K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian mitigasi. 2. Memahami adaptasi penanggulangan bencana. 3. Memahami prinsip-prinsip mitigasi. 4. Memahami angin kencang. 5. Memahami kebakaran hutan/lahan. 6 Memahami kekeringan. A. Pengertian Mitigasi Bencana Alam Pengertian mitigasi bencana alam mencakup mitigasi, adaptasi bencana alam, dan penanggulangan bencana. 1. Mitigasi Mitigasi adalah upaya mengurangi risiko bencana alam sehingga memperkecil jumlah korban dan kerugian. 2. Adaptasi Bencana Alam Adaptasi bencana alam adalah penyesuaian sistem alam dan manusia terhadap bencana alam yang terjadi untuk mengurangi dampak negatifnya.
3. Penanggulangan Bencana Penanggulangan bencana (tanggap darurat bencana) adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan segera saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan: a. penyelamatan dan evakuasi korban; b. pemenuhan kebutuhan dasar; c. perlindungan; d. pengurusan pengungsi; e. pemulihan sarana dan prasarana. B. Prinsip-Prinsip Mitigasi Berikut adalah prinsip-prinsip dari mitigasi. 1. Bencana yang terjadi menjadi pelajaran ketika terjadi bencana berikutnya. 2. Dibutuhkan kerja sama berbagai pihak. 3. Dilaksanakan secara aktif. 4. Harus mendahulukan kelompok rentan untuk menghindari korban jatuh lebih banyak. 5. Harus selalu dipantau dan dievaluasi agar mendapatkan hasil yang efektif. C. Bencana Yang Sering Terjadi Berikut beberapa bencana yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 1. Angin kencang. 2. Kebakaran hutan dan lahan. 3. Kekeringan. 4. Banjir. 5. Gelombang pasang. 6. Tsunami. 7. Tanah longsor. 8. Gempa bumi. 9. Letusan gunung api. 10. Gas beracun. 11. Kegagalan teknologi. 12. Wabah penyakit. 2
1. Angin Kencang a. Pengertian Angin kencang adalah angin dengan kecepatan 120 km/jam. b. Penyebab Angin kencang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang ekstrem. c. Mekanisme Perusakan Kekuatan angin kencang dapat merobohkan bangunan, jembatan, dan menenggelamkan kapal-kapal nelayan. Angin kencang yang disertai dengan hujan deras dapat menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor. d. Kajian Bencana Angin kencang dapat diketahui dari data kecepatan angin dan arah angin. Angin kencang dipengaruhi oleh topografi, vegetasi, dan permukiman. e. Gejala dan Peringatan Dini Gejala angin kencang dapat diamati melalui satelit cuaca dengan melihat tekanan udara antarwilayah sehingga dapat diketahui perbedaan ekstremnya untuk memberikan peringatan dini. f. Parameter Kecepatan Angin 120 153 km/jam Sedikit 154 177 km/jam Sedang 178 209 km/jam Luas 210 249 km/jam Hebat >250 km/jam Sangat hebat 3 Tingkat Kerusakan g. Komponen yang Terancam 1.) Bangunan dan jembatan, khususnya bangunan yang terbuat dari kayu, papan, seng, dan asbes. 2.) Tiang kabel listrik dan telepon. 3.) Kapal nelayan di sekitar pantai. h. Mitigasi 1.) Struktur bangunan dirancang agar tahan terhadap kekuatan angin. 2.) Pembangunan fasilitas perlindungan dari serangan angin kencang. 3.) Penghijauan untuk meredam kekuatan angin. 4.) Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin kencang. 5.) Menambatkan kapal nelayan dengan kuat.
2. Kebakaran Hutan dan Lahan a. Pengertian Kebakaran hutan dan lahan adalah perubahan fungsi hutan atau lahan akibat api atau pemanasan yang tinggi. b. Penyebab 1.) Aktivitas manusia. 2.) Jenis tanaman yang homogen dan tanaman kayu api. 3.) Angin yang mempercepat menjalarnya api. 4.) Topografi yang terjal. c. Mekanisme Perusakan Sebagian besar akibat kesengajaan manusia untuk membuka lahan. d. Gejala dan Peringatan Dini 1.) Aktivitas manusia menggunakan api. 2.) Tumbuhan yang meranggas. 3.) Kelembapan udara rendah. 4.) Kekeringan pada musim kemarau. 5.) Peralihan menuju musim kemarau. 6.) Meningkatnya migrasi satwa keluar habitatnya. e. Parameter 1.) Luas areal yang terbakar. 2.) Luas areal yang terpengaruh kabut asap. 3.) Fungsi kawasan yang terbakar, seperti hutan lindung, taman nasional, dan cagar alam. 4.) Jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas. 5.) Menurunnya jenis tumbuhan dan satwa liar. f. Mitigasi 1.) Peningkatan masyarakat peduli api. 2.) Pembuatan waduk (embung) untuk pemadaman api. 3.) Pembuatan sekat bakar antara lahan pertanian atau perkebunan dengan hutan. 4.) Hindari pembukaan lahan dengan cara pembakaran. 5.) Penanaman dengan tanaman heterogen. 4
3. Kekeringan a. Pengertian Kekeringan adalah ketidakseimbangan antara ketersediaan air dengan kebutuhan air manusia dan lingkungan. Kekeringan terbagi atas dua jenis, yakni kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenik. 1.) Kekeringan alamiah terdiri dari: kekeringan meteorologis terjadi akibat curah hujan di bawah normal dalam satu musim; kekeringan hidrologis terjadi akibat kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah; kekeringan pertanian terjadi akibat kekurangan lengas tanah atau kelembapan tanah (kandungan air dalam tanah); kekeringan sosial ekonomi terjadi akibat kekurangan pasokan air karena kekeringan meteorologis, hidrologis, dan pertanian. 2.) Kekeringan antropogenik disebabkan ketidaktaatan manusia pada aturan, seperti merusak kawasan tangkapan air dan sumber-sumber air karena kebutuhan air lebih besar daripada pasokan air yang tersedia. b. Penyebab Pengaruh el nino mengakibatkan hal-hal berikut. 1.) Akhir musim kemarau mundur dari normal. 2.) Awal masuk musim hujan mundur dari normal. 3.) Curah hujan musim kemarau turun dibandingkan normal. 4.) Debit hari kering semakin hari. c. Gejala Terjadinya Kekeringan 1.) Menurunnya tingkat curah hujan dalam satu musim. 2.) Kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. 3.) Kekurangan lengas tanah (kandungan air dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman. d. Mitigasi 1.) Mengatur sistem pengiriman data iklim. 2.) Menetapkan skala prioritas penggunaan air. 3.) Membentuk pokja dan posko kekeringan. 5
4.) Menyiapkan dana, sarana, dan prasarana untuk program antisipasi kekeringan. 5.) Menyusun peta rawan kekeringan. 6.) Menentukan teknologi sistem pengaliran air irigasi. 6