkaitan dengan nilai perusahaan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari penjelasan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah mekanisme GCG berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah mekanisme GCG berpengaruh terhadap pengungkapan CSR? 4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap CSR? 5. Apakah CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 6. Apakah mekanisme GCG berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui pengungkapan CSR sebagai variabel intervening? 7. Apakah tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui pengungkapan CSR sebagai variabel intervening? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh mekanisme GCG terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh tingkat profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh mekanisme GCG terhadap pengungkapan CSR.
9 4. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh tingkat profitabilitas terhadap pengungkapan CSR. 5. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. 6. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh pengungkapan CSR merupakan variabel intervening pada hubungan mekanisme GCG terhadap nilai perusahaan atau tidak. 7. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh pengungkapan CSR merupakan variabel intervening pada hubungan tingkat profitabilitas terhadap nilai perusahaan atau tidak. 1.4 Manfaat Penelitian Terdapat dua aspek manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Aspek teoritis a. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai mekanisme good corporate governance (GCG), tingkat profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui pengungkapan corporate social responsibility (CSR). b. Hasil dari penelitian ini juga digunakan sebagai masukan yang dapat disajikan bahan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan nilai perusahaan. 2. Aspek praktis a. Hasil dari penelitian ini digunakan sebagai pengetahuan kepada perusahaan, investor, dan profesi akuntansi mengenai good corporate
10 governance (GCG), tingkat profitabilitas, pengungkapan corporate social responsibility (CSR), dan nilai perusahaan. b. Hasil dari penelitian ini juga digunakan sebagai kontribusi bagi investor agar informasi yang disajikan dapat bermanfaat untuk menganalisis dan mengambil keputusan investasi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah batasan studi yang menjelaskan fokus studi. Pembatasan tersebut diperlukan guna menghindari perluasan pembahasan yang tidak terarah dan menimbulkan berbagai perbedaan presepsi. Ruang lingkup penelitian ini juga dimaksudkan agar penelitian dapat fokus pada topik yang telah ditentukan dan ingin disajikan oleh penulis. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian akan dilakukan terhadap masingmasing variabel untuk memperoleh penjelasan dan pemahaman masing-masing variabel tersebut terhadap nilai perusahaan. Dengan terbatasnya waktu, tenaga, teori, dan dana yang tersedia maka penelitian ini terbatas pada rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Fokus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance, tingkat profitabilitas dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014 secara berturut-turut dan menerbitkan laporan tahunan yang dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia.