KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Copyright 2005 by Medical Faculty of Diponegoro University ARTIKEL ASLI

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

PRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Univariat. 1. Karakteristik responden. Reponden pada penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

Perbedaan Status Gizi Ditinjau dari Jenis Makanan pada Anak Sekolah di SDIT 1 Arofah dan MIN Boyolali

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dalam bahasa Inggris adolescence berasal dari bahasa. latinadolescere berati tumbuh menjadi dewasa. Menurut World Health

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

III. METODE PENELITIAN. cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan anak yang berada pada usia sekolah yaitu. antara 6-12 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN PENYELENGGARAAN MAKANAN ASRAMA. Widyana Lakshmi Puspita

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan

Ardiansul Abram Sisfiani Sarimin Franly Onibala

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PENGARUH BUKU SAKU TERHADAP TINGKAT KECUKUPAN GIZI PADA REMAJA (Studi Di SMA Teuku Umar Semarang Tahun 2016)

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

RIWAYAT HIDUP PENULIS

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA BULAN DI DESA JENGGRIK KABUPATEN NGAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

PERBEDAAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN PADA SIANG HARI ANTARA ANAK TAMAN KANAN-KANAK DI SEKOLAH DENGAN MODEL SCHOOL FEEDING DAN NON SCHOOL FEEDING

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TERHADAP OVERWEIGHT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Maria Kareri Hara. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

TRI SUCIANINGRUM J

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Transkripsi:

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING SNACKING HABIT ON NUTRITIONAL STATUS OF CATERING AND NON-CATERING STUDENTS FOOD CONSUMER Iken Rahma Mahesty 1, Indah Nuraeni 2, Hidayah Dwiyanti 3 1,2 Prodi Ilmu Gizi, FIKES Universitas Jenderal Soedirman 2 Jurusan Teknologi Pengolahan Pangan, Universitas Jenderal Soedirman E-mail: kenmahesty2gmail.com ABSTRACT This research aims to know the difference between snacking habit and nutritional status of catering and non-catering food consumer in SD-UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh as well as knowing the corelation between snacking habit and nutritional status in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh. This research used cross sectional design with thirty eight respondents were collected by Simple Random Sampling method. Snacking habit was obtained by using FFQ. The data were analyzed by using Chi-Square and Mann Whitney analysis. Univariate analysis showed that the snacking habit on catering food consumers was 28.5%, whereas on non-catering food consumers was 76.5%. Bivariate analysis result showed the difference between snacking (p= 0.004) and nutritional status ( p= 0.044) on catering and non-catering food consumers in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh. There was no corelation between snacking habit and the nutritional status in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh (p= 0,117) and ( p=0,142). There was difference in snacking habit and nutritional status on students who were catering and non-catering consumers in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh and there was no corelation between snacking habit and nutritional status in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh. Key words: Snacking habit, Nutritional status, catering food, non-catering food. ABSTRAK Kebiasaan mengonsumsi jajan dapat mempengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kebiasaan jajan dan status gizi anak sekolah pengguna katering dan non-katering serta mengetahui hubungan kebiasaan jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan 38 responden dengan metode Simple Random Sampling. Kebiasaan konsumsi jajan diperoleh menggunakan FFQ. Data di analisis menggunakan uji Chi-Square dan uji Mann Whitney. Hasil uji univariat menunjukkan bahwa pada anak sekolah pengguna katering kebiasaan jajan yaitu sebesar 28,5% sedangkan anak sekolah yang nonkatering sebesar 76,5%. Hasil uji bivariat menunjukkan terdapat perbedaan kebiasaan jajan ( p = 0,004) dan status gizi ( p= 0,044) pada anak sekolah pengguna katering dan non-katering di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh serta tidak terdapat hubungan antara kebiasaan jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh (p= 0,117) dan (p= 0,142). Terdapat perbedaan kebiasaan konsumsi jajan dan status gizi pada anak sekolah pengguna katering dan nonkatering di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh serta tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mengonsumsi jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan di SDN 2 Dukuhwaluh. Kata Kunci: Kebiasaan jajan, Status Gizi, katering, non-katering. 105

PENDAHULUAN Usia sekolah merupakan periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya, kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan fisik anak menuju kedewasaan tidak mengalami gangguan. Menurut Suharjo (2003), meskipun laju pertumbuhan anak usia sekolah mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya, namun per satuan berat badan, anak-anak sekolah membutuhkan makanan yang lebih banyak daripada orang dewasa. Konsumsi makanan anak usia Sekolah Dasar (SD) diperoleh dari makanan yang dikonsumsi di rumah maupun di lingkungan sekolah, makanan yang berada di rumah dapat berupa makanan yang dimasak maupun makanan jajanan. Makanan yang dikonsumsi di lingkungan sekolah dapat berasal dari bekal sekolah, catering (school feeding / penyelenggaraan makan), maupun makanan jajanan yang dibeli di sekitar sekolah (Moehji, 2003). Kebiasaan jajan cenderung menjadi bagian budaya dalam suatu keluarga. Makanan jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan gizi akan mengancam kesehatan anak serta nafsu makan anak berkurang dan jika berlangsung lama akan berpengaruh pada status gizi (Susanto, 2003). Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui perbedaan antara kebiasaan mengonsumsi jajan terhadap status gizi anak sekolah pengguna katering dan non-katering di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah penelitian komparasi dan korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 38 orang dimana 21 orang dari SD UMP Purwokerto (katering) dan 17 orang dari SDN 2 Dukuhwaluh (non-katering). Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu siswa kelas 5 yang berusia diantara 10-12 tahun, bersedia mengisi kuesioner dan FFQ, dan siswa yang hadir pada saat penelitian. Tekhnik sampling pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. Metode analisis menggunakan uji Chi-square dan uji Mann Whitney. 106

