LAPORAN KINERJA INTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA CIREBON REKAPITULASI PER DINAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PERIODE 1 Januari s.d 30 Juni 2015

A. Gambaran Umum Daerah

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA CIREBON

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KOTA CIREBON 1/1/15

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 207 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

BERITA DAERAH KOTA DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR SULAWESI BARAT

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA INTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 PEMERINTAH DAERAH KOTA CIREBON Jalan Siliwangi Nomor 84 Kota Cirebon

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kota Cirebon Tahun 2016, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Pemerintah serta Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon ini disusun dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan Pemerintah Daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini, memuat informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan tujuan, misi dan visi pemerintah Kota Cirebon yaitu: TERWUJUDNYA KOTA CIREBON SEBAGAI KOTA YANG RELIGIUS, AMAN, MAJU DAN ASPIRATIF (RAMAH) PADA TAHUN 2018 sesuai yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018 yang kemudian diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018. Upaya untuk mewujudkan tujuan, visi dan misi tersebut tentulah tidak lepas dari kerjasama dan kerja keras berbagai pihak serta bersama-sama menghadapi rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dalam rangka i

meningkatkan kinerja birokrasi Pemerintah Kota Cirebon yang efesien, efektif, akuntabel dan transparan serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Akhir kata semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2016 ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai masukan bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja dalam peneyelenggaran pemerintahan, pembangunan dan pelayanan prima kepada masyarakat. Mudah-mudahan segala harapan tersebut mendapat ridho dan petunjuk dari Allah SWT, Aamiin. Cirebon, Maret 2017 WALIKOTA CIREBON, Drs. NASRUDIN AZIS, SH. ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 3 C. Gambaran Umum Kota Cirebon... 3 D. Inovasi LAKIP Pemerintah Kota Cirebon... 27 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 29 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 36 A. Capaian Kinerja Organisasi... 36 B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja... 48 C. Evaluasi dan Analisis Anggaran... 118 BAB IV PENUTUP... 160 iii

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Terselenggaranya tata kelola pemerintahan (good governance) merupakan prasyarat utama untuk dapat mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung-jawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat dilakukan secara berdayaguna dan berhasilguna. Perlunya sistem pertanggungjawaban daerah atas segala proses tindakan-tindakan yang dibuat dalam rangka tata tertib menuju instrumen akuntabilitas daerah. Inilah bagian terpenting untuk ditata, yang pada akhirnya menjadi instrumen tata kelola pemerintahan. Perhatian pemerintah yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi harapan masyarakat dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan barang dan jasa serta pelayanan yang optimal. Kinerja instansi pemerintah akhir-akhir ini menjadi sorotan terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan. Rakyat mulai mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah. Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan secara obyektif. Pengukuran kinerja suatu instansi hanya lebih ditekankan kepada kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran. Suatu instansi dikatakan berhasil melaksanakan tugas pokok dan fungsinya apabila dapat menyerap seratus persen anggaran pemerintah, walaupun hasil maupun dampak dari pelaksanaan program tersebut masih jauh di bawah standar. Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah, maka seluruh aktivitas instansi tersebut harus dapat diukur, dan pengukuran tersebut tidak semata-mata kepada input 1

(masukan) dari program akan tetapi lebih ditekankan kepada keluaran, proses, manfaat dan dampak. Sistem pengukuran kinerja yang merupakan elemen pokok dari laporan akuntabilitas instansi pemerintah akan mengubah paradigma pengukuran keberhasilan. Melalui pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah akan lebih dilihat dari kemampuan instansi tersebut, berdasarkan sumber daya yang dikelolanya sesuai dengan rencana yang telah disusun. Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan sistem manajemen pemerintahan berfokus pada peningkatan akuntabilitas yang berorientasi pada hasil (outcomes oriented). Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan. Penerapan manajemen pemerintahan berbasis kinerja pada dasarnya adalah mengubah paradigma para birokrat dari sistem yang birokratis ke arah sistem yang bertujuan untuk lebih mewira-usahakan birokrasi pemerintah, dengan kata lain transformasi sektor pemerintahan yang mengubah fokus akuntabilitas dari pada hasil (result oriented accountability) terutama berupa outcomes. Salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan manajemen pemerintahan adalah dengan melakukan reformasi pengelolaan dan pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah. Berbagai peraturan perundang-undangan yang saat ini telah mengharuskan penerapan manajemen berbasis kinerja, seperti Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, serta berbagai peraturan pelaksanaan lainnya. Sementara itu kondisi global serta tuntutan agar suatu instansi pemerintah mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat juga mengharuskan pemerintah menerapkan manajemen pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah setiap instansi pemerintah diminta untuk menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) sebagai perwujudan 2

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung-jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Tujuan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya tata kelola pemerintahanyang baik dan bersih. Dengan kata lain LKIP berperan sebagai alat kendali, alat penilai kerja dan alat pendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, dalam perspektif yang lebih luas, LKIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban instansi pemerintah kepada publik. LKIP diimplementasikan secara self assesment oleh masing-masing instansi pemerintah. Self assesment maksudnya instansi pemerintah membuat perencanaan dan pelaksanaan, serta mengukur/mengevaluasi kinerjanya sendiri dan melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi. C. GAMBARAN UMUM KOTA CIREBON 1. Kondisi Geografis Kota Cirebon terletak di timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada jalur utama lintas Pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi 6,41 o Lintang Selatan dan 108,33 o Bujur Timur pada Pantai Utara Pulau Jawa 3

Bagian Barat. Bentuk Wilayah Kota Cirebon memanjang dari Barat ke Timur sekitar 8 kilometer, dan dari Utara ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter. Secara Administrasi Kota Cirebon dibagi menjadi 5 (lima) kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan dengan luas wilayah administratif Kota Cirebon sekitar 37,35 km 2 atau sekitar 3.735,82 hektar dengan batas sebagai berikut : - Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane - Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal/Kabupaten Cirebon - Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga - Sebelah Timur : Laut Jawa Kondisi topografi sebagian besar Wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah dengan kondisi landai dan sebagian berbukit di wilayah selatan kota. Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi kendala tersendiri karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut menjadi lambat dan sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir dibeberapa tempat. Mengingat kondisi tersebut maka dibeberapa titik dibangun stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air hujan ke laut. Kota Cirebon yang berada di tepi laut memiliki temperatur udara cukup tinggi dengan suhu udara minimum rata rata 23,59 º C dan maksimum rata-rata 31,56 º C dan banyaknya curah hujan 1.194,7 mm per tahun dengan hari hujan 64 hari. Kondisi air tanah pada umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan air minum sebagian besar dari pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon yang sumber mata airnya berasal dari Kabupaten Kuningan. Kondisi tanah di Kota Cirebon adalah tanah jenis regosol yang berasal dari endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat, breksi lumpur, dan kerikil) hasil intrusi Gunung Ciremai.Secara umum jenis tanah yang tersebar di Kota Cirebon ini relatif mudah untuk dikembangkan berbagai macam jenis vegetasi. Di Kota Cirebon terdapat empat sungai yang tersebar merata di seluruh wilayah yaitu Sungai Kedung Pane, Sungai Sukalila (penyatuan dari sungai Sicemplung dan Sungai Sijarak), Sungai Kesunean dan Sungai Kalijaga 4

(penyatuan dari Sungai Cikalong, Sungai Cideng dan Sungai Lunyu). Sebagian dari sungai tersebut dijadikan batas wilayah dengan Kabupaten Cirebon. Kota Cirebon dalam Penataan Ruang Nasional menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa. Disamping itu Kota Cirebon juga merupakan kawasan andalan Ciayumajakuning yang terdiri dari Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. Dalam Materi Teknis Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon Tahun 2011-2031, struktur ruang Kota Cirebon dibagi menjadi 4 Sub Wilayah Kota, yaitu: (1) Sub Wilayah Kota (SWK) I meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden, Kebonbaru, Lemahwungkuk dan Pegambiran, dengan fungsi utama pelayanan pelabuhan dan perikanan dan fungsi pendukung, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, pendidikan, wisata, perdagangan dan jasa, industri kecil rumah tangga, Ruang Terbuka Hijau dan perumahan; (2) Sub Wilayah Kota (SWK) II meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden, Kebonbaru, Pekiringan, Panjunan, Pekalangan, Jagasatru, Pulasaren, Kesambi, Drajat, Sunyaragi, Pekalipan, Lemahwungkuk, Kesepuhan, Pegambiran dan Kecapi, dengan fungsi utama pelayanan perdagangan dan jasa dan fungsi pendukung pemerintahan, fasilitas sosial, perumahan, wisata, pendidikan, perkantoran dan ruang terbuka hijau. (3) Sub Wilayah Kota (SWK) III meliputi sebagian dari Kelurahan Sunyaragi, Karyamulya, Harjamukti, Larangan, Kecapi, dan Pegambiran dengan fungsi utama pelayanan perumahan dan fungsi pendukung pemerintahan, perdagangan dan jasa, wisata, pergudangan, pemakaman, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau, fasilitas olah raga dan fasilitas pendidikan. (4) Sub Wilayah Kota (SWK) IV meliputi wilayah Kelurahan Argasunya dengan fungsi utama pelayanan pertanian campuran dan fungsi pendukung 5

wisata, pemakaman, agrobisnis, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau dan hankam. Gambar 1. 1 Peta Administrasi Kota Cirebon 2. Kondisi Demografis Daerah 2.1. Penduduk Sesuai Keputusan Walikota Cirebon Nomor: 470/Kep.106.DISDUKCAPIL/2017 tentang Jumlah Penduduk Kota Cirebon Tahun 2016 berdasarkan database kependudukan per kelurahan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai data dasar kependudukan Kota Cirebon, jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Desember 2016 adalah 6

324.794 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri dari 162.862 laki-laki dan 161.932 perempuan yang menempati wilayah Kota Cirebon seluas 37,358 km 2, sehingga tingkat kepadatan penduduk di Kota Cirebon adalah sebanyak 8.694 jiwa/km 2. Kecamatan Pekalipan merupakan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi pada Tahun 2016 sebanyak 20.078 jiwa/km 2, dua kali lipat lebih besar dari kepadatan penduduk Kota Cirebon. Wilayah terpadat kedua adalah Kecamatan Kejaksan yaitu sebanyak 12.934 jiwa/km 2. Kemudian berturut-turut adalah Kecamatan Kesambi 9.241 jiwa/km 2, Kecamatan Lemahwungkuk 8.795jiwa/km 2, dan tingkat kepadatan yang paling rendah adalah Kecamatan Harjamukti yaitu sebesar 6.526 jiwa/km 2 (lihat tabel 1.1). Tabel 1. 1 Kepadatan Penduduk Kota Cirebon Berdasarkan Wilayah Kecamatan Tahun 2016 KECAMATAN LUAS WILAYAH (Km 2 ) JUMLAH KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK (jiwa) KEPADATAN PENDUDUK (Km 2 ) Harjamukti 17,615 5 114.972 6.526 Lemahwungkuk 6,507 4 57.233 8.795 Pekalipan 1,561 4 31.343 20.078 Kesambi 8,059 5 74.476 9.241 Kejaksan 3,616 4 46.770 12.934 Kota Cirebon 37,358 22 324.794 8.694 Sumber Data: Keputusan Walikota Cirebon Nomor: 470/Kep.106.DISDUKCAPIL/2017 (data diolah). 3. Indeks Pembangunan Manusia Perkembangan kondisi sumber daya manusia dapat diukur berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator komposit tunggal yang walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi pembangunan manusia, tetapi mengukur tiga dimensi pokok pembangunan yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah yang pertama umur panjang dan sehat yang mencerminkan peluang untuk hidup, yang kedua berpengetahuan dan berketrampilan, serta yang ketiga 7

akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak. Melalui analisis IPM dapat dilihat gambaran tentang sejauhmana pemerintah Kota Cirebon telah mampu meningkatkan taraf kesejahteraan dan kualitas penduduknya. Melalui Indeks Pembangunan Manusia tergambar pencapaian kualitas manusia, yang dilihat melalui tiga indikator pokok. Dari tabel di bawah ini tampak pencapaian IPM Kota Cirebon pada tahun 2016 sebesar 73,64. Menurut skala international angka tersebut menunjukan bahwa status pembangunan manusia di Kota Cirebon termasuk dalam klasifikasi tinggi. Komponen IPM Kota Cirebon tahun 2016 adalah angka harapan hidup 71,80 tahun; angka harapan lama sekolah 13,09 tahun; rata-rata lama sekolah 9,86 tahun dan pengeluaran per kapita disesuaikan Rp10.760.000,00. Pencapaian IPM tahun ini bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, meningkat sebesar 0,30 poin. Dari angka IPM sebesar 73,34 persen pada tahun 2015 menjadi angka IPM sebesar 73,64 persen pada tahun 2016 Secara umum perkembangan IPM Kota Cirebon dan komponennya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1. 2 Perkembangan IPM dan Komponennya di Kota Cirebon No Indikator Komponen IPM 2015 2016 1 Angka Harapan Hidup (AHH) 71,79 71,80 2 Harapan Lama Sekolah (HLS) 12,94 13,09 3 Rata-rata Lama Sekolah 9,76 9,86 4 Pengeluaran Per Kapita disesuaikan (ribu) 10.732 10.760 ANGKA IPM 73,34 73,64 Sumber : Buku IPM Kota Cirebon Tahun 2016 Sedangkan untuk IPM Tahun 2016 disajikan per Kecamatan dengan hasil sebagai berikut : 8

Tabel 1. 3 IPM Kecamatan Se-Kota Cirebon Tahun 2016 Indeks No Kecamatan Angka Harapan Rata Rata Harapan Lama Lama Pendidikan PPP IPM Hidup Sekolah Sekolah 1 Harjamukti 71,06 12,95 9,53 67,72 10.526 72,53 2 Lemahwungkuk 70,04 12,77 9,40 66,78 10.376 71,56 3 Pekalipan 70,41 12,83 9,45 67,12 10.430 71,91 4 Kesambi 72,68 13,24 9,75 69,28 10.766 74,96 5 Kejaksan 72,89 13,28 9,78 69,49 10.797 73,96 Kota Cirebon 71,81 13,09 9,89 69,84 10.760 73,64 Sumber : Buku IPM Kota Cirebon Tahun 2016 Rendahnya disparitas pencapaian IPM Kecamatan-Kecamatan di Kota Cirebon menunjukkan tingkat pembangunan yang terjadi di masing-masing kecamatan relatif tidak jauh berbeda. Hal tersebut ditunjang oleh kondisi geografi yang relatif tidak berbeda dan semuanya mudah dijangkau oleh alat transportasi yang ada. Indeks pendidikan pada tahun 2016 ini, yang tertinggi di Kecamatan Kejaksan sebesar 69,49; tertinggi kedua Kecamatan Kesambi sebesar 69,28. Selanjutnya Kecamatan Harjamukti sebesar 67,72; Kecamatan Pekalipan sebesar 67,12; dan Kecamatan Lemahwungkuk sebesar 66,78. Indeks pendidikan ini ditunjang oleh indikator harapan lama sekolah dan indikator rata-rata lama sekolah. Indikator harapan lama sekolah memberikan konstribusi lebih tinggi pada indeks pendidikan di Kota Cirebon dibandingkan dengan indikator rata-rata lama sekolah. Indikatorr Harapan Lama Sekolah di kecamatan-kecamatan di Kota Cirebon angkanya telah mencapai 13,09 tahun. Indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) yang digunakan adalah HLS dari penduduk dewasa, yaitu penduduk yang berumur 15 tahun atau lebih; sedangkan indikator rata-rata lama sekolah mencapai 9,89 tahun. Angka harapan hidup yang tertinggi di Kecamatan Kejaksan yaitu 72,89 tahun; posisi kedua kecamatan Kesambi 72,68 tahun, sedangkan Kecamatan lainnya, Harjamukti 71,06 tahun; Kecamatan Pekalipan 70,41 tahun dan Kecamatan Lemahwungkuk 70,04 tahun. Ada pun komponen daya beli tertinggi adalah Kecamatan Kesambi mencapai 10.766,84; kemudian 9

Kecamatan Harjamukti sebesar 10.526,72; Kecamatan Kejaksan sebesar 10.797,96; Pekalipan sebesar 10.430,52 dan Lemahwungkuk sebesar 10.376,51. Ulasan tersebut memberikan indikasi bahwa untuk lebih meningkatkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia adalah dengan meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat. Terbatasnya lapangan kerja maupun usaha, menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran, pada akhirnya berdampak terhadap pengurangan pendapatan rumah tangga sekaligus mengurangi kemampuan daya beli masyarakat. Sedangkan menurunnya kemampuan daya beli berdampak pada kemampuan masyarakat dalam membiayai peningkatan kualitas manusia dan rumah tangganya. Pencapaian IPM Kecamatan Kesambi, Kecamatan Harjamukti, Kecamatan Lemahwungkuk dan Kecamatan Pekalipan menunjukkan peningkatan yang sama besar, yaitu 0,30 poin jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan Kecamatan Kejaksan mengalami penurunan sebesar 0,02 poin. 4. Kondisi Ekonomi 4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan indikator ekonomi makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. LPE Kota Cirebon pada tahun 2015 sebesar 5,80 persen sedangkan pada tahun 2014 sebesar 5,71 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kota Cirebon mengalami peningkatan. Inflasi merupakan indikator penting pertumbuhan ekonomi yang berisi dinamika perkembangan harga barang dan jasa. Inflasi Kota Cirebon pada Tahun 2013 sebesar 7,86 sedangkan pada Tahun 2014 sebesar 7,08. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi di Kota Cirebon mengalami penurunan sebesar 0,8. 4.2 Produk Domistik Regional Bruto Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) per kapita merupakan suatu indikator yang dihitung dengan cara membagi data PDRB terhadap jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Hal ini bertujuan untuk memberikan 10

gambaran tentang seberapa besar nilai tambah yang diciptakan/ diterima tiaptiap penduduk sehingga secara tidak langsung akan menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk di wilayah bersangkutan. Selanjutnya gambaran PDRB di Kota Cirebon dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. 4 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Cirebon Tahun 2011 2015 Tahun PDRB Kota Cirebon Atas dasar Harga Berlaku (Dalam Jutaan) PDRB Kota Cirebon Atas dasar Harga Konstan (Dalam Jutaan) 2011 11,178,433.0 10,677,433.0 2012 12,284,555.7 11,309,383.0 2013 13,611,965.0 11,863,884.9 2014* 15,037,603.0 12,541,011.8 2015** 16,702,165.0 13,268,255.0 Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Cirebon 2011-2015 Tabel 1. 5 Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah) Tahun 2011 2015 Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 Pertanian, Kehutanan, dan 43,244.0 44,450.3 49,353.1 53,250.1 57,419.4 Perikanan Pertambangan dan Penggalian 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Industri Pengolahan 1,186,161.7 1,278,026.9 1,402.473.9 1,607,993.1 1,762,892.0 Pengadaan Listrik dan Gas 126,376.8 135,526.7 153,960.5 154,548.2 159,840.40 Pengadaan air, Pengelolaan Sampah, Limbah 32,167.2 33.203.0 36,102.5 37,731.4 41,407.00 dan Daur Ulang Kontruksi 1,187,535.5 1,304,522.5 1,418,263.5 1,588,957.2 1,764,717.40 Perdagangan Besar dan /eceran 3,791,937.9 4,173,284.8 4,609,943.4 4,907,718.4 5,325,091.90 Transportas dan Pergudangan 1,213,832.7 1,308,711.9 1,486,152.5 1,680,533.6 1,969,733.90 Penyedediaan Akomodasi dan 530,452.2 597,807.6 681,911.3 769,183.0 858,892.20 Makan Minum Informasi dan Komunikasi 506,180.8 561,860.7 590,644.2 648,536.9 750,511.80 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,136,241.6 1,269,282.3 1,492.527.9 1,598,702.7 1,763,073.40 11

Real Estat 105,318.9 115,706.6 126,965.0 137,165.1 149,045.40 Jasa Perusahaan 94,862.4 102,817.0 114,737.2 128,653.0 142,574.70 Admininistrasi Pemerintah, Pertahanan dan 481,383.2 525,297.5 537,021.9 617,009.0 670,852.60 Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan 308,333.5 362,939.7 413,074.7 496,433.6 576,333.40 Jasa Kesehatan dan Kegiatan 196,607.8 219,086.9 239,625.1 296,640.1 353,891.60 Sosial Jasa Lainnya 237,796.9 252,031.5 277,192.2 314,548.4 355,888.60 Produk Domestik Regional Bruto 11,178,433.0 12,284,555.7 13,629,949.0 15,037,603.8 16,702,165.7 Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Cirebon 2011-2015 Kondisi ekonomi daerah yang diukur berdasarkan nilai PDRB di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2015 PDRB Kota Cirebon yang dihitung Atas Dasar Harga Berlaku mencapai angka Rp.1,664 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 11,07 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp.15,04 trilyun. Sedangkan nilai PDRB secara riil dilihat dari PDRB yang didasarkan Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2015 mencapai angka Rp.13,268 trilyun sementara pada tahun 2014 mencapai angka Rp.12,541 trilyun. Perbandingan angka di kedua tahun tersebut,menunjukkan bahwa PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2015 telah tumbuh sebesar 5,80 persen. Selama periode 2011 sampai dengan 2015, PDRB Kota Cirebon yang dihitung Atas Dasar Harga Berlaku menunjukan peningkatan setiap tahunnya. Nilai PDRB dari tahun 2011 hingga 2015 yaitu sebesar Rp.11,18 trilyun (2011), Rp.12,28 trilyun (2012), Rp.13,63 trilyun (2013), Rp.15,04 trilyun (2014) dan Rp.16,70 trilyun (2015). Begitupun dengan nilai PDRB yang Dihitung Atas Dasar Harga Konstan periode 2011 sampai dengan 2015 juga menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Nilai PDRB pada tahun 2011 sebesar Rp.10,68 trilyunpada tahun 2011, Rp.11,31 trilyun pada tahun 2012, Rp.11,86 trilyun pada tahun 2013, Rp.12,54 trilyun pada tahun 2014 dan Rp.13,27 trilyun. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi tidak dapat dilihat hanya dari satu dimensi saja. Banyak faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. 12

