BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Berdasarkan UU KUP. NOMOR 28 TAHUN 2007 Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pengertian pajak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pemerintah negara-negara di dunia menaruh perhatian yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ruang dan waktu setiap individu di dunia. Sehingga terjadilah pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa negara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang membutuhkan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia sebagai salah satu negara yang dikategorikan berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Oleh karena itu, pemerintah sangat berusaha untuk mengamankan dan

BAB I PENDAHULUAN. seoptimal mungkin melalui perluasan sumber penerimaan negara non migas, guna

BAB I PENDAHULUAN. negara tidak akan bisa berjalan dengan baik. Pembangunan infrastruktur, biaya

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan perusahaan, yang berlomba-lomba untuk mencapai laba. sesuai dengan etika dan menjurus pada pelanggaran hukum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kebijakan ekonomi sangat menentukan perekonomian suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara berkembang seperti Indonesia sangat membutuhkan dana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam rangka membiayai pelaksanaan pembangunan nasional, Pemerintah

PERPAJAKAN (SEBUAH PENGANTAR) Disampaikan oleh: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak terbagi menjadi dua, yaitu wajib pajak orang pribadi dan badan. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak dari tahun ke tahun semakin meningkat, yaitu tentang data

BAB I PENDAHULUAN. dengan data yang diperoleh dari Bapenas menunjukan bahwa Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. assessmen system, self assessment system, dan withholding system. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan realisasi penerimaan pajak untuk beberapa

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. memaksa Indonesia untuk terus mencari cara guna menstabilkan kondisi yang ada.

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang ada di Asia Tenggara.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari

BAB I PENDAHULUAN. yang paling penting. Pendapatan tersebut nantinya digunakan untuk pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dipaksakan oleh negara kepada seluruh warga negaranya, peran pajak tentu. sangat besar dalam perkembangan kemajuan ekonomi negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Hal ini dapat dilihat dari persentase dalam APBN tahun 2006 yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. oleh Musgrave dan Musgrave (1991), adalah alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

BAB I. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam rangka membiayai pelaksanaan pembangunan nasional, Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan bangsa yang adil, sejahtera, aman, dan tertib. Dalam rangka mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan nilai (PPn), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sumber dana yang berasal dari luar negeri dan dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran negara dan pembangunan nasional adalah pajak. Pemungutan pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suryani N. A., 2016 Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran. Adriani (dalam Kangtoshi, 2010), pajak adalah iuran masyarakat kepada

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2016

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disamping komponen pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Menurut Undang-Undang (UU) no. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

BAB I PENDAHULUAN. adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dana, tenaga, dan ilmu yang tidak sedikit, yang tidak mungkin hanya

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

Perpajakan 1. Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hk. Pajak Materil dan Formil

BAB III METODE PENELITIAN. oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendapatan terbesar yang dimiliki suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri. Pada mulanya negara Indonesia mengandalkan hasil yang

TAX PLANNING : TAX EVASION DAN TAX AVOIDANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak menjadi salah-satu sumber penerimaan kas negara. Menurut Undangundang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran umum Negara adalah untuk kegiatan pembangunan. dan makmur. Di Indonesia sendiri pembangunan masih tergolong rendah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD NRI 1945), pasal

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB II LANDASAN TEORI. satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu merumuskan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pemasukan untuk membiayai pembangunan negara. Salah satu

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) salah satu kota terbesar di Indonesia, tidak luput dari keikutsertaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Tentunya dibutuhkan pula biaya yang tidak sedikit untuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi maupun sumber daya alam, namun sebagai Negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Menurut Gunadi (2012:9)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam setiap negara baik negara berkembang maupun negara maju membutuhkan sumber daya untuk pembiayaan pembangunan negara, salah satu sumber daya yang dibutuhkan adalah dana. Dana tersebut dapat berasal dari beberapa sumber, dan salah satu sumber yang memiliki pengaruh paling dominan adalah pajak. Pajak dijadikan sebagai sumber penerimaan negara agar dapat meningkatkan perekonomian, dan turut serta dalam pembangunan nasional. Menurut Soemitro (1992) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Berdasarkan UU KUP NOMOR 28 TAHUN 2007 Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dapat ditarik kesimpulan jika pajak bukan hanya sebagai kewajiban bagi masyarakat, namun juga sebagai hak warga negara untuk ikut serta dalam pembangunan. Pajak merupakan faktor dominan dalam upaya meningkatkam perekonomian Indonesia, karena hampir 80% APBN Indonesia berasal dari 1

