PENELITIAN BERBAGAI JENIS KAYU LIMBAH PENGOLAHAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN BAKU BRIKET ARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

BAB III METODE PENELITIAN

KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

Dylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

Konsumsi BB yang meningkat. Biobriket. Pencarian BB alternatif. Yang ramah lingkungan. Jumlahnya Banyak

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BRIKET ORGANIK TERHADAP TEMPERATUR DAN WAKTU PEMBAKARAN

PENGARUH JUMLAH BAHAN PEREKAT TERHADAP KUALITAS BRIKET BIOARANG DARI TONGKOL JAGUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

DATA PENGAMATAN HASIL PENELITIAN

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Menjadi Briket Arang Menggunakan Kanji Sebagai Perekat

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BIOMASSA ABSTRAK

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

TINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIFAT FISIK DAN KIMIA WOOD PELLET DARI LIMBAH INDUSTRI PERKAYUAN SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

EFFEKTIFITAS BRIKET BIOMASSA. Jl Raya Solo Baki km 2 Kwarasan Grogol Solobaru Sukoharjo. *

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Briket Arang Berbahan Sekam Sebagai Energi Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berapa Total Produksi Sampah di ITS..??

METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT HASIL HIDROLISIS DARI KULIT SINGKONG MENJADI BIOBRIKET

PEMANFAATAN LIMBAH FURNITURE ENCENG GONDOK (Eichornia crassipes) di Koen Gallery SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN BRIKET BIOARANG

ANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

(Maryati Doloksaribu)

PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)

LAPORAN PENELITIAN BRIKET ARANG KULIT KACANG TANAH DENGAN PROSES KARBONISASI. Oleh : REZY PUTRI RAGILIA ( )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT

PEMANFAATAN BRIKET BIOARANG DARI LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU JATI DAN JANGGEL JAGUNG SERTA TEPUNG KANJI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

UJICOBA PERALATAN PENYULINGAN MINYAK SEREH WANGI SISTEM UAP PADA IKM I N T I S A R I

The effect of starch adhesive variation to the calory value of corncob briquettes

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

Pengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran

Pembuatan Biobriket dari Tempurung Kemiri sebagai Bahan Bakar Alternatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUALITAS ARANG BRIKET BERDASARKAN PERSENTASE ARANG BATANG KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ) DAN ARANG KAYU LABAN (VITEX PUBESCENS VAHL)

OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET

STUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

BAHAN BAKAR PADAT DARI PELEPAH SAWIT MENGGUNAKAN PROSES KARBONISASI DENGAN VARIASI UKURAN BAHAN BAKU DAN SUHU

Aditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PENGARUH VARIASI JUMLAH CAMPURAN PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH FLY ASH PABRIK GULA DENGAN PEREKAT LUMPUR LAPINDO

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimental Penggunaan Kotoran Sapi Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Pembuatan Biocoal Sebagai Bahan Bakar Alternatif dari Batubara dengan Campuran Arang Serbuk Gergaji Kayu Jati,Glugu dan Sekam Padi

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG SAWIT DENGAN PERLAKUAN WAKTU PENGARANGAN DAN KONSENTRASI PEREKAT

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KOMPOSISI DAN UKURAN BAHAN

LAPORAN AKHIR PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN BAHAN BAKU DAUN PISANG DAN TEMPURUNG KELAPA

I. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN KULIT KOPI MENJADI BIOBRIKET

KARBONISASI PELEPAH SAWIT DENGAN VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU KARBONISASI Mesakh Fridolin Sitorus 1, Komalasari 1, Zuchra Helwani 1,*

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

ANALISIS PEGARUH KOMPOSISI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN OLI BEKAS

Transkripsi:

