ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan yang optimal.

Keywords : Physical Condition, Behavior of Residents User, The Dug Well

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR PADA SUMUR GALI DIKELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

GAMBARAN KARAKTERISTIK SUMUR WARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

PENDAHULUAN. Herlina 1, *Klemens 2 1,2 STIKes Prima Jambi * Korespondensi penulis:

Kata Kunci : Konstruksi Sumur Gali, Jarak Sumber Pencemar, Kualitas Mikrobiologis Air.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA... PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH FORMULIR INSPEKSI SANITASI : : : : : :

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS FISIK AIR SUMUR DI PERKOTAAN

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

Rahayu Sri Pujiati *, Dwi Ochta Pebriyanti** ABSTRACT. Keywords: dug well, septic tank, distance, the coliform bacteria

Yulisetyaningrum ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

Medical Laboratory Technology Journal

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

GAMBARAN KONDISI FISIK, KUALITAS AIR DAN PERILAKU PENGGUNA SUMUR GALI DI DESA BUO KECAMATAN LOLODA 2016

Kepustakaan : 15 Kata Kunci : Jarak sumur gali, tempat pembuangan tinja, Escherichia Coli

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk pemenuhan kebutuhan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBABAT KECAMATAN CIMAHI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang 2015 Vol. 5, No. 1

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

Oleh : Suharno ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEURAXA TAHUN 2016

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DI DESA MAREK KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA. Yarmaliza 1, Marniati 2

Transkripsi:

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI Enda Silvia Putri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar, Meulaboh Email: endasilvia@utu.ac.id ABSTRAK Sumur gali merupakan sarana air bersih yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat di Desa Cot Mesjid kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan kontruksi sumur gali terhadap kualitas sumur gali. Jenis penelitian ini adalah Analitik dengan desain cross sectional dan dilakukan di Desa Cot Mesjid kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang memiliki sumur gali yang berjumlah 55 kepala keluarga penarikan sampel digunakan dengan total sampling yang berjumlah 55 kepala keluarga. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square dengan CI 95% dan α=0,05. Hasil penelitian dengan mengunakan uji Chi square didapatkanada hubungan antara pengetahuan masyarakat terhadap kualitas sumur gali (P value =0,03),didapatkan tidak ada hubungan antara sikap terhadap kualitas sumur gali (P value =0,616), ada hubungan antara kontruksi sumur gali terhadap kualitas sumur gali (P value =0,03). Diharapkan pada masyarakat agar memperhatikan sarana sumur gali agar mendapatkan air yang memenuhi syarat,dan juga di harapkan perlu di tingkatkan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Kontruksi Sumur Gali, Kualitas Sumur Gali 1. PENDAHULUAN Paradigma Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut salah satu hal yang dilakukan adalah meningkatkan cakupan sarana air bersih (Depkes RI, 2009). Peran pemerintah menitikberatkan pada pembinaan,pengaturan dan pengawasan untuk menciptakan suatu kondisi yang serasi dan seimbang antara pemerintah dan masyarakat. Hubungan ini harus ditetapkan dalam semua bidang pembangunan termasuk didalamnya adalah hal pengawasan lingkungan. Salah satu sarana yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan adalah sarana penyediaan air bersih (Depkes RI, 1999). Di Indonesia penyediaan air bersih diusahakan oleh pemerintah melalui Perusahaan Air Minum (PDAM) sebagian besar diperuntukkan bagi masyarakat perkotaan. Sedangkan untuk daerah lainnya terutama di pedesaan dalam memenuhi kebutuhan air bersih, air tanah merupakan sumber yang paling banyak dipergunakan dibandingkan dengan sumber air lainnya. Sarana yang paling banyak dipergunakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air tersebut adalah sumur gali. Hal ini dikarenakan pembuatannya mudah dan dalam penggunaannya tidak memerlukan biaya yang tinggi (Depkes RI, 1984). Sumur gali merupakan salah satu sumber penyediaan air bersih bagi masyarakat di pedesaan, maupun perkotaan. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah. Oleh karena itu mudah terkena kontaminasi melalui rembesan yang berasal dari kotoran manusia, hewan, maupun untuk keperluan domestik rumah tangga. Sumur gali sebagai sumber air bersih harus ditunjang dengan syarat konstruksi, syarat lokasi untuk dibangunnya sebuah sumur gali. Hal ini diperlukan agar kualitas air sumur gali aman sesuai dengan aturan yang ditetapkan (Waluyo, 2005). Air sangat berperan dalam mempengaruhi kesehatan manusia karena dapat menjadi media penularan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu air yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan 481 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)