Selain kegiatan pembangunan, faktor cuaca, kebijakan pemerintah dan sosial budaya juga ikut menjadi penyumbang besaran pertumbuhan ekonomi. yaitu: Secara umum kegiatan ekonomi dikelompokan menjadi tiga sektor 1. Sektor Primer, yaitu sektor yang tidak mengolah bahan mentah atau bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah dan deposit didalamnya. Termasuk kelompok ini adalah sektor Pertanian dan sektor Pertambangan dan Penggalian. 2. Sektor Sekunder, yaitu sektor yang mengolah bahan baku, baik yang berasal dari sektor primer maupun sektor sekunder menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Sektor Sekunder mencakup sektor Industri Pengolahan, sektor Listrik, Gas, Air Bersih dan sektor Bangunan/Konstruksi. 3. Sektor Tersier atau dikenal juga sebagai sektor Jasa-jasa,yaitu sektor-sektor yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Termasuk sektor ini adalah sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan, sewa rumah, pemerintahan dan jasa-jasa. Tabel 1. 6 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 2015 (persen) Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 I. Primer 0,39 0,36 0,36 0,35 0,34 1 2 Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian 0,39 0,36 0,36 0,35 0,34 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 II. Sekunder 22.65 22,39 22,09 22,51 22,33 3 Industri Pengolahan 10,61 10,40 10,29 10,68 10,55 4 Pengadaan Listrik, dan Gas 1,13 1,10 1,13 1,03 0,96 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 0,29 0,27 0,26 0,25 0,25 6 Kontruksi 10,62 10,62 10,41 10,55 10,57 III. Tersier 76,96 77,25 77,55 77,14 77,33 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 33,92 33,97 33,82 32,60 31,88 13

8 9 Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10,86 10,65 10,90 11,16 11,79 4,75 4,87 5,00 5,11 5,14 10 Informasi dan Komunikasi 4,53 4,57 4,33 4,43 4,49 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 10,16 10,33 10,95 10,62 10,56 12 Real Estat 0,94 0,94 0,93 0,91 0,89 13 Jasa Perusahaan 0,85 0,84 0,84 0,85 0,85 14 Adiministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,31 4,28 3,94 4,10 4,02 15 Jasa Pendidikan 2,76 2,95 3,03 3,30 3,45 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,76 1,78 1,76 1,97 2,12 17 Jasa Lainnya 2,13 2,05 2,03 2,09 2,13 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Cirebon 2011-2015 Struktur ekonomi Kota Cirebon termasuk dalam kelompok tersier. Kelompok ini terlihat memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian Kota Cirebon dibandingkan kelompok sekunder dan primer. Kontribusi kelompok tersier pada tahun 2015 sebesar 77,33 persen, kelompok sekunder sebesar 22,33 persen dan kelompok primer sebesar 0,34 persen. 5. Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah Pemerintah Daerah Kota Cirebon sebagai salah satu daerah otonom, dalam melaksanakan tugas urusan pemerintahan yang dilimpahkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pelaksanaan urusan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang kemudian di- breakdown -kan ke dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rincian Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan Pemerintah Kota Cirebon. Sebagai tindak lanjut penjabaran rincian urusan, kemudian dibentuk satuan kerja perangkat daerah untuk melaksanakan teknis operasional 14

pelaksanaan urusan. Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon adalah sebagai berikut: 1. Sekretariat Daerah, mempunyai tugas pokok dan kewajiban membantu Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Fungsi: a. Penyusunan kebijakan pemerintahan kota; b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah; c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan kota; d. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan kota; dan e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas fungsinya. 2. Sekretariat DPRD, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan daerah Fungsi: a. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD; b. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD; c. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD; d. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD. 3. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis bidang kependudukan dan pencatatan sipil; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kependudukan dan pencatatan sipil; 15

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kependudukan dan pencatatan sipil; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. 4. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5. Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Pertanian, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang kelautan dan perikanan, bidang peternakan, bidang pertanian dan bidang kehutanan. Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis bidang kelautan dan perikanan, bidang peternakan, bidang pertanian dan bidang kehutanan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kelautan dan perikanan, bidang peternakan, bidang pertanian dan bidang kehutanan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kelautan dan perikanan, bidang peternakan, bidang kehutanan; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. 16

6. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan bidang pemuda dan olah raga serta bidang kebudayaan dan bidang pariwisata. Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis bidang pemuda dan olah raga serta bidang kebudayaan dan bidang pariwisata; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pemuda dan olahraga serta bidang kebudayaan dan bidang pariwisata; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pemuda dan olah raga serta bidang kebudayaan dan bidang pariwisata; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 7. Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang perhubungan, bidang komunikasi dan informatika. Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis bidang perhubungan, bidang komunikasi dan informatika; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perhubungan, bidang komunikasi dan informatika; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perhubungan, bidang komunikasi dan informatika; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 8. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral. Fungsi: 17

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 9. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan. Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian dan bidang perdagangan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 10. Dinas Pendidikan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang pendidikan. Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendidikan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pendidikan; dan 18

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 11. Dinas Kesehatan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang kesehatan. Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 12. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi. Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis bidang sosial, bidang tenaga kerja dan transmigrasi; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang sosial, bidang tenaga kerja dan transmigrasi; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang sosial, bidang tenaga kerja dan transmigrasi; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. 13. Dinas Kebersihan dan Pertamanan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan bidang pekerjaan umum sub bidang persampahan. Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum sub bidang persampahan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pekerjaan umum sub bidang persampahan; 19

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum sub bidang persampahan; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 14. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan daerah, bidang statistik dan bidang penelitian pembangunan daerah. Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang perencanaan pembangunan, bidang statistik dan bidang penelitian dan pengembangan; b. Pengoordinasian penyusunan bidang perencanaan pembangunan, bidang statistik, dan bidang penelitian pengembangan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan, bidang statistik dan bidang penelitian pengembangan; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya. 15. Inspektorat, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah. Fungsi: a. Perencanaan program pengawasan; b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan 16. Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah bidang manajemen kepegawaian dan pendidikan pelatihan. Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang manajemen kepegawaian dan pendidikan pelatihan pegawai; 20

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang manajemen kepegawaian dan pendidikan pelatihan pegawai; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang manajemen kepegawaian dan pendidikan pelatihan pegawai; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 17. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah bidang perpustakaan dan kearsipan daerah. Fungsi: a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang perpustakaan dan kearsipan daerah; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang perpustakaan dan kearsipan daerah; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang perpustakaan dan kearsipan daerah; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 18. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, mempunyai tugas pokok: melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, bidang pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera. Fungsi: a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang pemberdayaan masyarakat dankelurahan, bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta bidang keluarga berencanadan keluarga sejahtera; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasbidang pemberdayaan masyarakat dan 21

kelurahan,bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungananak serta bidang keluarga berencana dan keluargasejahtera; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 19. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang penanaman modal serta melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan dan non perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian. Fungsi: a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang penanaman modal dan pelayanan perijinan terpadu; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang penanaman modal dan pelayanan perijinan terpadu; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasbidang penanaman modal dan pelayanan perijinan terpadu; d. penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan dan nonperijinan; e. pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan dan nonperijinan; f. pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan dan non perijinan; g. pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinandan non perijinan; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengantugas dan fungsinya. 20. Kantor Ketahanan Pangan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah bidang ketahanan pangan 22

Fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkuptugas bidang ketahanan pangan; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasbidang ketahanan pangan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai denganlingkup tugas bidang ketahanan pangan; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 21. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri. Fungsi: a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang kesatuan bangsa dan politik dalamnegeri; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 22. Kantor Lingkungan Hidup, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang lingkungan hidup. Fungsi: a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang lingkungan hidup; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang lingkungan hidup; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang lingkungan hidup; dan 23

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 23. RSUD Gunung Jati, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang pelayanan kesehatan dengan metode atau cara penyembuhan maupun pemulihan yang dilaksanakan dengan melakukan pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan serta menyelenggarakan kegiatan pendidikan sesuai dengan fungsi sebagai rumah sakit yang digunakan tempat pendidikan. Fungsi: a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikotasesuai dengan tugas dan fungsinya. 24. Satuan Polisi Pamong Praja, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan peraturan daerah dan peraturan walikota serta perlindungan anak. Fungsi: a. penyusunan program dan pelaksanaan ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota serta perlindungan masyarakat; b. pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum daerah; c. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota; d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat; 24

e. pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dengan aparat Kepolisian, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya serta perlindungan masyarakat; dan f. pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota. 25. Kantor Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang penanggulangan bencana daerah dan pemadaman kebakaran. Fungsi: a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkuptugas bidang penanggulangan bencana daerah dan pemadaman kebakaran; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang penanggulangan bencana daerah dan pemadaman kebakaran; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai denganlingkup tugas bidang penanggulangan bencana daerahdan pemadaman kebakaran; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 26. Kecamatan mempunyai tugas pokok: 1. menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, yang meliputi: a. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; b. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; c. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundangundangan; d. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana danfasilitas pelayanan umum; e. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan; f. membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan;dan 25

g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan / atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan. 2. melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi aspek : a. perizinan; b. rekomendasi; c. koordinasi; d. pembinaan; e. pengawasan; f. fasilitasi; g. penetapan; h. penyelenggaraan; dan i. kewenangan lain yang dilimpahkan. Fungsi: a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang tata pemerintahan, pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, ketenteraman dan ketertiban umum, pelayanan umum, perekonomian dan pembangunan; b. penyelenggaraan bidang tata pemerintahan, pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, ketenteraman dan ketertiban umum, pelayanan umum, perekonomian dan pembangunan; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang tata pemerintahan, pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, ketenteraman dan ketertiban umum, pelayanan umum, perekonomian dan pembangunan; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 27. Kelurahan mempunyai tugas pokok Kelurahan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan dan melaksanakan urusan Pemerintahan yangdilimpahkan oleh Walikota serta mempunyai tugas: a. pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan; 26

b. pemberdayaan masyarakat; c. pelayanan masyarakat; d. penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum; e. pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayananumum; dan f. pembinaan lembaga kemasyarakatan. Fungsi: a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang pemerintahan, pelayanan umum, kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan, perekonomian dan pembangunan; b. penyelenggaraan bidang pemerintahan, pelayanan umum, kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan, perekonomian dan pembangunan; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pemerintahan, pelayanan umum, kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan, perekonomian dan pembangunan; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. D. INOVASI LAKIP PEMERINTAH KOTA CIREBON 1. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kota Cirebon; 2. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 16 Tahun 2016 tentang Penyusunan Rencana Kerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, Tata Cara Riviue Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kota Cirebon 3. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 17 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksana Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kota Cirebon. 4. e-lakip 27

28

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pelaksanaan urusan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon dilaksanakan dengan memperhatikan perencanaan strategis sebagaimana yang tertuang di dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018 yang kemudian diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018 serta Peraturan Walikota Cirebon Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014-2018. Adapun Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon adalah sebagaimana tabel di bawah ini: Tabel 2. 1 Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2016 No. SASARAN STRATEGIS 1.1.1 Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan 1.2.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan 1.2.2 Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan INDIKATOR KINERJA Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bandang dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan Prestasi lomba keagamaan 6 besar tingkat provinsi TARGET 75% 85% Peringkat 7 tingkat provinsi 29

No. SASARAN STRATEGIS 1.2.3 Terwujudnya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing 2.1.1 Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional 2.1.2 Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD 2.1.3 Terwujudnya tertib administrasi perencanaan SKPD 2.1.4 Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah 2.1.5 Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan 2.1.6 Meningkatnya pertumbuhan investasi nilai 2.1.7 Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan 2.2.2 Terwujudnya sarana dan prasarana organisasi perangkat daerah yang representatif 2.3.1 Terwujudnya hubungan pemerintahan dan masyarakat yang harmonis INDIKATOR KINERJA Tidak ada kasus konflik yang bernuansa agama Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi 1.060 arsip Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan perijinan 95% Meningkatnya nilai investasi di kota Cirebon Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90% Jumlah bangunan gedung pemerintahan dalam kondisi baik Meningkatnya kepuasan terhadap pemerintahan indeks masyarakat kinerja TARGET 0 kasus 75% 4 kasus/1000 PNS WTP 100% 14/70 110 berkas 83 poin PMA (325 M) PMDN (510M) 85 poin 78% 78 poin 30

No. SASARAN STRATEGIS 2.3.3 Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten cirebon 2.2.1 Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD INDIKATOR KINERJA Seluruh titik koordinat pilar batas utama (PBU) disepakati 100% jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi, ketatalaksanaan 100% di 2018 TARGET 90% 2.3.1 Terwujudnya hubungan pemerintah dan masyarakat yang harmonis 2.3.2 Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon 2.4.1 Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah sebesar 95% Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100% Terwujudnya peraturan tentang E-Government 100% Terpenuhinya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100% 3.1.1 Terwujudnya persatuan Menurunnya kejadian dan kesatuan dalam ke- kriminalitas ras dan agama 0 Bhineka Tunggal Ika-an kasus 3.2.1 Terwujudnya Menurunnya rasio angka masyarakat yang sadar kriminalitas dibanding hukum jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik 3.4.1 Terwujudnya RW K-3 Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50% 85 poin 0 titik 92% (1 peraturan e- government) 42 sistem yang terbangun 0 kasus 20% 30 titik 30% 31

No. SASARAN STRATEGIS 3.5.1 Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan 3.6.1 Tertatanya sektor informal 3.7.1 Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana 4.1.1 Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan 4.2.1. Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat 4.2.2. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk INDIKATOR KINERJA Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan kecelakaan Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan/ dibagi jumlah PKL seluruhnya Tingkat waktu tanggap kejadian dan waktu tanggap darurat bencana Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun Rata-rata lama sekolah (13 TARGET 8 titik rawan kemacetan dan 4 titik rawan kecelakaan 52% Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari 16tahun 12 tahun tahun) BOR (%) 81,44 LOS (hari) 4,35 TOI (hari) 1,16 BTO (kali) 39,32 NDR (kematian 48 23,75 jam/1000) GDR (kematian kasar/1000) 54,67 Survei kepuasan 80% pasien/pelanggan KK ber-phbs (%) 65% Angka kematian ibu 3 orang Gizi buruk <1% Cakupan pelayanan 100% kesehatan dasar Indeks kepuasan 76,5 masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (%) Meningkatnya peserta KB 69% aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS 32

No. SASARAN STRATEGIS 4.3.1. Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi 4.4.1. Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan INDIKATOR KINERJA Meraih posisi 10 besar tingkat provinsi di tahun 2018 Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012 TARGET 40% 4.5.1. Meningkatnya indeks daya beli masyarakat 4.6.1. Menurunnya jumlah KK miskin 4.7.1. Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak 4.8.1. Tercapainya peningkatan penanganan masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 4.9.1. Terpenuhinya kesetaraan gender 5.1.1. Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan 5.1.2. Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW 6.1.1. Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat serta areal Jumlah pusaka budaya yang 76 jenis ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012) Indeks daya beli masyarakat 63,94 Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018 Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota Menurunnya kasus Jumlah peningkatan penanganan PMKS 5% pada tahun 2018 Rasio gender di atas 30% perempuan Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai akhir tahun 2018 (kumulatif) Prosentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW Luas ruang terbuka hijau publik menuju 10% pada akhir tahun 2018 409.367 orang 27,09% 59 kasus 1% (737 orang) 36% 3,6% 7,2% 9,48% 33

No. SASARAN STRATEGIS 6.1.2. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup 6.1.3. Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA 6.2.1. Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat 6.2.2. Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim 6.2.3. Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal 6.2.4. Tersedianya sistem pengelolaan air minum 6.3.1. Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten INDIKATOR KINERJA Meningkatnya kualitas dan akses informasi SDA dan LH (rata-rata outcome) Air sungai (lokasi) meningkatnya pelayanan konservasi SDA (rata-rata outcome) Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup (rata-rata outcome) Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80% Proporsi jalan dalam kondisi baik 100% Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100% Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik Cakupan pelayanan air limbah domestik Jumlah jamban dan septitank 76,45% (65.766 rumah tangga) Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80% Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 0 kasus TARGET 86,5% 60% 59,20% 76% 98,74% 96% 14 titik 96% 71,87% 76% 14 kasus 34

No. SASARAN STRATEGIS 6.4.1. Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan 6.4.2. Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni 6.4.3. Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang INDIKATOR KINERJA Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 0,46% Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum TARGET 70,09 Ha (1,84%) 17.136rumah 86% 35

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI P engukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah kota cirebon. setiap akhir tahun setiap instansi melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Hasil dari pengukuran kinerja tersebut dituangkan dalam Laporan Kinerja Pemerintah Kota Cirebon. Pengukuran kinerja dalam Laporan Kinerja Pemerintah Kota Cirebon tahun 2016 didasarkan kepada pengukuran dan evaluasi pelaksanaan atas perjanjian kinerja pemerintah kota cirebon tahun 2016 yang telah ditetapkan sebelumnya dan merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon 2013-2018 yang kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kota Cirebon nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018. Guna mempermudah interpretasi atas pencapaian indikator kinerja sasaran Pemerintah Daerah Kota Cirebon tersebut digunakan skala nilai peringkat kinerjayang mengacu pada formulir Tabel VII-C dalam Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan PemerintahNomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah sebagai berikut: 36

Tabel 3. 1 Tabel Skala Nilai Peringkat Kinerja No. Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja 1. 91 Sangat tinggi 2. 76 90 Tinggi 3. 66 75 Sedang 4. 51 65 Rendah 5. 50 Sangat rendah Ringkasan pengukuran kinerja pemerintah kota cirebon tahun 2016 selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut: 37

Tabel 3. 2 Pengukuran Capaian Kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2016 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Misi ke-1 Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat Kota Cirebon yang religius 1.1.1 Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan 1.2.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan 1.2.2. Terwujudnya prestasi kota cirebon dalam bidang keagamaan 1.2.3. Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% Rasio tempat ibadah yang memperoleh bantuan sarana dan prasarana dibandingkan dengan tempat ibadah yang mengusulkan batuan sarana dan prasarana Prestasi lomba keagamaan 6 bisa tingkat provinsi Tidak adanya kasus konflik yang bernuansa keagamaan 75% 28% 37,33% 85% 58,33% 68,62% Peringkat 7 tingkat provinsi Peringkat 19 0 0 kasus 0 kasus 100% Misi ke-2 Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur serta merevitalisasi kelembagaan yang efektif dan efisien menuju tata pemerintahan yang baik, amanah, bersih dan bebas dari KKN 38

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN 2.1.1. Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun 75% 74% 98,67% 4 kasus/1000 PNS 4 kasus/1000 PNS 100% 2.1.2. Terwujudnya tertib administrasi keuangan daerah SKPD 2.1.3. Terwujudnya tertib administrasi perencanaan SKPD 2.1.4. Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi 1060 arsip 2.1.5. Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan Indeks kepuasan masyarakat dalam perijinan 90% 2.1.6. Meningkatnya pertumbuhan nilai investasi Meningkatnya nilai investasi di kota cirebon WTP WDP 0 100% 100% 100% 14/70 42/70 33% 110 berkas 114 berkas 103,64% 85 poin 71,4 poin 86,02% PMA (325 M) PMDN (510 M) PMDN (1.357.254.21 4.039) PMA: 0 PMDN:266% 39

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN 2.1.7. Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan 2.2.2. Terwujudnya sarana dan prasaran organisasi perangkat daerah yang representatif 2.3.1. Terwujudnya hubungan pemerintahan dan masyarakat yang harmonis 2.3.2. Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten cirebon 2.4.1. Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan Jumlah bangunan gedung pemerintahan dalam kondisi baik Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Seluruh titik koordinat pilar batas utama (PBU) disepakati 100% Tersedianya peraturan tentang e-government 100% Terpenuhinya infrastruktur teknologi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100% Misi ke-3 Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban umum 3.1.1. Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka tunggal ika-an Menurunnya kejadian kriminalitas karena ras dan agama 0 kasus 85 poin 71,4 poin 84% 78% 100% 128,21% 78 poin n/a 0 titik 0 titik 100% 92% (1 peraturan e- government) 42 sistem yang terbangun n/a 28 sistem yang terbangun 66,67% 0 kasus 0 kasus 100% 40

