BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan. Undang-Undang No.36 tahun 2009

memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 pelayanan kesehatan

ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah ada setiap saat dibutuhkan. b) dapat diterima dan wajar, artinya bahwa pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkena dampak produk atau proses, berupa barang ataupun. dipuaskan. Jenis-jenis pelanggan adalah sebagai berikut :

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RSAB Harapan Kita. Tabel 1.2 Jumlah Konsultasi Kebidanan Eksekutif Dan Kebidanan Umum Di RSAB Harapan Kita

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama. bayi terbesar di Indonesia adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ±

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produktivitas perusahaan. Dengan memberikan pelayanan kesehatan sebaik mungkin

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atas kesehatan karena dilindungi oleh konstitusi seperti tercantum dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. ini, dewasa ini gaya hidup masyarakat menjadi lebih mobile dan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Semakin terbukanya akses informasi termasuk di bidang kesehatan dan kedokteran

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan pelayanan prima rumah sakit di Indonesia tertuang dalam Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Pemerintah melalui Jaminan Kesehatan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. memilih barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan mereka. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI APOTEK KIMIA FARMA 63 SURAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan tempat pemenuhan kebutuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia. Dengan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam prakteknya rumah sakit digunakan sebagai tempat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang didukung kemampuan dan mental yang sehat, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001:6), kondisi fisik

BAB 1 PENDAHULUAN. Mulut yang merupakan pusat rujukan, pendidikan dan penelitian (Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia hiburan pada kehidupan sekarang sudah semakin maju, maka

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah suatu produk berupa jasa atau barang yang dihasilkan oleh suatu produsen, dalam hal ini dapat provider atau institusi kesehatan. Pelayanan kesehatan sekilas sama dengan barang ekonomi yang ada di pasar. Pelayanan kesehatan memiliki karakteristik unik yang tidak dimiliki oleh barang ekonomi yang lain (Retnaningsih, 2013). Tujuan pelayanan kesehatan yang baik yaitu tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan masyarakat (customer satisfaction). Harapan dan kebutuhan pemberi pelayanan (provider satisfaction) pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien (institution satisfaction), dapat diselenggarakan dengan pelayanan yang efektif (Sutoto, 2001). Pelayanan kesehatan memiliki karakter atau sifat sebagai berikut: 1) Hak asasi manusia. 2) Uncertainly. 3) Consumer Ignorance. 4) Eksternalitas. 5) Padat karya dan padat modal. 6) Mix Output. 7) Sebagai barang konsumsi atau investasi. 8) Restriksi Kompetisi (Retnaningsih, 2013). 9

Kinerja penyedia pelayanan kesehatan dapat dinilai dengan melihat tiga aspek, yaitu: efisiensi, efektivitas, dan ekuitas. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan, tidak dapat berdiri sendiri (Retnaningsih, 2013). Azwar (1996) mengemukakan bahwa dalam pelayanan kesehatan yang baik harus memiliki berbagai persyaratan pokok, antara lain: a) tersedia dan berkesinambungan yaitu semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, dan keberadaannya dalam masyarakat adalah tersedia pada setiap saat dibutuhkan. b) dapat diterima dan wajar yaitu pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. c) mudah dicapai, yaitu dalam pelayanan kesehatan adalah dari sudut lokasi sehingga pengaturan distribusi kesehatan menjadi sangat penting. d) mudah dijangkau, yaitu dari sudut biaya. Biaya pelayanan kesehatan harus dapat diupayakan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. e) bermutu, yaitu menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan yang di satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa layanan, dan di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang ditetapkan. 10

2. Kepuasan Pasien Kepuasan merupakan suatu perasaan yang timbul setelah mengevaluasi pengalaman pemakaian produk (Tjiptono dan Chandra, 2005). Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa dari seseorang yang berasal dari membandingkan antara persepsi terhadap kinerja suatu produk atau jasa dengan harapan yang dimiliki. Konsumen merasa kecewa atau tidak puas apabila hasil kinerja suatu produk atau jasa tersebut dibawah harapan. Kinerja yang dihasilkan oleh suatu produk atau jasa dapat memenuhi harapan maka konsumen akan merasa puas (Kotler, 2002). Kepuasan pasien adalah hal yang sangat subyektif, sulit diukur, dapat berubah-ubah, serta banyak faktor-faktor yang berpengaruh, sebanyak dimensi di dalam kehidupan manusia. Subyektifitas tersebut dapat berkurang dan bahkan dapat menjadi obyektif bila cukup banyak orang yang sama pendapatnya terhadap suatu hal. Kepuasan pasien dapat dikaji dengan suatu instrumen penelitian yang cukup valid disertai dengan metode penelitian yang baik (Suryawati, 2004). Kepuasan pasien terdapat dua dimensi, yaitu dimensi pertama merupakan kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik profesi yang meliputi hubungan dokter-pasien, kenyamanan layanan, kebebasan menentukan pilihan, pengetahuan dan kompetensi teknis, efektivitas layanan dan keamanan tindakan. Dimensi kedua merupakan kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan 11

layanan kesehatan, yang meliputi ketersediaan, kewajaran, keterjangkauan, efisiensi dan mutu layanan kesehatan (Krowinski dan Steven, 1996). Menurut Kotler dan Keller (2009) bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan jasa serta kesesuaian dengan harapannya sebelum mendapatkan pelayanan. Harapan tersebut jika terpenuhi, berarti pelayanan tersebut memberikan suatu kualitas yang baik. Kualitas merupakan ukuran seberapa dekat suatu barang atau jasa sesuai dengan standar tertentu (Marimin, 2004). Kepuasan pasien dapat diukur dan dipantau sehingga diperlukan berbagai metoda untuk mengukur dan memantaunya, dapat dilakukan dengan cara: a) Sistem keluhan dan saran. b) Survei kepuasan pelanggan. c) Gosh shoping (mempekerjakan beberapa orang yang berperan sebagai pasien untuk menggali dan menemukan kelemahan pelayanan). d) Lost customer analysis (menghubungi pelanggan yang tidak menggunakan jasa klinik dan berpindah ke klinik lain supaya memahami mengapa hal tersebut terjadi) (Tjiptono dan Chandra, 2005). Kepuasan pasien dapat memberikan manfaat bagi klinik tersebut antara lain: a) Sarana pemasaran dari mulut ke mulut. b) Meningkatkan hubungan yang harmonis antara klinik dengan pelanggan. c) Mendorong terciptanya loyalitas pelanggan sehingga klinik akan dapat bertahan 12

terutama dalam lingkungan perubahan yang sangat cepat. d) Meningkatkan profit klinik. e) Meningkatkan citra klinik di mata masyarakat (Sutoto, 2001). Penilaian kualitas pelayanan oleh pasien menurut Parasuraman dkk. (1985) dibedakan dalam lima dimensi, antara lain: a) Tampilan fisik (tangible), meliputi: fasilitas fisik, perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi. b) Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. c) Ketanggapan (responsiveness), yaitu keinginan membantu memberikan pelayanan dengan tanggap. d) Kepastian jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat kepercayaan, bebas dari bahaya, resiko dan keraguan. e) Kemampupahaman (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan pelanggan. Dental Satisfaction Questionare (DSQ) merupakan alat untuk mengukur kepuasan pada pasien. Alat ukur DSQ terdiri atas 19 macam pernyataan yang menggunakan skala Likert dengan 5 pilihan jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju (Mascarenhas, 2001). Dental Satisfaction Questionare mengukur semua kepuasan pasien dengan teliti dan terdapat tujuh dimensi, yaitu: a) Access (akses), meliputi kemudahan dan ketercapaian lokasi. b) Availability (ketersediaan), tersedianya petugas pelayanan kesehatan 13

gigi dan mulut dan peralatan yang ada untuk menangani pasien. c) Cost (biaya), biaya dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. d) Continuity (berberkelanjutan), keinginan pasien untuk datang kembali. e) General satisfaction (kepuasan secara umum), kepuasan yang diterima pasien terhadap pelayanan dari petugas kesehatan gigi dan mulut. f) Pain management (managemen rasa sakit), kemampuan petugas pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk menangani rasa sakit yang diderita pasien. g) Quality (kualitas), kemampuan petugas pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk memberikan pelayanan kepada pasien (Davies dan Ware, 1982). 3. Penumpatan Gigi Penumpatan gigi merupakan perawatan untuk memugar bentuk, fungsi, dan penampilan gigi serta menciptakan gigi-geligi yang stabil, sehat dan berfungsi baik, dalam penumpatannya dengan meletakkan bahan di dalam kavitas (Harty dan Ogston, 1993). Tujuan penumpatan di kedokteran gigi yaitu mengganti struktur gigi yang terkena penyakit atau hilang dengan menggunakan bahan yang dapat mengembalikan fungsi dan penampilan (Craig, dkk, 2004). Macam-macam bahan yang digunakan untuk penumpatan gigi secara langsung antara lain: 1) komposit, 2) kompomer, 3) ionomer hybrid, 4) ionomer kaca. Masing-masing bahan penumpatan gigi terdapat kelebihan dan kekurangan masing-masing. Komposit memiliki kelebihan estetis yang baik, tahan terhadap tekanan, dan tidak mudah 14

aus, akan tetapi komposit sedikit melepaskan fluoride bahkan tidak melepaskan fluoride. Bahan kompomer memiliki estetik yang baik dan dapat melepaskan fluoride tetapi mudah aus. Ionomer hybrid melepaskan fluoride lebih banyak dari pada kompomer akan tetapi mudah aus sehingga tidak digunakan dalam restorasi posterior. Ionomer kaca melepaskan paling banyak fluoride dan paling baik digunakan untuk pasien dengan risiko karies yang tinggi (Craig, dkk, 2004). 4. Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta Klinik merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Klinik dibedakan menjadi Klinik Pratama dan klinik utama berdasarkan jenis pelayanannya. Klinik Pratama yaitu klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar dan klinik utama yaitu klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik (Kemenkes RI, 2011). Klinik harus memenuhi syarat lokasi, bangunan, sarana dan prasarana, peralatan, dan ketenagaan yang terdiri dari tenaga medis, tenaga kesehatan serta tenaga non kesehatan. Lokasi klinik yang didirikan sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah. Bangunan dan ruang klinik harus permanen dan tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja yang lain. Penyediaan ruangan di klinik menyesuaikan 15

