BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditahun Menurut data tersebut, diperkirakan 1 dari 5 anak diamerika mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

HUBUNGAN KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN POLA ASUH PERMISSIVE IBU SINGLE PARENT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perjanjian yang sakral (mitsaqan ghalidha) antara suami dan istri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain.

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lembaga terkecil namun memberikan pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan bertanggung jawab, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga, Jakarta: Kencana, 2012, hlm Ibid, hlm. 6-7.

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.

BAB I PENDAHULUAN. rumah, mengurus, mendidik, dan mengasuh anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pendidikan yang terbaik yakni pendidikan yang mencangkup. kepada kebudayaan, pendidikan, nilai dan norma-norma kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Penegasan Judul. Pendidikan merupakan suatu proses yang panjang dan diselenggarakan

BABI PENDAHULUAN. Selama rentang waktu kehidupannya, manusta mengalami perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi wanita yang berada di bawah bayang-bayang pria, dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang

I. PENDAHULUAN. sikap yang sangat diperlukan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan

BAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2011). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istri, dengan atau tanpa anak. Sedangkan menurut Sumner dan Keller

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pentingnya keluarga dalam mendidik anak menjadikan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai keinginan yang diharapkan dapat diwujudkan bersama-sama,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

SUSI RACHMAWATI F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan

PEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

I. PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari selalu dihadapkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

KOMUNIKASI MENGOKOHKAN FUNGSI KELUARGA

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB IV TEMUAN PENELITIAN

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat, dalam keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social yang diikuti oleh hubungan darah antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Dalam pengertian psikologi dikemukakan oleh Soelaeman Shohib, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersamaan dalam tempat tinggal bersama masing-masing anggotanya merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri. Bagi orangtua, mengasuh anak merupakan proses yang kompleks. Mengasuh anak membutuhkan beberapa macam kemampuan yang perlu diperhatikan, hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah kemampuan orangtua dalam memberikan kasih sayang, penanaman sikap, rasa disiplin, pemberian hukuman dan hadiah, pemberian teladan, penanaman sikap dan moral, perlakuan adil, pembuatan peraturan serta kecakapan mengatur anak. Pola asuh single perent (orangtua tunggal) adalah salah satu fenomena dizaman modern sekarang ini, penomena tersebut tercatat telah meningkat dari 13% ditahun 1970 menjadi 26% di tahun 1984. Menurut data tersebut, dipekirakan 1 sampai 5 anak di Amerika Serikat mengalami sebagian kanakkanaknya dalam keluarga tunggal. Diperkirakan sejak tahun 1990, bahwa saat ini lebih dari 50% anak dilahirkan dengan menghabiskan sebagian masa kanak-

2 kanaknya dalam keluarga dengan berorangtua tunggal. Saat ini keluarga memiliki serangkaian masalah khusus. Hal ini dikarenakan hanya satu orangtua yang membesarka anak. Kematian salah seorang dari kedua orangtua adalah salah satu kondisi yang sangat mungkin terjadi pada kehidupan setiap manusia. Hal tersebut merupakan penyebab seseorang terpaksa harus menjalani kehidupan sebagai seorang single parent dan masih terdapat alasan lain yaitu perbedaan pandanangan, hal prinsip atau pengalaman buruk yang dialami selama menjalani masa berumah tangga terkadang menyebabkan seseorang terpaksa memilih berpisah dari pasangannya. Dan jika memang pasangan yang berpisah karena perceraian atau kematian ini memiliki anak dari perkawinan tersebut maka mau tidak mau akan terjadi pola asuh single parent entah dalam kurun waktu permanen atau sementara waktu. Hidup sebagai single parent pada dasarnya tidak pernah diharapkan. Keluarga yang utuh dengan figure seorang ayah yang menjadi pelindung dan seorang ibu yang memberikan sentuhan kelembutan kasih diakui senantiasa menjadi idaman. Biasanya wanita lebih mampu bertahan menjadi orangtua tunggal meskipun menurutnya adalah hal yang berat. Baik ibu atau ayah harus mampu berperan ganda sehingga ketimpangan dalam asuhan dapat diminimalisir. Menurutnya juga, idealnya pola asuh itu utuh diberikan kepada orangtua. Figure Ayah menurutnya yang erat dengan sosok pemberi perlindungan akan menjadikan anak memiliki cara pandang kedepan. Sementara sosok ibu yang penuh kasih sayang akan menjadikan anak berhati lembut dan peka terhadap lingkungan, namun tidak berarti anak yang diasuh orangtua tunggal tidak tegar. Sebaliknya kondisi mereka