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN 3.2.1. Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik 20% n/a 30 titik n/a 3.4.1. Terwujudnya RW K-3 Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50% 3.5.1. Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan daerah rawan kecelakaan 3.6.1. Tertatanya sektor informal Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan dibagi/jumlah PKL seluruhnya 40% 30% n/a 8 titik rawan kemacetan dan 4 titik rawan kecelakaan 52% 33,91% 65,21% 41

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN 3.7.1. Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana Tingkat waktu tanggap kejadian bencana dan waktu tanggap darurat bencana Tingkat waktu tanggap kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari Misi ke-4 Meningkatkan kualitas sumber daya kota cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat 4.1.1. Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun Tingkat waktu tanggap kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari 16 tahun Data dari BPS 100% Data dari BPS Rata-rata lama sekolah 12 tahun Data dari Data dari BPS BPS 4.2.1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat BOR (%) 81,44 70,66 86,76% LOS (hari) 4,35 4,42 101,61% TOI (hari) 1,16 1,82 156,89% BTO (hari) 39,32 58,89 149,77% 42

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN NDR (kematian 48 jam/1000) 23,75 52 218,95% GDR (kematian kasar/1000) 54,67 70 128,04% Survei kepuasan 80% - - pasien/pelanggan KK ber-phbs (%) 65% 64,97% 99,95% Angka kematian ibu 3 orang 1 orang Gizi buruk <1% 0,18 100% Cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi keluarga miskin 100% 100% 100% Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (%) 76,5 79,22 103,56% 4.2.2. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk Meningkatnya peserta KB aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS 4.3.1. Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi 4.4.1. Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan Meraih posisi 10 besar tingkat provinsi di tahun 2018 Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012 69% 66,66% 96,61% Peringkat 10 PORDA tahun 2014 Pelaksanaan 4 tahun sekali 40% 40% 100% 43

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Jumlah pusaka budaya yang 76 jenis 76 jenis 100% ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012) 4.5.1. Meningkatnya indeks daya beli masyarakat Indeks daya beli masyarakat 63,94 Data dari Data dari Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018 4.6.1. Menurunnya jumlah KK miskin Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota 4.7.1. Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak 4.8.1. Tercapainya peningkatan penanganan masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 409.367 orang BPS 831.152 orang 27,09% Data dari BPS Menurunnya kasus 59 n/a Jumlah peningkatan penanganan PMKS 5% pada tahun 2018 4.9.1. Terpenuhinya kesetaraan gender Rasio gender di atas 30% perempuan 1% (737 orang) BPS 203,03% Data dari BPS 123 orang 16,69% 36% 0 0 Misi ke-5 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan 5.1.1. Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan Persentase kenaikan nilai musrenbang yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% 3,6% n/a n/a 44

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN 5.1.2. Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW sampai akhir tahun 2018 (kumulatif) Persentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW Misi ke-6 Meningkatkan kualitas keseimbangan dan pelestarian lingkungan hidup 6.1.1. Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat serta areal 6.1.2. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup Meningkatnya luas ruang terbuka hijau publik menuju 12% Meningkatnya kualitas dan akses informasi SDA dan LH (rata-rata outcome) Air sungai (lokasi) meningkatnya pelayanan konservasi SDA (rata-rata outcome) 7,2% n/a n/a 9,48% n/a n/a 86,50% 79,5 91,91% 60% 60% 100% Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup (rata-rata outcome) Prosentase ketaatan pelaku usaha terhadap baku mutu lingkungan % (jumlah pelaku 59,2% 58,2% 98,31% 76,50% 76,36% 99,82% 45

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN 6.1.3. Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA 6.2.1. Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat usaha yang taat terhadap baku mutu lingkungan dibagi jumlah pelaku usaha yang dipantau di kali 100%) Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80% Proporsi jalan dalam kondisi baik 100% Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100% 76% n/a 98,74% 89,44% 90,58% 96% 92,52% 96,38% 6.2.2. Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir dan dampak perubahan iklim 6.2.3. Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal Berkurangnya titik rawan genangan banjir dari 18 titik menjadi 10 titik Cakupan pelayanan air limbah domestik Jumlah jamban dan septiktank 76,45% (65.766 rumah tangga) 14 titik 2 titik 14,29% 96% 100% 104,17% 71,87% 87,73 122,07% 6.2.4. Tersedianya sistem pengelolaan air minum Cakupan pelayanan air minum perpipaan 76% 0 0 46

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN 6.3.1. Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 0 kasus 6.4.1. Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 0,46% 6.4.2. Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni 14 kasus 10 kasus 70,09 Ha (1,84%) 59,6 Ha 85,03% 17.576 rumah 15.565 rumah 90,83% 6.4.3 Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum 86% 80% 93,02% 47

B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Adapun evaluasi dan analisis tingkat capaian kinerja berdasarkan sasaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon sebagaimana tertuang dalam perjanjian kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon tahun 2016 adalah sebagai berikut: Misi ke-1:mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat kota Cirebon yang religius Pencapaian misi ke-1 dapat diketahui dengan pencapaian sasaran dan indikator sebagai berikut: Sasaran Strategis ke-1 Meningkatkan Implementasi Nilai Keimanan Dan Ketakwaan Pada Aparatur Pemerintahan Pencapaian sasaran strategis ke-1, dilaksanakan dengan strategi pelaksanaan kegiatan keagamaan, pengawasan perilaku, sanksi dan pelibatan masyarakat dalam peningkatan kualitas akhlak dan moral aparatur, dengan arah kebijakan mewajibkan instansi pemerintah untuk melaksanakan kegiatan keagamaan, menyusun pedoman pemberian sanksi, operasi rutin PNS di tempattempat hiburan dan membuka kotak pengaduan masyarakat terhadap perilaku PNS. Untuk mengukur sasaran strategis ke-1 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.3. berikut di bawah ini. Tabel 3. 3 Target dan Realisasi Sasaran ke-1 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% % 75 28 Sumber: LKIP Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Cirebon Tahun 2016 37,33% (sangat rendah) 48

Berdasarkan tabel tersebut di atas pada sasaran ke-1 ini capaian indikator sasaran tersebut sangat rendah (37,33%). Berdasarkan hasil laporan kinerja badan kepegawaian, pendidikan dan pelatihan kota cirebon tahun 2016, belum semuaskpd yang ada di pemerintah daerah kota cirebon melaksanakan pengajian rutin bulanan. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: Program: Peningkatan kualitas religius aparatur, dengan kegiatan: a. Pembinaan rohani aparatur pemerintahan dan masyarakat kota cirebon. (sekretariat Daerah). b. Trainning ESQ. (Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan). c. Belajar baca, tulis dan terjemahan Al-Quran. (Kecamatan Pekalipan). d. Pembinaan rohani aparatur (Kecamatan Harjamukti). Sasaran Strategis ke-2 Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Keagamaan Pencapaian sasaran strategis ke-2, dilaksanakan dengan strategi peningkatan pemberian bantuan kepada sarana peribadatan melalui hibah dan bantuan sosial serta kegiatan keagamaan, dengan arah kebijakan meningkatkan pemahaman pengurus masjid atau RW terhadap mekanisme hibah dan bantuan sosial serta pelibatan pengurus masjid dalam kegiatan perayaan hari-hari besar keagamaan. Untuk mengukur sasaran strategis ke-2 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.4. berikut di bawah ini Tabel 3.4 Target dan Realisasi Sasaran ke-2 INDIKATOR KINERJA Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bantuan dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan seluruhnya TAHUN 2016 CAPAIAN SATUAN INDIKATOR TARGET REALISASI SASARAN % 85 58,33 66,62% (sedang) 49

Berdasarkan tabel tersebut di atas pada sasaran ke-2 ini capaian indikator sasaran berada dalam kategori sedang (66,62%). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: Program: program peningkatan kualitas sarana peribadatan, dengan kegiatan: a. Monitoring dan evaluasi bantuan sarana peribadatan. Sasaran Strategis ke-3 Terwujudnya Prestasi Kota Cirebon dalam Bidang Keagamaan Pencapaian sasaran strategis ke-3, dilaksanakan dengan strategi pembinaan kepada generasi muda dalam lomba bidang keagamaan dan pelaksanaan lomba secara berjenjang dari tingkat kelurahan hingga tingkat kota, dengan arah kebijakan pembinaan keagamaan kepada generasi muda dalam bentuk lomba dan festival keagamaan secara berjenjang dari tingkat kelurahan hingga kota. Untuk mengukur sasaran strategis ke-3 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.5. berikut di bawah ini. Tabel 3. 5 Target dan Realisasi Sasaran ke-3 INDIKATOR KINERJA SATUAN TAHUN 2015 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN TARGET REALISASI Prestasi lomba keagamaan 5 besar tingkat provinsi Peringkat 7 19 0 (sangat rendah) Berdasarkan tabel tersebut di atas pada sasaran ke-3 ini indikator sasaran tersebut tidak dapat mencapai target yang diharapkan. Berdasarkan hasil laporan kinerja Sekretariat Daerah Kota cirebon tahun 2016, Pemerintah Daerah Kota Cirebon memperoleh posisi ke-19 dalam perlombaan MTQ tingkat provinsi. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: Program: program peningkatan kualitas sarana peribadatan, dengan kegiatan: 50

a. Pelaksanaan lomba MTQ/STQ tingkat Provinsi. b. Pelaksanaan lomba MTQ/STQ tingkat Kota Cirebon. c. Pelaksanaan lomba MTQ/STQ tingkat kecamatan. d. Pembinaan LPTQ tingkat kecamatan. e. Pembinaan qori dan qoriah. f. Pelaksanaan lomba MTQ/STQ tingkat kelurahan. Sasaran Strategis ke-4 Terciptanya Suasana Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama yang Harmonis dan Saling Menghargai Terhadap Ajaran Agamanya Masingmasing Pencapaian sasaran strategis ke-4, dilaksanakan dengan strategi peningkatan frekuensi dialog forum kerukunan umat beragama, dengan arah kebijakan meningkatkan frekuensi dialog dalam rangka evaluasi kerukunan umat beragama. Untuk mengukur sasaran strategis ke-4 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.6. berikut di bawah ini. Tabel 3. 6 Target dan Realisasi Sasaran ke-4 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing Kasus 0 0 100% (baik) Pencapaian sasaran Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing berada dalam kategori sangat tinggi (100%). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 51

Program: program kerukunan umat beragama, dengan kegiatan: Peringatan harihari besar keagamaan. Misi ke-2:meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur serta merevitalisasi kelembagaan yang efektif dan efisien menuju tata pemerintahan yang baik, amanah, bersih dan bebas dari KKN Pencapaian misi ke-2 dapat diketahui dengan pencapaian sasaran dan indikator sebagai berikut: Sasaran Strategis ke-5 Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional Pencapaian sasaran strategis ke-5, dilaksanakan dengan strategi: a. Meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah daerah. b. Penerapan reward dan punisment dalam disiplin PNS. Dengan arah kebijakan: a. Meningkatkan kompetensi aparatur melalui peningkatan keahlian dan keterampilan. b. Mengembangkan sistem kesejahteraan PNS berdasarkan penilaian kinerja serta memenuhi kebutuhan aparatur baik fungsional dan non fungsional sesuai dengan standar kebutuhan. c. Melakukan pembinaan disiplin PNS secara berkala, penerapan reward dan punishment, pengawasan disiplin, dan kotak pengaduan masyarakat. Untuk mengukur sasaran strategis ke-5 terdapat 2 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.7. berikut di bawah ini. 52

Tabel 3. 7 Target dan Realisasi Sasaran ke-5 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan % 75 74 98,67% (sangat tinggi) Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun Kasus/1000 PNS 4 4 100% (sangat tinggi) Berdasarkan tabel tersebut di atas, sasaran terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional dengan 2 indikator sasaran mampu tercapai dengan baik. Pencapaian indikator rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kota Cirebon telah melaksanakan berbagai kegiatan, yaitu: 1. Pengiriman peserta pendidikan dan pelatihan kepemimpinan untuk pejabat struktural yang belum mengikuti pendidikan dan pelatihan tersebut. 2. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang bersifat teknis untuk pegawai aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon. adapun penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kota Cirebon adalah sebagai berikut: a. Diklat penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah berbasis akrual dengan menggunakan aplikasi SIMDA di kota cirebon b. Diklat manajemen barang milik daerah di kota cirebon c. Diklat teknis penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) di kota cirebon. Pencapaian indikator sasaran Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun berdasarkan data yang disampaikan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kota Cirebon, pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Cirebon selama tahun 2016 adalah 25 kasus yang diberi sanksi penjatuhan hukuman disiplin. Berdasarkan data tersebut, maka pencapaian indikator kinerja 53

Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun dengan target 4 kasus/1000 PNS tercapai dengan baik. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pendidikan kedinasan, terdiri dari kegiatan: a. Peningkatan keterampilan dan profesionalisme. b. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan 2. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, terdiri dari kegiatan: a. Peningkatan kompetensi sumber daya aparatur. b. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia/tenaga kesehatan. c. Penilaian angka kredit jabatan fungsional. d. Peningkatan kapasitas rohani aparatur. e. Sosialisasi peraturan perundang-undangan. f. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan. g. Survei indeks kepuasan masyarakat. 3. Program pembinaan dan pengembangan aparatur, terdiri dari kegiatan: a. Analisis jabatan PNS b. Seleksi penerimaan calon PNS c. Penempatan PNS d. Pembangunan/pengembangan sistem informasi kepegawaian daerah. e. Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi. f. Proses penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS. g. Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas. h. Koordinasi penyelenggaraan diklat. i. Pengembangan sistem manajemen kepegawaian. j. Pemberkasan dan penetapan mutasi kenaikan pangkat, pensiun dan inpasing fungsional umum/struktural. k. Pemberkatan dan penetapan mutasi kenaikan pangkat, pensiun dan inpasing fungsional tertentu. l. Penyusunan rencana penataan PNS. 54

Sasaran Strategis ke-6 Terwujudnya Tertib Administrasi Keuangan SKPD Pencapaian sasaran strategis ke-6, dilaksanakan dengan strategi: a. Optimalisasi pengelolaan aset daerah. b. Optimalisasi pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel. c. Optimalisasi pengawasan dan pengendalian keuangan daerah dengan arah kebijakan: a. Melakukan penataan pengelolaan aset daerah dengan peningkatan kualitas daerah dengan peningkatan kualitas kelembagaan aset, integrasi sistem, dan pemanfaatan aset daerah dengan pihak ketiga. b. Meningkatkan optimalisasi perencanaan, penganggaran, penatausahaan keuangan daerah. c. Optimalisasi sistem pengawasan intern pemerintah (SPIP). Untuk mengukur sasaran strategis ke-6 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.8. berikut di bawah ini. Tabel 3. 8 Target dan Realisasi Sasaran ke-6 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Opini WTP WDP 0 (sangat rendah) Pencapaian sasaran Terwujudnya Tertib Administrasi Keuangan SKPD berada dalam kategori sangat rendah (0%). Berdasarkan hasil evaluasi yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Daerah terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Cirebon, tahun 2015 Pemerintah Daerah Kota Cirebon masih dalam tahap Wajar Dengan pengecualian (WDP). 55

Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program optimalisasi pengelolaan aset daerah, terdiri dari kegiatan: a. Peningkatan manajemen aset/barang daerah. b. Peningkatan manajemen investasi aset daerah. c. Revaluasi/appraisal aset/barang daerah. d. Sistem integrasi aset/barang daerah. e. Pengelolaan aset/barang daerah. 2. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, terdiri dari kegiatan: a. Penyusunan analisa standar belanja. b. Penyusunan standar satuan harga. 3. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH, terdiri dari kegiatan: a. Pembinaan, koordinasi dan evaluasi staf ahli bidang hukum dan politik. b. Pembinaan, koordinasi dan evaluasi staf ahli bidang pemerintahan. c. Pembinaan, koordinatif dan evaluasi staf ahli bidang pembangunan. d. Pembinaan, koordinatif dan evaluasi staf bidang ekonomi dan keuangan. e. Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala. f. Penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah. g. Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan KDH. h. Inventarisasi temuan pengawasan. i. Tindak lanjut hasil temuan pengawasan. j. Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan k. Laporan pajak-pajak pribadi l. Sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) m. Review atas laporan pemerintah daerah n. Pengawasan bantuan keuangan kabupaten/kota (dana provinsi) 55

Sasaran Strategis ke-7 Terwujudnya tertib administrasi perencanaan SKPD Pencapaian sasaran strategis ke-7, dilaksanakan dengan strategi: a. Pelaksanaan proses perencanaan tepat waktu sesuai dengan ketentuan. b. Peningkatan kualitas dokumen perencanaan SKPD. c. Peningkatan kualitas pengendalian dan evaluasi perencanaan daerah. dengan arah kebijakan: a. Menyepakati jadwal waktu perencanaan dan penganggaran antara eksekutif dan legislatif serta mempublikasikannya. b. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan aparatur perencanaan di setiap SKPD. c. Mengoptimalkan sistem perencanaan dan pembangunan daerah. d. Membangun sistem pengendalian dan evaluasi perencanaan daerah serta mempublikasikan hasil pengendalian dan evaluasi perencanaan daerah. Untuk mengukur sasaran strategis ke-7 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.9. berikut di bawah ini. Tabel 3. 9 Target dan Realisasi Anggaran ke-7 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% % 100 100% 100% (sangat tinggi) Pencapaian sasaran Terwujudnya tertib administrasi perencanaan SKPD berada dalam kategori sangat tinggi (100%). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program perencanaan pembangunan daerah, terdiri dari kegiatan: 56

a. Penyelenggaraan musrenbang RKPD. b. Koordinasi penyusunan laporan keterangan pertanggung jawaban (LKPJ). c. Penyusunan KUA dan PPAS. d. Publikasi dokumentasi perencanaan pembangunan. e. Aksi daerah pencegahan dan pemberantasan korupsi (AD-PPK). f. Sinergitas perencanaan pembangunan daerah (dana provinsi). g. Pendampingan penyusunan perencanaan dana alokasi khusus. h. Penyusunan pelaporan rencana aksi nasional hak asasi manusia. i. Penyelenggaraan musrenbang kecamatan. 2. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan, terdiri dari kegiatan: a. Peningkatan kemampuan teknis aparat perencanaan. 3. Program Pengembangan Data/Informasi Perencanaan, terdiri dari kegiatan: a. Penyusunan sistem informasi perencanaan pembangunan daerah. b. Penyusunan informasi pembangunan daerah. 4. Program pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah, terdiri dari kegiatan: a. Koordinasi perencanaan pembangunan bidang pemerintahan. b. Koordinasi perencanaan pembangunan bidang sosial budaya. c. Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi. d. Koordinasi perencanaan pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan. e. Koordinasi perencanaan pembangunan masalah gender dan anak. f. Koordinasi dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah lingkup kota. g. Pemantauan teknis pelaksanaan dan evaluasi pemanfaatan dana alokasi khusus. h. Penyusunan pelaporan hasil pemantauan pelaksanaan tugas pembantuan. 57

Sasaran Strategis ke-8 Terwujudnya Tertib Administrasi Kearsipan Daerah Pencapaian sasaran strategis ke-8, dilaksanakan dengan strategi: a. Peningkatan jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan. b. Penyediaan arsip dalam bentuk digital. Dengan arah kebijakan: a. Melakukan pembinaan dan pemberian penghargaan kepada SKPD yang tertib administrasi. b. Menyediakan dokumen arsip secara digital. Untuk mengukur sasaran strategis ke-8 terdapat 2 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.10. berikut di bawah ini. Tabel 3. 10 Target dan Realisasi Sasaran ke-8 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi 1060 arsip SKPD 14/70 42/70 33% (sangat rendah) Berkas 100 berkas 114 berkas 103,64% (sangat tinggi) Pencapaian sasaran Terwujudnya Tertib Administrasi Kearsipan Daerah didukung oleh 2 indikator sasaran, namun berdasarkan hasil penghitungan, indikator sasaran meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan masih sangat rendah (33%) hal ini disebabkan karena administrasi kearsipan yang diterapkan oleh SKPD masih belum sesuai dengan pedoman pengelolaan kearsipan pemerintah daerah kota cirebon.adapun indikator meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi 1060 arsip dapat tercapai dengan baik dengan jumlah realisasi ada 114 berkas. 58