sektor pajak. Pajak sangat berguna untuk meningkatkan pembangunan nasional agar mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Didalam Islam telah dijelaskan dalil-dalil baik secara umum atau khusus masalah pajak itu sendiri, adapun dalil secara umum, sebagaimana firman Allah: Berangkatlah kamu baik dalam keadaan masih ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.[qs At-Taubah: 41]. Pemerintah setiap tahunnya berusaha untuk meningkatkan kesadaran bayar pajak bagi para Wajib Pajak, dikarenakan pajak digunakan sebagai pembangunan nasional, baik itu di perkotaan maupun di daerah. Pajak juga digunakan untuk membiayai semua pengeluaran negara, dan kesejahteraan rakyat. Setiap tahunnya pemerintah berusaha untuk memperbaiki sistem perpajakan menjadi lebih baik, agar tingkat kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak terus meningkat. Pada kenyataannya kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak masih rendah, hal tersebut dikarenakan para Wajib Pajak belum merasakan dampak dari pembayaran pajak kepada negara tersebut. Dalam lima tahun terakhir realisasi penerimaan pajak belum mencapai target yang ditentukan, hal ini salah satunya adalah karena Wajib Pajak membayar beban pajak terutang tidak 2

sesuai dengan yang telah dibebankan sesuai Undang-Undang Perpajakan, bisa dikatakan bahwa Wajib pajak tidak membayar beban pajak terutang 100%. Dilihat dalam lima tahun terakhir realisasi penerimaan pajak cenderung mengalami penurunan, berikut peneliti tampilkan target dan realisasi penerimaan pajak pada tahun 2010-2014 pada Tabel 1.1: Tabel 1.1 Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak Tahun Target Realisasi Persentase Penerimaan Pajak Penerimaan Pajak Penerimaan Pajak 2010 661,4 triliun 649,042 triliun 98,12 % 2011 878,65 triliun 873,82 triliun 99,45 % 2012 1.011,70 triliun 980,17 triliun 96,88 % 2013 1.139,32 triliun 1.040,32 triliun 91,31 % 2014 1.246,00 triliun 1.143,00 triliun 91,70 % Sumber : Kementrian Keuangan, Republik Indonesia (diolah, 2015). Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa dalam peningkatan penerimaan pajak di Indonesia belum mencapai target yang telah ditetapkan, hanya pada tahun 2011 yang mendekati target penerimaan pajak dengan persentase penerimaan pajak sebesar 99,45 %, sedangkan untuk tahun 2010, 2012, 2013, dan 2014 mengalami fluktuatif. Tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami penurunan yaitu sebesar 91,31% dan 91,70%. Salah satu faktor tidak tercapainya target penerimaan pajak adalah masih rendahnya kesadaran 3

Wajib Pajak karena manfaat dari membayar pajak belum dirasakan secara nyata oleh Wajib Pajak, hal tersebutlah yang membuat para Wajib Pajak enggan untuk membayar pajak. Banyak permasalahan yang terjadi dalam perpajakan, membuat Wajib Pajak lebih menganggap jika membayar pajak adalah suatu beban, sehingga mayoritas Wajib Pajak tidak membayar pajak dengan kesadaran untuk kesejahteraan masyarakat, namun lebih kepada terpaksa. pemerintah tidak terlalu membutuhkan kerelaan masyarakat dalam membayar pajak, karena membayar pajak lebih menekankan kepada ketaatan, bukan kerelaan. Jika hal ini terus berlanjut dikhawatirkan akan membuat para Wajib Pajak cenderung mengabaikan pembayaran pajak, dan akan berusaha menggelapkan pajak. Penggelapan pajak menurut Mardiasmo (2011) adalah suatu usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak untuk meringankan beban pajaknya dengan cara yang tidak legal atau melanggar undang-undang. Salah satu Faktor adanya penggelapan pajak adalah tidak tercapainya target penerimaan pajak. M. Iqbal Alamsyah sebagai Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak mengatakan bahwa penerimaan pajak tahun 2010 meningkat sebesar 19,2% dibandingkan dengan tahun 2009, Namun hal tersebut tidak sesuai dengan target yang diharapkan. penerimaan tersebut hanya mencapai 97,4% dari target APBNP 2010, sehingga sisa 2,6% masih menjadi pertanyaan besar. Terdapat dua indikasi sehingga terdapat selisih sebesar 2,6%, indikasi pertama adalah adanya Wajib Pajak yang belum melaporkan penghasilannya, dan indikasi kedua adalah adanya kerjasama antara Fiskus dan Wajib Pajak untuk meringankan pembayaran pajak si wajib pajak. 4