7. Sudrajat R., S. Soleh," Petunjuk Teknis Pembuatan Arang Aktif ', Balitbangtan, 1994. 8. Sudrajat, "Penelitian Pembuatan Briket Arang dari Batang dan Tempurung Kelapa", Lokakarya Energi Nasional, 1985. PENELITIAN BERBAGAI JENIS KAYU LIMBAH PENGOLAHAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN BAKU BRIKET ARANG Usman Malik Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam Universitas Riau 32 Abstract The waste of timber industry can be utilized to produce some valuable products. A research had been conducted to study such possibility. The research was to study the conversion of wood into charcoal briquetting using adhesive or heating process. Result showed that the heating value of charcoal briquetting made from kempas wood (koompassia malaccensis maing), meranti (shorea spp.) and pulai (alstonia spp) increases significantly compared to that of raw material. The product made from kempas wood (koompassia malaccensis maing.) was formed to have the highest energy per cc (density) followed by those of made of meranti (shorea spp.), ramin (gonystylus bancanus kurz.). However, raw material availability must be consideret in establishing charcoal briquetting industry. Keywords : Limbah kayu, briket arang, nilai kalor PENDAHULUAN Limbah pengolahan kayu dapat digunakan untuk beberapa keperluan dan dapat dibedakan menjadi: Kulit kayu, potongan kayu, serpihan dan serbuk hasil gergajian. Sebagai contoh penggunaan limbah kulit kayu adalah untuk bahan bakar, potongan kayu dan serpihan dapat dibuat menjadi arang, briket arang atau karbon aktif sedang serbuk hasil gergajian kayu dapat dimanfaatkan menjadi briket arang atau karbon aktif. 21

22 Menurut pengalaman dari pengolahan kayu secara transisional, limbah kayu yang diperoleh mencapai 25% dari volume bahan kayu (6) (2), jika dalam satu pabrik diolah sekitar 100 m 3 per hari, maka akan diperolah sekitar 24 m 3. Dalam satu bulan (25 hari kerja) akan diperoleh sekitar 625 m 3. Yang menjadi masalah adalah limbah tersebut jika akan dibuang, kemana atau dimanfaatkan untuk apa? Salah satu perusahaan pengolahan kayu di Palembang menghasilkan limbah kayu mencapai 20-25 m 3 per hari dengan bermacam-macam tipe kayu seperti kayu merbau, meranti, Ramin, Kempas dan Pulai. Bermacam-macam kayu ini dicari kayu tipe mana yang menguntungkan jika proses menjadi briket arang, ditinjau dari peningkatan nilai kalor dari kayu menjadi briket arang. Dari literatur diketahui nilai kalor bermacam kayu sebelum diproses menjadi arang, kemudian dibandingkan dengan nilai kalor setelah diproses menjadi briket. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kemudian diputuskan tipe kayu yang mana yang selanjutnya akan diproses menjadi briket kayu dan berapa besar kapasitas produksi. METODE A. Bahan Bahan yang digunakan adalah potongan atau sisa-sisa pngolahan kayu merbau (intsia spp.) kempas ( koompassia malaccensis maing.), ramin (gonystylus bancanus kurz.), meranti( shorea spp.), dan pulai ( alstonia spp).sebagai bahan perekat digunakan tepung kanji. B Metode Pembuatan Arang dan Briket yang akan dijadikan arang, mula2 diarangkan (proses karbonisasi) kemudian dihancurkan dan dicampur dengan bahan perekat kanji yang telah dibuat menjadi pasta, Campuran 3. Jika ditinjau dari segi tingginya nilai kalor yang dapat dicapai, kayu Merbau yang tertinggi disusul kayu Meranti dan Pulai, selanjutnya yang terendah adalah kayu Ramin. 4. Pertimbangan untuk pemilihan kayu mana yang akan diproses menjadi briket, di samping peningkatkan nilai kalor, nilai kalor yang tertinggi yang dapat dicapai, harus dilihat pula banyaknya bahan baku yang tersedia. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, Woodwaste charcoal briquetting http:// frim.gov.my/charco5.html 2. Febrianto, E.Y., T.Salim B Prasetya, " Pengkajian Tekno Ekonomi Pemanfanfaatan limbah Industri Penggergajian untuk Bahan Bakar Briket Arang di Kabupaten Sukabumi, Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan & Lingkungan, LIPI, 1996. 3. Hoi, W.K., "Charcoal Productio From Wood Waste", http://161.142.143.3/charcoal.htm 4. Kartasujana.l., A.,Martawijaya, " Daftar 120 Jenis kayu Perdagangan lndonesia (Sifat dan Kegunaannya)" lsa Pusat. 5. Martawijaya A., I Kartasujana, Y.I.Mandang, S.A Prawira, K Kadir, "Atlas Indonesia Balitbangtan- Bogor, 1989. 6. Salim, T., B. Prasetya., E.Y. Febrianto, "Potensi dan Peluang Pemanfaatan Serbuk Gergaji untuk Pembuatan Briket Arang di Kabupaten Sukabumi, Prosiding Lokakarya Teknologi Tepat Guna Energi Non- Konvensional untuk Pembangunan di Indonesia, LIPI, 1995. 31