Sasaran Strategis ke-9 Terwujudnya Pelayanan Prima dan Perijinan Pencapaian sasaran strategis ke-9, dilaksanakan dengan strategi: a. Optimalisasi kelembagaan pelayanan perijinan yang dilaksanakan dengan mudah, murah dan cepat sesuai dengan asas dan prinsip pelayanan. b. Peningkatan iklim investasi yang kondusif. dengan arah kebijakan a. Penataan dan penguatan kelembagaan pelayanan perijinan, pembangunan sistem pelayanan perijinan online, serta penerapan insentif dan disinsentif informasi. b. Meningkatkan promosi dan kerja sama investasi. Untuk mengukur sasaran strategis ke-9 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.11. berikut di bawah ini. Tabel 3. 11 Target dan Realisasi Sasaran ke-9 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan perizinan 95% Poin 80 74,51 93,14% (sangat tinggi) Pencapaian sasaran Terwujudnya Pelayanan Prima dan Perijinan berada dalam kategori sangat tinggi (93,14%). Berdasarkan hasil survei indeks kepuasan masyarakat yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu indeks kepuasan masyarakat atas pelayanan perijinan terpadu mencapai 74,51. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program penataan dan pelayanan perijinan, dengan kegiatan: 59

a. Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan pelayanan penanaman modal b. Koordinasi pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan perijinan. c. Sosialisasi kebijakan perijinan dan penanaman modal. d. Pengembangan sistem informasi pelayanan perijinan. e. Peningkatan kualitas SDM guna peningkatan pelayanan investasi f. Penanganan pengaduan pelayanan perijinan. g. Pengukuran indeks kepuasan masyarakat. Sasaran Strategis ke-10 Meningkatnya Pertumbuhan Nilai Investasi Pencapaian sasaran strategis ke-10, dilaksanakan dengan strategi meningkatkan kebijakan perencanaan pengembangan penanaman modal, dengan arah kebijakan meningkatnya nilai investasi PMA dan PMDN. Untuk mengukur sasaran strategis ke-10 terdapat 1 indikator sasaran, sebagaimana tersaji pada tabel 3.12. berikut di bawah ini. Tabel 3. 12 Target dan Realisasi Sasaran ke-10 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Meningkatnya pertumbuhan dan nilai investasi Rp (dalam Miliar) PMA: 325 PMDN: 510 PMDN (1,357 T) 266% (sangat tinggi) Pencapaian sasaran Meningkatnya Pertumbuhan Nilai Investasi berada dalam kategori sangat tinggi (266%). Berdasarkan hasil laporankinerja Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Cirebon nilai investasi dalam negeri mencapai 1,357 triliun, sedangkan penanaman modal asing 0 karena untuk penanaman modal asing dilaksanakan oleh pemerintah pusat. 60

Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program peningkatan promosi dan kerja sama investasi, dengan kegiatan: a. Penyelenggaraan pameran investasi. 2. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi, dengan kegiatan: a. Kajian kebijakan penanaman modal. b. Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal. Sasaran Strategis ke-11 Terwujudnya Pelayanan Administrasi Kependudukan Pencapaian sasaran strategis ke-11, dilaksanakan dengan strategi: optimalisasi pengembangan pelayanan administrasi kependudukan, dengan arah kebijakan meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan. Untuk mengukur sasaran strategis ke-11 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.13. berikut di bawah ini. Tabel 3. 13 Target dan Realisasi Sasaran ke-11 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Indeks Kepuasan Masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90% Poin 80 79,83 99,79% (sangat tinggi) Pencapaian sasaran Terwujudnya Pelayanan Administrasi Kependudukan berada dalam kategori sangat tinggi (99,79%). Berdasarkan hasil survei kepuasan masyarakat yang dilakukan oleh Dinas Pencatatan Sipil Kota Cirebon terhadap penyelenggaraan urusan pencatatan sipil diperoleh indeks kepuasan masyarkaat mencapai 79,83 poin. 61

Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pendaftaran penduduk, dengan kegiatan: a. Pelayanan identifikasi dan validasi kependudukan. b. Pelayanan pindah datang penduduk. 2. Program pelayanan pencatatan sipil, dengan kegiatan: a. Penataan pelayanan kelahiran. b. Penataan pelayanan kematian. c. Penataan pelayanan perkawinan dan perceraian. 3. Program sistem informasi administrasi kependudukan, dengan kegiatan: a. Implementasi sistem administrasi kependudukan (updating dan pemeliharaan). b. Penyediaan informasi yang dapat diakses masyarakat. c. Pemutakhiran data kependudukan di masyarakat. 4. Program perencanaan kebijakan kependudukan, dengan kegiatan: a. Penyusunan buku profil kependudukan. b. Laporan perkembangan kependudukan. c. Sosialisasi kebijakan kependudukan. d. Koordinasi pelaksanaan kebijakan kependudukan. Sasaran Strategis ke-12 Terwujudnya Sarana dan Prasarana Organisasi Perangkat Daerah yang Representatif Pencapaian sasaran strategis ke-12, dilaksanakan dengan strategi pengembangan struktur organisasi dan tatalaksana yang akuntabel, dengan arah kebijakan: a. Melakukan penataan kebutuhan organisasi dan sumber daya aparatur berdasarkan prinsip good governance. b. Melakukan pengembangan dan pemeliharaan gedung pemerintah. 62

Untuk mengukur sasaran strategis ke-12 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.14. berikut di bawah ini. Tabel 3. 14 Target dan Realisasi Sasaran ke-12 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Jumlah bangunan gedung pemerintahan dalam kondisi baik % 78 100% 128,21% (sangat tinggi) Pencapaian sasaran Terwujudnya Sarana dan Prasarana Organisasi Perangkat Daerah yang Representatif berada dalam kategori sangat tinggi (128,21%). Berdasarkan hasil laporan kinerja dinas pekerjaan umum, energi dan sumber daya mineral jumlah bangunan fisik yang terpelihara mencapai 90 unit/bangunan sementara target hanya 55 unit bangunan/gedung. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program penataan bangunan dan lingkungan, dengan kegiatan: a. Penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan berbasis pemberdayaan masyarakat. b. Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang menjadi aset pemerintah. c. Pembangunan jalan, jembatan dan saluran lingkungan. d. Peningkatan pelayanan alat berat dan laboratorium. e. Publikasi pengelolaan infrastruktur perkotaan f. Dana alokasi khusus infrastruktur pemerintah daerah. g. Optimalisasi sarana dan prasarana kolam renang catherine surya (PON XIX) (dana provinsi). 63

Sasaran Strategis ke-13 Terwujudnya Hubungan Pemerintahan dan Masyarakat yang Harmonis Pencapaian sasaran strategis ke-13, dilaksanakan dengan strategi melakukan pengukuran indeks kepuasan masyarakat melalui kuesioner, dengan arah kebijakan meningkatkan pelayanan pemerintahan pada tingkat kecamatan dan kelurahan. Untuk mengukur sasaran strategis ke-13 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.15. berikut di bawah ini. Tabel 3. 15 Target dan Realisasi Sasaran ke-13 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Poin 78 n/a n/a Pencapaian sasaran Terwujudnya Hubungan Pemerintahan dan Masyarakat yang Harmonis belum dapat diketahui, Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi belum melaksanakan survei terhadap kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah kelurahan/kecamatan, dengan kegiatan: a. Lomba kelurahan tingkat kota. b. Lomba kelurahan tingkat kecamatan. c. Koordinasi, monitoring dan evaluasi administrasi kelurahan. d. Penyusunan profil kelurahan e. Musyawarah perencanaan pembangunan kelurahan. 64

Sasaran Strategis ke-14 Tercapainya Kesepakatan Penetapan Batas Daerah Dengan Kabupaten Cirebon Pencapaian sasaran strategis ke-14, dilaksanakan dengan strategi pembangunan komunikasi dalam rangka penyelesaian batas daerah dengan kabupaten cirebon, dengan arah kebijakan menyelesaikan penegasan batas daerah antara kota cirebon dan kabupaten cirebon. Untuk mengukur sasaran strategis ke-14 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.16. berikut di bawah ini. Tabel 3. 16 Target dan Realisasi Sasaran ke-14 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100% Titik 0 0 100% (sangat tinggi) Pencapaian sasaran Tercapainya Kesepakatan Penetapan Batas Daerah dengan Kabupaten Cirebon berada dalam kategori sangat tinggi (100%). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pembinaan pemerintahan, dengan kegiatan: a. Penyusunan Kebijakan, Pemantauan, dan Evaluasi serta Pembinaan Urusan Administrasi Kependudukan dan Agraria. b. Penyusunan Kebijakan, Pemantauan dan Evaluasi serta Pembinaan Urusan Harmonisasi Hubungan Antar Susunan Pemerintahan. c. Penyusunan LPPD Kota. d. Penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi serta pembinaan administrasi urusan kerjasama dan tugas pembantuan. e. Penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi serta pembinaan administrasi urusan tata pemerintahan. f. Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Publik. 65

g. Pengelolaan Pilar Batas Daerah Sasaran Strategis ke-15 Terwujudnya Penataan Sistem Manajemen dan Proses Kinerja di Lingkungan Pemerintah Kota dengan Mengoptimalkan Pemanfaatan Teknologi Informasi Pencapaian sasaran strategis ke-15, dilaksanakan dengan strategi peningkatan dan pengembangan sistem informasi yang terintegrasi, dengan arah kebijakanmengelola infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai dengan prosedur-prosedur yang ditetapkan, membangun pustaka infrastruktur teknologi informasi, membangun pusat data (data center) yang terintegrasi antar instansi, membangun sistem informasi sesuai dengan standar pengembangan dan penerapan egovernment. Untuk mengukur sasaran strategis ke-15 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.17. berikut di bawah ini. Tabel 3. 17 Target dan Realisasi Sasaran ke-15 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Tersedianya peraturanperaturan tentang e- government 100% % 92% (1 peraturan e- government) 0 0% Terpenuhinya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100% Sistem yang terbangun 42 28 66,67% (sedang) Pencapaian sasaran Terwujudnya Penataan Sistem Manajemen dan Proses Kinerja di Lingkungan Pemerintah Kota dengan Mengoptimalkan Pemanfaatan Teknologi Informasi dengan 2 indikator sasaran. Tersedianya peraturan tentang e-government sudah memiliki peraturan tentang e-government sedangkan sistem yang terbangun baru terdapat 28 sistem. 66

Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: Program pengembangan dan pengelolaan sistem informasi, dengan kegiatan: Pengkajian dan pengembangan sistem informasi. Misi ke-3: Meningkatkan Kualitas Keamanan dan Ketertiban Umum Pencapaian misi ke-3 dapat diketahui dengan pencapaian sasaran dan indikator sebagai berikut: Sasaran Strategis ke-16 Terwujudnya Persatuan dan Kesatuan Dalam Ke-Bhineka Tunggal Ika-an Pencapaian sasaran strategis ke-16, dilaksanakan dengan strategi penyediaan fasilitasi pemahaman wawasan kebangsaan, dengan arah kebijakan meningkatkan peran lembaga SKPD/kecamatan/kelurahan dalam sosialisasi wawasan kebangsaan.untuk mengukur sasaran strategis ke-16 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.18. berikut di bawah ini. Tabel 3. 18 Target dan Realisasi Sasaran ke-16 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Menurunnya kejadian kriminalitas karena ras dan agama 0 kasus Kasus 0 0 100% Pencapaian sasaran Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka Tunggal Ika-an dapat terealisasi dengan baik (100%). Sebagai kota yang heterogen yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan golongan, kota Cirebon memiliki dinamika sosial yang tinggi, namun 67

tidak pernah ada gejolak sosial dan kriminalitas yang berkaitan dengan ras dan agama. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: Program pengembangan wawasan kebangsaan, dengan kegiatan Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama. Sasaran Strategis ke-17 Terwujudnya Masyarakat yang Sadar Hukum Pencapaian sasaran strategis ke-17, dilaksanakan dengan strategi: a. peningkatan peran serta dan kemitraan masyarakat dalam keamanan dan ketertiban masyarakat. b. Peningkatan intensitas kegiatan kepemudaan. dengan arah kebijakan: a. Meningkatkan jumlah kader masyarakat sadar hukum. b. Mengintensifkan kegiatan siskamling serta memberikan reward kepada masyarakat dalam kegiatan siskamling. c. Mengintensifkan patroli dan cegah tangkal gangguan kantrantibmas. d. Pembinaan wawasan kebangsaan pemuda. e. Penyaluran minat dan bakat pemuda. Untuk mengukur sasaran strategis ke-17 terdapat 2 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.19. berikut di bawah ini. Tabel 3. 19 Target dan Realisasi Sasaran ke-17 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk % 20 Na Na 68

INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik Titik 430 Na Na Pencapaian sasaran Terwujudnya Masyarakat yang Sadar Hukum belum dapat terukur karena data masih dalam proses penghitungan. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan, dengan kegiatan: a. Pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat. 2. Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal, dengan kegiatan: a. Peningkatan kerja sama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan. b. Peningkatan kerja sama keamanan dengan instansi vertikal di lingkungan pemerintah kota. 3. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan, dengan kegiatan: a. Pengendalian kebisingan dan gangguan dari kegiatan masyarakat. b. Pengendalian keamanan lingkungan. c. Pengadaan personil bantuan polisi pamong praja. 4. Program peningkatan peran serta kepemudaan, dengan kegiatan: a. Pembinaan organisasi kepemudaan. b. Pekan temu wicara organisasi kepemudaan. 5. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda, dengan kegiatan: a. Pelatihan kewirausahaan bagi pemuda. 69

Sasaran Strategis ke-18 Terwujudnya RW K-3 Pencapaian sasaran strategis ke-18, dilaksanakan dengan strategi penilaian K-3 tingkat RW, dengan arah kebijakan meningkatkan peran lembaga kelurahan dalam bermitra dengan masyarakat. Untuk mengukur sasaran strategis ke-18 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.20. berikut di bawah ini. Tabel 3. 20 Target dan Realisasi Sasaran ke-18 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI % REALISASI ANGGARAN Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50% % 20 Na Na Pencapaian sasaran Terwujudnya RW K-3 belum dapat terukur karena masih dalam proses perhitungan. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program RW bersih, dengan kegiatan: a. Lomba RW zero waste tingkat kecamatan. b. Lomba RW zero waste tingkat kelurahan. c. Lomba kebersihan, ketertiban, dan keindahan (K3) tingkat kecamatan. d. Lomba kebersihan, ketertiban, dan keindahan (K3) tingkat kelurahan. Sasaran Strategis ke-19 Menurunnya Titik Rawan Kemacetan dan Kecelakaan Pencapaian sasaran strategis ke-19, dilaksanakan dengan strategi: a. Optimalisasi rekayasa, sosialisasi dan pengendalian lalu lintas dalam rangka mengurai titik rawan kemacetan dan kecelakaan. b. Mengoptimalkan standar keselamatan lalu lintas. c. Peningkatan keselamatan pelayaran. 70

d. Menata sistem perparkiran yang sudah ada serta menyediakan fasilitas parkir pada lokasi terpilih. dengan arah kebijakan: a. Menerapkan standar pengujian kendaraan bermotor. b. Meningkatkan keselamatan pelayaran. c. Penerapan/perubahan geometris sistem parkir, penerapan sistem perparkiran terpadu, parkir di luar badan jalan (off set) serta menyediakan taman parkir di pusat-pusat kegiatan dan melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam rangka penyediaan fasilitas gedung parkir. Untuk mengukur sasaran strategis ke-19 terdapat 2 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.21. berikut di bawah ini. Tabel 3. 21 Target dan Realisasi Sasaran ke-19 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan daerah rawan kecelakaan Titik rawan kemacetan dan titik rawan kecelakaan 8 titik rawan kemacetan dan 4 titik rawan kecelakaan 8 titik rawan kemacetan dan 4 titik rawan kecelakaan 100% Pencapaian sasaran Menurunnya Titik Rawan Kemacetan dan Kecelakaan dapat tercapai dengan sanga tinggi (100%). Kondisi kota cirebon sebagai kota metropolis merupakan kota tumpuan bagi kabupaten maupun kota di wilayah 3 jawa barat, saat ini dengan perkembangan sarana jalan dan transportasi yang semakin baik, mengakibatkan kota cirebon menjadi salah satu daerah yang cukup padat dalam bidang transportasi. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas, dengan kegiatan: a. Perbaikan lampu isyarat pengatur lalu lintas (trafficlight). b. Penataan dan pembangunan PJU. c. Pemeliharaan PJU. 71

d. Peningkatan fungsi pengawasan dan pengendalian obstacle pada KKOP. e. Pengendalian disiplin pengoperasian angkutan umum di jalan raya. f. Koordinasi dalam peningkatan pelayanan angkutan. g. Kajian manajemen rekayasa lalu lintas. 2. Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas perhubungan, dengan kegiatan: a. Rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat pengujian kendaraan bermotor. 3. Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor, dengan kegiatan: 4. Program peningkatan sarana dan prasarana keselamatan pelayaran, dengan kegiatan: a. Pengawasan keselamatan pelayaran 5. Program peningkatan pelayanan parkir, dengan kegiatan: a. Peningkatan pelayanan unit pelayanan teknis perparkiran. b. Pengkajian pengembangan potensi daerah di bidang perparkiran. c. Penertiban dan pembinaan perparkiran. Sasaran Strategis ke-20 Tertatanya Sektor Informal Pencapaian sasaran strategis ke-20, dilaksanakan dengan strategi identifikasi, pembinaan dan pendampingan usaha bagi PKL serta penyediaan ruang bagi PKL, dengan arah kebijakan melakukan pendataan dan pendaftaran PKL serta pemberdayaan PKL melalui bimbingan teknis, fasilitasi akses permodalan, penguatan kelembagaan, peningkatan jaringan dan promosi pemasaran serta penyediaan ruang bagi PKL. Untuk mengukur sasaran strategis ke-20 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.22. berikut di bawah ini. 72

Tabel 3. 22 Target dan Realisasi Sasaran ke-20 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan dibagi/jumlah PKL seluruhnya % 52% 33,91% 65,21% Pencapaian sasaran Tertatanya Sektor Informal masih tergolong sedang (65,21%). Kota cirebon merupakan kota perdagangan dan jasa yang mengandalkan sektor perdagangan dan jasa. Sebagai daerah pusat ekonomi di wilayah 3 Kota Cirebon menghadapi persoalan pedagang kaki lima yang sangat pelik, hampir di semua ruas jalan protokol terdapat pedagang kaki lima, yang mengakibatkan keindahan dan ketertiban kota menjadi berkurang. Pemerintah daerah Kota Cirebon melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM melakukan berbagai upaya untuk membina serta menertibkan para pedagang kaki lima yang ada. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: Program penataan pedagang kaki lima, dengan kegiatan: Penetapan lokasi pedagang kaki lima. Sasaran Strategis ke-21 Meningkatnya Daya Tanggap Terhadap Bencana Pencapaian sasaran strategis ke-21, dilaksanakan dengan strategi: a. Penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan banjir. b. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dan masyarakat terhadap tanggap darurat bencana. dengan arah kebijakan: 73

a. Menyediakan sarana dan prasarana penanggulangan bencana di lokasi rawan bencana. b. Memberikan bimbingan teknis tanggap darurat bencana di tingkat kelurahan dan kecamatan. Untuk mengukur sasaran strategis ke-21 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.23. berikut di bawah ini. Tabel 3. 23 Target dan Realisasi Sasaran ke-21 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Tingkat waktu tanggap kejadian bencana dan waktu tanggap darurat bencana Tingkat waktu Tingkat waktu tanggap kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari Tingkat waktu tanggap kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari 100% Pencapaian sasaran Meningkatnya Daya Tanggap Terhadap Bencana berdasarkan hasil perhitungan indikator sudah mencapai kategori sangat tinggi (100%). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program peningkatan kapasitas petugas pemadam kebakaran. 2. Program penanggulangan korban bencana, dengan kegiatan: a. Penyusunan rencana penanggulangan bencana. b. Penyusunan prosedur tetap penanggulangan bencana. c. Pemetaan daerah rawan bencana. 3. Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran, dengan kegiatan: a. Pengadaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran. b. Peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran. 74

c. Penyusunan rencana induk sistem proteksi bahaya kebakaran. Misi ke-4: Meningkatkan kualitas sumber daya kota cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial untuk kesejahteraan Masyarakat Pencapaian misi ke-4 dapat diketahui dengan pencapaian sasaran dan indikator sebagai berikut: Sasaran Strategis ke-22 Terbukanya Kesempatan yang Luas Bagi Masyarakat untuk Mengenyam Pendidikan Pencapaian sasaran strategis ke-22, dilaksanakan dengan strategi: a. Pemberian kesempatan kepada usia sekolah mengikuti pendidikan sesuai jenjangnya. b. Peningkatan mutu tenaga pendidik. c. Pengembangan pendidikan non formal dan informal. dengan arah kebijakan: a. Meningkatnya penyelenggaraan pendidikan 12 tahun melalui BOP, penyediaan buku mata pelajaran dan LKS serta sarana dan prasarana pendidikan dan beasiswa bagi siswa berprestasi. b. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan luar sekolah. c. Meningkatkan mutu penyelenggaraan guru dan tenaga kependidikan dasar dan menengah. d. Mengembangkan kawasan percontohan pendidikan non formal dan informal tingkat RW e. Mengembangkan kawasan percontohan perpustakaan ke tingkat RW dan kelurahan. Untuk mengukur sasaran strategis ke-22 terdapat 2 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.24. berikut di bawah ini. 75

