BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang terus bertambah tiap tahunnya. Berdasarkan data Departemen

dokumen-dokumen yang mirip
sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamb

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.388, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Tunjangan Operasi Pengamanan. Petugas. Pulau Kecil. Terluar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN OPERASI PENGAMANAN BAGI

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

BAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

PENGELOLAAN PERBATASAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN KEDAULATAN

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL

Gambaran Materi Pelajaran. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 6 Semester 1 Tahun Ajaran Minggu Topik Materi Umum Materi Adaptasi

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Indonesia Malaysia Singapura Vietnam Filipina. Thailand Brunei Darussalam Kamboja Laos Myanmar

BAB IV GAMBARAN UMUM

No b. pemanfaatan bumi, air, dan udara serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; c. desentralis

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

BAB V PENUTUP. yang mengalami kecelakaan di perairan Indonesia koordinasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI MODERNISASI MILITER INDONESIA DALAM PENYEIMBANGAN KEKUATAN MILITER DENGAN NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA TAHUN

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

BAB IV GAMBARAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia tiga tahun terakhir lebih rendah dibandingkan Laos dan Kamboja.

KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI]

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

BAB IV GAMBARAN UMUM. goe-politik dan ekonomi dari Negara-negara di kwasan Asia Tenggara, yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun

Latihan Ujian Akhir Sekolah A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni]

xvii MARITIM-YL DAFTAR ISI

No Laut Kepulauan (archipelagic sea lane passage) dan jalur udara di atasnya untuk keperluan lintas kapal dan Pesawat Udara Asing sesuai denga

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2006) 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional

ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT DENGAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA PUSANEV_BPHN. ANANG PUJI UTAMA, S.H., M.Si

PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana

Mahendra Putra Kurnia

c. Bentuk Tes Pilihan Ganda Isian Purwodadi, 23 Nopember 2015 Peneliti, AGUS MUNTAFI

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

SENGKETA-SENGKETA PERBATASAN DI WILAYAH DARAT INDONESIA. Muthia Septarina. Abstrak

BENTUK KERJA SAMA ASEAN

50 Tahun ASEAN, Menuju Episentrum Pertumbuhan Ekonomi Dunia Jumat, 11 Agustus 2017

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011

BERITA RESMI STATISTIK

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MI STRATEGI

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang terkenal dengan jumlah penduduk yang terus bertambah tiap tahunnya. Berdasarkan data Departemen Perdagangan AS, melalui sensus penduduknya, pada tahun 2014 Indonesia berada di posis ke-4 dari peringkat negara dengan jumlah penduduk terbanyak. Total jumlah jumlah penduduk Indonesia mencapai 253,60 juta jiwa. China menempati posisi pertama dengan jumlah penduduk mencapai 1,355 miliar. Berada di nomor dua yaitu India yang memiliki jumlah penduduk yang tak kalah dengan dengan China yakni mencapai 1,236 miliar. Selanjutnya di posisi ketiga yaitu AS dengan jumlah mencapai 318.892 juta. Selain jumlah penduduk yang terus bertambah, Indonesia juga terletak pada posisi yang sangat strategis karena berada di jalur perdagangan dan pelayaran internasional. Indonesia menjadi tempat persinggahan untuk para pedagang, eksportir, importir, dan para perantara perdagangan dari luar negeri yang akan melaksanakan kegiatan ekonominya di Benua Asia menuju ke Benua Australia atau sebaliknya. Letak geografisnya yang strategis, sehingga Indonesia memiliki potensi ancaman yang kedepannya akan semakin kompleks. Sementara itu, di sisi lain stabilitas keamanan nasional belum kuat. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini makin bersifat multi dimensional seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,

