BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang unggul dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Sektor Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah sesuai dengan prinsip syariah mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang didasarkan pada prinsip syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Pengelolaan bank dituntut untuk senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen penilaian

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah Indonesia No. 21 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bisnis modern di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Bank berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan UU ini memicu lahirnya bank syariah yang baru, baik status bank umum syariah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara, seperti dalam hal penciptaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis perbankan syariah pada tahun 2015 memasuki fase menurun. Pertumbuhan aset yang sempat mencapai 49% pada tahun 2013 mengalami penurunan drastis dengan pertumbuhan aset hanya sebesar 7,98% pada tahun 2015. Penurunan pertumbuhan tidak hanya terjadi dari sisi aset, namun juga pada pembiayaan yang hanya tumbuh 5,55%, jauh lebih rendah dibandingkan konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015). Menurut data Statistik Perbankan Syariah (SPS) pertumbuhan yang menurun ini disebabkan oleh berkurangnya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang hanya tumbuh sebesar 11% pada juli 2015 (Beritasatu, 2015). Lebih lanjut, penghimpunan dana terbesar adalah dalam bentuk deposito yaitu Rp. 132.29 triliun (61.28% dari total keseluruhan) diikuti oleh giro ib sebesar Rp. 18,2 triliun dan tabungan ib Rp. 13,5 triliun. Berdasarkan perkembangan pertumbuhan dana pihak ketiga bank umum syariah tahun 2014, total rekening meningkat sebesar sebesar 13,52%, yaitu meningkat 1,7 juta dari 12,7 juta menjadi 14,5 juta unit tabungan. Namun total rekening deposito mudharabah mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu turun sebesar 32,2% dari 356,422 menjadi 269,619 unit rekening. Dilihat dari persentase jumlahnya, deposito mudharabah merupakan produk yang paling mempengaruhi komposisi dana pihak ketiga (DPK). Produk dana yang merupakan pilihan terbesar dari seluruh dana masyarakat yang disimpan pada perbankan syariah adalah berupa deposito mudharabah. Dari tahun ke tahun produk deposito mudharabah pada perbankan 1

syariah terus meningkat, namun jumlah nasabah deposito mudharabah mengalami penurunan pada tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah tingkat bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah kepada nasabah. Kharim (2004), menyebutkan bahwa keinginan masyarakat memilih bank syariah didorong oleh faktor memperoleh keuntungan. Tingkat bagi hasil ditentukan oleh berbagai faktor seperti jumlah dana yang tersedia dan nisbah bagi hasil. Nisbah bagi hasil ditetapkan menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad antara pihak bank dan nasabah. Selanjutnya menurut Kharim (2004), dalam penentuan besar kecilnya persentase keuntungan yang diberikan bank syariah kepada nasabah dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi peresentase imbal bagi hasil ditentukan dari besarnya tingkat permodalan, efisiensi bank dalam mengelola usaha, pembiayaan dan kualitas asset bank. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian. Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur rasio kecukupan modal yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio kecukupan modal yang dimiliki bank maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko, jika bank memiliki rasio kecukupan modal yang tinggi (sesuai ketentuan BI diatas 8%) bank dinilai mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, maka bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien. Semakin efisien kinerja bank, maka bank mampu menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatannya. Semakin tinggi pendapatan suatu bank, maka 2

pendapatan yang dibagi hasilkan juga meningkat dan akan menyebabkan porsi bagi hasil yang diterma nasabah juga meningkat. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan indikator untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam kegiatan operasinya. Rasio yang meningkat mencerminkan kurang mampunya bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatannya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank tidak efisien dalam mengelola usahanya. Apabila bank tidak efisien dalam menjalankan kegiatan dan tidak mampu menekan biaya operasionalnya, maka akan berdampak kepada keuntungan atau pendapatan yang didapat oleh bank dan mengakibatkan pendapatan yang dibagi hasilkan juga berkurang dan menyebabkan porsi bagi hasil yang didapat juga berkurang. Financing to Deposit Ratio/ FDR merupakan rasio yang digunakan untuk melihat apakah bank menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi dengan baik. Bank Indonesia menetapkan standar FDR adalah antara 80% hingga 110%. Jika suatu bank memiliki rasio FDR dibawah 80%, maka dapat disimpulkan bank tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik karena banyak dana yang menganggur. Semakin tinggi FDR yaitu diatas 110% menunjukan semakin riskan kondisi liquiditas suatu bank. Semakin rendah rasio FDR menunjukan bank tidak efektif dalam menjalankan fungsinya menyalurkan dana yang dihimpun ke pembiayaan, menyebabkan keuntungan yang didapat menjadi berkurang. Non Performing Financing merupakan rasio risiko bank. NPF berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil, apabila pembiayaan bermasalah meningkat maka risiko terjadinya penurunan profit semakin besar dan laju pembiayaan 3