dengan penyelenggaraan pelayanan tetapi paling tidak menyediakan ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang tindakan, ruang farmasi, ruang administrasi, dan beberapa ruangan tergantung dengan kebutuhan pelayanan (Yustiawan, 2013). Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta yang beralamatkan di Jalan Kapten Piere Tendean 56 Yogyakarta didirikan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tanggal 25 Desember 2014 dan diresmikan oleh Prof. Dr. Bambang Cipto, MA. Klinik dengan layanan 24 jam melayani masyarakat, baik masyarakat umum maupun warga Muhammadiyah. Fasilitas pelayanan kesehatan berizin Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dengan nomor 503/2899 sampai dengan tanggal 15 April 2020. Fasilitas yang terdapat di Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta yaitu ruang tunggu, full AC dan TV LCD, parkiran kendaraan depan dan samping klinik, ruang menyusui, toilet dan kamar mandi terpisah untuk pria dan wanita serta mushola. Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta memiliki perbedaan dengan klinik pada umumnya yang terletak pada layanan dan fasilitasnya (Hilman, 2014). Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta memiliki keunggulan yaitu menggunakan teknologi canggih seperti mesin pengukur kebugaran tubuh secara menyeluruh yakni Body Compotition Monitor dan terdapat layanan konseling untuk mengendalikan psikologi pasien. Disamping keunggulan diatas, Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta juga memiliki perbedaan dengan klinik 16

pada umumnya yaitu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dapat menggunakan kartu UMY sehingga dalam memperoleh pelayanan kesehatan tidak dipungut biaya dan menerima masyarakat dengan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS). Jenis pelayanan di Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta terdiri dari pelayanan poli umum, gigi, kebidanan (KIA dan KB), edukasi dan konseling, pemeriksaan cek gula darah sederhana, EKG dan USG. Poli gigi di Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta melayani penumpatan gigi, pencabutan, scalling, pembuatan gigi tiruan, perawatan saluran akar, dan lain-lain. Penumpatan gigi di Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta menggunakan berbagai macam bahan tumpat antara lain resin komposit dan semen ionomer kaca. Waktu pelayanan poli umum 24 jam sehari kecuali hari libur. Pelayanan gigi hari Senin hingga Sabtu pukul 13.00 19.00. Pelayanan kebidanan (KIA dan KB) hari Senin hingga Sabtu pukul 09.00 14.00. Edukasi dan Konseling setiap hari Senin sampai Sabtu pukul 14.00 17.00. Dokter gigi di Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta berjumlah 4 orang dengan jadwal jaga yang bergantian setiap harinya. B. Landasan Teori Kepuasan terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut akan baik jika pelayanan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan dan diinginkan oleh pasien. Kepuasan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat dikaji 17

menggunakan suatu instrumen penelitian yaitu Dental Satisfaction Questionnaire (DSQ) oleh Davies dan Ware (1982) yang terdiri dari tujuh dimensi, yaitu: a) access (akses), b) availability (ketersediaan), c) cost (biaya), d) continuity (berkelanjutan), e) general satisfaction (kepuasan secara umum), f) pain management (managemen rasa sakit), g) quality (kualitas). Pelayanan kesehatan gigi dan mulut salah satunya adalah penumpatan gigi. Penumpatan gigi merupakan perawatan untuk memugar bentuk, fungsi, dam penampilan gigi serta menciptakan gigi-geligi yang stabil, sehat dan berfungsi baik, dalam penumpatannya dengan meletakkan bahan di dalam kavitas. Macam-macam bahan yang digunakan untuk penumpatan gigi secara langsung antara lain: 1) komposit, 2) kompomer, 3) ionomer hybrid, 4) ionomer kaca. Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta merupakan klinik yang didirikan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta relatif baru yang diresmikan tanggal 25 Desember 2014. Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta memiliki perbedaan dengan klinik pada umumnya yang terletak pada layanan dan fasilitasnya. Keunggulan lain yang dimiliki Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta yaitu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dapat menggunakan kartu UMY sehingga dalam memperoleh pelayanan kesehatan tidak dipungut biaya (UMY, 2014). 18

C. Kerangka Konsep Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Penumpatan Gigi di Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta Dimensi Kepuasan Pasien (DSQ) : 1. Access (akses) 2. Availability (ketersediaan) 3. Cost (biaya) 4. Continuity (berkelanjutan) 5. General satisfaction (kepuasan secara umum) 6. Pain management (managemen rasa sakit) 7. Quality (kualitas) Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian di atas terdapat pertanyaan penelitian: Bagaimana gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan penumpatan gigi di Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta ditinjau dari 7 dimensi, a) access, b) availability, c) cost, d) continuity, e) general satisfaction, f) pain management, g) quality. 19