BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada partisipasi masyarakat yang bersangkutan (Kemenkes RI,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka tidak lagi merasa terabaikan di dalam masyarakat. Berbagai kegiatan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tinggi. Undang-Undang No.14 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. gerakan gerakan shalat yang meliputi berdiri, ruku, sujud, dan duduk adalah

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap. lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup (Nugroho, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan dan status ekonomi dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

1

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

III. METODE PENELITIAN. cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian noneksperimental

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB I LATAR BELAKANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB IV METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Pada bab ini penelitian menguraikan tentang metode yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

FIFI AZISYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Maryam, dkk, 2008). Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008). Berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia dari hasil Sensus Penduduk, jumlah penduduk lanjut usia pada tahun 2010 mencapai 16.713.926 jiwa (9,6%) dari jumlah penduduk yaitu 241.182.182 jiwa. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia akan meningkat menjadi 28,8 juta atau 11,34% dari total jumlah penduduk (Kemenkes RI, 2012). Usia harapan hidup (UHH) lansia berdasar laporan BPS pada tahun 2011 adalah 69,65 tahun (Kemenkes RI, 2013). Meningkatnya jumlah lansia akan menimbulkan berbagai masalah, dampak dari peningkatan jumlah lansia antara lain masalah penyakit degeneratif yang sering menyertai para lansia, bersifat kronis dan multifatologis, serta dalam penanganannya memerlukan waktu lama (Kemenkes, 2012). Lansia mengalami kemunduran fisik, mental, spiritual, ekonomi, sosial dan salah satu masalah yang sangat dasar adalah masalah kesehatan. Kualitas hidup yang baik pada seseorang harus dapat dipertahankan. Seseorang harus selalu berusaha memelihara kesehatan dengan baik dan teratur agar tidak mudah terserang penyakit dan agar kemunduran berbagai organ tubuh dapat diketahui sedini mungkin (Nugroho, 2012). Besarnya populasi lanjut usia dan pertumbuhan yang sangat cepat menimbulkan berbagai permasalah, sehingga lanjut usia perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua sektor untuk upaya peningkatan 1

2 kesejahteraan lanjut usia. Salah satu bentuk perhatian yang serius terhadap lanjut usia adalah terlaksananya pelayanan pada lanjut usia melalui posbindu lansia (Komnas, 2010). Tujuan pembinaan kesehatan bagi lanjut usia adalah meningkatkan derajad kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga, dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat (Kemenkes RI, 2012). Kegiatan pembinaan kesehatan lansia yang dilakukan setiap bulannya antara lain pengukuran IMT yang meliputi tinggi badan dan berat badan ; pemeriksaan tekanan darah ; pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb), gula darah, asam urat, dan kolesterol ; penyuluhan kesehatan, masalah gizi ; kegiatan aktifitas fisik senam. Kegiatan posbindu digunakan sebagai indikator untuk mengetahui status kesehatan lansia dan untuk untuk memantau faktor resiko penyakit degenerative yang mungkin terjadi agar sedini mungkin dapat diketahui dan dikendalikan. (Komnas, 2010). Keaktifan kunjungan lansia ke posbindu salah satunya dipengaruhi oleh intensi (Putri, 2008). Intensi atau niat merupakan keinginan bertindak untuk melakukan atau merubah sesuatu untuk mencapai suatu tujuan (Dagun, 2006). Menurut Ajzen (1991) dalam Albery & Munafo (2011), pada teori perilaku terencana atau theory of planed behaviour (TPB), intensi ditentukan oleh 3 faktor, diantaranya adalah sikap, norma subjektif, dan pengendalian perilaku. Sikap merupakan keyakinan tentang apakah hasil yang mestinya individu peroleh jika telah bersikap tertentu. Di waktu yang sama, individu juga memegang keyakinan tentang nilai dari hasil tersebit. Lestari dkk, (2011), menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia dalam mengikuti posbindu yaitu sikap. Arum & Mangkunegara (2010), menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku secara interaksional berpengaruh dalam memprediksi intensi untuk berperilaku.

