Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :

dokumen-dokumen yang mirip
UJI EFIKASI HERBISIDA GLIFOSAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PRODUK REKAYASA GENETIKA ABSTRACT ABSTRAK

Growth and Production of Maize (Zea mays L.) in the Various Methods of Weed Control ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

I. PENDAHULUAN. Jagung merupakan bahan pangan pokok kedua setelah beras yang memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang penting bagi Indonesia.

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

I. PENDAHULUAN. Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan

Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut

Abstrak. Kata kunci : Jagung hibrida, Sistem tanam, Varietas. Pendahuluan

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN (Puccinia polysora Underw.) DI DATARAN RENDAH ABSTRACT

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan bekas alang-alang di Desa Blora Indah

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA GENOTIP DAN VARIETAS JAGUNG DENGAN METODE PENGENDALIAN GULMA YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan daribulan Juli sampai dengan Oktober 2012 di daerah

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

MATA KULIAH: MEKANISASI PERTANIAN OLEH: ZULFIKAR, S.P., M.P

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

Pedoman Umum. PTT Jagung

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK P DAN K

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author: ABSTRACT

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang penting di dunia, selain padi

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP),

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

III. BAHAN DAN METODE. sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987 sampai

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

I. PENDAHULUAN. Biomassa berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider,

Olah Tanah Konservasi (olah tanah minimum dan tanpa olah tanah)

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

PENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

PERIODE KRITIS KOMPETISI GULMA PADA DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L) HIBRIDA SKRIPSI OLEH :

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas

PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Mei

I. PENDAHULUAN. Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI HERBISISDA TIGOLD 10 WP (pirizosulfuron etil 10%) TERHADAP GULMA PADA BUDIDAYA PADI SAWAH

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) DENGAN PERBEDAAN SISTEM PENGOLAHAN TANAH

Transkripsi:

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays. L) PADA BERBAGAI PENGELOLAAN GULMA DI KABUPATEN DELI SERDANG Growth and Production of Maize (Zea mays L) in the Various of Weed Control in Distric Deli Serdang Fitria*, Edison Purba, T. Sabrina Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 *Corresponding Author: E-mail : fitriasp@yahoo.com ABSTRAK Kehadiran gulma pada budidaya jagung dapat menurunkan produksi jagung. Cara pengelolan gulma yang tepat diperlukan untuk menenkan pertumbuhan gulma dan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung pada lahan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida terhadap cara pengelolaan gulma di kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Tanaman Palawija, Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Sumatera Utara pada bulan Juli-September 2013, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 10 perlakuan dengan 3 ulangan pengelolaan gulma. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, berat 100 biji dan berat pipil per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pengelolaan gulma berpengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman umur 3,6 dan 9 MST dan Bobot 100 biji namun berpengaruh nyata terhadap aplikasi herbisida dengan menggunakan calaris produksi tongkol per plot sebesar 11.47 kg dibandingkan dengan gulma tidak dikendalikan 3.04 kg, dan Produksi Pipil Per Plot. Kata kunci : pengelolaan gulma, herbisida, jagung PENDAHULUAN Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan dunia yang terpenting selain gandum dan padi sebagai karbohidrat utama. Manfaat jagung tidak hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga bahan pakan dan bahan industri lainnya. Diperkirakan lebih dari 55% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan 30% untuk konsumsi pangan selebihnya untuk kebutuhan industri lainnya dan bibit, hal ini menyebabkan kebutuhan akan jagung terus mengalami peningkatan (Kasryno dkk., 2007). Produksi jagung secara nasional tahun 2010 mencapai 17,84 juta ton pipilan kering. Dari beberapa Kabupaten penghasil jagung di Sumatera Utara yang terbesar adalah Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Deli Serdang (Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2010). Produksi nasional jagung terbesar di Sumatera Utara salah satunya di Kabupaten Deli Serdang luas panen 20,23 ha, memiliki produksi 101,93 ton, rata-rata produksi 50,16 kw/ha (BPS, 2010). Cara persiapan lahan dengan teknik tanpa olah tanah (TOT) atau no tillage adalah sistim pengolahan tanah yang merupakan adopsi sistim perladangan dengan memasukkan konsep pertanian modern. Tanah dibiarkan tidak terganggu, kecuali alur kecil atau lubang untuk penempatan benih atau bibit. Sebelum tanam sisa tanaman atau gulma dikendalikan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu penempatan benih atau bibit tersebut. Pengelolaan gulma, terutama alang-alang biasanya menggunakan herbisida sistemik yang ramah lingkungan. Sisa-sisa tanaman ini kemudian dimanfaatkan untuk menutupi permukaan 190

