BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 13 Tahun Dalam undang-undang ini disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dua hal, yaitu rukun islam dan rukun iman. Rukun islam ada lima, dan

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam terbesar di dunia. Terkait dengan penyelenggaraan ibadah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali Imran ayat 97 yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah Haji merupakan ibadah yang Allah wajibkan bagi umat Islam. Allah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu lembaga yang sah dan memiliki kewenangan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMA AH HAJI TENTANG KUALITAS PELAYANAN DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013

No melaksanakan ibadah haji sesuai dengan tuntutan syariah dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Meskipun penyelenggaraan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis

INDEPENDENSI PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN IBADAH HAJI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Haji adalah rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat

MENYONGSONG TERBENTUKNYA KOMISI INDEPENDEN PENGAWAS HAJI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

DAFTAR PUSTAKA. Aqilla, Umi. Panduan Praktis Haji dan Umrah. (Jakarta: Al- Maghfiroh, 2010).

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BREBES. A. Visi dan Misi Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes

BAB V PENUTUP Kesimpulan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA SEMARANG JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada

BAB IV ANALISIS PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan untuk melaksanakannya. Perintah melaksanakan. Allah SWT yang ditentukan dalam Al-Qur`an yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan salah satu bagian dari rukun Islam yang. adalah mampu secara fisik (jasmani), rohani, ekonomi dan keamanan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

BAB IV ANALISIS APLIKASI PERENCANAAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG Analisis fungsi Perencanaan Penyelengaraan Ibadah Haji

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Pendekatan. pemikiran individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2012: 60).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN MENEJEMEN PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KBIH NAHDLOTUL ULAMA KAB. KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk bank ataupun jasa bank sehingga keberadaan bank sudah menyebar

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (Fakultas Dakwah UIN Walisongo, 04 Februari 2012). Ibadah Haji bahwa penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas

BAB II IMPLEMENTASI FUNGSI PENGORGANISASIAN DAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH

PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG

Manajemen, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2005), hlm. 8.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN MANASIK HAJI RELEVANSINYA DENGAN JUMLAH JAMAAH HAJI DI KBIH AL-MANSHUR TAHUN 2013

MUATAN SUBSTANSI RUU PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH

POKOK-POKOK PIKIRAN IPHI TENTANG URGENSI PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENGELOLAAN HAJI YANG PROFESIONAL DAN AMANAH*)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya beragama Islam dan termasuk Jamaah Haji terbesar di

A. Analisis Penyelenggaraan Pelayanan Prima (Excellent Service) di. pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat khusus bagi calon tamutamu

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah perusahaan berskala besar maupun kecil baik profit maupun non

BAB III METODE PENELITIAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Keuangan Haji (Lembara

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TRANSPORTASI JEMAAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN IBADAH HAJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya

BAB III METODE PENELITIAN. Tepatnya Pada divisi penerimaan dan pembayaran, karena PT SEMEN GRESIK ini

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4

BAB I PENDAHULUAN. posisi sangat penting, strategis dan menentukan bagi pembangunan

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang dapat dipercaya (reliable). 1 Metode penyelidikan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Kebun Agung Jl. Satsui tubun No. 28 Kota Malang. Obyek adalah karyawan

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kewajiban segenap umat Islam di seluruh dunia. Selain karena

BAB II KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) DAN SISTEM AKREDITASI Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BAB I. Pendahuluan. dengan cara yang efektif dan efisien melalui Planning (menentukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke lima. Ibadah haji wajib