3 Menurut Ajzen, (1991) dalam Albery & Munafo, (2011), norma subjektif merupakan keyakinan individu tentang apa yang orang lain inginkan dan juga individu ingin bersikap demikian. Menurut Nasution (2012), dukungan keluarga, dukungan kader berpengaruh terhadap lansia dalam memanfaatkan posbindu lansia. Selanjutnya pengendalian perilaku merupakan keyakinankeyakinan atau persepsi yang berkaitan dengan seberapa banyak kontrol yang dianggap dimiliki seseorang terhadap perilaku tertentu untuk menjelaskan hubungan sikap-perilaku dalam perilaku tak-dikehendaki, perasaan seseorang terhadap mudah sulitnya mewujudkan suatu perilaku (Ajzen, 1991 dalam Albery & Munafo, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan, hasil wawancara dengan Kepala Kelurahan Sambiroto didapatkan informasi bahwa dari 10 RW, salah satu posbindu yang memiliki kegiatan paling lengkap yaitu di RW.IV Kelurahan Sambiroto. Kader dan petugas kesehatan aktif dalam kegiatan posbindu. Data lansia di RW.IV Kelurahan Sambiroto Semarang pada tahun 2007-2014, terdapat 51 lansia yang pernah mengikuti kegiatan posbindu, yaitu dilihat melalui KMS dan pencatatan buku oleh kader. Hasil wawancara dengan kader mengatakan bahwa dari 51 jumlah lansia dengan usia 60 tahun ke atas, sekitar 15-25 lansia yang hadir dalam kegiatan posbindu lansia tersebut, terkadang lansia yang mengikuti kegiatan mengalami penurunan hingga mencapai 10 lansia yang mengikuti kegiatan. Study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 15 lansia, terdapat 7 lansia yang setiap bulannya selalu berkeinginan untuk mengikuti kegiatan posbindu. Pada lansia yang lain keinginan lansia mengikuti posbindu lansia kadang ada dan kadang tidak. Lansia mengatakan kurang berkeinginan mengikuti kegiatan posbindu karena kondisinya kesehatannya yang sedang sakit, lansia lain merasa sudah sehat dan merasa tidak perlu untuk mengikuti kegiatan posbindu, ada keperluan lain yang lebih diutamakan dari posbindu,

4 ada juga lansia yang jika sudah ke dokter atau pelayanan kesehatan lain, mereka sudah tidak mengikuti kegiatan posbindu. Berdasarkan fenomena pada latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia di RW.IV Kelurahan Sambiroto, Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia di RW.IV Kelurahan Sambiroto, Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia di RW.IV Kelurahan Sambiroto, Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan sikap lansia tentang intensi mengikuti kegiatan posbindu lansia b. Mendiskripsikan norma subjektif lansia tentang intensi mengikuti kegiatan posbindu lansia c. Mendiskripsikan pengendalian perilaku lansia tentang intensi mengikuti kegiatan posbindu lansia d. Mendiskripsikan intensi lansia untuk mengikuti kegiatan posbindu lansia e. Menganalisis hubungan antara sikap dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia.

5 f. Menganalisis hubungan antara norma subjektif dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia g. Menganalisis hubungan antara pengendalian perilaku dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang keperawatan khususnya terkait dengan keperawatan komunitas dan keperawatan gerontik. 2. Secara Praktis a. Masyarakat Memberikan masukan aplikatif bagi masyarakat khususnya pada lansia untuk bisa mengoptimalkan secara maksimal pelayanan yang telah disediakan untuk meningkatkan kesehatannya melalui kegiatan posbindu lansia. b. Profesi Keperawatan Digunakan sebagai bahan masukan bagi keperawatan komunitas dan gerontik dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada lansia tentang posbindu lansia sehingga minat lansia untuk ke posbindu lansia meningkat. c. Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian sejenis terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi lansia untuk mengikuti kegiatan posbindu lansia.

6 No 1 E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai topik yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut : Peneliti dan Judul Peneliti : Puji Lestari, Soeharyo Hadisaputro, Kris Pranarka (2011). Judul : Beberapa faktor yang berperan terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu Studi kasus di Ds. Tamantirto Kec. Kasihan Kab.Bantul Propinsi DIY Tabel 1.1. Keaslian Penelitian Variabel Desain Penelitian Populasi & Sampel Variable bebas : umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, social ekonomi, sikap, pengetahuan, fasilitas, akses, pelayanan kader dan petugas kesehatan, peran social, peran keluarga. Variable terikat: keaktifan kunjungan lansia ke posyandu. Desain penelitian analitik observasional. Pendekatan kasus control. Data sekunder berupa data monografi desa, catatan kader posyandu dan data puskesmas tentang anggota posyandu lansia. Pengambilan data primer dengan wawancara terhadap lansia dan keluarganya dengan kuesioner melalui kunjungan rumah responden. Analisis data kuantitatif dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariate Besar sampel ditentukan formulasi studi kasus kontrol tidak berpasangan, didapatkan besar sampel 52, perbandingan kasus: kontrol adalah 1:1. Responden penelitian adalah lansia yang aktif berkunjung ke posyandu (kasus) dan lansia yang tidak aktif berkunjung ke posyandu selama 3 bulan terakhir (kontrol) di semua posyandu yang ada di Desa Tamantirto yang berjumlah 9 posyandu Hasil Hasil studi kasus kontrol terhadap lansia anggota posyandu di wilayah Desa Tamantirto membuktikan bahwa keaktifan kunjungan lansia ke posyandu dipengaruhi oleh umur >71 tahun, tidak bekerja, sikap baik terhadap posyandu, fasilitas posyandu yang baik, pelayanan kader dan petugas kesehatan yang baik, dan peran keluarga yang baik, sedangkan faktor yang tidak terbukti sebagai faktor yang berpengaruh terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu yaitu tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, pengetahuan, akses terhadap posyandu, serta peran sosial lansia 2 Peneliti : Herdini Widyaning Pertiwi (2013) Judul : Faktor-faktor yang berhubungan dengan frekwensi kehadiran lanjut usia di posyandu lansia Variable bebas : pengetahuan, pendidikan, dan dukungan keluarga terhadap lansia untuk aktif menghadiri posyandu lansia. adalah frekuensi kehadiran lansia ke posyandu lansia Penelitian kuantitatif, Jenis penelitian observasional analitik, Rancangan penelitian cross sectional, Pengambilan data dengan quisioner, Uji statistik yang digunakan korelasi Spearman Rho, Regresi berganda dengan rumus Anova Populasi seluruh lansia yang berusia >55 tahun dan bertempat tinggal di wilayah yang memiliki sejumlah 214. Teknik sampling proporsional cluster random sampling rumus Slovin Ada hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan, pendidikan, dukungan keluarga dengan kehadiran lansia