Tabel 3. 24 Target dan Realisasi Sasaran ke-22 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun Tahun 16 tahun Data belum keluar dari BPS Data belum keluar dari BPS Rata-rata lama sekolah (13 tahun) Tahun 12 tahun Data belum keluar dari BPS Data belum keluar dari BPS Pencapaian sasaran Terbukanya Kesempatan yang Luas Bagi Masyarakat untuk Mengenyam Pendidikan masih dalam proses perhitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program manajemen pelayanan pendidikan, dengan kegiatan: a. Penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan. b. Penyelenggaraan pelatihan, seminar dan lokakarya serta diskusi ilmiah tentang berbagai isu pendidikan. c. Pelaksanaan ujian nasional. d. Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) online. e. Pembinaan sekolah UKS. 2. Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, dengan kegiatan: a. Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah tingkat SD. b. Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa. c. Monitoring dan evaluasi UPTD pendidikan. d. Pembangunan tempat ibadah (dana provinsi). e. Penyelenggaraan pelayanan pendidikan UPTD. f. Penyediaan meubeulair sekolah dasar (dana provinsi). g. Penyediaan BOS sekolah SMP. h. Pembangunan/penambahan bangunan penunjang sekolah tingkat SD dan SMP. 76

i. Rehabilitasi sedang/berat bangunan penunjang sekolah tingkat SD dan SMP j. Pengadaan perlengkapan sekolah SD dan SMP k. Pengadaan buku raport, buku pelajaran dan buku perpustakaan SD dan SMP. 3. Program pendidikan menengah, dengan kegiatan: a. Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah tingkat SMA/SMK. b. Pelatihan kompetensi tenaga pendidik. c. Penyelenggaraan paket C. d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan. e. Pembinaan bakat, minat dan kreatifitas siswa SMA. f. Penyediaan BOS SMA. g. Penilaian kompetensi jabatan fungsional. h. Pembangunan/penambahan bangunan sekolah tingkat SMA/SMK. i. Rehabilitasi sedang/berat bangunan penunjang sekolah tingkat SMA/SMK. j. Pengadaan perlengkapan sekolah SMA/SMK. k. Pengadaan buku raport, buku pelajaran dan buku perpustakaan SMA/SMK. 4. Penyediaan pendidikan non formal, dengan kegiatan: a. Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan. b. Pengembangan pendidikan keaksaraan. c. Pengembangan kurikulum, dan model perubahan ajar dan model pembelajaran. d. Penyelenggaraan pelayanan sanggar kegiatan belajar (SKB). 5. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, dengan kegiatan: a. Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. b. Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi. c. Monitoring, evaluasi dan pelaporan. 6. Program pendidikan usia dini, dengan kegiatan: a. Pelatihan kompetensi tenaga pendidik. b. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. c. Penyelenggaraan koordinasi dan kerja sama pendidikan anak usia dini. 77

Sasaran Strategis ke-23 Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Pencapaian sasaran strategis ke-23, dilaksanakan dengan strategi: a. Pemberdayaan masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. b. Peningkatan status gizi masyarakat. c. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas. d. Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas. Dengan arah kebijakan yaitu: a. Mengembangkan kawasan percontohan perilaku hidup bersih dan sehat di semua tatanan kehidupan (rukun warga, sekolah, perkantoran, tempattempat umum). b. Meningkatkan perilaku hidup bersih sehat di masyarakat. c. Meningkatkan penanganan pemantauan kasus balita gizi buruk. d. Menyediakan jaminan pelayanan kesehatan dasar bagi seluruh warga kota cirebon. e. Meningkatkan pelayanan kesehatan lanjutan. f. Menyediakan biaya operasional pelayanan kesehatan rujukan. g. Mempertahankan RSUD gunung jati sebagai RS pendidikan utama. Untuk mengukur sasaran strategis ke-23 terdapat 2 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.25. berikut di bawah ini. Tabel 3. 25 Target dan Realisasi Sasaran ke-23 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN BOR % 81,44 70,66 86,76% LOS (hari) 4,35 4,42 101,61% TOI (hari) 1,16 1,82 156,89% BTO (hari) 39,32 58,89 149,77% 78

NDR (kematian 48 jam/1000) 23,75 52 218,95% GDR Survei kepuasan pasien/pelanggan (kematian kasar/1000) 54,67 70 128,04% poin 80% - - KK ber-phbs (%) % 65% 64,97% 99,95% Angka kematian ibu Orang 3 orang 1 orang 100% Gizi buruk % <1% 0,18 100% Cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi keluarga miskin Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (%) % 100% 100% 100% poin 76,5 79,22 103,56% Pencapaian sasaran Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat dapat terealisasi dengan sangat tinggi (rata-rata mencapai 100% lebih). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, dengan kegiatan: a. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat. b. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat. c. Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan. 2. Program perbaikan gizi masyarakat, dengan kegiatan: a. Pemberian tambahan makanan dan vitamin. b. Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat mikro lainnya. 3. Program upaya kesehatan masyarakat, dengan kegiatan: a. Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. b. Pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan. c. Peningkatan pelayanan puskesmas, laboratorium dan kesehatan khusus. d. Penyelenggaraan penyehatan lingkungan. e. Peningkatan kota siaga. 79

f. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan g. Rumah sakit berbasis masyarakat (RSBM). h. Peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan. i. Penguatan jejaring tim siaga bencana dan kegawatdaruratan. j. Penatalaksanaan pelayanan kesehatan rujukan. k. Pelayanan kesehatan emergency. l. Pembinaan, pengembangan, pembiayaan dan jaminan pemeliharaan kesehatan. m. Penunjang penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional (JKN) pada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). n. Pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular. o. Manajemen bantuan operasional kesehatan. (DAK non fisik) p. Penyediaan bantuan operasional kesehatan puskesmas. (DAK non fisik). 4. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, dengan kegiatan: a. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk. b. Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging. c. Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah. d. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular. e. Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik. f. Peningkatan survellance epidemiologi dan penanggulangan wabah. g. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (IDE) pencegahan dan pemberantasan penyakit. h. Pencegahan dan pemberantasan HIV/AIDS. 5. Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak, dengan kegiatan: a. Jaminan persalinan (jampersal) (DAK non fisik) 6. Program pelayanan kesehatan lanjutan, dengan kegiatan: a. Pengadaan sarana prasarana pelayanan medis, keperawatan dan penunjang medis. b. Peningkatan sarana dan prasarana RSUD gunung jati kota cirebon (dana provinsi). 7. Program peningkatan akses pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin, dengan kegiatan: 80

8. Program peningkatan mutu RSUD gunung jati sebagai rumah sakit pendidikan, dengan kegiatan: a. Akreditasi rumah sakit (DAK non fisik) Sasaran Strategis ke-24 Terkendalinya Laju Pertumbuhan Penduduk Pencapaian sasaran strategis ke-24, dilaksanakan dengan strategi pengendalian kelahiran, dengan arah kebijakan yaitu mengendalikan kelahiran dan pendewasaan perkawinan. Untuk mengukur sasaran strategis ke-24 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.26. berikut di bawah ini. Tabel 3. 26 Target dan Realisasi Sasaran ke-24 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015 Meningkatnya peserta KB aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS % 69% 66,66 96,61 Pencapaian sasaran Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk dapat terealisasi sangat tinggi (96,61%) Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program keluarga berencana, dengan kegiatan: a. Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin. b. Pelayanan KIE (komunikasi, informasi, edukasi) c. Pembinaan keluarga berencana. 81

Pencapaian sasaran strategis ke-25, dilaksanakan dengan strategi: a. Pembinaan atlet berprestasi. b. Pengembangan fasilitas sarana dan prasarana olah raga. dengan arah kebijakan yaitu: Sasaran Strategis ke-25 Terwujudnya Prestasi Olah Raga di Tingkat Provinsi a. Melakukan pembinaan atlet berprestasi melalui pembibitan sejak dini dan pemberian penghargaan. b. Mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana olah raga. Untuk mengukur sasaran strategis ke-25 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.27. berikut di bawah ini. Tabel 3. 27 Target dan Realisasi Sasaran ke-25 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Meraih posisi 5 besar tingkat provinsi di tahun 2018 Peringkat 11 besar tingkat provinsi Tidak melaksanakan Tahun 2016 tidak mendapat peringkat Pencapaian sasaran Terwujudnya Prestasi Olah Raga di Tingkat Provinsi berdasarkan hasil Pekan Olah Raga Daerah yang dilaksanakan pada tahun 2014, kota cirebon sudah mencapai posisi ke-10 untuk tingkat provinsi jawa barat. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pembinaan dan pemasyarakatan olah raga, dengan kegiatan: a. Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat. b. Pembinaan cabang olah raga prestasi di tingkat daerah. c. Penyelenggaraan pekan olah raga nasional. d. Pekan olah raga pemerintah daerah tingkat jabar. e. Pekan olah raga dan seni antar daerah. f. Pekan olah raga dan seni antar pondok pesantren. 82

g. Pembinaan olah raga yang berkembang di masyarakat. h. Pengembangan olah raga rekreasi. i. Penyelenggaraan kompetisi olah raga. 2. Program peningkatan sarana dan prasarana olah raga, dengan kegiatan: a. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olah raga. Sasaran Strategis ke-26 Meningkatnya Jumlah Pusaka Budaya yang Dilestarikan Pencapaian sasaran strategis ke-26, dilaksanakan dengan strategi: a. Penetapan kalender budaya. b. Penataan bangunan cagar budaya serta revitalisasi pusaka cagar budaya. dengan arah kebijakan yaitu: a. Melakukan pembinaan aktivitas sanggar seni serta meningkatkan event pagelaran budaya khas cirebon dan menjadikan kota cirebon sebagai pusat event budaya khas cirebon se-wilayah cirebon. b. Melakukan penataan/revitalisasi bangunan cagar budaya, pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian pusaka cagar budaya, dan kerja sama dengan pemilik cagar budaya dalam upaya pelestarian. Untuk mengukur sasaran strategis ke-26 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.28. berikut di bawah ini. Tabel 3. 28 Target dan Realisasi Sasaran ke-26 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012 Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012) % 40 40 100% Jenis 76 76 100% 83

Pencapaian sasaran Meningkatnya Jumlah Pusaka Budaya yang Dilestarikan dapat terealisasi dengan sangat tinggi (100%) Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: a. Program pengelolaan keragaman budaya, dengan kegiatan: a. Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah. b. Penyelenggaraan festival budaya daerah. b. Program pengembangan kerja sama pengelolaan kekayaan budaya, dengan kegiatan: a. Membangun kemitraan pengelolaan kebudayaan. c. Program pengelolaan kekayaan budaya, dengan kegiatan: a. Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air. b. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya. Sasaran Strategis ke-27 Meningkatnya Indeks Daya Beli Masyarakat Pencapaian sasaran strategis ke-27, dilaksanakan dengan strategi: a. Peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan TRIBINA (manusia, usaha dan lingkungan). b. Peningkatan kualitas keterampilan tenaga kerja. c. Peningkatan keterampilan penempatan dan perlindungan tenaga kerja. d. Peningkatan sistem distribusi, stabilisasi dan cadangan pangan. Arah kebijakannya yaitu: a. Meningkatkan pembinaan teknis dan manajemen terhadap koperasi dan UMKM. b. Meningkatkan fasilitasi permodalan antara UMKM/koperasi dengan lembaga keuangan. c. Meningkatkan kompetensi BLK. d. Melaksanakan pelatihan keterampilan kerja yang berorientasi pada penempatan langsung. 84

e. Meningkatkan perlindungan tenaga kerja. f. Meningkatkan pencari kerja yang ditempatkan. g. Mengembangkan sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan. h. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mengoptimalkan sumber daya yang dikuasainya untuk mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. i. Mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat secara sinergi dan partisipatif. Untuk mengukur sasaran strategis ke-27 terdapat 2 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.29. berikut di bawah ini. Tabel 3. 29 Target dan Realisasi Sasaran ke-27 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Indeks daya beli masyarakat Indeks 63,94 Data dari BPS Data dari BPS Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018 Orang 391.567 686.121 175,22% Pencapaian sasaran Meningkatnya Indeks Daya Beli Masyarakat dengan 2 indikator sasaran yaitu indeks daya beli masyarakat belum memiliki data karena masih proses perhitungan oleh BPS, sementara meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara mampu terlampaui dengan sangat tinggi (175,22%) Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah, dengan kegiatan: a. Penyelenggaraan promosi produk usaha mikro kecil menengah. 2. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah, dengan kegiatan: a. Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan. 85

3. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi, dengan kegiatan: a. Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi. b. Pembinaan dan pengawasan koperasi simpan pinjam. 4. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, dengan kegiatan: a. Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja. b. Pemagangan tenaga kerja. 5. Program pelayanan penempatan tenaga kerja, dengan kegiatan: a. Penyebarluasan informasi bursa kerja. 6. Program peningkatan ketahanan pangan, dengan kegiatan: a. Penanganan daerah rawan pangan. b. Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan. c. Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan perberasan. d. Pengembangan cadangan pangan daerah. e. Koordinasi kebijakan perberasan. f. Monitoring, evaluasi dan pelaporan. g. Pemantauan dan analisis akses pangan. h. Pemantapan koordinasi dewan ketahanan pangan. 7. Program pengembangan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, dengan kegiatan: a. Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan. b. Pengembangan diversifikasi pangan. c. Peningkatan mutu dan keamanan pangan. 8. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan, peternakan dan perikanan, dengan kegiatan: a. Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah. b. Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan tepat guna. 9. Program rehabilitasi hutan dan lahan, dengan kegiatan: a. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan. 86

10. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan dengan kegiatan: a. Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan. b. Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan c. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian d. Biaya Operasional Penyuluh (Dana Provinsi) 11. Program peningkatan produksi peternakan, dengan kegiatan: a. Pembibitan dan perawatan ternak b. Penelitian dan pengembangan hasil produksi peternakan c. Pengembangan Pelayanan Rumah Potong Hewan d. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna 12. Program peningkatan produksi perikanan tangkap, dengan kegiatan: a. Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan 13. Program peningkatan produksi perikanan budidaya, dengan kegiatan: a. Pengembangan Bibit Ikan Unggul b. Pembinaan dan Pengembangan Perikanan c. Temu Teknologi Penyuluhan Perikanan d. Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Perikanan. Sasaran Strategis ke-28 Menurunnya Jumlah KK Miskin Pencapaian sasaran strategis ke-28, dilaksanakan dengan strategi: a. Peningkatan ketepatan sasaran program penanggulangan kemiskinan. b. Peningkatan akses pelayanan dasar bagi keluarga miskin. c. Pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. dengan arah kebijakan yaitu: a. Menyediakan satu data keluarga miskin. b. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap program-program penanggulangan kemiskinan. c. Menyediakan akses pelayanan pendidikan berupa beasiswa rawan DO. 87

d. Memberikan akses pendampingan pelayanan kesehatan rujukan. e. Menyediakan akses pelayanan air bersih, sanitasi dan listrik bagi keluarga miskin. f. Menyediakan perbaikan rumah tidak layak huni dengan program bedah rumah. g. Menyediakan akses pelayanan gizi masyarakat. h. Melaksanakan pelatihan, pembentukan kelembagaan ekonomi berbasis RW dan pendampingan usaha ekonomi keluarga miskin. Untuk mengukur sasaran strategis ke-28 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.30. berikut di bawah ini. Tabel 3. 30 Target dan Realisasi Sasaran ke-28 TAHUN 2015 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI INDIKATOR SASARAN Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota % 29,12 Data belum ada Data belum ada Pencapaian sasaran Menurunnya Jumlah KK Miskin belum dapat diketahui karena masih dalam proses perhitungan oleh Badan Pusat Statistik. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: a. Program satu data keluarga miskin. b. Program pengendalian dan pengawasan penanggulangan kemiskinan, dengan kegiatan: a. Koordinasi penanggulangan kemiskinan kota. c. Program peningkatan akses pendidikan bagi keluarga miskin. d. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin, dengan kegiatan: a. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di luar kuota JAMKESMAS (dana provinsi). b. Jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (PBI) provinsi jawa barat (dana provinsi). c. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya. 88

e. Program peningkatan akses pelayanan air bersih, sanitasi dan listrik bagi keluarga miskin. f. Program penataan kawasan perumahan keluarga miskin. g. Program perbaikan gizi masyarakat, sudah dialihkan. h. Program pembentukan lembaga ekonomi mikro berbasis RW untuk keluarga miskin, dalam tahap evaluasi sehingga tidak dilaksanakan. Sasaran Strategis ke-29 Menurunnya Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Pencapaian sasaran strategis ke-29, dilaksanakan dengan strategi peningkatan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak, dengan arah kebijakan yaitu: a. Mengoptimalkan fungsi pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak. b. Mengembangkan kawasan-kawasan percontohan rukun warga layak anak. Untuk mengukur sasaran strategis ke-29 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.31. berikut di bawah ini. Tabel 3. 31 Target dan Realisasi Sasaran ke-29 TAHUN 2016 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI INDIKATOR SASARAN Jumlah kasus Kasus 59 59 100% Pencapaian sasaran Menurunnya Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dapat tercapai dengan sangat tinggi (100%) Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, dengan kegiatan: 89

a. Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak. b. Pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (P2TP2A). 2. Program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dengan kegiatan: a. Peningkatan peran wanita menuju keluarga sehat sejahtera (P2WKSS). Sasaran Strategis ke-30 Tercapainya peningkatan penanganan masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Pencapaian sasaran strategis ke-30, dilaksanakan dengan strategi penanganan PMKS, dengan arah kebijakan yaitu mengoptimalkan fungsi lembaga kesejahteraan sosial. Untuk mengukur sasaran strategis ke-30 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.32. berikut di bawah ini. Tabel 3. 32 Target dan Realisasi Sasaran ke-30 TAHUN 2016 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI INDIKATOR SASARAN Jumlah peningkatan penanganan PMKS 5% pada tahun 2018 Orang 737 orang 123 orang 16,69% Pencapaian sasaran Tercapainya peningkatan penanganan masalah kesejahteraan sosial (PMKS) berdasarkan capaian indikator tercapai dengan sangat rendah (16,69%). Berdasarkan data Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi diperoleh data jumlah PMKS yang ditangani mencapai 123 orang. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: a. Program penguatan jejaring kemitraan dalam rangka penanganan PMKS. b. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, dengan kegiatan: a. Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak. 90

b. Peningkatan kualitas pelayanan, sarana, dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS. c. Program keluarga harapan d. Jaminan sosial bagi anak terlantar dan PMKS terlantar. e. Pengembangan dan pemberdayaan kesejahteraan sosial. Sasaran Strategis ke-31 Terpenuhinya Kesetaraan Gender Pencapaian sasaran strategis ke-31, dilaksanakan dengan strategi penyajian data terpilah, dengan arah kebijakan yaitumeningkatkan peran dan keterwakilan gender di setiap kegiatan pembangunan. Untuk mengukur sasaran strategis ke-31 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.33. berikut di bawah ini. Tabel 3. 33 Target dan Realisasi Sasaran ke-31 TAHUN 2016 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI INDIKATOR SASARAN Rasio gender diatas 30% perempuan % 36 0 0 Pencapaian sasaran Terpenuhinya kesetaraan gender belum tidak dapat terlaksana, karena berdasarkan laporan kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, tidak dilaksanakan. Misi ke-5: Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Dalam Pembangunan Pencapaian misi ke-5 dapat diketahui dengan pencapaian sasaran dan indikator sebagai berikut: 91

Sasaran Strategis ke-32 Meningkatnya Proporsi Pembiayaan Pembangunan yang Berasal dari Musrenbang Kecamatan Pencapaian sasaran strategis ke-32, dilaksanakan dengan strategi peningkatan kualitas hasil musrenbang kecamatan, dengan arah kebijakan yaitumembentuk fasilitator musrenbang untuk kelurahan dalam rangka meningkatkan kualitas pengawasan dan pengendalian hasil musrenbang. Untuk mengukur sasaran strategis ke-32 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.34. berikut di bawah ini. Tabel 3. 34 Target dan Realisasi Sasaran ke-32 TAHUN 2016 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI INDIKATOR SASARAN Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai akhir tahun 2018 (kumulatif) % 3,6 n/a n/a Pencapaian sasaran Meningkatnya Proporsi Pembiayaan Pembangunan yang Berasal dari Musrenbang Kecamatan belum memiliki data, karena masih dalam perhitungan. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program peningkatan keberdayaan masyarakat kelurahan, dengan kegiatan: a. Pemasyarakatan dan pemanfaatan TTG. b. Pelatihan keterampilan usaha. c. Pembinaan posyandu tingkat kota. d. Pembinaan posyandu tingkat kecamatan. e. Pembinaan posyandu tingkat kelurahan. 2. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun kelurahan, dengan kegiatan: 92

a. Bulan bhakti gotong royong masyarakat. b. Bhakti TNI pola manunggal satatasariksa. c. Koordinasi, monitoring dan evaluasi bantuan RW. d. Peningkatan peran masyarakat melalui bhaktisiliwangi manunggal satatasariksa (BSMSS) (dana provinsi) e. Pelaksanaan bulan bhakti gotong royong masyarakat (BBGRM) (dana provinsi). f. Pembangunan kampung percontohan RW Ramah. Sasaran Strategis ke-33 Meningkatnya Nilai Swadaya Masyarakat Dalam Stimulan/ Bantuan RW Pencapaian sasaran strategis ke-33, dilaksanakan dengan strategi memberikan rewardterhadap partisipasi masyarakat, dengan arah kebijakan yaitumelaksanakan kompetisi partisipasi masyarakat khususnya bantuan RW. Untuk mengukur sasaran strategis ke-33 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.35. berikut di bawah ini. Tabel 3. 35 Target dan Realisasi Sasaran ke-33 INDIKATOR KINERJA SATUAN TAHUN 2016 % TARGET REALISASI REALISASI ANGGARAN Prosentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW % 7,2 n/a n/a Pencapaian sasaran Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan belum terdapat data karena masih dalam perhitungan. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 93

1. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun kelurahan, dengan kegiatan: a. Bulan bhakti gotong royong masyarakat. b. Bhakti TNI pola manunggal satatasariksa. c. Koordinasi, monitoring dan evaluasi bantuan RW. d. Peningkatan peran masyarakat melalui Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) (dana provinsi) e. Pelaksanaan bulan bhakti gotong royong masyarakat (BBGRM) (dana provinsi). f. Pembangunan kampung percontohan RW Ramah. Misi ke-6: Meningkatkan kualitas keseimbangan dan pelestarian lingkungan hidup. Pencapaian misi ke-6 dapat diketahui dengan pencapaian sasaran dan indikator sebagai berikut: Sasaran Strategis ke-34 Meningkatnya Luasan dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau Publik dan Privat serta Areal Pemakaman Pencapaian sasaran strategis ke-34, dilaksanakan dengan strategi peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan arah kebijakan yaitumenambah RTH publik melalui pembebasan lahan baru atau memanfaatkan aset milik pemerintah, optimalisasi area sempadan jalan, sungai dan laut serta ruang terbuka lainnya melalui penanaman pohon sebagai peneduh dan penguatan kelembagaan yang menangani aset fasos/fasum dalam rangka peningkatan RTH. Untuk mengukur sasaran strategis ke-34 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.36. berikut di bawah ini. 94

Tabel 3. 36 Target dan Realisasi Sasaran ke-34 TAHUN 2016 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI INDIKATOR KINERJA Meningkatnya luas ruang terbuka hijau publik menuju 12% % 9,48 n/a n/a Pencapaian sasaran Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat belum memiliki data karena masih dalam perhitungan. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pengelolaan ruang terbuka hijau, dengan kegiatan: a. Pembangunan dan pemeliharaan taman, dekorasi dan keindahan kota. b. Pembangunan dan pemeliharaan tanaman penghijauan/pelindung dan hutan kota. 2. Program pembebasan lahan untuk fasilitas umum, dengan kegiatan: a. Pembebasan lahan. Sasaran Strategis ke-35 Terjaganya Kelestarian Fungsi Lingkungan Hidup Pencapaian sasaran strategis ke-35, dilaksanakan dengan strategi peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan arah kebijakan yaitu menambah RTH publik melalui pembebasan lahan baru atau memanfaatkan aset milik pemerintah, optimalisasi area sempadan jalan, sungai dan laut serta ruang terbuka lainnya melalui penanaman pohon sebagai peneduh dan penguatan kelembagaan yang menangani aset fasos/fasum dalam rangka peningkatan RTH. Untuk mengukur sasaran strategis ke-35 terdapat 3 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.37. berikut di bawah ini. 95

Tabel 3. 37 Target dan Realisasi Sasaran ke-35 INDIKATOR KINERJA SATUAN TAHUN 2016 % TARGET REALISASI REALISASI ANGGARAN Meningkatnya kualitas dan akses informasi SDA dan LH (rata-rata outcome) Air sungai (lokasi) meningkatnya pelayanan konservasi SDA (rata-rata outcome) Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup (rata-rata outcome) Prosentase ketaatan pelaku usaha terhadap baku mutu lingkungan % (jumlah pelaku usaha yang taat terhadap baku mutu lingkungan dibagi jumlah pelaku usaha yang dipantau di kali 100%) % 86,50 79,5 91,91% % 60 60 100% % 59,2 58,2 98,31% % 76,50 76,36 99,82% Pencapaian sasaran Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup dengan 4 indikator sasaran rata-rata dapat terealisasi dengan sangat tinggi. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, dengan kegiatan: a. Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup. b. Pengendalian B3 dan limbah B3. c. Pengujian emisi/polusi akibat aktivitas industri. d. Pengujian kadar limbah cair. e. Penegakan hukum lingkungan. 2. Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup, dengan kegiatan: a. Pengembangan data dan informasi lingkungan. 96

b. Koordinasi penilaian dokumen lingkungan. c. Pengendalian kerusakan lahan dan atau tanah untuk produksi biomassa. 3. Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam, dengan kegiatan: a. Pengendalian dampak perubahan iklim. b. Pengendalian dan pengawasan pemanfaatan SDA. 4. Program pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat, dengan kegiatan: a. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup. b. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan. c. Koordinasi penilaian ADIPURA. Sasaran Strategis ke-36 Meningkatnya Pengelolaan Sampah dan Sumber Sampah Secara Terpadu dan Berwawasan Lingkungan Serta Peningkatan Kapasitas TPA Pencapaian sasaran strategis ke-36, dilaksanakan dengan strategi peningkatan kinerja pengelolaan persampahan, dengan arah kebijakan yaitu meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan melalui peran serta masyarakat dan penyediaan sarana prasarana, kerja sama pelayanan persampahan serta penggalangan CSR, meningkatkan TPA kopi luhur menjadi sanitarylandfill, meningkatkan koordinasi regional dalam rangka TPA regional. Untuk mengukur sasaran strategis ke-36 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.38. berikut di bawah ini. Tabel 3. 38 Target dan Realisasi Sasaran ke-36 TAHUN 2016 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI INDIKATOR SASARAN Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80% % 76% n/a n/a 97

Pencapaian sasaran Meningkatnya Pengelolaan Sampah dan Sumber Sampah Secara Terpadu dan Berwawasan Lingkungan Serta Peningkatan Kapasitas TPA masih dalam proses perhitungan. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, dengan kegiatan: a. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan. b. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan. c. Pelayanan kebersihan kota pada hari-hari besar. d. Pelayanan rutin/berkala kebersihan kota. e. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional. Sasaran Strategis ke-37 Tersedianya Kualitas Jaringan Jalan dan Jembatan yang Mendukung Akselerasi Pergerakan Masyarakat Pencapaian sasaran strategis ke-37, dilaksanakan dengan strategi pengembangan sarana dan prasarana jalan dan jembatan dengan prioritas wilayah selatan dan perbatasan, dengan arah kebijakan yaitu Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan dan jembatan serta penyediaan sistem informasi data base jalan dan jembatan, mengembangkan infrastruktur jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan. Untuk mengukur sasaran strategis ke-37 terdapat 2 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.39. berikut di bawah ini. Tabel 3. 39 Target dan Realisasi Sasaran ke-37 TAHUN 2016 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI INDIKATOR SASARAN Proporsi jalan dalam kondisi baik 100% % 98,74 89,44 90,58% 98

Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100% % 96 92,52 96,38% Pencapaian sasaran Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat dapat terealisasi dengan baik (90,58% dan 96,38%). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pengelolaan jalan dan jembatan, dengan kegiatan: a. Pembangunan jalan. b. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan. c. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan (dana provinsi). d. Peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan (DAK tambahan) e. Dana alokasi khusus infrastruktur pemerintah daerah. Sasaran Strategis ke-38 Tersedianya Sistem Jaringan Drainase yang Tertata dengan Baik dalam Mendukung Upaya Pengendalian Banjir, dan Dampak Perubahan Iklim Pencapaian sasaran strategis ke-38, dilaksanakan dengan strategi: a. pengembangan sarana dan prasarana drainase. b. Pemeliharaan sarana dan prasarana drainase. c. Konservasi sumber daya air. Arah kebijakannya, yaitu : a. mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana drainase primer dan sekunder. b. Mengembangkan pemeliharaan sarana dan prasarana drainase primer dan sekunder. c. Menahan air permukaan selama mungkin di darat melalui pembangunan waduk/situ/embung, tangkapan air di hulu/sumur resapan dan lubang biopori serta konservasi air tanah. 99

Untuk mengukur sasaran strategis ke-38 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.40. berikut di bawah ini. Tabel 3. 40 Target dan Realisasi Sasaran ke-38 TAHUN 2016 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI INDIKATOR SASARAN Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik Titik 16 2 14,29% Pencapaian sasaran Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim tidak dapat terealisasi dengan baik (14,29%). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pengelolaan drainase, dengan kegiatan: a. Rehabilitasi/pemeliharaan saluran drainase primer. b. Rehabilitasi/pemeliharaan saluran drainase sekunder. c. Rehabilitasi dan pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai. 2. Program pengelolaan sumber daya air, dengan kegiatan: a. Pembangunan embung, dan bangunan penampung air lainnya. b. Peningkatan konservasi air tanah. Sasaran Strategis ke-39 Tersedianya Sistem Pengelolaan Jaringan Air Limbah Domestik Secara Optimal Pencapaian sasaran strategis ke-39, dilaksanakan dengan strategi pengembangan pengelolaan air limbah domestik sistem terpusat dan setempat dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan cakupan layanan air limbah sistem terpusat melalui pembangunan perpipaan dan IPAL sistem terpusat serta mendorong pengolahan air limbah domestik permukiman melalui pembangunan IPAL (sanitasi) komunal, sosialisasi 100

penggunaan septic tank dan melalui pembangunan/peningkatan IPAL sistem setempat. Untuk mengukur sasaran strategis ke-39 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.41. berikut di bawah ini. Tabel 3. 41 Target dan Realisasi Sasaran ke-39 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Cakupan pelayanan air limbah domestik Jumlah jamban dan septitank 76,45% (65.766 rumah tangga) % 96% 100% 104,17% % 71,87% 87,73% 122,07% Pencapaian sasaran Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal berdasarkan 2 indikator sasaran rata-rata dapat terealisasi dengan sangat baik (104,17% dan 122,07%). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: a. Programlingkungan sehat perumahan, dengan kegiatan: a. Infrastruktur sanitasi (DAK) b. Pendamping sanitasi USAID (DIPA) c. Lanjutan infrastruktur sanitasi. Sasaran Strategis ke-40 Tersedianya Sistem Pengelolaan Air Minum Pencapaian sasaran strategis ke-40, dilaksanakan dengan strategi: a. Pengembangan dan peningkatan sistem air minum perpipaan dan non perpipaan. b. Penyediaan sumber air baku. 101

Arah kebijakannya, yaitu: a. Mengembangkan sistem penyediaan air minum perpipaan melalui Peningkatan kualitas dan kuantitas air baku dari Cipaniis Kabupaten Kuningan ke Kota Cirebon serta sumber air baku lainnya. b. Mengembangkan sumber air baku alternatif (Waduk Jati Gede) dan alternatif air baku lainnya untuk memenuhi kebutuhan air bersih perpipaan. Untuk mengukur sasaran strategis ke-40 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.41. berikut di bawah ini. Tabel 3. 42 Target dan Realisasi Sasaran ke-40 INDIKATOR KINERJA SATUAN TAHUN 2016 % TARGET REALISASI REALISASI ANGGARAN Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80% % 74 0 0 Pencapaian sasaran Tersedianya sistem pengelolaan air minum dalam proses penghitungan. Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum, dengan kegiatan: Dana alokasi khusus infrastruktur air minum. Sasaran Strategis ke-41 Terlaksananya Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota yang Konsisten Pencapaian sasaran strategis ke-41, dilaksanakan dengan strategi pengembangan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, dengan arah kebijakan yaitu: a. Mewujudkan sistem integritas dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan secara konsisten melalui pengawasan dan penindakan bagi pihak yang menyalahi dan melanggar aturan pemanfaatan ruang. 102

b. Pemberian akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengetahui perencanaan, pengendalian dan pemanfataan ruang melalui sistem informasi, media cetak, media elektronik dan tempat-tempat lain yang mudah diketahui. Untuk mengukur sasaran strategis ke-41 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.43. berikut di bawah ini. Tabel 3. 43 Target dan Realisasi Sasaran ke-41 TAHUN 2016 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI INDIKATOR SASARAN Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 0 kasus kasus 14 10 71,42% Pencapaian sasaran Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten dapat terealisasi dengan tinggi (71,42%). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pengendalian pemanfaatan ruang, dengan kegiatan: a. Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang. b. Pengawasan pengendalian pemanfaatan ruang. c. Koordinasi pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. d. Review/peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah. Sasaran Strategis ke-42 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Perumahan Pencapaian sasaran strategis ke-42, dilaksanakan dengan strategipenataan lingkungan kawasan permukiman kota, dengan arah kebijakan yaitu menata lingkungan permukiman. Untuk mengukur sasaran strategis ke-42 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.44. berikut di bawah ini. 103

Tabel 3. 44 Target dan Realisasi Sasaran ke-42 TAHUN 2016 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI INDIKATOR SASARAN Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 20% % 70,09 Ha 59,6 Ha 85,03% Pencapaian sasaran Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dapat tidak terealisasi dengan tinggi (85,03%). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program lingkungan sehat perumahan, dengan kegiatan: a. Infrastruktur sanitasi (DAK) b. Pendamping sanitasi USAID (DIPA) c. Lanjutan DAK infrastruktur sanitasi d. Penyusunan raperda perumahan kumuh dan kawasan permukiman kumuh. Sasaran Strategis ke-43 Menurunnya Jumlah Rumah Tidak Layak Huni Pencapaian sasaran strategis ke-43, dilaksanakan dengan strategi pengembangan rumah sehat sederhana, dengan arah kebijakan yaitumenyediakan rumah sehat sederhana yang layak huni dan super blok rumah susun sewa dan rumah milik yang murah (untuk mendekatkan tempat tinggal dengan tempat kerja) pada lokasi pasar, sarana kesehatan dan lainnya. Untuk mengukur sasaran strategis ke-43 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.45. berikut di bawah ini. 104

Tabel 3. 45 Target dan Realisasi Sasaran ke-43 TAHUN 2016 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI INDIKATOR SASARAN Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni menjadi 10.000 rumah Rumah 17.576 15.565 90,83% Pencapaian sasaran Menurunnya Jumlah Rumah Tidak Layak Huni, berdasarkan hasil indikator sasaran dapat tercapai dengan sangat tinggi (90,83%). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program pengembangan perumahan, dengan kegiatan: a. Penetapan kebijakan, strategi dan program perumahan. b. Koordinasi penyelenggaraan pengembangan perumahan. c. Survei dan pemetaan pengembangan perumahan Sasaran Strategis ke-44 Tersedianya Sistem Transportasi Perkotaan yang Terpadu dan Memadai untuk Melayani Pergerakan Orang dan Barang Pencapaian sasaran strategis ke-44, dilaksanakan dengan strategi peningkatan sarana dan prasarana serta fasilitas perhubungan, dengan arah kebijakan yaitu: a. Optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana yang menggunakan teknologi tinggi dan tepat guna, membangun sistem angkutan umum massal, meningkatkan kuantitas dan kualitas angkutan umum melalui peremajaan armada bus, sedang penambahan dan penataan trayek, penataan tempat pemberhentian angkutan umum serta pelayanan angkutan hari-hari besar. b. Meningkatkan kualitas dan fasilitas terminal, bandara, jembatan timbang, JPO, pejalan kaki, penyandang disabilitas dan pemakai sepeda. 105

Untuk mengukur sasaran strategis ke-44 terdapat 1 indikator sasaran. Sebagaimana tersaji pada tabel 3.46. berikut di bawah ini. Tabel 3. 46 Target dan Realisasi Sasaran ke-44 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 REALISASI CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum % 84 84 100% Pencapaian sasaran Tersedianya Sistem Transportasi Perkotaan yang Terpadu dan Memadai untuk Melayani Pergerakan Orang dan Barang, berdasarkan indikator tersebut dapat tercapai dengan sangat tinggi (100%). Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program peningkatan pelayanan angkutan, dengan kegiatan: a. Pelayanan angkutan lebaran, natal dan tahun baru. 2. Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan, dengan kegiatan: a. Koordinasi dalam pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan. 106

Perbandingan Pencapaian Target Tahun 2014, 2015 dan 2016 Berikut tabel perbandingan pencapaian target tahun 2016, 2015 dan 2014 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Misi Ke-1: Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat kota cirebon yang religius 1.1.1 Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan 1.2.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bandang dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan Prestasi lomba keagamaan 5 besar tingkat provinsi Tidak ada kasus konflik yang bernuansa agama Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016 Tahun 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2014 TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI 75% 28% 75% 20% 75% 0% 85% 58,33% 80% 90% 75% 89,86% Peringkat 7 tingkat provinsi Peringkat 19 Peringkat 7 tingkat provinsi 10 Peringkat 9 tingkat provinsi 9 besar 0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus 1.2.2 Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan 1.2.3 Terwujudnya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masingmasing Misi ke-2: Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur serta merevitalisasi kelembagaan yang efektif dan efisien menuju tata pemerintahan yang baik, amanah, bersih dan bebas dari KKN 107

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 2.1.1 Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan Tahun 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2014 TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI 75% 74% 75% 99% 75% 63% Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun 4 kasus/1000 PNS 4 kasus/1000 PNS 5 kasus/ 1000 PNS 4 kasus/ 1000 PNS 6 kasus/1000 PNS 6 kasus/1000 PNS 2.1.2 Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD 2.1.3 Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah 2.1.4 Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan Terpenuhinya tenaga fungsional PNS 100% Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi 1.060 arsip Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan perijinan 95% Meningkatnya nilai investasi di kota Cirebon Dihapus dihapus 100% 100% 100% 100% WTP WDP WDP WDP WDP WDP 100% 100% 100% 100% 100% 100% 14/70 42/70 14/70 9/70 14/70 16/70 110 berkas 114 berkas 100 berkas 136 berkas 100 berkas 99 berkas 85 poin 71,4 poin 80 poin 74,51 poin 75 poin 77,79 poin PMA (325 M) PMDN (1.357.254.21 4.039) PMA (280 M) PMA (na) PMA (250 M) PMA (250 M) PMDN (425 M) 108

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 2.1.5 Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan Terwujudnya sarana dan prasaran organisasi perangkat daerah yang representatif 2.2.1 Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD 2.3.1 Terwujudnya hubungan pemerintah dan masyarakat yang harmonis 2.3.2 Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon 2.4.1 Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90% Jumlah bangunan gedung pemerintahan dalam kondisi baik jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi, ketatalaksanaan 100% di 2018. Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah sebesar 95% Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100% Terwujudnya peraturan tentang E-Government 100% Tahun 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2014 TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI PMDN (510 M) PMDN (475 M) PMDN (1.321.066.81 5.350) PMDN (425 M) 85 poin 71,4 poin 80 poin 79,83 poin 80 poin 79,8 poin 78% 100% Baru Baru Baru baru Dihapus Dihapus 5% 5% 5% 5% 78 poin n/a 80 poin na 80 poin 80 poin 0 titik 0 titik 0 titik 0 titik 0 titik 0 titik 92% (1 peraturan e- government ) n/a 88% (1 peraturan e- governmen t) 0 84% (1 peraturan e- government) 84% (1 peraturan e- government) 109

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA mengoptimalisasipemanfaata n teknologi informasi Terpenuhinya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100% Tahun 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2014 TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI 42 sistem yang terbangun 28 sistem yang terbangun 38 sistem yang terbangun 38 sistem 34 sistem yang terbangun n/a Misi ke-3: Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban umum 3.1.1 Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka Tunggal Ika-an 3.2.1 Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum 3.3.1 Menurunnya tingkat pelanggaran perda Menurunnya kejadian kriminalitas ras dan agama 0 kasus Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik Tingkat pelanggaran perda turun 20% dari 30 perda yang ditegakkan 3.4.1 Terwujudnya RW K-3 Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50% 3.5.1 Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan kecelakaan 0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus 20% n/a 22% Na 24% n/a 30 titik n/a 40 titik Na 45 titik 35 titik Dihapus dihapus 9 kasus 17 kasus 10 kasus 9 kasus 30% n/a 20% Na 10% 10% 8 titik rawan kemacetan dan 4 titik rawan kecelakaan 8 titik rawan kemacetan dan 4 titik rawan kecelakaan 9 titik rawan kemacetan dan 4 titik rawan kecelakaan 8 titik 10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan 10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan 110

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 3.6.1 Tertatanya sektor informal Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan/ dibagi jumlah PKL seluruhnya 3.7.1 Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana Tingkat waktu tanggap kejadian dan waktu tanggap darurat bencana Tahun 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2014 TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI 52% 33,91% 50% 70% 60% 50% Tingkat waktu tanggap kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari Tingkat waktu tanggap kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari Tingkat waktu tanggapkej adian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari Misi ke-4: Meningkatkan kualitas sumber daya kota cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial untuk kesejahteraan masyarakat 4.1.1 Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan 4.2.1. Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun Rata-rata lama sekolah (13 16 tahun Data BPS 13 tahun di tahun 2011 12 tahun Data BPS 11,5 tahun tahun) 2011 Angka harapan hidup 71,1 Dihapus dihapus 70,13 tahun 2011 12,94 13 tahun di tahun 2011 9,76 11 tahun 2011 71,79 tahun 69,8 tahun 2011 12,93 9,55 71,77 tahun Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat BOR (%) 81,44 70,66 Baru Baru Baru baru 111

