Pengaruh Kegiatan Menggambar Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Permata Jl. Pendawa Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Rosdiana & Tegar Ramitha* Abstrak Masalah yang kerap ditemukan di lapangan adalah masih kurangnya kemampuan motorik halus anak seperti: anak belum mampu memegang pensil dengan benar, anak belum mampu mewarnai gambar dengan rapi, anak belum mampu menulis nama dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan menggambar di TK Permata. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak B TK Permata yang berjumlah 2 Kelas (B1 dan B2)yang masingmasing kelas berjumlah 15 orang, sampel dalam penelitian ini yaitu kelas B1 sebagai kelas eksperimen dan B2 sebagai kelas kontrol yang diambil dengan metode teknik rendom sampling unit (kelas). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi terstruktur, dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan dengan uji t dengan taraf nyataα= 0,05. Berdasarkan analisis data di atas diperoleh rata-rata nilai pada kelas eksperimen 13,6 dengan nilai tertinggi 15 dan nilai terendah 12, Kemampuan motorik halus kelas eksperimen yang mendapat Baik Sekali (BS) adalah 60 % Baik (B) adalah 40 % dan kemampuan motorik halus anak sesuai hasil indikator pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai 3,4 sehingga kemampuan motorik halus anak pada kelas eksperimen tergolong dalam kategori Baik Sekali (BS). Sedangkan nilai rata-rata pada kelas kontrol 7,2 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 6, kemampuan motorik halus kelas kontrol yang mendapat Cukup Baik (CB) 33,3 %, Kurang Baik (KB) 66,6 %. kemampuan motorik halus anak sesuai hasil indikator pada kelas kontrol memperoleh rata-rata nilai 1,8 sehingga kemampuan motorik halus anak pada kelas kontrol tergolong dalam kategori Cukup Baik (CB). Dengan demikian hasil rata-rata indikator kelas eksperimen adalah 3,4 dan kelas kontrol adalah 1,8 atau hasil uji hipotesis yang diperoleh t hitung > t tabel yaitu 16,976 > 1,753 pada taraf α = 0,05. Dengan demikian hipotesis H o ditolak dan H a diterima, sehingga dapat dinyatakan : Ada pengaruh yang signifikan antara kegiatan menggambar terhadap kemampuan motorik halus anak usia 5-6 Tahun TK Permata Jl. Pendawa Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Kata Kunci: Kegiatan Menggambar, Kemampuan Motorik Halus Pendahuluan. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk memberikan, membimbing, mengasah, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Kemampuan motorik halus sangat penting dan berpengaruh pada segi kehidupan anak karena dapat mengembangkan kemampuan dalam menulis sehingga dapat meningkatkan prestasi anak di sekolah. Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda. Ada yang lambat dan ada pula yang sesuai dengan perkembangan tergantung pada kematangan anak. Kemampuan motorik *Dosen Jurusan PLS FIP Unimed & Mahasiswa Jurusan PLS FIP Unimed 65
halus anak dikatakan terlambat, apabila di usianya yang seharusnya ia sudah dapat mengembangkan keterampilan baru tetapi ia tidak menunjukkan kemampuan. Terlebih jika sampai memasuki usia sekolah sekitar 6 tahun anak masih kesulitan untuk mengkoordinasikan gerakan tangan dan jari jemarinya. Berdasarkan observasi peneliti di lapangan, peneliti melihat beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik halus anak antara lain pengetahuan orang tua tentang pengembangan motorik halus anak yang masih minim, Tuntutan orang tua yang lebih mengutamakan keberhasiklan akademik anak, Lingkungan yang kurang mendukung sehingga mengghambat perkembangan motorik halus anak usia dini, kurangnya keterampilan motorik halus anak, guru kurang melibatkan kegiatan menggambar sebagai metode belajar bagi anak untuk menggembangkan kemampuan motorik halus anak, tidak membiasakan anak untuk mngerjakan aktifitas sendiri sehingga anak terbiasa dibantu untuk memenuhi kebutuhannya, serta ada juga anak yang selalu disuapi pada saat makan siang di TK sehingga kemampuan motorik halusnya kurang berkembang. Keterlambatan perkembangan motorik halus ini menyebabkan kesulitan menulis ketika anak masuk sekolah. Hal ini didukung oleh pembelajaran yang dberikan guru masih bersifat konfensional yaitu kurang memunculkan minat anak dan masih kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Suatu kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif apabila ada berbagai strategi yang digunakan, berupa metode, model, dan pendekatan, maupun teknik. Menurut Damay (2012:53) melatih anak dengan kegiatan yang positif seperti menggambar dan mewarnai merupakan salah satu cara meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Beberapa keterampilan yang penting bagi anak untuk dikembangkan adalah, mampu melengkungkan telapak tangan membentuk cekungan (paimar arching), menggunakan jari jempol dan telunjuk untuk memegang suatu benda (hand side separation), dan membuat bentuk lengkung dengan jempol dan telunjuk (open web space). Sejalan dengan pendapat di atas kegiatan menggambar sebagai salah satu aplikasi pembelajaran positif. Sebagai seorang guru, mengaplikasikan berbagai macam kegiatan menggambar dalam belajar mengajar merupakan hal yang wajib dilakukan. Kegiatan menggambar merupakan stimulasi efektif dalam menunjang tumbuh kembang optimal anak, untuk mengespresikan sesuatu yang ia rasakan maupun yang ia pikirkan kemudian dengan kegiatan menggambar anak memiliki kesempatan dan dapat mengisi waktunya tidak hanya itu dengan kegiatan menggambar juga dapat mengembangkan otot-otot halus, meningkatkan penalaran, dan membentuk daya imajinasi. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui adakah pengaruh kegiatan menggambar terhadap kemampuan motorik halus anak usia 5-6 Tahun di TK Permata Jl. Pendawa Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Metode Penelitian. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel yang masing-masing diberi perlakuan yang berbeda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di TK Permata, populasi seluruh anak TK kelompok B di TK Permata yang terdiri dari 2 kelas yaitu B1 sebanyak 15 orang anak dan *Dosen Jurusan PLS FIP Unimed & Mahasiswa Jurusan PLS FIP Unimed 66
B2 sebanyak 15 orang anak, dengan karakteristik anak berdasarkan usia 5-6 tahun. Sampel adalah sebagian populasi yang dapat mewakili populasi.sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak populasi yang ada di TK Permata, tetapi karena di TK Permata terdapat 2 kelas B maka cara menentukan kelas mana yang akan dijadikan kelas eksperimen dan yang mana yang akan dijadikan kelas kontrol ditentukan secara acak, dengan alasan bahwa anak kelas B1 dan B2 memiliki karakteristik yang sama. Pertama sekali ditulis dalam 2 kertas berbeda dengan tulisan B1 dan B2. Kemudian ke 2 kertas tersebut dimasukkan kedalam mangkok. Kelas yang menjadi pengambilan pertama merupakan kelas eksperimen dan yang menjadi pengambilan ke 2 merupakan kelas kontrol. Contoh kelas B1 merupakan kelas pengambilan pertama maka kelas tersebut menjadi kelas eksperimen dengan pembelajaran kegiatan menggambar. Dan kelas B2 merupakan pengambilan ke 2 maka kelas tersebut menjadi kelas kontrol dengan pembelajaran tanpa kegiatan menggambar. Penelitian ini melibatkan dua perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun penelitian ini dirancang seperti tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1. Rancangan Penelitian kelompok perlakuan Observasi Eksperimen X O Kontrol - O Keterangan: X = Pengajaran pada kelas eksperimen melalui kegiatan menggambar. O = Observasi (Post-test) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non tes yaitu observasi terstuktur tentang kemampuan motorik halus anak. Instrumen penelitian ini menggunakan paduan observasi. Pengamatan dilakukan oleh 2 orang observer.tehnik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis statistik inprensial. Analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan motorik halus anak pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Seperti yang diterangkan sebelumnya pada bab III bahwa data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik observasi. Lembar observasi telah disusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menjaring data kemampuan motorik halus anak. Untuk mengetahui keadaan kemampuan motorik halus anak pada kelas eksperimen (pembelajaran melalui kegiatan menggambar) dan kemampuan motorik halus anak pada kelas kontrol (kegiatan mengambar bebas) dapat dilihat pada table berikut (data nilai observasi pada lampiran 2) : Berikut ini adalah hasil observasi tentang kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Permata Jl. Pendawa Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Kemampuan motorik halus anak pada hasil observasi kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 15 dan nilai terendah 12, dengan nilai rata-rata 13,6 dan kemampuan motorik halus anak sesuai hasil indikator pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai 3,4, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak pada kelas eksperimen tegolong dalam kategori Baik Sekali (BS). Kemampuan motorik halus anak pada hasil observasi kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 6, dengan nilai rata-rata 7,2 dan kemampuan motorik halus anak sesuai hasil indikator pada kelas kontrol memperoleh rata-rata nilai 1,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak pada kelas kontrol *Dosen Jurusan PLS FIP Unimed & Mahasiswa Jurusan PLS FIP Unimed 67