Catatan : a. Energi kayu/cc dihitung dari energi kayu/gr dikalikan dengan densitas kayu. b. Energi briket arang/cc dihitung dari energi arang/gr dikalikan dengan densitas Briket arang. Energi briket arang rata-rata / cc untuk kayu Merbau= 4667 kal, Kempas= 5738 kal, Ramin = 3698 kal, meranti = 3375 kal dan Pulai = 2783 kal. c. Efisiensi dihitung dari nilai kalor arang dibagi dengan, nilai kalor kayu dikalikan 1000. Dari perhitungan di atas dapat diketahui peningkatan energi dari kayu menjadi briket arang adalah sebagai berikut : a. Merbau = 963 kal/cc b. Kempas =1363 kal/cc c. Ramin =767 kal/cc d. Meranti =963 kal/cc e. Pulai = 599 kal/ cc Dari segi peningkatan nilai kalor ternyata kayu kempas mempunyai peningkatan nilai kalor tertinggi yaitu 1363 kal/cc Merbau dan Meranti=963 kal/cc, Ramin=767 kal/cc dan Pulai=569 kal/cc KESIMPULAN 1. Untuk meningkatkan kadar karbon yang memenuhi persyaratan untuk pengecoran besi, temperatur karbonisasi perlu ditingkatkan sampai 650 0 C. 2. Dari segi peningkatan kalor. Untuk penggunaan umum, pada prinsipnya semua kayu dapat dibuat briket, namun yang meningkatnya cukup tinggi adalah kayu Kempas, disusul oleh Merbau/Meranti dan Ramin, sedangkan kayu Pulai yang terendah. pasta kanji dan serbuk arang dicetak menggunakan alat tekan. Briket arang hasil penekanan kemudian dikeringkan menggunakan alat pengering (oven). (a) Proses dengan perekat (b) Proses tanpa perekat (350,450 ) Penghancuran Pencampuran dgn Bahan perekat Pencetakan Pengeringan Bahan perekat Briket Arang Penghancuran Pencetakan dgn pemanasan (350 0 C,450 0 C,500 0 C) Gambar 1 : Diagram alir proses pembuatan briket arang Cara kedua adalah menghancurkan potongan kayu menjadi serbuk kemudian ditekan pada keadaan panas (suhu 200 0 C). Briket yang dihasilkan kemudian karbonisasi. Besar buturan (serbuk) kayu dibuat seragam yaitu 16 mesh. Diagram pembuatan briket arang dapat dilihat dalam diagram alir gambar 1. 30 23

