BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pemberian Bonus Pada Produk Simpanan Mitra Sahabat

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Sekilas Tabungan Wisata Sejarah Tabungan Wisata

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

MENELUSURI FATWA DSN-MUI TENTANG EKONOMI SYARI AH (Produk Penghimpunan Dana)

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

Materi 6 Produk Penghimpunan Dana. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Sesuatu yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebut

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tabungan

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

WADIAH VS JU ALAH PADA SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH. Melva Vicensia Gulo Universitas Negeri Surabaya

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari studi banding penulis membandingkan dan menganalisa dari

BAB III PEMBAHASAN. Akad wadi ah merupakan sesuatu akad yang bersifat tolong-menolong

BAB V PEMBAHASAN. A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. prinsip yaitu dengan prinsip al-ijarah dan prinsip al-qardh.

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

ditetapkan dalam jumlah yang pasti. 2

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Tabungan Wadi ah Terhadap Pembiayaan Pada PT. Bank

kebutuhan manusia. Uang yang beredar semakin banyak dan menjadi alat yang wajib disetiap transaksi jual beli. Penjual pada akhirnya bekerja mencari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. Dalam UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36/SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketertarikan masyarakat dengan sistem ekonomi syariah dewasa

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan secara luas dinegara lain untuk menyebutkan bank dengan prinsip

BAB III PEMBAHASAN Pengertian Wadi ah Yad Dhamanah

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat komprehensif dan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia

BAB II LANDASAN TEORI. dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB III PEMBAHASAN. Lancar) yang merupakan produk unggulan dari Koperasi Jasa Keuangan. Syariah tersebut. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan saat masyarakat membutuhkannya. Bank Islam atau yang biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Motivasi Nasabah Menggunakan Produk Tabungan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

monay, dalam perbankan dan pembolehan sepekulasi menyebabkan penciptaan uang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

G I R O DAN DEPOSITO. cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang.

Question & Answer a T bu b nga g nku

Porsi. Nasabah. Porsi. Bank. SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity. Profit Distribution.

BAB III WADIAH DALAM PERSPEKTIF FIQH

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan masyarakat yang semakin berkembang merupakan efek dari era

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Strategi Penghimpunan Dana dalam Upaya Meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran Menabung adalah tindakan yang di anjurkan oleh Islam, karena dengan menabung seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk mengahadapi hal-hal yang tidak di inginkan. Dalam Al Quran terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik. Seperti yang telah di jelaskan dalam Qur an Surat An-Nisa : 9 dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang Dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. (Q.S. Al- Baqarah 266) 13

14 Kedua ayat tersebut memerintahkan kiat untuk bersiap-siap dan menagantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani (iman/taqwa) maupun secara ekonomi harus di pikirkan langkah-langkah perencanaanya. Salah satu langkah perencanaan adalah dengan menabung. Simpanan adalah dana yang di percayakan oleh anggota, calon anggota koperasi lain atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk simpanan / tabungan dan simpanan berjangka. 1 Simpanan pelajar (SIMPEL) di KSPPS BMT Al- Hikmah merupakan simpanan yang di tujukan kepada para pelajar dan mahasiswa yang menginginkan memiliki rekening simpanan yang akan terus bertumbuh dan berkesempatan untuk mengajukan beasiswa bagi pelajar yang berprestasi. 2 Akad yang di gunakan pada produk Simpanan Pelajar (SIMPEL) di KSPPS BMT Al- Hikmah Ungaran yaitu menggunakan akad wadi ah. 2. Akad Tabungan Wadi ah Tabungan wadi ah adalah tabungan yang operasionalnya berdasarkan akad wadi ah. Berbeda dengan tabungan mudharabah yang bersifat investasi, tabungan wadi ah bersifat titipan. Dalam literarul-literatur fiqh klasik di sebutkan bahwa wadi ah adalah akad titipan dengan ketentuan bahwa orang yang di titipkan dengan ketentuan bahwa barang yang di titipkan harus di jaga dan tidak boleh di pakai. Hal ini di sebabkan jika barang titipan tersebut di pakai, akadnya akan menjadi akad qard. 3 1 Ahmad Ifham Sholihin, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama), 2010, h. 456 2 Brosur Layanan Simpanan KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran. 3 Rahmadi Usman, Produk dan Akad Bank Syariah di Indonesia,Bandung: PT Citra Aditya Bakti,2009, h.159.