hidup sehari-hari harus terhindar dari pencemaran dan khususnya untuk penyediaan air minum harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor:416/Menkes/Per/IX/1990, tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Untuk mencegah penularan penyakit melalui air bukan hanya dengan pengawasan saja. Hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah konstruksi dari sarana penyediaan air bersih yang digunakan masyarakat yaitu penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan dan bukan sistem perpipaan. Konstruksi penyediaan air bersih yang baik adalah yang telah memenuhi syarat kesehatan tertentu dengan maksud agar air memiliki kualitas yang baik. Dan persyaratan konstruksi sarana, tergantung jenis sarana penyediaan air bersihnya (Depkes RI, 1999). Namun demikian sumur gali yang dibuat oleh masyarakat pedesaan tersebut belum tentu memenuhi syarat kesehatan, karena membuat sumur gali yang baik bukan hanya sekedar menggali lubang, tapi harus memenuhi syarat-syarat sumur gali. Hal ini tidak terlepas dari beberapa hal seperti pengetahuan, sosial ekonomi masyarakat dan sosial budaya yang hidup di masyarakat. Bila konstruksi dari sumur gali kurang baik, maka air sumur akan mengalami pengotoran dan penurunan kualitasnya sehingga menjadi potensial menularkan penyakit. Ditinjau dari aspek kesehatan lingkungan sumur gali sebagai penyediaan air bersih sangat perlu dilakukan pemantauan serta pengawasan terhadap penyediaan air bersih. Penyediaan air bersih yang sebagai upaya preventif, yakni dapat menurunkan angka morbiditas akibat water bornemechanism. Hal ini tentu akan membentuk masyarakat yang peduli dengan kesehatan lingkungan sehingga upaya kesehatan lingkungan terwujud dan meningkat. Sumur gali merupakan sarana penyediaan air bersih yang paling banyak digunakan oleh masyarakat desa termasuk Gampong Cot Mesjid Kabupaten Aceh Barat karena dalam pembuatannya relatif mudah dan lebih murah dibanding dengan pembuatan sarana air bersih yang lain dan peralatan yang digunakan sederhana dan dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Masyarakat desa Cot Mesjid penggunaan sumur gali yang belum memenuhi syarat kesehatan, seperti masih ada sumur gali dan septic tank yang jaraknya kurang dari 10 meter, sumur gali yang belum mempunyai cincin. Ada juga sumur gali yang berdekatan dengan saluran pembuangan limbah rumah tangga, di Gampong Cot Mesjid banyak masyarakat mencuci pakaian, mandi dan buang air kecil di lantai sumur gali yang salurannya dekat dengan air sumur itu sendiri. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang jenisnya analitik dengan desain cross sectional dimana variabel bebas dan variabel terikat yang terjadi pada obyek penelitian diobservasi dan diukur dalam waktu yang bersamaan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dari keduanya (Notoatmojo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki sumur gali di Gampong Cot Mesjid Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat sebanyak 55 Kepala Keluarga. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi (total sampling) dimana seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 55 Kepala Keluarga. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menggambarkan hubungan pengetahuan, sikap dan konstruksi sumur gali terhadap kualitas sumur gali. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan terhadap Kualitas di Gampong Cot Mesjid Kecamatan Samatiga Tahun 2014 No Pengetahuan Frek % 1. Baik 43 78,2 2. Kurang baik 12 21,8 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap terhadap Kualitas Sumur Gali di Gampong Cot Mesjid Kecamatan Samatiga Tahun 2014 482 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)

No Sikap Frek % 1. Baik 51 92,7 2. Kurang baik 4 7,3 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kontruksi Sumur Gali di Gampong Cot Mesjid Kecamatan Samatiga Tahun 2014 No Kontruksi Sumur Gali Frek % 1. Memenuhi 31 56,4 2. Tidak Memenuhi 24 43,6 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kualitas Sumur Gali di Gampong Cot Mesjid Kecamatan Samatiga Tahun 2014 No Kualitas Sumur Gali Frek % 1. Memenuhi 35 63,6 2. Tidak Memenuhi 20 36,4 Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hubungan Pengetahuan terhadap Kualitas Sumur Gali di Gampong Cot Mesjid Samatiga Kabupaten Aceh Barat Kualitas Sumur Gali Jumlah P Value OR Pengetahuan Memenuhi Tidak memenuhi syarat n % N % n % Baik 31 72,1 12 27,9 43 100 0,03 5,1 Kurang baik 4 33,3 8 66,7 12 100 Jumlah 35 20 Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hubungan Sikap terhadap Kualitas Sumur Gali Di Gampong Cot Mesjid Samatiga Kabupaten Aceh Barat Kualitas Sumur Gali Jumlah P Value OR Sikap Memenuhi Tidak memenuhi syarat n % N % n % Baik 33 64,7 18 35,3 51 100 0,616 1,8 Kurang baik 2 50,0 2 50,0 4 100 Jumlah 35 20 Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hubungan Lantai Sumur terhadap Kualitas Sumur Gali di Gampong Cot Mesjid Samatiga Kabupaten Aceh Barat Kualitas Sumur Gali Jumlah P Value OR Kontruksi Sumur Gali Memenuhi Tidak memenuhi syarat n % n % F % Memenuhi 24 77,4 7 22,6 31 100 0,03 4,0 Tidak Memenuhi 11 45,8 13 54,2 24 100 Jumlah 35 20 483 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)