7 3 Peneliti : Zulkarnain Nasution (2013). Judul : Pengaruh pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan kader terhadap pemanfaatan di wilayah kerja puskesmas Bandar dolok kec. Pagar merbabu kab. Deli serdang. Variabel bebas : Pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan kader, dukungan kepala desa, dan jarak : pemanfaatan Jenis penelitian analitik observasional, dengan pendekatan rancangan cross sectional. Pengumpulan datadilakukan secara wawancara langsung dengan kuisioner dan di analisis dengan uji regresi logistik. Populasi : seluruh lansia yang tinggal diwilayah kerja Puskesmas Bandar Dolok, Kecamatan Pagar Merbau, sebanyak 5.082 orang. Sampel sebanyak 371 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan kader, dan jarak berpengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan posyandu lansia. Variabel dukungan keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan posyandu lansia 4 Peneliti : Maria Mustikaning Putri (2008) Judul : Aplikasi teori Snehandu B.Karr terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu lansia studi di 5 puskesmas Jagir kota Surabaya tahun 2008 Variabel bebas : karakteristik responden, niat, dukungan sosial dari kader kesehatan, tokoh masyarakat, kelompok sebaya, keluarga, serta kondisi dan situasi : keaktifan kunjungan lansia ke Jenis penelitian : dilaksanakan dengan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara. Analisis uji statistic dengan korelasi chi-square untuk mengetahui adanya hubungan. Sample penelitian diambil dengan simple random sampling, sebanyak 80 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa niat, dukungan kader kesehatan, serta kondisi dan situasi berhubungan dengan keaktifan kunjungan lansia ke. Dukungan dari tokoh masyarakat, kelompok sebaya dan keluarga tidak berhubungan dengan keaktifan kunjungan lansia ke. 5 Peneliti : Meilisha Djati Arum & A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2010) Judul : peran sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku dalam memprediksi intensi wanita melakukan Variabel bebas : sikap, norma subjektif, persepsi kendali perilaku : intensi wanita melakukan pemeriksaan payudara sendiri Penelitian ex post facto field study, / penelitian non eksperimental dengan desain korelasional. Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat signifikansi prediksi variabel. Alat ukur berupa kuisioner, dua alat ukur, yang Populasi dalam penelitian adalah 120 mahasiswi aktif Universitas Mercubuana Jakarta usia 18-30 tahun. Sampel yang terpakai sebanyak 40 orang dengan cara sebelum pengambilan data lapangan melalui kuisioner, Penelitian menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku secara interaksional berpengaruh dalam memprediksi intensi wanita untuk melakukan sadari.