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Haji merupakan ibadah yang istimewa karena haji adalah ibadah jismiyah (fisik) dan maliyah (harta). Shalat dan puasa adalah ibadah jasmaniyah dan zakat adalah ibadah maliyah. Haji adalah ibadah yang mencakup keduanya, yaitu jasmaniyah dan maliyah, yakni seseorang mengorbankan raga dan harta bendanya, karena dia harus menempuh perjalanan yang membutuhkan nafkah (pembekalan) (Yusuf, 2003: 5). Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke lima yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat istitha`ah sekali seumur hidupnya. Istitha`ah adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh calon haji yang memiliki kesehatan lahir dan batin, mempunyai biaya yang cukup baik untuk membayar ONH (ongkos naik haji)/bpih (biaya pendaftaran ibadah haji), dirinya maupun keluarga yang ditinggalkan, tidak terhalang atau mendapat ijin untuk perjalanan haji (Depag RI, 1998: 77). Nidjam dan Hanan (2004: 101) menjelaskan, terhadap enam unsur pokok dalam penyelenggaraan ibadah haji yang harus diperhatikan: (1) Calon haji; (2) Pembiayaan; (3) Kelengkapan administratif; (4) Sarana transportasi; (5) Hubungan bilateral antar negara; dan (6) Organisasi pelaksana. Enam unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain, dimana keenamnya mempersyaratkan

2 jaminan dalam penyelenggaraan ibadah haji yang berkaitan dengan: (1) jamaah haji yang telah terdaftar sah dan memenuhi syarat dapat di berangkatkan ke Arab Saudi; (2) seluruh jamaah haji yang telah berada di tanah suci dapat memenuhi akomodasi, konsumsi dan transportasi; (3) seluruh jamaah haji yang telah berada di tanah suci dapat menjalankan wukuf di Arafah dan rukun haji lainya; (4) jamaah haji yang telah menunaikan ibadah haji seluruhnya dapat dipulangkan ke daerah asal dengan selamat. Tidak jauh beda dengan ibadah umrah yang hanya memiliki beberapa perbedaan dalam pelaksanaan ibadah dan waktunya. Penyelenggaraan haji merupakan amanat UU No. 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji. Sesuai peraturan perundang-undangan tersebut, penyelenggaraan ibadah haji menjadi tanggungjawab pemerintah yang dikoordinasikan oleh Menteri Agama RI. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan menyangkut martabat serta nama baik bangsa. Penyelenggaraan haji oleh pemerintah dilaksanakan berdasarkan asas keadilan, profesionalitas dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba. Penyelenggaraan haji oleh pemerintah bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jamaah haji, sehingga jamaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama islam. Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan

3 administrasi, pelayanan kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jamaah haji (Syaukani, 2011: 1). Penyelenggaraan ibadah haji pada hakekatnya merupakan pelayanan yang termasuk bagian dari pelayanan publik. Setiap pelayanan publik harus memperhatikan kepuasan publik. Oleh sebab itu, peningkatan kualitas pelayanan haji perlu terus dilakukan, sebab hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat kepuasan para jamaah yang melaksanakan haji (Syaukani, 2003: 3). Maka peluang inilah yang dimanfaatkan oleh pemerintah khususnya kementerian Agama dan instansi-instansi yang terkait seperti KBIH dan Biro Perjalanan Haji dalam membantu penyelenggaraan urusan haji untuk menarik simpati jamaah. Kesemuanya ini berlomba-lomba menawarkan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan kelebihan fasilitas yang berbeda untuk sebuah popularitas. Di sinilah kemudian lembagalembaga itu mengambil peran, ada di antara mereka yang menangani ini semata-mata karena bisnis, namun di antara mereka ada karena memang panggilan Agama. Menempatkan KBIH sebagai wadah untuk mengekspresikan diri sebagai pelayanan dalam kaitanya dengan ibadah, tentu saja tidak diukur oleh keuntungan yang bersifat materi. Ukuranya adalah pemberdayaan warga masyarakat dan pelayanan kepada masyarakat (Thohir, 2004: 35).