HASIL 1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Laki-laki 19 50 2. Perempuan 19 50 Total 38 100 Distribusi jenis kelamin responden untuk laki-laki 50% dan perempuan 50%. Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Uang Saku (Rp) Uang Saku Jumlah (orang) Persentase (%) 1. 1000-5000 29 76,3 2. >5000 9 23,7 Total 38 100 Distribusi uang saku responden sebagian besar berjumlah 1000-5000 (76,3%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Jajan 1 SD UMP Purwokerto (Pengguna Katering) Kategori Tidak Sering Jajan Jumlah (orang) Persentase (%) 15 71,5 2 Sering Jajan 6 28,5 Total 21 100 Distribusi frekuensi jajan pengguna katering sebagian besar tidak sering jajan (71,5%). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Jajan SDN 2 Dukuhwaluh (n-katering) Kategori Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Tidak Sering Jajan 4 23,5 2 Sering Jajan 13 76,5 Total 17 100 Distribusi Frekuensi jajan nonkatering sebagian besar sering jajan (76,5%). Tabel 5 Distribusi Frekuensi Status Gizi di SD UMP Purwokerto (Pengguna Katering) Status Gizi Jumlah (orang) Persentase (%) 1 rmal 12 57,1 2 Gemuk 3 14,3 3 Obesitas 6 28,6 Total 21 100 Distribusi frekuensi status gizi pada pengguna katering sebagian besar normal 57,1%, gemuk 14,2% dan obesitas 28,4%. Tabel 6 Distribusi Frekuensi Status Gizi di SDN 2 Dukuwaluh (n-katering) Status Jumlah Persentase Gizi (orang) (%) 1 rmal 14 82,4 2 Gemuk 2 11,8 3 Obesitas 1 5,8 Total 17 100 Distribusi frekuensi status gizi pada non-katering sebagian besar normal 82,3%, gemuk 11,7% dan obesitas 5,8%. 2. Analisis Bivariat 107

Hasil analisis bivariat dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabulasi silang yang dimasukkan untuk mengamati dan mengetahui perbedaan konsumsi jajan dan status gizi anak sekolah pengguna katering di SD UMP Purwokerto dan non-katering di SDN 2 Dukuhwaluh serta mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi jajan terhadap status gizi. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann-Whitney (Tabel 7), diketahui nilai p kebiasaan jajan yaitu sebesar 0,004 ( p < 0,05) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan kebiasaan jajan antara SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh, sedangkan untuk nilai p status gizi yaitu sebesar 0,044 ( p < 0,05) yang juga menunjukkan ada perbedaan status gizi antara SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi-square (Tabel 8), didapatkan nilai p yaitu sebesar 0,117 (p > 0,05) yang menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan mengonsumsi jajan terhadap status gizi di SD UMP. 108

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi-square didapatkan nilai p yaitu sebesar 0,142 (p > 0,05) yang menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan mengonsumsi jajan terhadap status gizi di SDN 2 Dukuhwaluh. PEMBAHASAN 1. Perbedaan Kebiasaan Konsumsi Jajan dan Status Gizi di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann-Whitney diketahui nilai p kebiasaan jajan yaitu sebesar 0,004 ( p < 0,05) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan kebiasaan jajan antara SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan mann- whitney diketahui nilai p status gizi yaitu sebesar 0,044 ( p < 0,05) yang menunjukkan ada perbedaan status gizi antara SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh. Adanya perbedaan kebiasaan konsumsi jajan dan status gizi pada anak sekolah pengguna katering dan nonkatering bisa disebabkan karena anak sekolah non-katering merasa lapar pada saat siang hari dan tidak tersedianya makan siang dari sekolah sehingga lebih sering membeli jajanan di sekolah pada saat jam istirahat (Luthfi, 2009). Selain itu, tingginya rata-rata nilai status gizi pada anak sekolah pengguna katering dibandingkan dengan anak sekolah nonkatering disebabkan karena asupan energi dan protein anak sekolah pengguna katering lebih tinggi yang didapatkan dari makan siang yang disediakan oleh sekolah. Asupan energi dan protein yang tinggi berhubungan dengan status gizi, energi yang cukup memungkinkan anak untuk bisa melaksanakan kegiatannya sehari-hari seperti bermain, belajar, berekreasi dan untuk tumbuh (Sunarti, 2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan 109