Agar pemungutan pajak dapat berhasil maka harus memiliki sistem pemungutan pajak yang terorganisir, terdapat tiga sistem pemungutan pajak, yaitu official assessment system, self assessment system, dan with holding system. Saat ini Indonesia menggunakan self assessment system, dimana sistem ini menerapkan tata cara pembayaran secara mandiri, yaitu dengan mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak, mengisi sendiri Surat Pemberitahuan, dan menghitung sendiri besar pajak terutang yang harus dibayarkan, dan yang paling penting membayar kewajiban. Dalam self assessment system para aparatur perpajakan berperan sebagai pengarah, dan pengawas dalam melaksanakan kewajiban Wajib Pajak. self assessment system akan berjalan dengan baik apabila para Wajib Pajak memiliki kesadaran diri yang tinggi dalam pembayaran pajak, karena apabila kesadaran Wajib Pajak masih rendah dikhawatirkan justru akan terjadi penggelapan pajak. Beberapa penelitian yang selama ini dilakukan hanya mengenai aspek hukum dan aspek teknik, kita lebih ditekankan apabila melakukan penggelapan dan mendapatkan sanksi hukum maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku tidak etis. Akan tetapi ada aspek yang beranggapan jika penggelapan pajak adalah hal yang etis, alasan yang diambil adalah dasar moral, seperti orang yang benar-benar tidak mampu untuk membayar pajak, lebih banyak uang pajak yang dikorupsi dibandingkan dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat, tarif pajak yang tinggi namun tidak memberi kontribusi untuk pembangunan nasional. 5

McGee (2006) menemukan bahwa beberapa negara mengkategorikan penggelapan pajak tidak pernah etis, kadang-kadang dipandang etis tergantung pada fakta-fakta dan keadaan atau dipandang selalu etis. Nickerson et al, (2009) membahas tentang dimensionalitas skala etika tentang penggelapan pajak. Terdapat temuan dari survei di enam negara yang melibatkan seratus orang. Temuannya adalah penggelapan pajak memiliki tiga dimensi diantaranya keadilan (kegunaan positif dari uang), sistem perpajakan (tarif pajak, dan kegunaan negatif atas uang), dan diskriminasi (penggelapan pajak dalam kondisi tertentu). Terdapat perbedaan pandangan tentang presepsi mengenai sesuatu dikataka etis, dan mengenai penggelapan pajak di beberapa negara. Sehingga dicarilah apakah keadilan, sistem perpajakan, dan diskriminasi berpengaruh terhadap presepsi Wajib Pajak mengenai etika penggelapan pajak. Akhir-akhir ini terdapat kasus tentang etika, sehingga dicarilah hubungan etika dengan keadilan, sistem perpajakan, dan diskriminasi. Dimana keadilan, sistem perpajakan, dan diskriminasi sebagai variable independen, dan presepsi etis mengenai penggelapan pajak sebagai variable dependen. 6

B. State Of The Art Penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Persepsi Mahasiswa Dan Dosen Tentang Keadilan, Diskriminasi, Dan Self Assessment System Terhadap Etika Perilaku Penggelapan Pajak (Tax Evasion). Penelitian ini belum pernah sebelumnya dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dengan mengunakan sampel Mahasiswa dan Dosen sebagai respondenya. Berdasarkan penelitian ini didapatkan penelitian serupa dapat dilihat pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu No 1. Peneliti (Tahun) Muhammad Ary Wicaksono (2014). Judul Variabel Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Pengaruh Variabel Variabel Ruang persepsi Independe independen lingkup keadilan n: keadilan yaitu penelitian pajak, pajak, keadilan, ini sistem sistem diskriminasi dilakukan perpajakan, perpajakan,, dan di KPP diskriminasi diskriminasi Variabel Wilayah pajak, dan pajak, dan dependen Purworejo pemahaman pemahaman yaitu dengan perpajakan pajak. penggelapa sampel terhadap Variabel n pajak. Wajib perilaku Dependen: Pajak penggelapa penggelapa Orang n pajak. n pajak. Pribadi. 7