24 HASIL DAN DISKUSI A. Hasil Penelitian 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kayu merbau (intsia spp.), kempas (koompassia malaccensis maing), ramin (gonystylus bancanus kurz), meranti (shorea spp.) dan pulai ( alstonia spp.). Tabel 1 : Data Bermacam-macam Berat jenis Lignin, Abu Nilai Kalor Jenis Rata-rata*) % **) %**) kal/gr**) Merbau 0,80 22,63 0,93 4630 Kempas 0,95 29,2 0,70 4605 Ramin 0,63 29,5 0,50 4653 Meranti kuning 0,55 28,8 1,00 4385 Pulai 0,46 24,6 0,90 4748 Sumber : Literatur (4) & (5) Tabel 2: Data Berat Jenis Bermacam-macam Briket Arang Jenis Berat jenis Berat jenis Berat Jenis Berat Jenis Rata-rata*) T = 350 0 C T = 450 0 C T = 550 0 C Merbau 0,80 0,672 0,678 0,684 Kempas 0,95 0,784 0,791 0,801 Ramin 0,63 0,527 0,529 0,538 Meranti Kuning 0,55 0,470 0,472 0,474 Pulai 0,46 0,385 0,391 0,392 Sumber : Literatur (4) & (5) 2. Hasil Tabel berikut ini ( tabel 3 dan 4 ) merupakan data hasil pengujian pembuatan briket arang kayu dengan menggunakan perekat kanji dan tanpa perekat. Ukuran partikel dibuat seragam yaitu 16 mesh, lama proses karbonisasi 15 menit dengan karbonisasi baru dalam tahap awal pengarangan, sehingga untuk meningkatkan kadar karbon masih perlu pemanasan ditingkatkan lagi. Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa kandungan karbon terlihat meningkat sesuai dengan peningkatan temperatur, Kandungan karbon tertinggi dari briket arang kayu Ramin = 72,53%, Merbau = 73,27%, Pulai = 75,35%, Kempas = 78,92% Meranti = 79,86%, Kandungan karbon tertinggi dari contoh kayu tersebut ternyata masih dibawah peryaratan minimum untuk pengecoran besi (80%). Yang mendekati persyaratan minimum untuk keperluan pengecoran besi adalah kayu kempas dan meranti. Untuk meningkatkan kadar karbon, suhu karbonisasi perlu ditingkatkan lagi menjadi 659 0 C. Tabel 7 : Hasil Perhitungan Energi dan Briket Arang Jenis Temp. 0 C Jumlah Nilai Kalor Jumlah Nilai Kalor Briket Arang Efisiensi % Energi Rata-rata (cc) Energi Briket/ Arang (cc) 350 328730 171661 52,22 4560 Merbau 450 329656 157529 47,79 3704 4664 550 330582 143912 43,53 4778 350 328797 177934 54,11 5558 Kempas 450 323271 172631 53,40 4375 5762 550 331560 155252 46,82 5894 350 331294 180918 54,60 3625 Ramin 450 326641 177190 54,24 2931 3690 550 329898 151016 45,77 3779 350 317036 183767 57,96 3297 Meranti 450 317036 177890 56,11 2412 3386 550 316159 149618 47,32 3443 350 311774 183950 59,00 2703 Pulai 450 307827 177866 57,78 2184 2804 550 315720 149432 47,33 2844 29

Spesifikasi arang kayu untuk pengecoran besi di Malaysia (3) : Kadar karbon : 80% (minimum) Volatile matter : 16%(maksimum) Kandungan abu : 4%(maksimum) Kandungan air : 11%(maksimum) Ukuran : 15-150mm Bulk density : 0,20-0,30 kg/m3 Shatter Index : 90% (+15 mm) Tumbler Index : 70% (+15 mm) B. Pembahasan Proses pengarangan atau karbonisasi terdiri dari 4 tahan penting yaitu (7) : a. Pada suhu 100-120 0 C, terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 0 C mulai terjadi peruraian selulasa. b. Pada suhu 270-310 0 C terjadi reaksi exsetemik dimana terjadi penguraian selulosa secara intensif menjadi larutan pirolignat gas kayu dan sedikit ter. c. Pada suhu 310-500 0 C terjadi peruraian lignin, dihasilkan lebih banyak ter sedang larutan pirolignat menurun. d. Pada suhu 500-1000 0 C merupakan tahap pengarangan /karbonisasi atau peninkatan kader karbon. Dalam pengujian, kita menggunakan temperatur karbonisasi 350 0 C, 450 0 C dan 550 0 C. Dari tabel 3 dan 4 dapat diketahui rendemen (n) menurun sesuai dengan peningkatan suhu karbonisasi, baik yang terjadi pada briket yang menggunakan perekat atau tanpa perekat. Perbedaan rendemen briket yang menggunakan perekat dan tanpa perekat, tidak terlalu jauh sehingga dapat diabaikan. Proses karbonisasi dalam penelitian ini menggunakan temperatur tertinggi 550 0 C. Hal ini berarti bahwa proses temperatur karbonisasi yang berbeda-beda (350, 450, 550 0 C), dimana komposisi briket arang yang menggunakan perekat masing-masing dibuat sama yaitu kanji 5 gr, arang kayu 90 gr dan air 30 ml. Temperatur briketing (yang tidak menggunakan perekat) ditentukan 200 0 C dan ukuran partikelnya 32 mesh, sedang kondisi lainnya sama dengan yang menggunakan perekat. Tabel 3: Rekapitulasi Pengujian Briket Arang dengan Perekat Temp Kadar Air Berat (gr) Rendemen Kering Basah Arang Kering Basah Jenis : Merbau 350 20,1 71,0 88,86 25,3 35,6 28,5 450 19,7 71,2 88,66 22,9 32,1 25,5 550 19,8 71,4 89,02 20,6 28,9 23,1 Jenis : Kempas 350 18,5 71,4 87,60 25,1 35,2 28,7 450 18,7 70,2 86,34 23,7 33,7 27,4 550 18,9 72,0 88,77 21,1 29,3 23,8 Jenis : Ramin 350 17,9 71,2 86,72 25,2 35,4 30,3 450 18,4 70,2 86,02 23,0 32,7 29,5 550 17,1 70,9 85,52 20,1 28,3 25,1 Jenis : Meranti 350 18,5 72,3 88,71 26,3 36,4 29,5 450 19,2 72,3 89,48 25,4 35,1 27,7 550 18,2 72,1 88,14 21,5 29,8 23,4 Jenis : Pulai 350 19,1 71,1 87,88 26,2 36,9 29,8 450 18,7 70,2 86,34 24,8 35,1 28,7 550 18,7 72,0 88,56 20,6 28,6 23,3 28 25