penelitian Luthfi (2009) bahwa anak yang bersekolah di SD negeri atau tanpa adanya penyelenggaraan makan (katering) lebih sering jajan di sekolah dibandingkan dengan anak yang bersekolah di SD dengan penyelenggaraan makan (katering). Penelitian Sunarti (2013) yang dilakukan di Yogyakarta terhadap 78 anak usia 6-9 tahun menunjukkan hasil terdapat perbedaan rata-rata nilai status gizi antara anak sekolah pengguna katering dan nonkatering. Pada anak sekolah pengguna katering rata-rata nilai status gizinya lebih tinggi yaitu - 0,1397 dibandingkan dengan anak sekolah non-katering yaitu - 0,9749. 2. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Jajan terhadap Status Gizi di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh Hasil uji statistik menggunakan chi-square didapatkan nilai p > 0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan mengonsumsi jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh. Tidak adanya hubungan antara kebiasaan konsumsi jajan terhadap status gizi bisa disebabkan karena asupan makanan keseluruhan, baik makanan utama maupun makanan jajanan bukanlah satu-satunya faktor yang membentuk status gizi seseorang. Faktorfaktor yang berperan terhadap status gizi tersebut pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap status gizi adalah potensi genetik (Almatsier, 2001). Selain itu, anak usia sekolah juga memiliki aktivitas bermain yang menguras banyak tenaga, dengan demikian terjadi ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Akibatnya tubuh anak menjadi kurus (Lisdiana, 2004). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Marhamah (2014) pada 100 anak sekolah dasar kelas 4,5, dan 6 di Kota Serang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kebiasaan konsumsi jajan terhadap status gizi dengan nilai p sebesar 0,945 ( p > 0,05). Penelitian lain yang dilakukan oleh Sumiarsih (2010) pada anak sekolah dasar di Sleman, Yogyakarta menunjukkan juga tidak terdapat hubungan antara kebiasaan konsumsi jajan terhadap status gizi dengan nilai p sebesar 0,653 ( p > 0,05). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuni (2012) pada 32 anak sekolah dasar di 110

Semarang yang menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan konsumsi jajan terhadap status gizi dengan nilai p sebesar 0,001 ( p < 0,05). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa seringnya anak sekolah mengonsumsi jajanan beresiko 7 kali terhadap terjadinya status gizi lebih. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan kebiasaan mengonsumsi jajan dan status gizi pada anak sekolah pengguna katering dan nonkatering di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh serta tidak ada hubungan antara kebiasaan mengonsumsi jajan terhadap status gizi pada anak sekolah pengguna katering dan nonkatering di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh. Pihak sekolah sebaiknya hanya menyediakan jajanan sehat yang bebas pewarna, pengawet dan pemanis makanan. DAFTAR PUSTAKA Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Arisman MB. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. Coitinho D. 2000. Understanding Human Rights Appoches to Food and Nutritional Security in Brazil. SCN News: 18. Depkes RI. 2006. Higiene dan Sanitasi Makanan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jeliffe, Jeliffe. 1996. The Assessment of The Nutrional Status of The Community. WHO. Lisdiana. 2004. Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi. Bandar Lampung. Luthfi R. Kontribusi Makanan di Sekolah dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bogor, http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/1 23456789/12270/I09lra_abstract. diakses 10 Mei 2016. Marhamah. 2014. Perilaku Konsumsi dan Status Gizi Anak Sekolah Dasar di Serang. http://jurnal.ut.ac.id/jmst/article/view/16, diakses 12 Mei 2016. Moehji S. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papar Sinar. Mukrie AN. 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Jakarta: Depkes RI. Muliadi. 2007. Peranan Gizi yang Berkualitas dalam Mencegah Malnutrisi pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Samudra Ilmu. 358. Murray RK dan Granner DK. 2003. Illustrade Biochemistry, Lange Medical Books. Newyork. 473. Riduwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta. Sastroasmoro S dan Ismael S. 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto. Suharjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara. Sunarti. 2013. Perbedaan Asupan Energi, Protein, dan Status Gizi Anak Usia Prasekolah di Sekolah dengan Model School Feeding dan n School Feeding, http://www.ejurnal.com/2015/05/perbedaan-asupanenergi-protein-dan.html, diakses 12 Mei 2016. Supariasa. 2001. Gizi dalam Masyarakat. Jakarta: Elex Media. Suroso AY. 2009. Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: Mughni Sejahtera. Susanto. 2006. Gizi dan Kesehatan. Malang: Bayu Media. 111

Widajanti L. Survei Konsumsi Gizi. Semarang: UNDIP Press. 58 World Health Organization (WHO). 2015. Essential Safety Requirements for Street- Vended Foods [serial online], http://www.who.int, diakses 11 Mei 2016. Yuni YM. 2012. Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan dan Kebiasaan Jajan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar di KecematanPedurungan Kota semarang, http://www.ejournals1.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/21 08 /2128, diakses 12 Mei 2016. 112