15 Wadi ah adalah akad penitipan barang / uang antara pihak yang mempunyai barang/ uang (muwaddi ) dengan pihak yang di beri kepercayaan (mustawda ) dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, kemanan, serta keutuhan barang/uang. 4 Dalam perkembanganya, wadi ah terbagi atas dua macam yaitu wadi ah yad amanah dan wadi ah yad dhamanan. Tabungan wadi ah adalah simpanan yang penarikannya hanya di lakukan menurut syarat tertentu yang di sepakati tetapi tidak dapat di tarik dengan cek atau alat yang dapat di persamakan dengan itu. Adapun ayat yang menerangkan tentang wadi ah di jelaskan dalam (Q.S. an-nisa 58). 5 Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. An-Nisa: 58) Para ahli perbankan tempo dulu memberikan pengertian tabungan merupakan simpanan sementara, maksudnya simpanan untuk mennunggu apakah untuk investasi (antara lain adalah bentuk deposito ), untuk keperluan sehari-hari atau konsumsi yang dapat di tarik sewaktu-waktu dalam bentuk giro. 4 Wirdyaningsih.et.al, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia,Jakarta :Kencana,2005, h.127 5 Buku Panduan Komprehensif jurusan D3 Perbankan Syari ah, h.9

16 Namun dengan dikeluarkannya ketentuan Bank Indonesia yaitu SK Dir BI Nomor 22/133/UPG tgl 01-12-1989, dimana dalam ketentuan tersebut di tentukan syarat-syarat penyelenggaraan tabungan (IKPI) yaitu: a. Penarikan hanya dapat di lakukan dengan mendatangi bank atau ATM b. Penarikannya tidak dapt dilakukan dengan cek, bilyat giro atau atau surat perintah pembayaran lain yang sejenis c. Bank hanya dapat menyelenggarakan tabungan dalam rupiah d. Ketentuan mengenai penyelenggaraaan tabungan di tetapkan sendiri oleh masing-masing bank, dan e. Bank penyelenggara tabungan di perkenankan untuk menetapkan sendiri. Ketentuan inilah yang membuat banyak bank kreatif, sehingga menghilangkan karakteristik tabungan yang sebenarnya. Banyak bank yang menetapkan tabungan dapat di tarik setiap saat sehingga dari segi penarikan tidak dapat di bedakan aantara tabungan dan giro. 6 Demikian pula dalam Fatwa DSN Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 di tetapakan ketentuan umum tabungan berdasarkan prinsip wadi ah, yaitu: a. Bersifat Titipan Dalam hal ini, maka orang yang di titipi berkewajiban untuk memelihara dan menjaga barang titipan tersebut. Ia tidak di 6 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta:PT Grasindo, 2005, h.26-27

17 benarkan menggunakan dana yang di titipkan, kecuali dengan izin dari pemiliknya. b. Simpanan bisa di ambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan Hal ini di sebabkan tabungan wadi ah bersifat titipan, maka pemilik dana dapat menarik adanya sewaktu-waktu dan pihak yang di titipi (bank syar iah) harus selalu siap megembalikan dana yang di titipkan. c. Tidak ada imbalan yang di syaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian ( athoya) yang bersifat sukarela dari pihak bank syariah. Hal ini juga si sebabkan sifatnya titipan, maka tidak ada kewajiban bagi pihak yang menitipkan (nasabah) untuk memberika suatu imbalan apapun kepad pihak yang di titipi (bank syari ah). Demikian juga seballiknya, bank syari ah yang menerima titipan tidak menerima titipan tidak berkewajiban memberikan imbalan apapun kepada nasabah sekalipun dananya di kelola secara komersial. Bank syariah boleh memberikan athoya atau bonus kepada nasabah dengan catatan tidak di perjanjikan di depan / di tuangkan dalam akad. Athoya ini benar-benar murni merupakan hak Bank Syariah dan karena itu nasabah tidak dapat menuntut untuk di berikah athoya Sejalan dengan fatwa DSN di atas berkenaan dengan tabungan berdasarkan prinsip wadi ah, ketentuan dalam pasal 3 peraturan Bank