tanah dan perakaran yang mati dibiarkan tinggal di dalam tanah. Seresah tanaman yang mati dan dihamparkan dipermukaan tanah ini dapat berperan sebagai mulsa dan menekan pertumbuhan gulma baru dan pada akhirnya dapat memperbaiki sifat dan tata air tanah (Rauf, 2005). Pengolahan tanah maksimum atau pengolahan tanah sempurna (full tillage). Ciri utama pengolahan tanah sempurna ini antara lain adalah membabat bersih, membakar atau menyingkirkan sisa tanaman atau gulma serta perakarannya dari areal penanaman serta melalukan pengolahan tanah lebih dari satu kali baru ditanami. Dengan pengolahan tanah maksimum ini permukaan tanah menjadi bersih, rata dan bongkahan tanah menjadi halus. Oleh karena itu perlu dicari metode yang lebih efektif dan efisien melalui pertanian tanpa olah tanah (zero tillage) dan sedikit mungkin olah tanah hanya pada jalur lubang tanam tempat benih (minimum tillage) sehingga erosi tanah dapat diperkecil, aliran permukaan tanah dapat ditekan, evavorasi lebih sedikit, air tersedia lebih banyak (Bangun dan Karama, 1991). Tanpa pengelolaan gulma, pertumbuhan tanaman jagung tertekan sehingga hasilnya rendah. Oleh sebab itu, pengelolaan gulma mutlak diperlukan apalagi pada budidaya tanpa olah tanah. Pengelolaan gulma dapat dilakukan dengan cara manual seperti penyiangan menggunakan cangkul atau bajak, atau secara mekanis menggunakan alat, mesin, dan secara kimiawi menggunakan herbisida. Dari segi teknis, penyiangan dengan herbisida tidak berbeda dengan penyiangan secara mekanis. Takaran dan jenis herbisida yang digunakan bergantung pada jenis gulma, kepadatan gulma, dan anjuran penggunaan masing - masing herbisida (Akil dan Dahlan, 2005). Gulma pada tanaman jagung dengan persiapan lahan tanpa olah tanah dikendalikan dengan herbisida Sebelum jagung ditanam, herbisida disemprotkan untuk mematikan gulma yang tumbuh di areal pertanaman. setelah jagung tumbuh, gulma masih perlu dikendalikan untuk melindungi tanaman. Pengelolaan dapat dilakukan dengan cara penyiangan dengan tangan, penggunaan alat mekanis, dan penyemprotan herbisida. (Fadhly dan Tabri, 2011). Pengendalian gulma dengan menggunakan senyawa kimia akhir-akhir ini sangat diminati, terutama untuk lahan pertanian yang cukup luas. Senyawa kimia yang digunakan untuk pengendali gulma ini dikenal dengan herbisida dapat mengendalikan gulma tanpa menggangu tanaman pokoknya (Brandli dan Reinacher, 2012). Menurut Astri (2012), Herbisida nonselektif bisa digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman jagung, khususnya herbisida kontak seperti paraquat. Teknik pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan teknik direct spray yang menggunakan sungkup atau corong agar tidak mengenai tanaman jagung. Namun dewasa ini telah ada beberapa jenis herbisida yang bisa diaplikasikan langsung keatas tanaman jagung Herbisida selektif ini mempunyai bahan aktif campuran atrazin dan mesotrion serta berbahan aktif tunggal ametrin yang dapat diaplikasikan pada saat jagung berumur 7 sampai 14 hari dengan kondisi tanah yang lembab, dan jagung mempunyai 3-4 helai daun. Keuntungan lainnya herbisida ini selektif dan tidak meracuni tanaman jagung, dengan dosis 1,5 liter/ha dan volume semprot 400-600 liter per hektar. Penggunaan herbisida selektif pada tanaman jagung memberi keuntungan kepada petani secara ekonomis dibandingkan dengan penyiangan secara manual sedangkan keuntungan lainnya adalah hemat waktu, tenaga serta hasil panen yang lebih baik dikarenakan tidak terjdi persaingan kebutuhan unsur hara antara tanaman jagung dengan gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida terhadap cara pengelolaan gulma di kabupaten Deli Serdang. 191

BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Tanaman Palawija, Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 m diatas permukaan laut (dpl), penelitian dilaksanakan pada bulan Juli September 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 10 Perlakuan dengan 3 ulangan yaitu T1 (olah tanah sempurna, 21 dan 42 HST aplikasi paraquat), T2 (olah tanah sempurna, 21 dan 42 HST aplikasi calaris), T3 (olah tanah sempurna, 21 dan 42 HST disiangi), T4 (olah tanah sempurna, 14 HST disiangi), T5 (olah tanah sempurna gulma tidak dikendalikan), T6 (tanpa olah tanah 21 dan 42 HST aplikasi paraquat), T7 (tanpa olah tanah 21 dan 42 HST aplikasi calaris), T8 (tanpa olah tanah 21 dan 42 HST disiangi), T9 (tanpa olah tanah 14 HST disiangi), T10 (tanpa olah tanah gulma tidak dikendalikan). Peubah amatan dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, Produksi tongkol per plot, Bobot kering 100 Biji, Produksi pipil per plot. HASIL PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan cara pengelolaan gulma tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan T2 dan T7 yaitu berkisar 57,33-57,89 cm pada pengamatan 3 MST, 163,45-148,56 cm pada pengamatan 6 MST dan 221,00-217,33 cm pada pengamatan 9 MST, sedangkan tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan T10 yaitu 39,89 cm pada pengamatan 3 MST, 122,89 cm pada pengamatan 6 MST, dan 194,56 cm pada pengamatan 9 MST. Tinggi tanaman jagung tidak berbeda nyata terhadap pengelolaan gulma. Meskipun tidak berpengaruh nyata tetapi persiapan lahan dengan tanpa olah tanah mampu memperbaiki sifat dan tata air tanah (Rauf, 2005). Tabel 1. Tinggi Tanaman jagung pada berbagai teknik pengendalian gulma pada umur 3, 6 dan 9 MST di Kabupaten Deli Serdang. Perlakuan 3 MST 6 MST 9 MST ----------------- cm ----------------- T1 (OTS 21 dan 42 HST aplikasi paraquat) 55.22 163.45 217.33 T2 (OTS 21 dan 42 HST aplikasi Calaris) 57.33 139.78 215.67 T3 (OTS 21 dan 42 HST disiangi) 54.56 139.89 216.33 T4 (OTS 14 HST disiangi) 57.89 148.44 221.00 T5 (OTS dan gulma tidak dikendalikan) 52.78 148.56 205.56 T6 (TOT 21 dan 42 HST aplikasi paraquat) 42.33 126.56 194.33 T7 (TOT 21 dan 42 HST aplikasi Calaris) 40.78 129.67 195.33 T8 (TOT 21 dan 42 HST disiangi) 51.67 141.11 210.33 T9 (TOT 14 HST disiangi) 50.67 134.78 200.00 T10(TOT dan gulma tidak dikendalikan) 39.89 122.89 194.56 192

Produksi Tongkol Per Plot (Kg) Tabel 2. Produksi Tongkol Per Plot pada berbagai pengendalian gulma di Kabupaten Deli Serdang. Perlakuan Tongkol per Plot (kg) T1 (OTS 21 dan 42 HST aplikasi paraquat) 11.40a T2 (OTS 21 dan 42 HST aplikasi Calaris) 11.47a T3 (OTS 21 dan 42 HST disiangi) 11.07a T4 (OTS 14 HST disiangi) 10.27ab T5 (OTS dan gulma tidak dikendalikan) 9.13ab T6 (TOT 21 dan 42 HST aplikasi paraquat) 4.03d T7 (TOT 21 dan 42 HST aplikasi Calaris) 4.73cd T8 (TOT 21 dan 42 HST disiangi) 7.70bc T9 (TOT 14 HST disiangi) 6.00cd T10(TOT dan gulma tidak dikendalikan) 4.03d Tabel 2 menunjukkan tinggi produksi tongkol per plot tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 dan T2 yaitu 11,40-11,47 kg dan terendah diperoleh pada perlakuan T6 dan T7 berkisar 4,03-4,73 kg. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi paraquat dan calaris mampu memberikan hasil tinggi sesuai dengan pernyataan (Astri, 2012). Herbisida nonselektif bisa digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman jagung, khususnya herbisida kontak seperti paraquat. Teknik pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan direct spray yang menggunakan sungkup atau corong agar tidak mengenai tanaman jagung. Ada Jenis herbisida diaplikasikan langsung keatas tanaman jagung, aktif campuran atrazin dan mesotrion serta berbahan aktif tunggal ametrin yang dapat diaplikasikan pada saat jagung berumur 7 sampai 14 hari dan jagung mempunyai 3-4 helai daun. Keuntungan lainnya herbisida ini selektif dan tidak meracuni tanaman jagung. Penggunaan herbisida selektif pada tanaman jagung memberi keuntungan kepada petani secara ekonomis dibandingkan dengan penyiangan secara manual sedangkan keuntungan lainnya adalah hemat waktu, tenaga serta hasil panen yang lebih baik dikarenakan tidak terjadi persaingan kebutuhan unsur hara antara tanaman jagung dengan gulma. Tabel 3. menunjukkan produksi pipil per plot tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 dan T3 yaitu 9,47 9,43 kg dan terendah diperoleh pada perlakuan T10 dan T6 berkisar 3,07-2,93 kg. Hal ini menunjukkan olah tanah sempurna dengan tanpa olah tanah mampu berpengaruh terhadap pengelolaan gulma hal ini menunjukan bahwa olah tanah sempurna menunjukkan hasil pipil tinggi sesuai dengan pernyataan (Bangun dan Karama, 1991) pengolahan tanah sempurna antara lain dengan membabat bersih, membakar atau menyingkirkan sisa tanaman atau gulma serta perakarannya dari areal penanaman serta melakukan pengolahan tanah lebih dari satu kali baru ditanami. Dengan pengolahan tanah maksimum ini permukaan tanah menjadi bersih, rata dan bongkahan tanah menjadi halus. 193