3 yang kurang utuh dalam menerima kasih sayang itu menjadikan mereka lebih peduli. Impian dan harapan atau kenangan tentang asuhan yang lengkap menjadikan mereka lebih ingin berkiprah besar terhadap lingkungan. Berbicara mengenai keluarga, peran orangtua tunggal atau yang disebut single parent merupakan fenomena yang ada saat ini. Hal ini tak dapat dipungkiri karena berbagai persoalan yang ada. Ketidak lengkapan orangtua memang sangat mempengaruhi kepribadian anak. Banyak masyarakat berpendapat, ketika anak berasal dari keluarga single parent maka anak tidak mempunyai prestasi yang baik dibanding dengan anak yang mempunyai orangtua utuh. Keluarga single parent terdiri dari beberapa kondisi antara lain janda atau duda karena perceraian dan kematian. Seorang janda misalnya, ketika Ibu yang berkewajiban berada didapur dan ia harus mencari nafkah untuk anaknya agar dapat bertahan hidup. Itulah fenomena seorang single parent yang ada. Idealnya sebuah keuarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Kenyataanya sekarang ini banyak keluarga yang hanya memiliki orangtua tunggal (single perent). Penelitian menunjukan bahwa jumlah keluarga dengan orangtua tunggal semakin meningkat, baik itu karena perceraian atau karena kematian salah satu pasangan. Menjadi orangtua tunggal (single parent) menambah tugas ganda seperti yang sudah dijelaskan diatas, akan tetapi ada tugas yang lebih penting yang harus tanamkan orangtua kepada anaknya yaitu religiusitas, tidak diragukan lagi bahwa adanya kebutuhan terhadap agama disebabkan manusia selaku mahluk Tuhan dibekali dengan berbagai potensi (fitrah) yang dibawa sejak lahir, salah satunya adalah kecenderungan terhadap agama (Jalaluddin, 2012).

4 Suami-isrti merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, saling mendukung dan melengkapi dalam menjalankan fungsi keluarga. Dalam mencari nafkah, mengasuh dan mendidik anak suami-istri harus saling berbagi tugas. Akan tetapi bagaimana jika salah satu dari orangtua yaitu suami atau istri tidak ada, banyak dijumpai dalam kehidupan nyata diberbagai daerah, seorang ibu atau ayah (single parent) yang membesarkan anaknya seorang diri atau anak-anak yang dibesarkan tanpa adanya seorang ayah atau ibu yang mendampingi. Bagaimana seorang ibu membesarkan anaknya dari mulai merawat, mendidik, sampai mencari nafkah dijalani supaya anaknya dapat tumbuh dengan baik menjadi anak yang bisa dibanggakan atau membanggakan bagi orangtuanya. Beriman kepada Allah taat dalam menjalankan perintah Agama dan pintar dalam Pendidikannya. Akan lebih sulit bagi seorang ibu membesarkan anaknya seorang diri tanpa adanya suami yang seharusnya menjadi kepala keluarga, mencari nafkah yang seharusnya dilakukan oleh ayah terpaksa menjadi kewajiban ibu karena ibu harus menggantikan posisi ayah menjadi kepala kelurga demi kelangsungan hidup keluarganya. Bagaimana ibu single parent membekali anaknya dengan bekal Agama, iman dan taqwa dengan menumbuhkan rasa religiusitas terhadap anaknya, dan juga seorang ayah single parent yang mendidik dan mengasuh anaknya seorang diri tanpa bantuan dari istri, juga memiliki kesulitan yang seharusnya tugas seorang istri adalah mengasuh dan mendidik juga menjadi kewajiban seorang ayah. Karena Allah telah menciptakan pasangan suami istri dengan kewajibannya masing-masing akan tetapi saling melengkapi satu sama lainnya.

5 Terkadang anak-anak yang dibesarkan kurang kasih sayang dari kedua orangtuannya menjadi anak yang kurang penurut, membangkang dan Pendidikan Agamanya pun tidak sesuai dengan ajaran Islam. Maka itu menjadi tantangan tersendiri bagi seorang single parent untuk dapat mengasuh dan mendidik anaknya dengan cara yang benar sesuai ajaran Islam. Oleh karena itu peran seorang single parent sangatlah penting dalam dalam menumbuhkan rasa religiusitas atau pendidikan agama dalam diri anaknya. Karena baik atau tidaknya sikap maupun akhlaq seseorang tidak bisa terlepas dari bagaimana cara orangtua mendidiknya. Banyak dijumpai diberbagai daerah ketika anak-anak telah menginjak remaja, merasa tidak lagi harus mempelajari ajaran Islam lebih lanjut. Begitu pula yang terjadi di Desa Sukasetia Kabupaten Tasikmalaya umumnya mereka mempelajari ajaran Agama Islam pada saat anak-anak, seperti ngaji di TPQ dan tradisi mengaji setelah shalat magrib. Biasanya banyak yang mengadakan tradisi mempelajari membaca AlQur an, mempelajari kitab fiqih dan ajaran-ajaran Islam lainnya. Perkembangan tekhnologi yang pesat sangat berpengharuh dalam hal ini, karena banyaknya tekhnologi yang berkembang pesat seperti Handphone, televisi dan game (play station). Dan juga jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Oleh karena itu kebanyakan bagi mereka yang baru menginjak usia remaja lebih memilih untuk bermain handphone, menonton televisi dan bermain game atau untuk bermain facebook, twitter atau pun jejaring sosial lainnya yang tentunya lebih menyenangkan dibandingkan dengan mengaji Al-Qur an dan mempelajari Pendidikan Islam. Hal ini disebabkan pula pola asuh yang diterapkan oleh orang