Hubungan Pengetahuan Responden terhadap Kualitas Sumur Gali Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik adalah sebanyak 43 orang (78,2%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 12 orang (21,8%). Dari hasil uji statistik didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik mempunyai kualitas sumur gali memenuhi syarat sebanyak 31 orang (72,1%). Pengetahuan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kualitas sumur gali karena dari hasil uji statistik dengan chisquare diperoleh Pvalue < 0,05(α) (p=0,014) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap ku sumur gali. Pengetahuan adalah sebagai salah satu faktor yang mempermudah (predisposing factor) terhadap terjadinya perubahan perilaku dalam hal ini kualitas sumur gali. Hal ini sesuai dengan pendapat L. Green dalam buku Soekidjo Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa salah satu faktor penentu terjadinya perubahan perilaku adalah adanya faktor mempermudah (predisposing factor) yang di dalam termasuk pengetahuan. Dalam penelitian Oktarina (2009), orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media massa. Hubungan Sikap responden terhadap Kualitas Sumur Gali Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki sikap baik adalah sebanyak 51 orang (92,7%), sedangkan responden yang memiliki sikap kurang sebanyak 4 orang (7,3%). Dari hasil uji statistik didapatkan bahwa responden yang memiliki sikap baik mempunyai kualitas sumur gali memenuhi syarat sebanyak 33 orang (64,7%). Hubungan antara sikap terhadap kualitas sumur menunjukkan arah kecenderungan responden ke arah baik (kecenderungan untuk mempunyai sumur gali yang memenuhi syarat), sedangkan tidak setuju akan mempunyai kecenderungan ke arah yang kurang (kecenderungan untuk tidak memperdulikan kualitas sumur gali). Hasil uji hipotesis dengan menggunakan chi squaredapat diambil kesimpulan Ho diterima jadi tidak adahubungan yang signifikan antara sikap terhadap kualitas sumur gali. Sikap baik pada penelitian inidipengaruhi oleh faktor antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan (Azwar 2009). Faktor lain yang mempengaruhi pembentukansikap, menurut Walgito (2003) adalah faktor pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Menurut (Walgito, 2003) sikap sangat berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan seseorangnya. Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik terhadap kualitas sumur gali maka mereka akan cenderung mempunyai sikap setuju. Sebaliknya responden yang kurang pengetahuannya terhadap kualitas sumur gali cenderung mempunyai sikap tidak setuju/tidak masalah terhadap kualitas sumur gali. Konstruksi Sumur Gali Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang lantai sumur memenuhi syarat adalah sebanyak 31 orang (56,4%), sedangkan responden yang lantai sumur tidak memenuhi syarat sebanyak 24 orang (43,6%). Hasil penelitian yang dilakukan tidak semua lantai sumur kedap air, hal ini akan menyebabkan air sumur gali kelaurga terkontaminasi dengan sisi air yang telah dipergunkan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan semua kontruksis umur gali yang diteliti tidak terbuat dari bahan yang kedap air seperti batu atau bata yang disemen, melainkan dinding sumur masih terbuat dari tanah. Hal ini bisa menyebabkan air sumur gali dapat tercemar lewat rembesan yang masuk lewat pori-pori tanah sehingga berpengaruh terhadap kualitas air. Bibir sumur yakni bangunan berbentuk cincin tingginya minimal 80cm dari permukaan lantai sumur. Fungsi dinding parapet selain untuk keselamatan pengguna sumur, 484 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)