Produksi Pipil Per plot (kg) Tabel 3. Produksi Pipil Per Plot pada berbagai pengendalian gulma di Kabupaten Deli Serdang. Perlakuan Pipil Per Plot (kg) T1 (OTS 21 dan 42 HST aplikasi paraquat) 9.47a T2 (OTS 21 dan 42 HST aplikasi Calaris) 8.77a T3 (OTS 21 dan 42 HST disiangi) 9.43a T4 (OTS 14 HST disiangi) 8.00ab T5 (OTS dan gulma tidak dikendalikan) 7.30ab T6 (TOT 21 dan 42 HST aplikasi paraquat) 3.07d T7 (TOT 21 dan 42 HST aplikasi Calaris) 3.70cd T8 (TOT 21 dan 42 HST disiangi) 5.90bc T9 (TOT 14 HST disiangi) 4.70cd T10(TOT dan gulma tidak dikendalikan) 2.93d Bobot 100 Biji (g) Tabel 4. Bobot 100 Biji jagung pada beberapa perlakuan pengendalian gulma di Kabupaten Deli Serdang Perlakuan Bobot 100 biji (g) T1 (OTS 21 dan 42 HST aplikasi paraquat) 34.63 T2 (OTS 21 dan 42 HST aplikasi Calaris) 32.54 T3 (OTS 21 dan 42 HST disiangi) 33.22 T4 (OTS 14 HST disiangi) 31.62 T5 (OTS dan gulma tidak dikendalikan) 31.01 T6 (TOT 21 dan 42 HST aplikasi paraquat) 28.54 T7 (TOT 21 dan 42 HST aplikasi Calaris) 29.42 T8 (TOT 21 dan 42 HST disiangi) 30.59 T9 (TOT 14 HST disiangi) 30.53 T10(TOT dan gulma tidak dikendalikan) 28.39 Tabel 4 menunjukkan Bobot kering 100 biji tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 dan T3 yaitu 34,63-33,22 g dan terendah diperoleh pada perlakuan T6 dan T10 berkisar 28,54-28,39 g hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh nyata pada pelakuan persiapan lahan dan pengelolaan gulma. SIMPULAN Pengendalian gulma pada tanamana jagung pada berbagai perlakuan berpengaruh nyata terhadap produksi tongkol per plot yaitu sebesar 11.47 kg dibandingkan gulma tanpa dikendalikan yaitu hanya 4.03 kg. Pertumbuhan dan produksi jagung dilihat dari aplikasi paraquat dan calaris memberikan produksi tinggi meskipun dengan penyiang produksi tinggi tetapi tidak menghemat biaya dan waktu disarankan petani mengendalikan gulma dengan herbisida kontak maupun sistemik untuk menggantikan teknik pengelolaan gulma secara manual. 194

DAFTAR PUSTAKA Akil, M dan H.A. Dahlan. 2009. Budi Daya Jagung dan Diseminasi Teknologi. Balai Penelitian Tanaman Serealia,Maros. Astri. A., 2012. Teknik Pengendalian Gulma Pada Tanaman jagung. BPTP Kalimantan Tengah. Badan Litbang Pertanian. Kementrian Pertanian. Bangun, P. dan A. S. Karama. 1991. Tanaman Pangan dan Metode Tanpa Olah Tanah dan Diolah Minimum. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 10 (4) Hal 61 68. BPS. 2010. Produksi Padi, Jagung, Dan Kedelai (Angka Sementara Tahun 2009 Dan Angka Ramalan I Tahun 2010). Biro Pusat Statistik, Jakarta- Indonesia. Brandli dan Reinacher, 2012. Brandli, D., S. Reinacher. 2012. Toleransi Glifosat dalam Kanola PRG Gen GOX modifikasi. Diakses dari http://isaaa.org/kc/cropbiotechupdat e/files/bahasa. pdf. Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2010. Produksi Jagung Sumatera Utara. Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Fadhly, A.F. dan F. Tabri. 2011. Pengendalian Gulma pada Pertanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. Kasryno, F., E. Pasandaran, Suyamto dan M.O. Adyana. 2007. Gambaran Umum Ekonomi Jagung Indonesia Teknik Produksi dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor, p 474-497. Rauf. A, 2005. Teknik Konservasi Tanah dan Air. Diktat Bahan Kuliah. Fakultas Pertanian, Jurusan Ilmu Tanah. USU, Medan 195