4 Agar tujuan pelaksanaan ibadah haji selalu sukses dan mencapai target yang diinginkan, maka perlu adanya suatu manajemen, baik manajemen di bidang pelayanan, penyuluhan, bimbingan manasik dan sebagainya. Sehingga apa yang menjadi cita-cita para jamaah dalam menunaikan ibadah haji bisa di peroleh secara sempurna dan memuaskan. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Manshur Kabupaten Wonosobo yang telah merintis operasional memberikan pelayanan manasik haji sejak tahun 1994 yang mulanya hanya pengajian biasa yang sangat membantu pemerintah dalam bimbingan ibadah haji dan di resmikan sebagai KBIH pada tahun 2005 atas anjuran kementrian agama kabupaten Wonosobo merupakan salah satu lembaga bimbingan ibadah haji yang berusaha memberikan pelayanan terbaik dalam melaksanakan perjalanan ibadah haji serta mampu mencetak calon jamaah haji yang mandiri (brosur KBIH Al-Manshur). Namun, Jumlah calon jamaah haji di KBIH Al-Mansuh selama tiga tahun terakhir mengalami penurunan dari tahun 2010/2011 sampai 2012/2013. Dari penurunan kuantitas atau jumlah jamaah haji KBIH Al-Manshur tentunya tidak terlepas dari manajemen pelayanan manasik haji yang ada di KBIH tersebut. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai manajemen pelayanan manasik haji di KBIH Al- Manshur maka penulis mengambil judul: Manajemen Pelayanan Manasik Haji Relevansinya dengan Jumlah jamaah Haji (Studi

Kasus di KBIH Al-Manshur di Kabupaten Wonosobo Tahun 2013). 5 B. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang diatas maka dapat di buat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Manajemen pelayanan manasik haji di KBIH Al- Manshur? 2. Bagaimana manajemen pelayanan manasik haji relevansinya dengan jumlah jamaah haji di KBIH Al-Mansuh tahun 2013? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui manajemen pelayanan manasik haji di KBIH Al-Manshur. b. Untuk mengetahui manajemen pelayanan manasik haji relevansinya dengan jumlah jamaah haji di KBIH Al- Manshur Kabupaten Wonosobo tahun 2013. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat secara teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan sumber berfikir mengenai manajemen pelayanan manasik haji di KBIH Al-

6 Manshur dalam memberikan pelayanan kepada calon jamaah Haji di Kabupaten Wonosobo. b. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan evaluasi, pertimbangan dan masukan bagi KBIH Al- Manshur dan KBIH lainya dalam memberikan pelayanan manasik haji kepada calon jamaah haji di Kabupaten Wonosobo. D. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari kesamaan dalam pembahasan penelitian yang pernah dilakukan oleh orang lain, maka penulis menyajikan beberapa penelitian yang telah di buat oleh para penulis lain, yaitu: Pertama, penelitian yang berjudul Pelayanan Jamaah Haji Kota Semarang Tahun 2009 (Analisis Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2008 ) ditulis oleh Dimas Priyono, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang tahun 2004. Penelitian ini berfokus pada (1) untuk mengetahui muatan yang terkandung dalam undang-undang No. 13 Tahun 2008 (2) untuk mengetahui pelayanan jamaah haji kemenag kota Semarang tahun 2009 dilihat dari implementasi undang-undang No. 13 Tahun 2008. (3) untuk mengetahui hambatan yang dihadapi kemenag kota Semarang dalam memberikan pelayanan jamaah haji dilihat dari implementasi undang-undang No. 13 Tahun 2008. Hasil dari

7 penelitian ini menyatakan bahwa pelayanan jamaah haji kota Semarang tahun 2009 yang dilaksanakan oleh kementrian agama kota Semarang sudah sesuai dengan Undang-undang No. 13 Tahun 2008 dengan perubahanya. Kedua, penelitian yang berjudul Penerapan Fungsi Perencanaan pada PT Fatimah Zahra Semarang Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Bimbingan Ibadah Haji Tahun 2012 ditulis oleh Siti Roikhatul Dhillah, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaa PT Fatimah Zahra serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam upaya peningkatan kualitas bimbingan ibadah haji tahun 2012. Hasil penelitian ini adalah adanya perencanaan dalam peleksanaan bimbingan ibadah haji di PT Fatimah Zahra Semarang dalam upaya peningkatan kualitas bimbingan ibadah haji tahun 2012. Faktor pendukung dari perencanaan bimbingan ibadah haji di PT Fatimah Zahra Semarang antara lain: adanya kerja sama yang sangat sinergis antara para staf maupun dengan pihak-pihak terkait yang ada di PT Fatimah Zahra Semarang. Sedangkan faktor penghambat meliputi : problem internal dan eksternal, yaitu dari pihak staf pelaksana haji dan calon jamaah haji. Dipihak pegawai adalah tumpang tindihnya pembagian pekerjaan yang ada pada PT. Fatimah Zahra Semarang. Sedangkan dari calon jamaah haji yaitu: kurangnya pemahaman informasi yang diberikan oleh pihak PT.