*) Rendemen dihitung dari berat arang dibagi dengan berat kayu basah atau kering Tabel 4: Rekapitulasi Pengujian Briket Arang tanpa Perekat Temp Kadar Air Berat, gr Rendemen 0 C (% ) Awal Press Arang Jenis : Merbau 350 22,02 65,8 55,6 23,6 35,84 450 22,13 68,0 57,4 23,1 33,95 550 21,17 76,4 65,0 21,7 28,43 Jenis : Kempas 350 20,00 64,5 55,4 23,3 36,38 450 19,47 64,6 55,7 21,7 33,65 550 19,15 63,8 55,2 17,1 26,82 Jenis : Ramin 350 19,47 64,5 55,9 24,8 35,38 450 18,40 64,1 56,1 23,2 32,72 550 18,72 63,8 55,9 17,3 27,26 Jenis : Meranti 350 22,66 66,5 55,9 24,8 37,26 450 19,2 66,3 56,1 23,2 35,03 550 18,2 63,6 55,9 19,6 30,74 Jenis : Pulai 350 21,28 63,9 54,3 24,1 37,67 450 21,28 64,9 55,2 22,1 34,10 550 20,53 65,0 55,6 17,8 27,37 Tabel 5 : Hasil Analisis Briket dengan Perekat Temp Kandungan Air, Matter Volatile Jenis Abu Karbon 0 C Nilai Kalor, Kal/gr 350 4,53 2,32 23,72 69,43 6785 Merbau 450 4,68 2,13 21,69 71,50 6879 550 3,98 2,43 20,32 73,27 6986 350 3,89 2,56 19,73 73,82 7089 Kempas 450 3,17 2,45 17,29 77,09 7284 550 3,68 2,69 14,71 78,92 7358 350 4,38 3,36 22,52 69,74 6879 Ramin 450 4,04 3,47 20,82 71,67 6976 550 4,14 3,48 19,85 72,53 7024 350 4,47 2,32 18,96 74,25 7014 Meranti 450 4,15 2,64 14,91 78,30 7173 550 4,32 2,74 13,08 79,86 7263 350 3,49 1,54 22,49 72,48 7021 Pulai 450 3,56 1,23 20,87 74,34 7172 550 3,67 1,76 19,22 75,35 7254 Tabel 6 : Perbandingan Hasil Rata-rata Analisis Briket Arang dengan Nilai Jenis Kandungan Air, % Abu Volatile Matter, % Karbon % Kalor,Kal/gr Briket Merbau 4,40 2,30 21,91 71,40 4630 6883 Kempas 3,58 2,89 17,24 76,61 4605 7244 Ramin 4,18 3,44 21,06 71,31 4653 6960 Meranti 4,31 2,56 15,65 77,43 4385 7150 Pulai 3,58 1,51 20,86 74,06 4748 7149 26 27