Jumlahanak tegolong dalam kategori Cukup Baik (CB). Untuk melihat perbandingan nilai rata-rata yang diperoleh anak pada kelas eksperimen dan kelas control dilihat dalam Gambar 4.3 berikut : 16 14 12 10 8 6 4 2 0 kurang 15 cukup Gambar 4.3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Motorik Halus Anak Pada Observasi Kelas Eksperimen Dan Observasi Kelas Kontrol. Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan kegiatan menggambar memberikan perbedaan kemampuan motorik halus anak di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan anatara kelas eksperimen (menggambar geometri yang ada diruang kelas dengan memberi latihanlatihan awal menggambar) dan kelas kontrol (menggambar bebas tanpa memberi latihan-latihan awal). Kemampuan motorik halus kelas eksperimen yang mendapat Baik Sekali (BS) adalah 60 %, Baik Sekali (BS) adalah 40 % Baik (B) dan kemampuan motorik halus kelas kontrol yang mendapat Cukup Baik (CB) 33,3 %, Kurang Baik (KB) 66,6 %. Dengan demikian, dapat dilihat kelas eksperimen masuk kedalam kategori kemampuan motorik halus Baik Sekali (BS) dengan rata-rata indikator 3,4 dan kelas kontrol masuk kedalam kategori 1 5 sekali Data nilai observasi eksperimen data nilai observasi kelas kontrol Tingkat kemampuan motorik halus Cukup Baik (CB) dengan rata-rata indikator 1,8. Pada proses dalam memperoleh hasil analisis data, sebelum memberikan perlakuan yang berbeda kepada kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas control disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak adalah sama yakni berdasarkan tingkat usia kelas eksperimen dan kelas control adalah sama yaitu masing-masing usia 5-6 tahun. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda diperoleh skor motorik halus anak kelas eksperimen 13,6 sedangkan di kelas control 7,2. Setelah dilakukan perlakuan kegiatan menggambar kemampuan motorik halus anak meningkat. Dari hasil observasi kedua sampel tersebut diperoleh selisihsekitar 6,4. Dari data yang diperoleh tersebut terdapat perbedaan yang signifikan antara motorik halus anak pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena kegiatan menggambar merupakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak usia 5-6 tahun didukung pendapat As adi (2009:23) yang menggungkapkan bahwa kegiatan menggambar adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan. Lewat kegiatan menggambar, kita biasa menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala agar dapat merangsang otak. Kegiatan menggambar selain merupakan kegiatan yang menyenangkan, kegiatan menggambar juga dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Sesuai dengan pendapat Damay (2012:53) melatih anak dengan kegiatan yang positif seperti menggambar dan mewarnai merupakan salah satu cara meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Dengan demikian Semakin sering melatih motorik halus anak melalui kegiatan menggambar maka akan semakin meningkatnya kemampuan motorik halus anak. *Dosen Jurusan PLS FIP Unimed & Mahasiswa Jurusan PLS FIP Unimed 68
Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu: Kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun kelas eksperimen dikembangkan melalui kegiatan menggambar geometri yang ada di ruang kelas dengan memberi latihan-latihan awal menggambar lebih dibandingkan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun kelas kontrol melalui kegiatan menggambar bebas tanpa memberi latihan-latihan awal. Kemampuan motorik halus kelas eksperimen yang mendapat Baik Sekali (BS) adalah 60 %, Baik Sekali (BS) adalah 40 % Baik (B) dan kemampuan motorik halus kelas kontrol yang mendapat Cukup Baik (CB) 33,3 %, Kurang Baik (KB) 66,6 %. Dengan demikian rata-rata indikator kelas eksperimen adalah 3,4 dan kelas kontrol adalah 1,8 atau hasil uji hipotesis yang diperoleh t hitung > t tabel yaitu 16,976 > 1,753 pada taraf α = 0,05. Dengan demikian hipotesis H o ditolak dan H a diterima, sehingga dapat dinyatakan: Ada pengaruh yang signifikan antara kegiatan menggambar terhadap kemampuan motorik halus anak usia 5-6 Tahun TK Permata Jl. Pendawa Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Daftar Pustaka. Sumber Buku Anwar, Desy. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:Amelia. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Revisi 14. Jakarta:Rineka Cipta. As adi.2009. Panduan Praktis Menggambardan Mewarnai Untuk Anak. Yogyakarta:Power Book. Damay, Denidya. 2012. Tips Trik Meningkatkan Ketekunan Anak Agar Sukses Dan Berprestasi. Yogyakarta:Araska. Einon, Dorothy. 2006. Permainan Kreatif Untuk Anak-Anak. Batam:Karisma Publising Group. Fadlillah, Muhammad. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta:AR-Ruzz Media. Hasan, Maimunah. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta:Diva Press Hurlock, Elisabeth B. 1978. Perkembangan Anak (edisi 6 jilid 1). Jakarta:Erlangga. Mulyasa, 2012. Manajemen Paud. Bandung:Remaja Rosdakarya Offset. Pamandhi, Hajar. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta:Universitas Terbuka. Robin, 2000. The Science Of Getting Rich. New York:Appleton Century Crofts. Soejanto, Agoes. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta:Rineka Cipta. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung:Tarsito. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta. Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta. *Dosen Jurusan PLS FIP Unimed & Mahasiswa Jurusan PLS FIP Unimed 69
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:Pedagogi Ubaedy. 2009. Cerdas Mengasuh Anak. Jakarta:Kinzabook. *Dosen Jurusan PLS FIP Unimed & Mahasiswa Jurusan PLS FIP Unimed 70