8 Fatimah Zahra Semarang sehingga menimbulkan salah tafsir dan kesimpang siuran pada calon jamaah. Ketiga, penelitian yang berjudul Manajemen Pelayanan Jamaah Haji di Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes ditulis oleh Jamaludin, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang tahun 2009. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa bentuk-bentuk pelayanan jama`ah haji yang dilakukan oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes yaitu meliputi: Pendaftaran Haji, Pelayanan biaya ibadah haji atau tabungan haji, Pelayanan pengantar kesehatan tahap I, Pelayanan BPIH, Pelayanan pengantar kesehatan tahap II, Pelayanan pembentukan regu rombongan dan kloter, Pelayanan manasik haji masingmasing kecamatan, Pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji, Pelayanan seragam pakaian haji. Dari bentuk-bentuk pelayanan yang ada Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen pelayanan yang optimal sehinga dapat meningkatkat kepuasan jamaah terhadap pelayanan yang ada. Keempat, penelitian yang berjudul Manajemen Manasik Haji Departemen Agama Kota Semarang Tahun 2003-2005. di tulis oleh Siti Suhartatik, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang tahun 2006. Hasil penelitian ini bahwa, di dalam pelaksanaan penyelenggaraan bimbingan haji Departemen Agama Kota Semarang selalu memanfaatkan dan memperhatikan fungsifungsi manajemen diantaranya planing, organizing, actuiting dan

9 controlling agar dapat mempermudah dalam pelayanan bimbingan pada jamaah. Meskipun fungsi-fungsi manajemen telah diterapkan dengan baik, tetapi dalam pelaksanaanya masih ditemukan hambatan atau kendala selama proses bimbingan manasik haji. Adapun masalah yang sering muncul adalah dalam pengelompokan kelompok yang dikarenakan sikap kurang disiplin dari jamaah haji dan juga karena fasilitas yang kurang memadai. Karya-karya diatas merupakan karya-karya yang ada relevansinya dengan skripsi ini. karya-karya tersebut mempunyai fokus permasalahan yang berbeda-beda sama halnya dengan skripsi ini. Dari karya di atas belum ada yang membahas tentang manajemen pelayanan manasik haji di KBIH relevansinya dengan peningkatan jumlah jamaah haji. Oleh karena itu skripsi ini berbeda dengan karya-karya di atas dan termasuk penelitian baru. E. Metodologi Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang (Moleong, 2010: 5). Melihat dari permasalahan yang ada maka bentuk penelitian yang ada adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu melakukan penelitian dengan melakukan analisa hanya pada taraf

10 deskriptif. Penelitian menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang di hasilkan dalam metode penelitian ini pada dasarnya dapat dikembangkan langsung pada data lapangan yang bersifat deskriptif (Azwar, 2011: 5). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana manajemen pelayanan manasik haji KBIH Al-Manshur Kabupaten Wonosobo dalam melayani para calon jamaah haji baik dari pelayanan manasik haji di tanah air, di tanah suci maupun pasca ibadah haji. 2. Sumber Data Peneliti mengambil sumber data yang ada kaitanya dengan penelitian ini. Dalam pelelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: a. Sumber data Primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 2011: 91). Dalam hal ini yang digunakan adalah Wawancara dengan informan dan observasi meliputi pemimpin KBIH Al-Manshur yaitu H. Soegito BA, para karyawan yaitu H. Madiono Sekertaris KBIH Al-Manshur, H. Sapuan S.Ag pembimbing jamaah haji tahun 2013 dan jamaah haji di KBIH Al-Manshur Kabupaten Wonosobo yaitu H. Supangkat dan H. A.Wanget jamaah haji tahun 2013.