No 2. 3. Peneliti Wahyu (Tahun) Suminarsasi (2012). Irma Suryani (2013) Judul Variabel Metode Penelitian Pengaruh keadilan, sistem perpajakan, dan Variabel Independe n: keadilan, sistem perpajakan, Variabel independen yaitu keadilan, diskriminasi diskriminasi dan, dan terhadap diskriminasi variabel persepsi Wajib Pajak mengenai. Variabel Dependen: dependen yaitu penggelapa etika atas penggelapa n pajak. perilaku n pajak. penggelapa n pajak. Pengaruh Variabel Variabel keadilan, Independe independen sistem n: keadilan, yaitu perpajakan, sistem keadilan, diskriminasi perpajakan, diskriminasi, dan diskriminasi, dan kemungkina, dan variabel n kemungkina dependen terdeteksiny n yang a terdeteksiny berfokus kecurangan a pada Penelitian ini dilakukan dengan menyebark an kuesioner pada Wajib Pajak Di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan sampel Wajib Pajak PPH Orang Pribadi. Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di KPP Wilayah DKI Jakarta, dengan sampel 8

No Peneliti (Tahun) Judul Variabel Metode Penelitian terhadap persepsi Wajib Pajak mengenai etika penggelapa n pajak. kecurangan. Variabel Dependen: penggelapa n pajak. penggelapa n pajak. Wajib Pajak Orang Pribadi. C. Rumusan Masalah Penggelapan pajak yang sering terjadi di Indonesia, bukan hanya dilakukan oleh Wajib Pajak, tetapi dilakukan oleh aparatur pajaknya itu sendiri. Adapun dalam hal penggelapan pajak sangat dipengaruhi oleh berbagai macam hal, seperti pemahaman pajak yang minim, pelayanan aparat pajak yang tidak optimal dalam penyampaian informasi, dan sanksi yang tidak menimbulkan efek jera, sehingga timbul peluang melakukan tindakan penggelapan pajak. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah persepsi mahasiswa dan dosen tentang keadilan berpengaruh terhadap etika perilaku penggelapan pajak (Tax Evasion)? 2. Apakah persepsi mahasiswa dan dosen tentang diskriminasi berpengaruh terhadap etika perilaku penggelapan pajak (Tax Evasion)? 3. Apakah persepsi mahasiswa dan dosen tentang self assessment system berpengaruh terhadap etika perilaku penggelapan pajak (Tax Evasion)? 9

D. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji persepsi mahasiswa dan dosen tentang pengaruh keadilan, terhadap etika atas perilaku penggelapan pajak (Tax Evasion). 2. Untuk menguji persepsi mahasiswa dan dosen tentang pengaruh diskriminasi terhadap etika atas perilaku penggelapan pajak (Tax Evasion). 3. Untuk menguji persepsi mahasiswa dan dosen tentang pengaruh self assessment system terhadap etika atas perilaku penggelapan pajak (Tax Evasion). E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai acuan dan referensi bagi penelitian yang selanjutnya. Dan dapat mengetahui pengaruh keadilan, diskriminasi, dan self assessment system terhadap persepsi mengenai etika perilaku penggelapan pajak. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Dapat memberikan keyakinan mengenai pengaruh keadilan, diskriminasi, dan self assessment system terhadap persepsi mahasiswa dan dosen mengenai etika perilaku penggelapan pajak (Tax Evasion). b. Bagi masyarakat Menambah pengetahuan pembaca dan dapat digunakan sebagai bahan referensi sebagai sumber pengetahuan mengenai pengaruh keadilan, diskriminasi, dan self assessment system terhadap persepsi mengenai etika perilaku penggelapan pajak (Tax Evasio 10