2 informasi, dan komunikasi. Oleh karena itu, Indonesia diharuskan untuk dapat mengatasi setiap ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun luar negeri. Dalam penelitian yang dilakukan oleh LIPI (2007), terdapat enam faktor yang mempengaruhi pertahanan nasional. Adapun faktor yang mempengaruhi pertahanan yaitu: (1) anggaran pertahanan; (2)jumlah penduduk suatu negara; (3) ancaman konvensional dan non konvensional;(4)anggaran pertahanan negara lain; (5) kemampuan keuangan pemerintah; (6) harga alutsista; dan (7) jumlah personil sistem pertahanan. Dalam UUD 1945 mengatakan bahwa kepentingan nasional Indonesia adalah menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, keselamatan dan kehormatan bangsa, serta ikut secara aktif dalam usaha -usaha perdamaian dunia. Berangkat dari amanat UUD 1945, maka kepentingan strategis pertahanan Indonesia harus dapat menjamin tercapainya kepentingan Kesatuan Republik Indonesia, keselamatan dan kehormatan bangsa, serta ikut secara aktif dalam usaha -usaha perdamaian dunia. Berdasarkan data Internasional Maritime Bureau (IMB) Kuala Lumpur tahun 2001 dalam Buku Putih Pertahanan Indonesia Mempertahankan Tanah Air Memasuki Abad 21, terdapat 213 laporan pembajakan dan perompakan yang terjadi di perairan Asia dan kawasan Samudera Hindia, 91 kasus diantaranya terjadi di perairan Indonesia. Namun data pemerintah Indonesia yang dikeluarkan oleh TNI-AL, menyatakan bahwa selama tahun 2001 terjadi

3 61 kasus yang murni dikatagorikan sebagai aksi pembajakan dan perompakan dengan lokasi tersebar di seluruh wilayah perairan Indonesia. Dari data yang dirilis kedua institusi diatas, terdapat perbedaan angka, namun data tersebut menunjukan bahwa keamanan perairan Indonesia pada dekade terakhir memiliki ancaman dan gangguan keamanan yang cukup serius dan perlu penangan secepat mungkin. Selain isu diatas, isu perbatasan antar negara juga menjadi permasalahan yang terjadi di Indonesia. sebagaimana kita ketahui, Indonesia memiliki sepuluh negara tetangga yang berbatasan, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, India, Filipina, Vietnam, Papua Nugini, Australia, Palau dan Timor Leste. Misalnya saja masalah perbatasan anatara Indonesia dan Malaysia yaitu penentuan batas maritim Indonesia -Malaysia di beberapa bagian wilayah perairan Selat Malaka masih belum disepakati ke dua negara. Ketidakjelasan batas maritim tersebut sering menimbulkan friksi di lapangan antara petugas lapangan dan nelayan Indonesia dengan pihak Malaysia. Gambar1.1 : Perbatasan laut Indonesia dengan 10 Negara tetangga

4 Sumber : www.batasnegara.com Terorisme merupakan ancaman nyata terhadap keselamatan bangsa, bahkan menjadi ancaman bagi demokrasi dan masyarakat sipil (civil society). Sejak tahun 1999 hingga peristiwa pemboman di Bali tanggal 12 Oktober 2002, kegiatan teror di Indonesia cukup meningkat. (Buku Putih Pertahanan Indonesia : 2003) Sejumlah aksi teror yang terjadi di Indonesia antara lain : Peledakan Toserba Ramayana Jakarta, tanggal 2 Januari 1999. Peledakan Mal kelapa Gading Jakarta, tanggal 9 Februari 1999. Peledakan Plaza Hayam Wuruk Jakarta, tanggal 15 April 1999. Peledakan mesjid Istiqlal tahun 1999 yangmenghancurkan sejumlah ruangan dan fasilitas lainnya di mesjid tersebut. Peledakan Gereja (GKPI) di Medan tanggal 28 Mei 2000, dan Gereja Khatolik, Jalan Pemuda Medan, tanggal 29 Mei 2000. Peledakan Gedung Kejaksanaan Agung Jakarta, tanggal 4 Juli 2 000. Peledakan kantor Komisi Pemilu (KPU) Jakarta, tanggal 1 Juli 2000. Peledakan di halaman Kedutaan Besar Filipina, tanggal 1 Agustus 2000 yang menewaskan 2 orang, 22 orang luka berat, serta kerugian materiel antara lain menghancurkan 29 kendaraan. Peledakan di depan kantor Departemen Pertanian tanggal 30 Agustus 2000, menghancurkan 1 buah bus penumpang. menghancurkan 1 buah bus penumpang.

