BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan April-Mei 2013. 3.2. Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1. Alat: Akuarium berukuran 20x40x40 cm 3 sebanyak 25 buah sebagai media pemeliharaan benih ikan koi. DO meter untuk mengukur kadar oksigen terlarut. Blower berjumlah dua buah untuk aerasi. Selang aerasi dan batu aerasi sebanyak 25 buah untuk memasok oksigen pada setiap akuarium. Water heater untuk menstabilkan suhu. Termometer untuk mengukur suhu air. ph meter untuk mengukur kadar ph air. Gelas ukur ukuran 1000 ml untuk mengukur volume air. Selang untuk penyiponan dan untuk mengganti air. Aerator, selang aerasi dan batu aerasi untuk suplai oksigen. Ammonia test kit untuk mengukur kadar NH 3. Timbangan digital merk OHAUS Model CL 201 T dengan ketelitian 0,1 gram kapasitas 200 g untuk menimbang bobot ikan dan berat pakan. Serok kain kasa untuk mengambil ikan uji. Wadah plastik sebagai tempat pakan. 18
19 3.2.2. Bahan: 1. Ikan Uji Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan koi jenis Goromo dengan ukuran 5-8 cm sebanyak 375 ekor yang berasal dari petani ikan koi di daerah Sumedang. 2. Probiotik Probiotik yang digunakan pada penelitian ini adalah probiotik komersil dengan merk dagang Starbact yang berbentuk cair mengandung bakteri probiotik Bacillus sp., Lactobacillus sp., Nitrosomonas sp., Nitrobacter sp., Aerobacter sp., dan jamur Saccharomyces sp. 3. Pakan Pakan yang digunakan berupa pellet komersil. Pakan yang diberikan setiap harinya adalah sebanyak 5% dari bobot biomassa dengan frekuensi pemberian pakan 2-3 kali per hari (Alex 2011). 3.3. Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri atas lima perlakuan dengan lima ulangan, yaitu pemberian probiotik pada media pemeliharaan sebanyak: Perlakuan A 0 ml/l Perlakuan B 0,9 ml/l Perlakuan C 1 ml/l Perlakuan D 1,1 ml/l Perlakuan E 1,2 ml/l Model linear dari rancangan ini adalah sebagai berikut (Gasperz 1991) : μ + +
20 Xij Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j µ Rata-rata umum τij Pengaruh perlakuan ke-i εij Pengaruh faktor random perlakuan ke-i ulangan ke-j 3.4. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan adalah persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengamatan dan analisis data. Bagan alir prosedur penelitian terlampir di Lampiran 2. 3.4.1. Persiapan Penelitian Persiapan yang dilakukan antara lain adalah wadah pemeliharaan yang akan digunakan dibersihkan menggunakan larutan kaporit, bilas dengan menggunakan air, kemudian dikeringkan. Wadah yang sudah kering diisi air sebanyak 30 liter, selanjutnya didalam wadah dipasang aerasi selama 1 hari. 3.4.2. Pelaksanaan Penelitian Akuarium yang telah diisi air sebanyak 30 liter dan diaerasi selama 24 jam diberi tanda dan diatur tata letaknya secara acak. Tata letak wadah pemeliharaan terlampir di Lampiran 3. Benih ikan koi dimasukkan ke dalam masing-masing wadah penelitian dengan padat tebar 15 ekor per akuarium atau 1 ekor/2l. Pemberian pakan setiap pagi dan sore selama pemeliharaan. Pakan yang diberikan setiap harinya adalah sebanyak 5% dari bobot biomassa dengan frekuensi pemberian pakan 2-3 kali per hari (Alex 2011). Sehari sebelum penelitian ikan uji ditimbang bobotnya untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan setiap harinya. Probiotik dimasukkan ke dalam akuarium setelah ikan dipelihara selama lima hari dengan konsentrasi sesuai perlakuan. Selama penelitian tidak dilakukan penggantian air atau penyiponan kecuali pada akuarium kontrol, tetapi setiap satu minggu sekali dilakukan
21 penambahan probiotik dengan konsentrasi sesuai perlakuan, sehingga diharapkan bakteri probiotik dapat tetap aktif di dalam akuarium (Nurgana 2005). Pemberian probiotik dilakukan 4 kali selama satu bulan atau satu kali dalam seminggu. Interval waktu pemberian probiotik dapat dilihat pada gambar 2. P 1 P 2 P 3 P 4 MPA Gambar 3. Interval Waktu Pemberian Probiotik Keterangan: P 1 P 2 P 3 P 4 MPA Pemberian probiotik 1 setelah ikan dipelihara 5 hari Pemberian probiotik 2 seminggu setelah P 1 Pemberian probiotik 3 seminggu setelah P 2 Pemberian probiotik 4 seminggu setelah P 3 Masa Pemeliharaan Akhir (satu minggu) Penyiponan pada perlakuan kontrol dilakukan setiap satu minggu sekali. Sampling benih sebanyak 10 ekor untuk dilakukan penimbangan bobot benih ikan koi setiap satu minggu sekali. Pengukuran parameter kualitas air ( suhu, ph, oksigen terlarut, ammonia) dilakukan satu minggu sekali. 3.5.Parameter Penelitian 3.5.1. Kelangsungan Hidup Menurut Effendi (1979) untuk menghitung data dari parameter kelangsungan hidup dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut : SR Nt 100% No SR Kelangsungan Hidup (%) Nt Jumlah hewan uji pada ahir pengamatan (ekor) No Jumlah hewan uji pada awal pengamatan (ekor)
22 3.5.2 Laju Pertumbuhan Harian Laju pertumbuhan harian ikan dihitung dengan menggunakan rumus (Effendi 1997) : 100% G Laju pertumbuhan harian (% per hari) Wt Rata-rata bobot harian ikan di akhir penelitian (g) Wo Rata-rata bobot harian ikan di awal penelitian (g) t Lama pengamatan (hari) 3.5.3 Kualitas Air Parameter kualitas air yang diamati dan alat yang digunakan serta frekuensi pengukuran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Parameter Fisik-Kimiawi Air yang Diukur, Alat Yang Digunakan Serta Frekuensi Pengukuran Parameter Alat Frekuensi Pengukuran Suhu ( ºC ) Termometer 1 minggu sekali Ph ph meter 1 minggu sekali DO (mg/l) DO meter 1 minggu sekali Ammonia (mg/l) Ammonia test kit 1 minggu sekali 3.6 Analisis Data Pengaruh pemberian probiotik pada media pemeliharaan terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan koi dianalisis menggunakan ANOVA uji F pada taraf 5%, dan jika terdapat pengaruh pada perlakuan pada uji F maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% (Gasperz 1991). Analisis hubungan antara kelangsungan hidup dan pertumbuhan dengan konsentrasi probiotik dalam percobaan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi (Sudjana 1994), sedangkan untuk kualitas air dianalisis secara deskriptif.