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2014 TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI LOS (hari) 4,35 4,42 Baru Baru Baru baru TOI (hari) 1,16 1,82 Baru Baru Baru baru BTO (hari) 39,32 58,89 Baru Baru Baru baru NDR (kematian 48 23,75 52 Baru Baru Baru baru jam/1000) GDR (kematian kasar/1000) 54,67 70 Baru Baru Baru baru Survei kepuasan pasien/pelanggan 80% - Baru Baru Baru baru KK ber-phbs (%) 65% 64,97% Baru Baru Baru baru Angka kematian ibu 3 orang 1 orang Baru Baru Baru baru Gizi buruk <1% 0,18 Baru Baru Baru baru 4.2.2. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk Cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi keluarga miskin Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (%) Meningkatnya peserta KB aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS. 100% 100% Baru Baru Baru baru 76,5 79,22 Baru Baru Baru baru 69% 81,60 66% 81,45% 63% 89% 112

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 4.3.1. Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi Meraih posisi 5 besar tingkat provinsi di tahun 2018 Tahun 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2014 TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI 11 besar tingkat provinsi 10 besar tingkat provinsi 11 besar tingkat provinsi 10 besar tingkat provinsi 4.4.1. Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan 4.5.1. Meningkatnya indeks daya beli masyarakat Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012 Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012) Indeks daya beli masyarakat 40% 40% 35% 33,09% 30% 31,03% 76 jenis 76 jenis 74 jenis 74 jenis 72 jenis 72 jenis 4.6.1. Menurunnya jumlah KK miskin 4.7.1. Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak 4.8.1. Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018 Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota 409.367 orang 831.152 orang 391.567 686.121 373.736 orang 27,09% Data dari BPS 28,14% Data belum ada 596.046 orang 29,19% n/a Jumlah kasus 59 n/a 26 kasus 60 kasus 28 kasus 56 kasus Penurunan PMKS 5% di tahun 2018 Dirubah dirubah 29.919 orang 102.702 orang 30.407 orang 84.443 orang 113

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tercapainya peningkatan penanganan masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 4.9.1. Terpenuhinya kesetaraan gender Jumlah peningkatan penanganan PMKS 5% pada tahun 2018 Rasio gender diatas 30% perempuan Tahun 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2014 TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI 1% (737 orang) 123 orang 36% 0 34% 0% 32% n/a Misi ke-5: Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan 5.1.1. Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan 5.1.2. Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai akhir tahun 2018 (kumulatif) Prosentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW 3,6% n/a 2,9% 0,34% 2,20% n/a 7,2% n/a 5% 7,2% 4% n/a Misi ke-6: Meningkatkan kualitas keseimbangan dan pelestarian lingkungan hidup 6.1.1. Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat 6.1.2. Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman Luas ruang terbuka hijau publik menuju 10% pada akhir tahun 2018 Jumlah taman publik yang ditata 80% pada akhir tahun Luas wilayah permakaman bertambah 2 Ha 9,48% n/a 9,88% 10,0008% 9,84% n/a Dihapus dihapus 68% Na 64% n/a Dihapus dihapus 0,4 Ha Na 0,4 Ha n/a 114

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 6.1.3. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan: udara 15 lokasi, air sungai 22 lokasi, air laut 7 lokasi Meningkatnya kualitas dan akses informasi SDA dan LH (rata-rata outcome) Air sungai (lokasi) meningkatnya pelayanan konservasi SDA (rata-rata outcome) Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup (rata-rata outcome) Tahun 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2014 TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI 86,50% 79,5 60% 60% 59,2% 58,2% Tercapainy a pengendali an kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 5 lokasi, air sungai 7 lokasi, air laut 3 titik Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi 115

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 6.1.4. Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA 6.2.1. Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat Prosentase ketaatan pelaku usaha terhadap baku mutu lingkungan % (jumlah pelaku usaha yang taat terhadap baku mutu lingkungan dibagi jumlah pelaku usaha yang dipantau di kali 100%) Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80% Rasio pengelolaan sampah berbasis RW zero waste 20% Proporsi jalan dalam kondisi baik 100% Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100% Tahun 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2014 TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI 76,50% 76,36% 76% n/a 74% 73% 72% n/a Dihapus dihapus 5% 5% 1% n/a 98,74% 89,44% 98,10% 80% 96,80% 90% 96% 92,52% 94% 91,83% 92% 98% 6.2.2. Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik 14 titik 2 titik 16 titik 2 titik 17 titik 17 titik 116

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 6.2.3. Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal Cakupan pelayanan air limbah domestik Jumlah jamban dan septitank 76,45% (65.766 rumah tangga) Tahun 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2014 TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI 96% 100% 94% 100% 92% 92% 71,87% 87,73 69,58% 89,32% 67,29% n/a 6.2.4. Tersedianya sistem pengelolaan air minum 6.3.1. Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten 6.4.1. Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan 6.4.2. Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni 6.4.3. Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80% Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 35 kasus menjadi 0 kasus. Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 20%. Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni menjadi 10.000 rumah. Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum 76% 0 74% 93,47% 72% n/a 14 kasus 10 kasus 10 10 10 Kasus 10 Kasus 70,09 Ha (1,84%) 17.576 rumah 59,6 Ha 26% 3,22% 28% 28% 15.565 rumah 15.056 rumah 2000 rumah 16.756 rumah n/a 86% 80% 84% 84% 82% 60% 117

Pelaksanaan pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kota Cirebon tahun 2013-2018 mengalami hambatan dan tantangan. Adapun hambatan dan tantangan diantaranya adalah sebagai berikut: Hambatan Personil o Pemerataan dan penyebaran pegawai negeri sipil yang belum merata sehingga ada SKPD yang kurang pegawai namun ada SKPD yang merasa kelebihan pegawai. o Penempatan dan pengisian pegawai pada suatu jabatan terkadang tidak sesuai dengan kompetensinya. Mekanisme kerja o Masih terdapat Perangkat Daerah yang belum memiliki SOP. o Pelaksanaan koordinasi antar Perangkat Daerah yang masih lemah dan masih ada ego sektoral yang besar dari masing-masing pemangku kepentingan. o Penataan sistem yang belum optimal. o Proses pengukuran kinerja dan fungsi pelaporan yang belum optimal dan terintegrasi dengan masing-masing bidang dan urusan. o Penggunaan data dasar yang sudah tidak relevan lagi terhadap kondisi sekarang sehingga mengakibatkan realisasi menjadi terlalu kecil. Anggaran o Jumlah anggaran yang terbatas namun dihadapkan pada target dan realisasi yang hampir bersamaan sehingga perlu adanya penentuan skala prioritas yang optimal. C. EVALUASI DAN ANALISIS ANGGARAN Sebagai upaya pencapaian target kinerja sebanyak 44 sasaran strategis sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2016 maka besaran alokasi dan realisasi belanja untuk setiap sasaran strategis dapat dilihat sebagai berikut: 118

Tabel 3. 47 Pencapaian Kinerja dan Anggaran No. SASARAN STRATEGIS 1.1.1 Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan 1.2.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan 1.2.2 Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan 1.2.3 Terwujudnya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing INDIKATOR KINERJA Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bandang dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan Prestasi lomba keagamaan 6 besar tingkat provinsi Tidak ada kasus konflik yang bernuansa agama TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % 75% 28% 37,33% program peningkatan kualitas religius aparatur 85% program peningkatan kualitas sarana peribadatan Peringkat 7 tingkat provinsi program peningkatan kompetensi keagamaan 0 kasus program kerukunan umat beragama 841,174,950 736,915,950 87.61% 18,851,500 18,851,500 100.00% 1,662,596,700 1,570,469,85 94.46% 542,170,500 470,780,600 86.83% 119

No. SASARAN STRATEGIS 2.1.1 Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional 2.1.2 Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD 2.1.3 Terwujudnya tertib administrasi perencanaan SKPD INDIKATOR KINERJA Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % 75% program pendidikan kedinasan 4 kasus/100 0 PNS WTP Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur program optimalisasi pengelolaan aset daerah 100% program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan 476,784,300 458,425,300 96.15% 3,085,420,250 2,990,580,385 96.93% 2,018,322,000 1,756,066,250 87.01% 385,550,000 379,544,000 98.44% 3,042,860,000 2,784,381,667 91.51% 181,785,600 139,392,100 76.68% 120

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % Aparatur Pengawasan 2.1.4 Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi 1.060 arsip Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Pengembangan Data/Informasi Program Pengendalian Pelaksanaan Rencana Pembangunan 14/70 program perbaikan sistem administrasi kearsipan 110 berkas Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan 1,027,906,500 864,429,700 84.10% 214,840,000 209,427,000 97.48% 178,786,500 164,382,250 91.94% - - 95,087,000 93,037,000 97.84% 121

No. SASARAN STRATEGIS 2.1.5 Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan 2.1.6 Meningkatnya pertumbuhan investasi nilai 2.1.7 Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan INDIKATOR KINERJA Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan perijinan 95% Meningkatnya nilai investasi di kota Cirebon Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % Prasarana Kearsipan 83 poin program penataan dan pelayanan perijinan PMA (325 program M) peningkatan promosi dan kerjasama PMDN (510 M) investasi program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi 85 poin program pendaftaran penduduk program pelayanan pencatatan sipil program sistem informasi administrasi kependudukan program perencanaan 861,786,700 849,122,550 98.53% 540,730,000 522,815,500 96.69% 354,000,000 352,090,000 99.46% 569,496,200 543,614,000 95.46% 335,383,000 331,260,000 98.77% 437,548,800 437,096,800 99.90% 719,092,500 712,451,500 99.08% 122

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % kebijakan kependudukan 2.2.1 Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD 2.2.2 Terwujudnya sarana dan prasarana organisasi perangkat daerah yang representatif 2.3.1 Terwujudnya hubungan pemerintahan dan masyarakat yang harmonis jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi, ketatalaksanaan 100% di 2018 Jumlah bangunan gedung pemerintahan dalam kondisi baik Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan 90% program penataan kelembagaan 78% 100% 78 poin program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi 460,814,000 458,900,000 99.58% 139,108,000 123,866,500 89.04% 2.3.3 Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten cirebon Seluruh titik koordinat pilar batas utama (PBU) disepakati 100% program pembinaan pemerintahan 859,178,000 464,668,000 54.08% 123

No. SASARAN STRATEGIS 2.4.1 Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi informasi 3.1.1 Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka Tunggal Ika-an INDIKATOR KINERJA Terwujudnya peraturan tentang E- Government 100% Terpenuhinya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100% Menurunnya kejadian kriminalitas ras dan agama 0 kasus TARGET 92% (1 peraturan e- governme nt) 42 sistem yang terbangun Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % program peningkatan infrastruktur teknologi informasi 0 kasus program pengembangan wawasan kebangsaan 1,926,130,000 1,852,687,190 96.19% 32,737,250 29,209,600 89.22% 3.2.1 Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik 20% program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan 30 titik program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal 407,862,300 399,758,350 98.01% 1,385,497,000 1,348,225,620 97.31% 124

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % 3.4.1 Terwujudnya RW K-3 3.5.1 Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50% Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan kecelakaan 30% 8 titik rawan kemacetan dan 4 titik rawan kecelakaa n program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan program pembinaan pemuda di daerah rawan ketertiban umum program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda program pengendalian dan pengamanan lalu lintas program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas perhubungan 1,044,105,900 931,049,500 89.17% 132,688,000 119,591,500 90.13% 5,313,705,000 5,193,334,553 97.73% 75,000,000 57,563,000 76.75% 125

No. SASARAN STRATEGIS 3.6.1 Tertatanya sektor informal 3.7.1 Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana INDIKATOR KINERJA Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan/ dibagi jumlah PKL seluruhnya Tingkat waktu tanggap kejadian dan waktu tanggap darurat bencana TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % program peningkatan sarana dan prasarana keselamatan pelayaran program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor program peningkatan pelayanan parkir 52% program penataan pedagang kali lima Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 51,780,000 51,580,000 99.61% - - - 495,000,000 464,838,200 93.91% 1,550,000,000 1,416,317,500 91.38% - - - 126

No. SASARAN STRATEGIS 4.1.1 Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan INDIKATOR KINERJA Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran program penanggulangan korban bencana 16 tahun program manajemen pelayanan pendidikan 9,834,807,500 9,725,466,750 98.89% - - - 967,756,500 927,896,750 95.88% Rata-rata lama sekolah (13 tahun) 12 tahun program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun program pendidikan menengah program pelayanan pendidikan SMK program pendidikan non formal 33,244,309,900 34,168,867,523 102.78% 24,645,473,100 25,564,204,081 103.73% 348,525,000 342,090,120 98.15% 127

No. SASARAN STRATEGIS 4.2.1. Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat INDIKATOR KINERJA TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan program pendidikan anak usia dini (PAUD) program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan BOR (%) 81,44 program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat LOS (hari) 4,35 program perbaikan gizi masyarakat TOI (hari) 1,16 program upaya kesehatan masyarakat BTO (kali) 39,32 program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 325,000,000 319,787,500 98.40% 1,428,134,800 1,400,419,950 98.06% 432,176,700 401,686,950 92.95% 285,000,000 276,117,500 96.88% 1,511,374,850 1,510,007,350 99.91% 29,046,754,131 24,742,892,583 85.18% 1,384,884,345 1,337,896,845 96.61% 128

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA NDR (kematian 48 jam/1000) GDR (kematian kasar/1000) Survei kepuasan pasien/pelanggan TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % 23,75 program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 54,67 program pelayanan kesehatan penduduk miskin 80% program pelayanan kesehatan lanjutan KK ber-phbs (%) 65% program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata Angka kematian ibu 3 orang program peningkatan mutu RSUD gunung jati sebagai rumah sakit pendidikan Gizi buruk <1% 310,103,900 241,974,000 78.03% 19,453,366,400 19,436,381,899 99.91% 217,000,000,00 0 208,308,203,27 0 95.99% - - - 343,640,000-0.00% 129

No. SASARAN STRATEGIS 4.2.2. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk 4.3.1. Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi 4.4.1. Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan INDIKATOR KINERJA Cakupan pelayanan kesehatan dasar Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (%) Meningkatnya peserta KB aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS Meraih posisi 10 besar tingkat provinsi di tahun 2018 Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012 Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar TARGET 100% 76,5 Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % 69% program keluarga berencana program pembinaan dan pemasyarakatan olah raga program peningkatan sarana dan prasarana olah raga 40% program pengelolaan keragaman budaya program pengelolaan kekayaan budaya 76 jenis program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya 379,000,000 360,630,000 95.15% 2,529,160,300 2,468,364,800 97.60% 100,000,000 97,580,000 97.58% 751,815,000 748,195,000 99.52% 246,682,000 243,127,000 98.56% 200,000,000 198,680,000 99.34% 130

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA budaya di tahun 2012) TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % 4.5.1. Meningkatnya indeks daya beli masyarakat Indeks daya beli masyarakat Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018 63,94 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 409.367 orang Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program peningkatan 37,750,000 37,750,000 100.00% 34,657,000 34,657,000 100.00% 213,308,500 211,788,500 99.29% 153,500,000 152,907,150 99.61% - - - 131

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % kesempatan kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perke bunan) Program Pengembangan Penganekaragam an Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkeb unan, peternakan dan perikanan - - - 1,077,402,000 1,062,804,350 98.65% 262,110,000 258,595,500 98.66% - - - 132

No. SASARAN STRATEGIS 4.6.1. Menurunnya jumlah KK miskin INDIKATOR KINERJA Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkeb unan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Program pengembangan destinasi pariwisata 27,09% Program satu data keluarga miskin 305,000,000 273,309,000 89.61% 1,421,100,000 1,263,798,000 88.93% 1,287,394,250 1,260,661,400 97.92% 180,000,000 174,789,900 97.11% 533,704,000 505,399,000 94.70% - - - - - - 133

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % Program Pengendalian dan Pengawasan Penanggulangan Kemiskinan 191,174,000 178,244,000 93.24% Program peningkatan akses pendidikan bagi keluarga miskin Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program peningkatan akses pelayanan air bersih, sanitasi dan listrik bagi keluarga miskin Program penataan kawasan perumahan masyarakat miskin - - - 19,453,366,400 19,436,381,899 99.91% - - - - - - 134

No. SASARAN STRATEGIS 4.7.1. Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak 4.8.1. Tercapainya peningkatan penanganan kesejahteraan (PMKS) masalah sosial INDIKATOR KINERJA TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % Program pelayanan akses pangan dan gizi bagi keluarga miskin Program Pembentukan lembaga ekonomi mikro berbasis masjid untuk keluarga miskin Menurunnya kasus 59 kasus Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaa n Gender dan Anak Program RW Jumlah peningkatan penanganan PMKS 5% pada tahun 2018 1% (737 orang) layak anak Program pembinaan panti asuhan/panti jompo - - - - - pelaksanaan 2 tahun kebelakang di evaluasi terlebih dahulu di tahun 2016, sehingga anggaran tidak diberikan. 143,000,000 140,079,000 97.96% - - - - - - 135

No. SASARAN STRATEGIS 4.9.1. Terpenuhinya kesetaraan gender 5.1.1. Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan 5.1.2. Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW INDIKATOR KINERJA Rasio gender di atas 30% perempuan Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai akhir tahun 2018 (kumulatif) Prosentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % Program Penguatan Jejaring Kemitraan dalam Rangka Penanganan PMKS Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 36% Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender Dalam Pembangunan 3,6% Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan 7,2% Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam - - - 665,000,000 657,687,475 98.90% - - - 1,513,946,900 1,333,305,900 88.07% 395,532,000 278,316,900 70.37% 136

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % Membangun Kelurahan 6.1.1. Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat serta areal 6.1.2. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup Luas ruang terbuka hijau publik menuju 10% pada akhir tahun 2018 Meningkatnya kualitas dan akses informasi SDA dan LH (rata-rata outcome) Air sungai (lokasi) meningkatnya pelayanan konservasi SDA (rata-rata outcome) 9,48% Program Pengadaan Ruang Terbuka Hijau Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Program pembebasan lahan untuk fasilitas umum 86,5% Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 60% Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup - - - 1,705,000,000 1,639,672,000 96.17% 4,894,644,200 59,585,000 1.22% 200,000,000 173,005,000 86.50% 189,249,000 186,189,000 98.38% 137

No. SASARAN STRATEGIS 6.1.3. Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA 6.2.1. Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat 6.2.2. Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim INDIKATOR KINERJA Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup (rata-rata outcome) Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80% Proporsi jalan dalam kondisi baik 100% Proporsi jembatan baik 100% jumlah kondisi Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik TARGET Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % 59,20% Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat 76% Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 98,74% Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 96% Program Rehabilitasi/Pem eliharaan Jalan dan Jembatan 14 titik Program pembangunan saluran drainase primer dan sekunder 246,882,000 244,561,000 99.06% 9,302,720,013 8,769,742,555 94.27% 138

No. SASARAN STRATEGIS 6.2.3. Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal 6.2.4. Tersedianya sistem pengelolaan air minum 6.3.1. Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten INDIKATOR KINERJA Cakupan pelayanan air limbah domestik Jumlah jamban dan septitank 76,45% (65.766 rumah tangga) Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80% Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 0 kasus TARGET 96% 71,87% 76% Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % Program Rehabilitasi/Pem eliharaan Saluran Drainase Primer dan Sekunder Program pengembangan pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya Program Pengendalian Banjir 14 kasus Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 1,012,570,000 888,043,000 87.70% 139

No. SASARAN STRATEGIS 6.4.1. Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan 6.4.2. Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni 6.4.3. Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang INDIKATOR KINERJA Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 0,46% Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum TARGET 70,09 Ha (1,84%) 17.136 rumah Kinerja Anggaran Realisasi % Program Pagu Realisasi % Program penyediaan sistem informasi pengendalian tata ruang Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Pengembangan Perumahan 86% Pogram Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan - - - 2,056,455,000 334,175,000 16.25% 193,300,000 173,371,000 89.69% 400,000,000 397,500,000 99.38% 50,000,000 46,167,500 92.34% 140

Kondisi umum belanja daerah Kota Cirebon Tahun 2016 berdasarkan laporan realisasi anggaran yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Cirebon adalah sebagai berikut: Rincian penggunaan APBD kota Cirebon adalah sebagai berikut: Pos Pendapatan 1. Pendapatan Asli Daerah Rp 319.893.842.205,- 2. Dana Perimbangan Rp 773.113.885.766,- 3. Lain-Lain pendapatan yang sah Rp 310.858.957.468,- Pos Belanja a. Belanja Tidak Langsung Rp 619.776.073.852,- b. Belanja Langsung Rp 734.975.848.463,- Rekapitulasi Realisasi Anggaran Belanja Daerah Menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2016 PROGRAM ANGGARAN REALISASI % REALISASI Program Pelayanan 59,318,822,147 56,454,229,291 95.17% Administrasi Perkantoran Program Peningkatan 39,514,428,835 35,762,165,406 90.50% Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan 3,669,137,000 3,420,594,300 93.23% Disiplin Aparatur Program Peningkatan 3,085,420,250 2,990,580,385 96.93% Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan 9,914,383,750 9,150,702,675 92.30% Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Keluarga 379,000,000 360,630,000 95.15% Berencana Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 308,525,000 273,793,218 88.74% Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan 50,000,000 46,167,500 92.34% 141