5 Peledakan gedung Bursa Efek Jakarta tanggal 13 September 2000 yang menewaskan 15 orang, serta 37 orang luka berat dan menghancurkan 81 kendaraan. Peledakan gedung Atrium Senen Jakarta, masing-masing tanggal 11 Desember 1998, 1 Agustus 2001 dan 23 September 2001. Peledakan sejumlah gedung gereja pada malam Natal tahun 2000 dan 2001. Peledakan di Bali tanggal 12 Oktober 2002, menewaskan lebih dari 200 jiwa dan korban luka berat WNA dan WNI, serta kerugian harta benda. Peledakan Mc Donald, Mal Ratu Indah di Makasar tanggal 5 Desember 2002 yang menewaskan 3 orang. Peledakan Wisma Bhayangkari di Kompleks Mabes Polri -Jakarta Selatan padatanggal 3 Februari 2003 Pembangunan kekuatan pertahanan negara Indonesia merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Isu-isu keamanan yang mendesak akan dapat diatasi apabila kapasitas dan kemampuan kekuatan pertahanan yakni TNI dan Polri berada pada kondisi yang memadai. Keperluan untuk membangun TNI Polri yang diharapkan, semakin mendesak bila dihadapkan dengan kondisi personel dan materiel TNI yang ada saat ini. Baik kualitas maupun kuantitasnya masih memiliki banyak kekurangan, sementara tuntutan tugas ke depan semakin berat dan kompleks. Demikian pula halnya dengan komponen pertahanan lainnya, yakni Komponen Cadangan dan Pendukung, yang penyiapan dan pengelolaannya hingga saat ini belum memenuhi harapan.

6 Selain itu, untuk terlaksananya kemampuan pertahanan negara membutuhkan daya dukung anggaran. Pada dasarnya Anggaran merupakan bentuk dari kebijakan pemerintah yang tertuang dalam besaran angka dan berlaku untuk jangka waktu tertentu. Anggaran militer (atau pengeluaran militer), juga dikenal dengan anggaran pertahanan adalah jumlah sumber daya keuangan yang dikeluarkan oleh suatau negara atau entitas lainnya untuk meningkatkan dan mempertahankan angkatan bersenjata. Anggran militer seringkali mencerminkan seberapa kuat pertahanan suata negara terhadap ancaman dari pihak lain. Anggran pada dasarnya memiliki fungsi yang sangat besar untuk negara. Berdasarkan Stockholm International Peace Research Institute SIPRI dalam jurnal SPEKTRUM Vol.7, No.1 (2010), Pengeluaran belanja militer juga meliputi kekuatan militer dalam masa latihan, dalam masa dilengkapi dengan senjata sampai pada masa diperlukan dalam melakukan operasi militer atau peperangan. Tujuan dari pengeluaran militer sendiri adalah untuk menyediakan pertahanan militer yang kuat bagi suatu negara dan menjaga keamanan bagi para warga negara (Hutosait, 2012). Menurut Adam Smith tugas melindungi masyarakat perlu dilakukan oleh kekuatan pertahanan yang merupakan kewajiban pertama dari negara, selain menyelenggarakan peradilan, dan melaksanakan pekerjaan umum. Adapun persentase anggaran pertahanan dan populasi di asia tenggara tahun 2012 sebagai berikut :

7 Tabel 1.1 : Persentase Anggaran Pertahanan Dan Populasi Di Asia Tenggara Tahun 2012 Peringkat Anggaran Pertahanan di Asia Tenggara Negara ASEAN Anggaran Pertahanan (% dari Tota) Total Populasi (% dari Total) 1 Sinagapura 35,74 0,80 2 Myanmar 21,10 8,31 3 Vietnam 11,57 14,92 4 Malaysia 10,48 4,24 5 Indonesia 8,85 40,84 6 Muangthai 7,49 11,42 7 Filipina 3,06 15,82 8 Brunei Darussalam 1,23 0,07 9 Kamboja 0,42 2,44 10 Laos 0,05 1,13 TOTAL 100,00 100,00 Sumber : D. arfians : 2012 Lampiran Essay Tema No. 2 IDE, UNHAN. Diolah Dari tabel diatas, Singapuran menempati posisi pertama dan disusul oleh Myanmar di posisi kedua. Sedangkan Indonesia menempati posisi kelima dengan hanya 8,85 % dari total Anggaran Pertahanan. Posisi Indonesia yang strategis dengan jumlah penduduk dan luas wilayah terbesar di ASEAN yaitu 40,84 % dari total populasi bertolak belakang dengan alokasi anggaran pertahanan yang dimiliki. Berbeda dengan Singapura yang total jumlah penduduknya yang hanya sekitar 0.80 % penduduk ASEAN, memiliki anggaran pertahanan paling besar yaitu 35,74 persen dari total keseluruhan anggaran pertahanan di kawasan ASEAN.