18 Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 menetapkan persyaratan paling kurang dalam kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan berdasarkan akad wadi ah tersebut, yaitu sebagai berikut: a. Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah beertindak sebagai pemilik dana titipan, b. Dana titpan di setor penuh kepada bank syari ah dan di nyatakan dalam jumlah nominal; c. Dana titipan dapat di ambil setiap saat d. Tidak di bolehkan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada nasabah e. Bank syar iah menjamin pengembalian dana titipan nasabah. Kemudian ketentuan mengenai persyaratan paling kurang kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atas dasar akad wadi ah tersebut di atur pula dalam Surat Edaran Bank Indonesia mengenai tranparansi informasi produk Bank Indonesia Nomor 10/14/DPbs tanggal 17 Maret 2008, sebagai berikut: a. sebagaimana di atur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi informasi mengenai produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah; b. Bank tidak di perkenenkan menjanjiakan pemberian imbalan atau bonus kepada nasabah

19 c. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan atas pembukaan dan penggunaan produk tabungan atas dasar akad wadi ah, dalam bentuk perjanjian tertulis d. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya kartu ATM, buku /cek/bilyet giro, biya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening e. Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah, dan f. Dana titipan a dapat di ambil seetiap saat oleh nasabah. Pada produk Simpanan Pelajar di BMT Al-Hikmah Ungaran menggunakan akad wadi ah yad dhamanah. Adapun wadi ah yad dhamanah adalah titipan yang di lakukan dengan kondisi penerima titipan bertanggung jawab atas nilai (bukan fisik) dari uang yang di titipkan. Artinya, tabungan ini tidak menetapkan keuntungan karena ia titipan dan dapat di ambil sewaktuwaktu dengan menggunakan buku tabungan atau media lain seperti kartu ATM. Tabungan yang berdasarkan akad wadi ah ini tidak mendapatkan keuntungan dari bank karena sifatnya titipan. Akan tetapi Bank tidak dilarang jika ingin memberikan semacam bonus / hadiah. 7 Wadi ah yad dhamanah bisa berubah menjadi wadiah yad addhamanah, yaitu wadi harus menanggung kerusakan atau kehilangan pada wadi ah, oleh sebab-sebab berikut ini: 7 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik,Jakarta:Gema Insani Press, 2001, h.155-156

20 - Wadi menitipkan barang kepada orang lain yang tidak bisa di titipi barang - Wadi meninggalkan barang titipan sehingga rusak - Bepergian dengan membawa barang titipan - Jika wadi tidak mau menyererahkan barang ketika di minta muwaddi maka ia harus menanggung jika barang itu rusak. 8 Rukun wadi ah yad dhamanah adalah - Adanya pihak yang menitipkan - Adanya pihak yang menerima titipan - Adanya objek atau barang yang di titipkan - Adanya akad (kesepakatan). 9 Gambar 2.1 Skema Wadi ah Yad Dhamanah Nasabah muwaddi (penitip 1. Titipan Dana Bank Mustawda (penyimpan) 4. Beri Bonus 3. Bagi Hasil 2. Pemanfaatan Dana Users of fund (penggunaan dana) 8 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah,Jakarta:Djamban, 2000. h.60 9 Ibid, h. 228

21 Dalam dunia perbankan prinsip wadiah yad dhamanah biasa di terapkan untuk produk giro dan tabungan, karena bagi produk giro dalam bank tidak menjanjikan adanya bagi hasil kepada nasabah (mitra) di awal, tergantung kepada kebijaksanaan dan keputusan dari bank dalam menentukan besaran bonusnya. Nasabah (mitra) dalam hal ini bertindak sebagai yang meminjamkan uang dan pihak bank bertindak sebagai yang di pinjami. Dalam dunia perbankan modern yang penuh kompetisi, intensif berupa bonus ini dapat di jadikan sebagai banking policy dalam upaya merangsang masyarakatdalam menabung. Hal ini karena semakin besar nilai keuntungan yang di berikan kepada penabung dalam bentuk bonus, semakin efisien pula pemanfaatan dana tersebut. 10 10 M. Nur Rianto,Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah,Bandung:Alfabeta, 2012, h.38