berfungsi juga untuk mencegah masuknya bahan pencemar ke dalam sumur. Namun setelah dilakukan penelitian menunjukkan hasil bahwa masih ada sumur gali yang diteliti tidak memiliki dinding parapet yang memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena sumur gali tidak dilengkapi dengan dinding parapet yang terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air. Sumur gali dipergunakan sebagai sumber air bersih bagi masyarakat desa Cot Mesjid. Air sumur gali dipergunakan untuk keperluan domestik rumah tangga seperti memasak, mencuci, bahkan mandi. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kontruksi sumur gali sehingga aktivitas tersebut masih dilakukan di sekitar sumur gali yang bisa dikategorikan berada pada radius kurang dari 11meter. Padahal ketentuan jarak dengan sumber pencemar lainnya termasuk genangan air 11 meter (Waluyo,2005). Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan persyaratan, sehingga menyebabkan air sumur gali terkontaminasi dengan sisa air yang telah dipergunakan. Hal ini sejalan karena masyarakat pengguna sumur gali masih ada yang belum mengetahui kontruksi sumur gali yang memenuhi syarat, sehingga masih melakukan aktivitas di sekitar sumur yang berkontribusi pada pencemaran air sumur gali. Berdasarkan aktivitas domestik rumah tangga yang dilakukan maka terdapat air sisa hasil dari aktivitas tersebut. Hal ini memperparah kondisi sumurgali karena berdasarkan penelitian yang dilakukan masih ada sumur gali yang diteliti dan tidak dilengkapi atau terdapat drainase yang memandai yang menyambung dengan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) rumah tangga sehingga memungkinkan sisa air tersebut merembes dan mencemari air sumur gali yang di konsumsi warga masyarakat pengguna sumur gali. Masih ada sumur gali yang memiliki penutup sumur, sehingga tidak memenuhi syarat. Sumur gali hanya dibiarkan terbuka, tidak terdapat penutup hanya pelindung berupa seng. Padahal penutup sumur adalah pelengkap dalam konstruksi sumur. Penutup sumur diperlukan agar setelah digunakan ditutup dan meminimalisir resiko pencemaran dalam sumur gali. Hal yang perlu diperhatikan adalah menutup sumur secara rapat pada bagian dinding parapet. Penggunaan timba dapat memperbesar resiko pencemaran dalam air sumur gali. Selain disebabkan higiene perorangan dari setiap pengguna sumur gali setiap kali kontak dengan timba dalam mengambil air, juga timba dapat terkontaminasi dengan bahan pencemar lainnya, jika diletakkan di sembarang tempat (Chandra, 2006). Berdasarkan pengukuran yang dilakukan dapat digambarkan bahwa masih ada jarak jamban tidak memenuhi syarat. Pada jarak<11 meter sumur gali bisa terkontaminasi dengan kotoran manusia (tinja), yang mengandung bakteri patogen yakni Escherichia Coli (E. Coli), penyebab penyakit bawaan air water bornedisease yakni diare (Mansauda, 2010). 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan tentang hubungan pengetahuan sikap dan kontruksi sumur gali terhadap kualitas sumur gali di desa Cot Mesjid Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat dengan jumlah sampel 55 orang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: dari hasil penelitian sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik tentang kualitas sumur gali sebanyak 43 (78,2%), Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa P value (0,03) < α (0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap kualitas sumur gali. Dari hasil penelitian sebagian besar responden mempunyai sikap yang baik tentang kualitas sumur gali sebanyak 51 (92,7%). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa P value (0,616)> α (0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap kualitas sumur gali. Dari hasil penelitian sebagian besar kontruksi sumur memenuhi syarat sebanyak 31 (56,4%). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa P value (0,03) < α (0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara konstruksi sumur terhadap kualitas sumur gali. DAFTAR PUSTAKA Budiharjo, 2003, Perilaku hidup sehat masyarakat kurang, PT. Rineka Cipta, Jakarta. 485 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)

Depkes RI, 2000/2011, Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Pusat Penyuluhan Kesehatan Mayarakat Tahun Depkes RI. 2001. Indonesia Sehat 2012: Visi Baru, Misi, Kebijakan, dan Strategi Pembangunan Kesehatan. Jakarta -----------. 2002,Panduan manajemen PHBS Kabupaten/Kota Sehat Pusat Promosi Kesehatan. -----------. 2004. Rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat, Depkes RI, Jakarta -----------. 2005. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah, Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. ----------. 2010. Rencana Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat Depkes RI, Jakarta. Entjang, 2000, Pusat Promosi Kesehatan Departemen Lingkungan, Kesehatan, Andi Offset, Yogjakarta. Notoatmodjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta. -----------. 2005, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta. -----------. 2010, Metodelogi Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta. -----------. 2011, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka cipta, Jakarta. -----------. 2011, Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat. Priatna, 2007, Pratiknya, AW,, 2001, Dasar- Dasar Metodelogi Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Pudjiadi, 2002, Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, Jakarta ; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia http://www.depkes.visi-dan-misi-depkes- Tahun-2010-2014. Kutipan tanggal 13 Desember 2012 486 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)