menjadi turun. Apabila pembiayaan yang diberikan oleh bank mengalami macet atau bermasalah, maka akan menyebabkan keuntungan atau pendapatan bank menjadi berkurang. Hal ini diakibatkan kerugian karena tidak dilunasinya kembali pinjaman atau pembiayaan yang diberikan oleh bank, sehingga pendapatan bank menjadi menurun dan berdampak pada pendapatan yang dibagi hasilkan juga berkurang sehingga porsi bagi hasil yang diterima nasabah juga menurun. Selain faktor internal dalam menentukan tingkat bagi hasil yang dipengaruhi oleh keuntungan bank yang diukur berdasarkan kinerja usaha bank, faktor eksternal seperti BIrate juga mempengaruhi pergerakan tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada perbankan syariah. BI rate merupakan salah satu faktor ekonomi makro yang mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada bank syariah. BI rate adalah kebijakan Bank Indonesia yang menjadi acuan suku bunga deposito pada bank konvensional, dan terdapat indkasi bahwa dalam penetapan return bagi hasil yang diterima nasabah deposan pada bank syariah mengacu pada tingkat suku bunga konvensional. BI rate berhubungan positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Semakin tinggi BI rate, maka semakin tinggi tingkat bagi hasil yang diterima nasabah. Berdasarkan latar belakang dan penjabaran di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh CAR, BOPO, FDR, NPF dan BI rate Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah di Indonesia. 4

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Syariah baik dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang? 2. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasonal (BOPO) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Syariah baik dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang? 3. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Syariah baik dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang? 4. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Syariah baik dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang? 5. Bagaimana pengaruh BIrate terhadap tingkat bagi hasil deposito jangka panjang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Syariah baik dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang. 5

2. Menganalisis pengaruh BOPO terhadap tingkat bagi hasil deposito jangka panjang. 3. Menganalisis pengaruh FDR terhadap tingkat bagi hasil deposito jangka panjang. 4. Menganalisis pengaruh NPF terhadap tingkat bagi hasil deposito jangka panjang. 5. Menganalisis pengaruh BIrate terhadap tingkat bagi hasil deposito jangka panjang. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, penelitian ini meningkatkan wawasan bidang ekonomi khususnya ekonomi islam, sehingga penulis dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan. 2. Bagi nasabah dan investor, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat nisbah bagi hasil deposito mudharabah. 3. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan di bidang perbankan khususnya perbankan syariah dalam hal yang berkaitan dengan deposito mudharabah. 6

1.5 Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan BI rate terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Penelitian ini menggunakan data publikasi Statistik Perbankan Syariah (SPS) yaitu laporan keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (BUS- UUS). Data yang digunakan adalah data bulanan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia periode 2012-2015. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan penelitian ini direncanakan terdiri dari enam bab sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Bab ini memuat tentang latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan tentang konsep dan teori yang mendukung penelitian, serta penelitian terdahulu yang menjadi dasar dan rujukan dari penelitian ini. BAB III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan tentang bagaimana ruang lingkup dalam penelitian. Jenis penelitian, data dan sumber data, definisi operasional variabel, serta model dan metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian. 7

BAB IV : Gambaran Umum Penelitian Bab ini memaparkan bagaimana perkembangan setiap variabel yang terdapat dalam model menggunakan data bulanan periode 2010-2015. BAB V : Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil uji statistik berdasarkan model dan metode yang digunakan dalam penelitian, serta menjelaskan hasil yang telah diperoleh peneliti setelah dilakukan pengolahan data yang kemudian dilanjutkan dengan pembahasan. BAB VI : Kesimpulan Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari keseluruhan skripsi. 8