8 pemeriksaan payudara sendiri pertama digunakan pada tahap elisitasi untuk melihat silent belief tentang perilaku SADARI. Alat ukur kedua adalah skala yang digunakan untuk mengukur determinan intensi (sikap, norma subjektif, dan PBC) serta intensi melakukan SADARI peneliti melakukan tahap elisitasi keyakinankeyakinan yang menonjol (salient beliefs) 6 Peneliti : Laili istiana, Suci Paramitasari Syahlani, Sudi Nurtini Pengaruh sikap, norma subjektif dan kontrol keperilakukuan terhadap niat dan perilaku beli produk susu ultra high temperature Variabel bebas : sikap, norma subjektif, kontrol perilaku : niat dan perilaku beli produk susu ultra high temperature Jenis penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Populasi : Ibu rumah tangga yang memiliki anak usia 2-12 tahun di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sampel : dilakukan dengan judgemental sampling method. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian 60 orang. Hasil penelitian dari studi mengidentifikasikan bahwa norma subjektif dan kontrol perilaku berpengaruh terhadap niat beli, namun sikap tidak berpengaruh terhadap niat beli tersebut. Niat untuk membeli berpengaruh signifikan terhadap perilaku beli susu UHT. Selanjutnya, variabel kontrol keperilakuan juga berpengaruh langsung terhadap perilaku beli. 7 Henniwati (2008). Judul : Faktorfaktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan posyandu lanjut usia di wilayah kerja puskesmas di wilayah Aceh Timur Variabel bebas : status perkawinan, pekerjaan, kualitas pelayanan, jarak tempuh, petugas kesehatan, jenis kelamin, usia, pendidikan, jumlah kader, : pemanfaatan pelayanan Jenis Penelitian : survey explanatory, Analisis uji chi square dan uji logistik ganda Populasi : seluruh lansia yang dibina di Puskesmas Kabupaten Aceh Timur, yang berusia 45 tahun ke atas yang datang ke pada bulan juni tahun 2008 berjumlah 462 lansia. Pengambilan sampel secara random sampling sejumlah 137 orang Status perkawinan, pekerjaan, kualitas pelayanan, jarak tempuh, petugas kesehatan, ada pengaruh dengan pemanfaatan posyandu lansia. Sedangkan umur, jenis kelamin, pendidikan, julah kader tidak ada pengaruh dengan pemanfaatan pelayanan.

9 Perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan dengan yang akan peneliti lakukan : Penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi lansia untuk mengikuti kegiatan, dengan teori TPB. Variabel bebasnya adalah sikap, norma subjektif, dan pengendalian perilaku. nya adalah intensi lansia mengikuti kegiatan. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik. Pendekatan survey cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang terdaftar di yaitu sebanyak 51 lansia. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Alat pengumpul data yaitu dengan kuisioner. Analisis data kuantitatif dilakukan secara univariat dan bivariat. Perbedaan Penelitian : 1. Penelitian no.1 Variabel bebas yang digunakan Lestari, dkk (2011) adalah umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, social ekonomi, sikap, pengetahuan, fasilitas, akses, pelayanan kader dan petugas kesehatan, peran social, peran keluarga. Penentuan besar sampel yang digunakan ditentukan dengan formulasi study control tidak berpasangan. Desain penelitian yang digunakan analitik observasional dengan pendekatan kasus kontrol 2. Penelitian no.2 Variabel yang diteliti oleh Pertiwi (2013), adalah pengetahuan, pendidikan, dan dukungan keluarga terhadap lansia untuk aktif menghadiri posyandu lansia dengan variable terikatnya adalah frekwensi kehadiran lansia ke. Penentuan besar sampel dilakukan dengan teknik proporsional cluster random sampling rumus slovin. Sedangkan sampel yang akan peneliti gunakan adalah total sampling. 3. Penelitian no.3 Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian Zulkarnain (2008), adalah pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan kader, dukungan kepala

10 desa dan jarak. Populasi adalah seluruh lansia yang tinggal diwilayah kerja puskesmas Bandar dolok dan sampel yang diambil 371 orang. 4. Penelitian no.4 Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian Putri (2008), adalah karakteristik responden, niat, dukungan social dari kader kesehatan, tokoh masyarakat, kelompok sebaya, keluarga, serta situasi dan kondisi. Analisis uji statistic yang digunakan chi square. Pengambilan sampel dengan teknik random sampling. 5. Penelitian no.5 Variabel bebas yang dilakukan Arum dan Mangku (20210) dalam penelitiannya digunakan yaitu sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku. Penelitian non eksperimental dengan desain korelasi. Populasinya 120 mahasiswa universitas mercubuana Jakarta usia 18-30 tahun. Sampel yang terpakai sebanyak 40 orang, pengambilan sampel secara kuisioner dengan elisitasi keyakinan-keyakinan mahasiswa. 6. Penelitian no.6 nya adalah niat dan perilaku beli produk susu ultra high temperature. Pengambilan sampel dilakukan dengan judgemental sampling method. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian 60 orang. 7. Penelitian no.7 Variabel bebasnya adalah perkawinan, pekerjaan, kualitas pelayanan, jarak tempuh, petugas kesehatan, jenis kelamin, usia, pendidikan, jumlah kader. nya adalah pemanfaatan pelayanan. Jenis penelitian survey explanatory, analisis uji chi square dan uji logistik ganda.