8 Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), total pengeluaran militer dunia mencapai 1,735 triliun US$ pada tahun 2011. Anggaran pertahanan yang dikeluarkan tergantung pada kemampuan ekonomi masing-masing negara. Setiap negara memiliki ancaman yang berbeda- beda. Ancaman merupakan segala bentuk gangguan langsung, tidak langsung, terlihat ataupun tidak terlihat terhadap kedaulatan; basis-basis vital nasional (ekonomi, militer, dan informasi); penduduk; teritorial, ataupun segala bentuk usaha serangan secara konvensional, inkonvensional, maupun asimetrik terhadap suatu bangsa dalam skala nasional (Widodo, 2003). Tabel 1.2 : Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Fungsi (miliar rupiah) Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Pertahanan 13986 12279 20968 47419 72473 81769 Berdasarkan Fungsi Sumber : Kementiran Keuangan Dari tabel 1.2 diatas dapat diketahui bahwa Anggran belanja pemerintah pusat berdasarjan fungsi terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah Anggaran pertahanan berdasarkan fungsi sebesar Rp. 13.968 miliar rupiah. Anggran tersebut terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dan pada tahun 2013 jumlah anggran pertahanan berdasarkan fungsi sebesar Rp. 81.769 miliar rupiah. Di Indonesia sendiri, Kementerian Pertahanan mendapatkan alokasi anggaran terbesar dibandingkan kementerian lain untuk pagu anggaran 2014. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014, pemerintah mengalokasikan Rp 83,4 triliun untuk Kementerian Pertahanan.

9 Pengalokasian untuk anggaran pertahan ini terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Kedaulatan dan keutuhan NKRI merupakan harga mati, sehingga upaya untuk tetap menjaga negara tetap utuh dan berdaulat menjadi sangat penting. Jadi sangat perlu adanya perhatian khusus kepada anggaran pertahanan untuk tetap menjaga negara agar tetap utuh dan berdaulat. Dari uraian diatas serta pemikiran diatas maka penulis merasa terdorong untuk mendalami dan meneliti tentang Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Pertahanan Optimum Di Indonesia Pada Tahun 1999-2014 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian uraian tersebut, penulis merumuskan masalah masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengeluaran Anggaran Pertahanan di Indonesia 2. Bagaimana pengaruh Kemampuan Keuangan Negara (Anggran Pendapatan Negara dalam APBN) terhadap Anggaran Pertahanan di Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Anggaran Pertahanan di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh, pertumbuhan ekonomi, Kemampuan keuangan negara ( APBN) dan kepadatan penduduk terhadap pengeluaran anggaran pertahanan optimum di Indonesia pada tahun 1999 2014.

10 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan salah satu syarat yang wajib dilakukan penulis untuk menyelesaikan studi. Menambah pengalaman pengetahuan dan pengalama penulis agar dapat mengaplikaskan ilmu yang telah diperoleh seama mengikuti perkuliahan. 2. Bagi Instansi Terkait Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi instansi yang terkait dalam mengambil keputusan untuk menetapkan kebijakan tentang anggaran pertahanan. 3. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan Semakin banyaknya penelitian akan semakin terbuka informasi dan cara efektif dalam mengatasi beberapa masalah terkait pengeluaran anggaran pertahanan. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi pada penelitian ini terdiri dari beberapa bab yaitu sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat dan tujuan penulisan skripsi, dan sistematika penulisan skripsi.

11 BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini berisi pedokumentasian dan pengkajian hasil dari penelitianpenelitian yang pernah dilakukan pada area yang sama dan teori-teori sebagai hasil dari studi pustaka. Teori-teori yang didapat ini akan menjadi landasan bagi penulisan untuk melakukan pembahasan dan pengambilan kesimpulan mengenai judul yang penulis pilih. BAB III. METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan penjelasan satu pembahasan mengenai metode analisa yang digunakan dalam penelitian dan jenis data-data yang digunakan beserta sumber data. BAB IV. HASIL DAN ANALISA Dalam bab ini berisi semua temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian dan analisa statistik. BAB V. SIMPULAN DAN IMPLIKASI Dalam bab yang terakhir ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari analisa yang dilakukan.