PROGRAM ANGGARAN REALISASI % REALISASI Program Pendidikan 1,428,134,800 1,400,419,950 98.06% Anak Usia Dini (PAUD) Program Pengembangan - - dan Keserasian Kebijakan Pemuda Program Pengembangan 178,786,500 164,382,250 91.94% Data/Informasi Program Pengembangan 209,630,600 208,501,000 99.46% Data/Informasi/Statistik Daerah Program Pengembangan 9,302,720,013 8,769,742,555 94.27% Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengembangan 1,479,433,600 1,283,781,497 86.78% Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program Pengembangan - - Nilai Budaya Program Pengembangan 524,998,000 463,276,500 88.24% Pemasaran Pariwisata Program Pengembangan 193,300,000 173,371,000 89.69% Perumahan Program Peningkatan 6,301,360,250 5,008,447,500 79.48% Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Program Peningkatan 1,044,105,900 931,049,500 89.17% Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program Peningkatan 1,513,946,900 1,333,305,900 88.07% Keberdayaan Masyarakat Kelurahan Program Peningkatan 153,500,000 152,907,150 99.61% Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Peningkatan 540,730,000 522,815,500 96.69% Promosi dan Kerjasama Investasi Program Perlindungan 538,300,500 514,945,958 95.66% Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Program Kerjasama Pembangunan 69,260,000 61,210,000 88.38% Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 2,056,455,000 334,175,000 16.25% 665,000,000 657,687,475 98.90% 142

PROGRAM ANGGARAN REALISASI % REALISASI Program Pemanfaatan 164,270,000 161,476,000 98.30% Ruang Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Program Upaya Kesehatan Masyarakat 1,385,497,000 1,348,225,620 97.31% 246,682,000 243,127,000 98.56% - - 167,926,000 158,555,000 94.42% 34,657,000 34,657,000 100.00% 200,000,000 371,685,000 0.00% - - 143,000,000 140,079,000 97.96% 354,000,000 352,090,000 99.46% 1,077,402,000 1,062,804,350 98.65% 3,811,840,000 3,738,213,316 98.07% 674,163,000 670,621,800 99.47% 286,824,000 282,074,000 98.34% 75,000,000 57,563,000 76.75% 305,000,000 273,309,000 89.61% 29,046,754,131 24,742,892,583 85.18% 143

PROGRAM ANGGARAN REALISASI % REALISASI Program Wajib Belajar 33,244,309,900 34,168,867,523 102.78% Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Pogram Peningkatan 400,000,000 397,500,000 99.38% Pelayanan Angkutan Program Fasilitasi 139,108,000 123,866,500 89.04% Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi Program Pemeliharaan 95,087,000 93,037,000 97.84% Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan Program Pendidikan 24,645,473,100 25,564,204,081 103.73% Menengah Program Pengelolaan Keragaman Budaya 751,815,000 748,195,000 99.52% Program Pengembangan Kemitraan Program Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kelurahan Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Perlindungan dan Pengembangan 69,997,500 69,339,500 99.06% 262,110,000 258,595,500 98.66% 37,750,000 37,750,000 100.00% 32,737,250 29,209,600 89.22% 1,012,570,000 888,043,000 87.70% 385,550,000 379,544,000 98.44% 60,000,000 118,980,000 0.00% 395,532,000 278,316,900 70.37% 132,688,000 119,591,500 90.13% 95,217,000 93,967,000 98.69% - - 144

PROGRAM ANGGARAN REALISASI Lembaga Ketenagakerjaan Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media Program Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota Program Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender Dalam Pembangunan Program Rehabilitasi/Pemeliharaa n Jalan dan Jembatan Peningkatan Infrastruktur Teknologi Informasi Program Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Program pembebasan lahan untuk fasilitas umum Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Program Peningkatan Kualitas dan Akses % REALISASI 83,204,000 79,196,500 95.18% 100,000,000 197,005,000 0.00% 99,275,000 98,686,750 99.41% 51,640,000 50,105,750 97.03% 348,525,000 342,090,120 98.15% 1,668,110,000 177,710,000 10.65% 213,308,500 211,788,500 99.29% 125,700,000 124,160,000 98.77% - - - - 1,926,130,000 1,852,687,190 96.19% 115,000,000 115,000,000 100.00% 4,894,644,200 59,585,000 1.22% 407,862,300 399,758,350 98.01% 547,788,864 537,888,703 98.19% 5,313,705,000 5,193,334,553 97.73% 189,249,000 186,189,000 98.38% 145

PROGRAM ANGGARAN REALISASI Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga Program Penataan dan Pelayanan Perijinan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) % REALISASI 1,421,100,000 1,263,798,000 88.93% 285,000,000 276,117,500 96.88% 2,529,160,300 2,468,364,800 97.60% 861,786,700 849,122,550 98.53% 214,840,000 209,427,000 97.48% 325,000,000 319,787,500 98.40% 317,040,000 316,975,000 99.98% Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pembentukan lembaga ekonomi mikro berbasis masjid untuk keluarga miskin Program Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Pelayaran 3,042,860,000 2,784,381,667 91.51% 1,511,374,850 1,510,007,350 99.91% - - 211,500,000 206,100,000 97.45% 432,176,700 401,686,950 92.95% 340,954,150 329,939,150 96.77% 181,785,600 139,392,100 76.68% 51,780,000 51,580,000 99.61% 146

PROGRAM ANGGARAN REALISASI % REALISASI Program Peningkatan 100,000,000 197,005,000 0.00% Sarana dan Prasarana Olah Raga Program Perencanaan 1,027,906,500 864,429,700 84.10% Pembangunan Daerah Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 967,756,500 927,896,750 95.88% Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Inventarisasi Pedagang Kaki Lima dan Asongan Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Program Pendaftaran Penduduk Program Peningkatan Pelayanan UPTD Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 223,080,000 215,582,500 96.64% 1,384,884,345 1,337,896,845 96.61% 1,287,394,250 1,260,661,400 97.92% - - - 211,010,000 123,380,000 58.47% 569,496,200 543,614,000 95.46% 1,589,220,000 1,549,962,706 97.53% 538,360,950 498,244,380 92.55% Program Dukungan Kelancaran Penyelenggaraan Pemilihan Umum Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program Pelayanan Pencatatan Sipil Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Program Peningkatan Pelayanan Parkir Program Penyelenggaraan Pengembangan Olahraga Sekolah Program Dana Alokasi Khusus Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera - - - 19,453,366,400 19,436,381,899 99.91% 335,383,000 331,260,000 98.77% 1,705,000,000 1,639,672,000 96.17% 495,000,000 464,838,200 93.91% 950,000,000 941,607,215 99.12% 2,944,296,000 2,768,960,830 94.04% 147

PROGRAM ANGGARAN REALISASI Program Penanggulangan Korban Bencana Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskemas Pembantu dan Jaringannya Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Program Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian - - % REALISASI 58,000,000 57,792,000 99.64% 104,143,000 41,140,000 39.50% 437,548,800 437,096,800 99.90% 15,893,819,500 14,351,608,000 90.30% Program Dana Alokasi 1,015,913,600 1,005,204,500 98.95% Khusus Bidang Transportasi Program Penataan 1,439,857,500 1,048,637,300 72.83% Peraturan Perundang- Undangan Program Pengadaan, - - Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru- Paru/Rumah Sakit Mata Program Pengembangan, - - Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, danau dan Sumber Daya Air Lainnya Program Perencanaan 719,092,500 712,451,500 99.08% Kebijakan Kependudukan Program Perencanaan - - Penelitian dan Pengembangan Program RW Bersih 510,688,100 484,575,100 94.89% Program Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup Program Pencegahan Penyakit Hewan Program Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap Program Pendidikan Kedinasan 2,993,783,000 2,891,029,500 96.57% 234,630,000 223,997,000 95.47% 180,000,000 174,789,900 97.11% 476,784,300 458,425,300 96.15% 148

PROGRAM ANGGARAN REALISASI Program Pengendalian Banjir Program Pengendalian Pelaksanaan Rencana Pembangunan Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Kelurahan/Kecamatan Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Program Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan Program Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Program Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Program Pengadaan Ruang Terbuka Hijau Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program penataan kelembagaan - - - - % REALISASI 1,513,414,000 1,441,791,975 95.27% 533,704,000 505,399,000 94.70% 6,008,618,753 4,592,700,750 76.44% 15,318,513,919 15,043,296,792 98.20% - - - - 5,696,970,300 5,320,239,405 93.39% - - - 2,660,320,150 2,123,788,100 79.83% 460,814,000 458,900,000 99.58% Program Pengaturan Jasa Konstruksi Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan (PPSP) Program Pembinaan Pemerintahan Program Pelayanan Kesehatan Lanjutan Program Pembinaan pembangunan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat - - 103,676,500 102,176,500 98.55% 246,882,000 244,561,000 99.06% - - 859,178,000 464,668,000 54.08% 217,000,000,000 208,308,203,270 95.99% 2,755,647,000 2,422,192,250 87.90% 149

PROGRAM ANGGARAN REALISASI % REALISASI Program Pengendalian 191,174,000 178,244,000 93.24% dan Pengawasan Penanggulangan Kemiskinan Program Pembinaan Administrasi Umum 2,502,711,500 2,373,509,457 94.84% Program Dana Alokasi Khusus Bidang Jalan Program Penanggulangan Bencana Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kesehatan Program Dana Alokasi Khusus Bidang Air Minum Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Program Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Bidang Kesehatan Program Optimalisasi Pengelolaan Aset Daerah Program Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan Program Dana Alokasi Khusus Bidang Sanitasi Program Peningkatan Kualitas Religius Aparatur Program Peningkatan Kualitas Sarana Peribadatan Program Peningkatan Kompetensi Keagamaan Program Rehabilitasi/Pemeliharaa n Saluran Drainase Primer dan Sekunder Program Kerukunan Umat Beragama Program Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Program Pembangunan Infrastruktur Perkotaan - - 1,066,695,000 1,010,601,550 94.74% 26,516,400 24,756,400 93.36% - - 9,834,807,500 9,725,466,750 98.89% 3,833,983,000 3,585,721,024 93.52% 2,018,322,000 1,756,066,250 87.01% 67,762,066,800 58,731,672,486 86.67% - - 841,174,950 736,915,950 87.61% 18,851,500 18,851,500 100.00% 1,662,596,700 1,570,469,850 94.46% - - - 542,170,500 470,780,600 86.83% 787,952,000 773,507,000 98.17% - - 150

PROGRAM ANGGARAN REALISASI % REALISASI Program Peningkatan 3,822,818,500 3,709,002,000 97.02% Pendapatan Asli Daerah Program Peningkatan Kualitas Penganggaran dan Realisasi APBD Program Bagi Hasil Pajak Rokok Bidang Kesehatan Program Peningkatan Akuntabilitas dan Transparansi APBD Program Peningkatan Kualitas Opini BPK atas Laporan Keuangan Daerah Program Peningkatan Jalan dan Jembatan Program Peningkatan Kualitas Pelaporan Pertanggungjawaban APBD Program Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Pemadam Kebakaran Program Pembangunan Gedung dan Lingkungan 3,551,542,200 2,695,673,200 75.90% 7,000,000,000 6,851,087,027 97.87% 1,585,339,500 1,504,066,000 94.87% 1,210,100,000 1,131,116,909 93.47% - - 485,668,000 484,393,000 99.74% - - - - Program Dana Alokasi - - Khusus Bidang Perumahan dan Permukiman Jumlah Rp 887.265.671.357,- Rp 734.975.848.463,- 82,84% 151

D. PRESTASI PEMERINTAH KOTA CIREBON I. Prestasi Tingkat Nasional 1. Bidang Pendidikan Pendidikan Formal a. Lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Nasional - Sandi Kristian Waluyo Juara I mata lomba Matematika dari SD Kristen plus. - Michael Gilbert Juara I mata lomba fisika dari SMA BPK Penabur. - Louis Cahyadi Juara I mata lomba Matematika dari SMA Santa Maria I. b. Lomba Olimpiade Guru Nasional - Iis Nuraeni M.Pd Juara I Bidang Lomba Guru Bahasa Indonesia Tingkat SMP dari SMP Negeri 1 Kota Cirebon. - Agus Salim S.Pd., Juara 2 bidang lomba guru fisika tingkat SMA dari SMA Negeri 7 Kota Cirebon. Pendidikan Non Formal (PNF) Lomba lembaga kursus dan pelatihan Tingkat Nasional - H. Berry Herlambang, juara I lomba kelembagaan PNF dari LKP Eka Jaya Berrindo. 2. Bidang Kesehatan Tanda penghargaan tenaga kesehatan teladan di puskesmas tingkat nasional Tahun 2016 diberikan kepada Yanti Februwanti. 3. Bidang Ketenagakerjaan a. Penghargaan Tingkat Nasional Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja diberikan kepada PT.Sucofindo (Persero) cabang Cirebon. 152

b. Penghargaan Kecelakaan Nihil Tingkat Nasional diberikan kepada PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (persero) Cabang Cirebon, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Jabar Timur dan PT. Sucofindo (Persero) cabang Cirebon. 4. Bidang Lingkungan Hidup Penghargaan Adipura atas peningkatan kinerja dalam pengelolaan lingkungan hidup perkotaan Tahun 2016. 5. Bidang Perhubungan Penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha Kategori Lalu Lintas untuk Kota Sedang Tahun 2016. 153

6. Bidang Olah Raga NO NAMA ATLIT CABOR HASIL 1 ADITYA GULAT EMAS 2 DEWI GULAT EMAS 3 FERI GULAT PERUNGGU 4 WAHYU NUGRAHA PANAHAN PERAK 5 YUDA BASKET EMAS 6 RAFENT BASKET EMAS 7 LEGISH BOLA VOLI EMAS 8 ELDIANSYAH PENCAK SILAT PERAK 9 NONI BILIARD PERUNGGU II. Prestasi Tingkat Provinsi 1. Bidang Pendidikan a) Pendidikan Non Formal i. Lomba expo kursus tingkat Jawa Barat. - Yati Suharyati, juara I dari LKP Nur Utami. - Dra. Hj. Enok Lasmanah, juara I dari LKP Sintia. - Hj. Tuti Maryono, Juara I dan Juara Umum dari LKP Mustika. - Supriatna S.Pd, juara harapan 2 lomba lembaga kursus dan pelatihan dari LKP LIA. 154

b) Pendidikan Dasar i. Lomba olimpiade sains nasional tingkat provinsi - Sandi Kristian Waluyo, juara I lomba matematika dari SD Kristen Plus. - Muhammad Suryadeva, juara I lomba matematika dari SD Islam Al-Azhar 3. - Daren Rafael, juara I lomba matematika dari SD Santa Maria. - Satha Juangsar, juara I lomba IPA dari SDN Sunyaragi I. - Edgar Sulaeman, Juara I lomba matematika dari SMP Santa Maria. - Febrian Dwi Kimhan, juara I lomba matematika dari SMP Islam Al-Azhar 5. - Muhammad Saiful Anwar, juara I lomba IPA dari SMP Islam Al- Azhar 5. - Epafroditus Kristiadi Susetyo, juara I lomba IPA dari SMP Kristen Penabur. ii. Lomba Festival Seni Siswa - Amanda Lutfiah, Juara I Lomba Pidato dari SDN Karya Mulya I. - Naufal Nur Fauzan, juara I lomba seni lukis dari SMP Negeri I. - Rizky Lu luul A, juara 2 lomba MTQ dari SMP Negeri 2. c) Pendidikan Menengah i. Lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Provinsi - Jonathan Richard Sugandhi, juara I lomba matematika dari SMA Negeri 2. - Ridwan Rizky Surgawan, juara I lomba kimia dari SMA Negeri 2. - Glenda Emanuella Sutanto, juara I lomba Komputer dari SMA Santa Maria I. - RM. Ramadhan Kurniajati, juara I lomba biologi dari SMA Negeri 2. - Jessica Eve, juara I lomba biologi dari SMA Kristen BPK Penabur. ii. Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat provinsi - Hasbi Salam, juara I lomba cooking dari SMK Negeri 2. - Nurul Dinda Sabrina, juara I lomba Restaurant Service dari SMK Negeri 2 Cirebon. 155

- Mar atus Aulia, juara I lomba tata kecantikan rambut dari SMK Negeri 2. - M. Setiawan, Juara I lomba Brick Laying dari SMK Negeri I Cirebon. - Aji Santoso, Juara I lomba wall and floor tiling dari SMK Negeri I Cirebon. - Samsuri, Juara I lomba Autocad Building dari SMK Negeri I Cirebon. - Muhamad Ilham Madani, Juara III lomba CNC dari SMK Negeri I Cirebon. - Mustapid, Juara III lomba Cabinet making dari SMK Negeri 1 Cirebon. - Ryan Andrian, Juara III lomba electronic application dari SMK Negeri I Cirebon. 2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat a) Juara II Tingkat Provinsi Jawa Barat Lomba P2WKSS Katagori Kota Industri Hasil Laut diberikan kepada Kelurahan Pulasaren b) Pemenang Lomba Kreativitas Produk Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) kategori kreativitas makanan olahan buah terbaik daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016. c) Juara II lomba kreativitas pendamping kader posyandu Tingkat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 diberikan kepada Angky Wulandari. d) Juara II Pelaksanaan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak Award kategori kluster pendidikan Tingkat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016. 3. Bidang Lingkungan Hidup a) Penghargaan Raksa prasada Kategori Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) Tahun 2016 - SDN Sidamulya - SMPN 18 Cirebon b) Juara II lomba Penanaman 1 Miliar Pohon Kategori Kinerja Walikota Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016. 156

4. Bidang Kesehatan a) Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Lulus Tingkat Paripurna diberikan kepada RSUD Gunung Jati. b) Penerima penghargaan Keteladanan Kategori Pembina Rumah Sakit Tolak Kekerasan Tingkat Provinsi Jawa Barat diberikan kepada Drg. Heru Purwanto. c) Penerima penghargaan Keteladanan Kategori Dokter Pembina Rumah Sakit Tolak Kekerasan Tingkat Provinsi Jawa Barat diberikan kepada Drg. Siska Liliana. d) Piagam penghargaan sebagai anggota tim kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk Pelayanan Perawatan Bedah Pasca Gempa di Rumah Sakit Umum Pidie Jaya Aceh Tahun 2016 diberikan kepada dr. Ismail Jamalludin Sp.BO, Ns. Junaedi, S.Kep, M.Kep dan Masrudin, S.Kep,Ners. e) Piagam Penghargaan sebagai Lembaga Berpartisipasi Aktif dan Berkontribusi dalam Pengiriman Tim Kesehatan Provinsi Jawa Barat Untuk Kegiatan Pasca Gempa di Pidie Jaya Aceh Tahun 2016 diberikan kepada RSUD Gunung Jati Kota Cirebon. f) Penerima Penghargaan Keteladanan Kategori Tenaga Promkes Tingkat Provinsi Jawa Barat diberikan kepada Majidun SKM. 5. Bidang Ketahanan Pangan a) Juara II Kategori Umum Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 b) Peringkat III Adhi Karya Pangan Nusantara Tahun 2016 kategori pengelola sekretariat Dewan Ketahanan Pangan dalam rangka peringatan hari pangan sedunia ke-36 Tingkat Provinsi Jawa Barat. c) Juara Harapan II Lomba Masak Serba Ikan tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 6. Bidang Pemerintahan Peringkat III Kecamatan Terbaik Wilayah Kota Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 diberikan kepada Kecamatan Pekalipan. 157

7. Bidang Peternakan a) Peringkat III Adhi Karya Pangan Nusantara Tahun 2016 Kategori Inovasi Pengolahan Hasil Peternakan Dalam Rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 Tingkat Provinsi Jawa Barat diberikan kepada Kelompok Wanita Tani Az-Zahra. b) Juara I Lomba Petugas Pemeriksa Kesehatan Daging Tingkat Jawa Barat Tahun 2016 diberikan kepada Drh. Nedya Febiani. c) Juara III lomba Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R) Tingkat Jawa Barat Tahun 2016 diberikan UPTD RPH Kota Cirebon. 8. Bidang Kepegawaian a) Juara II Pengelolaan Manajemen Kepegawaian yang Bermutu, Akuntabel, Inovatif dan Kreatif (BAIK) kluster III tingkat Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat Tahun 2016. b) Juara I PNS Teladan Kategori Pejabat Struktural Eselon III Tingkat Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat Tahun 2016 c) Juara III PNS Teladan Kategori Fungsional Umum Tingkat Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat Tahun 2016 Atas Nama Tanto Kurniawan, S.Sos. 158

9. Bidang Koperasi a) Juara I lomba Koperasi Berprestasi Kategori Siswa/Mahasiswa Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 diberikan kepada Kopsis Delapan Satoe SMA Negeri 1. b) Juara II lomba Koperasi Berprestasi Kategori Siswa/Mahasiwa Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 diberikan kepada Kopsis SMA Negeri 6. 10. Bidang Hukum Penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai Kelurahan Sadar Hukum diberikan kepada Kelurahan Pulasaren. 159