11 b. Sumber data sekunder adalah sumber data tertulis yang merupakan sumber data tambahan yang tidak bisa diabaikan karena melalui sumber data tersebut dapat mendukung dan menyempurnakan data yang di peroleh dari sumper primer (Moleong, 2009: 159). Data yang diperoleh berupa arsip, dokumen, visi dan misi, struktur organisasi yang terdapat pada KBIH Al-Manshur. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Menurut Arikunto, Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis (Gunawan, 2003: 143). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan alamiah, maksudnya observasi dilakukan tanpa adanya campur tangan sama sekali dari pihak peneliti. Peneliti tidak terlibat secara langsung dalam objek observasi. Objek observasi adalah fenomena-fenomena yang dibiarkan terjadi secara alamiah (Azwar, 2011: 19). Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui secara langsung proses pelayanan manasik haji di KBIH Al- Manshur. b. Interview (Wawancara) Interview (wawancara) adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses

12 tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadaphadapan secara fisik (Gunawan, 2013: 160 ). Metode interview ini digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data tentang sesuatu yang berkaitan dengan manajemen pelayanan manasik haji yang digunakan KBIH Al-Manshur Kabupaten Wonosobo. Interview ini dilakukan kepada Pimpinan, para karyawan dan jamaah haji KBIH Al-Manshur. c. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dari data-data tertulis yang dalam pelaksanaanya untuk menyelidiki tanda-tanda tertulis seperti: buku-buku, dokumen, majalah, satuan catatan harian, notulen rapat dan sebagainya (Arikunto, 2002: 200). Penelitian menggunakan teknik ini untuk memperoleh informasi dari dokumendokumen atau arsip-arsip dari KBIH Al-Manshur seperti sejarah berdirinya, struktur organisasi, visi dan misi dan lainlain. 4. Metode analisis data Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, kemudian data-data tersebut disusun dan di analisis dengan metode analisis data kualitatif deskriptif. Metode analisis data dalam penelitian ini dengan teknik analisis induktif yaitu dengan cara mengumpulkan data, mengorganisasikan data, memilah data,

memferifikasi data, mereduksi data dan menyimpulkan data (Moleong, 2009: 248). 13 F. Sistematika penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan skripsi. BAB II MANAJEMEN PELAYANAN MANASIK HAJI DAN KBIH DALAM TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini meliputi landasan teori tentang manajemen pelayanan meliputi pengertian manajemen pelayanan, asas-asas manajemen pelayanan dan prinsip-prinsip manajemen pelayanan. Landasan teori tentang bimbingan manasik haji meliputi pengertian bimbingan manasik haji, dasar hukum ibadah haji, macam-macam haji, syarat, rukun dan wajib haji, hikmah dan manfaat ibadah haji. Landasan teori tentang kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) meliputi pengertian kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), perizinan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), tugas pokok dan fungsi Kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH).

14 BAB III MANAJEMEN PELAYANAN MANASIK HAJI RELEVANSINYA DENGAN JUMLAH JAMAAH HAJI DI KBIH AL-MANSHUR KABUPATEN WONOSOBO Dalam bab ini berisi tentang: Gambaran umum KBIH Al-Manshur Kabupaten Wonosobo, sejarah berdirinya, visi dan misi, tujuan dan sasaran, fungsi, tugas dan stuktur organisasi KBIH Al-Manshur, bentuk pelayanan manasik haji di KBIH Al-Manshur dan deskripsi unsur-unsur exellence service di KBIH Al-Manshur. BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN MANASIK HAJI RELEVANSINYA DENGAN JUMLAH JAMAAH HAJI DI KBIH AL- MANSHUR KABUPATEN WONOSOBO Bab ini berisi tentang analisis terhadap manajemen pelayanan manasik haji di KBIH Al-Manshur dan analisis terhadap manajemen pelayanan manasik haji relevansinya dengan jumlah jamaah haji di KBIH Al-Manshur. BAB V PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan kata penutup. Bagian akhir dari skripsi ini adalah daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat pendidikan peneliti.