6 tua kepada anaknya kurang mengarah kepada pendidikan agama yang menyebabkan tingkat religiusitas yang dimiliki anaknya sangat rendah, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi diantaranya: karena sudah menjadi status single parent otomatis tanggung jawab yang harusnya dilalkukan bersama menjadi sendiri, orangtua tunggal sibuk dengan pekerjaannya untuk menghidupi anak-anaknnya yang mengakibatkan pendidikan agama yang diberikan kepada anaknya kurang. Peranan orangtua memang sangatlah penting dalam membentuk kepribadian seorang anak sebab sosialisasi dalam hidup bermasyarakat seorang anak itu berasal dari orangtua mereka masing-masing. Dari pola didik orangtua yang mereka terapkan maka seorang anak dapat merekam apa yang mereka terima dari orangtua mereka sehingga pola didik yang diberikan orangtua akan mereka terapkan dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya pola didik yang bersifat religiusitas yaitu pola didik yang diberikan orangtua untuk bekal anak mereka dalam kehidupan bermasyarakat kelak. Pendidikan agama dirasa sangatlah penting apalagi dalam kehidupan yang kritis seperti sekarang ini. Dan disinilah peran orangtua sangat dibutuhkan untuk tetap membimbing anaknya supaya tetap mau mempelajari ajaran Agamanya denagn menggunakan pola asuh yang tepat dan dapat dengan mudah menumbuhkan regiusitas pada anak-anaknya. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, terlihat pentingnya untuk mengetahui apakah ada pengaruh pola asuh orangtua tunggal (single parent) terhadap religiusitas anak yang secara khusus peneliti menganalisisnya dalam ruang lingkup anak-anak yang memiliki orangtua tunggal. Pola asuh yang

7 diterapkan oleh para orangtua tunggal diharapkan dapat menciptakan religiusitas pada diri pribadi anak-anak mereka, sehingga terwujudlah anak-anak yang memiliki budi luhur, berakhlak mulia, berilmu amaliah dan beramal ilmiah. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kualitas pola asuh keluarga single perent di Desa Sukasetia Kabupaten Tasikmalaya? 2. Bagaimana religiusitas anak pada keluarga single perent di Desa Sukasetia Kabupaten Tasikmalaya? 3. Apakah kualitas pola asuh keluarga single perent mempengaruhi religiusitas anak di Desa Sukasetia Kabupaten Tasikmalaya? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kualitas pola asuh keluarga single perent di Desa Sukasetia Kabupaten Tasikmalaya 2. Untuk mengetahui religiusitas anak pada orangtua single perent di Desa Sukasetia Kabupaten Tasikmalaya 3. Untuk membuktikan pengaruh pola asuh kelurga single perent terhadap religiusitas anak di Desa Sukasetia Kabupaten Tasikmalaya. D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan wawasan keilmuan yang bermanfaat bagi penulis khususnya dan masyarakat single parent umumnya. 2. Manfaat Praktis

8 a. Sebagai bahan masukan bagi orangtua khususnya yang mempunyai kesamaan masalah b. Penelitian diharapkan bisa membantu memberikan informasi khususnya bagi orangtua, dalam upaya membimbing anak-anaknya untuk menggali religiusitas yang dimilikinya. E. Sistematika Pembahasan Adapaun sistematika pembahasan pada penelitian ini sebagai berikut: Bab pertama merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, sitematika pembahasan. Bab kedua berisi tinjuan pustaka dan kerangka teori, memuat urain tentang tinjaun pustaka terdahulu dan kerangka teori relavan dan terkait dengan tema skripsi. Bab ketiga metode penelitian, yang memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti beserta justifikasi atau alasannya: jenis penelitian, desain, lokasi, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, konsep dan variable, serta analysis data yang digunakan. Bab keempat hasil dan pembahasan, yang berisi tentang hasil penelitian,pembahasan penelitian. Bab kelima penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran atau rekomendasi.