Pengaruh Kegiatan Menggambar Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Permata Jl. Pendawa Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya di bangun dengan empat pilar, yaitu : learning to know,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di TK Marhamah Hasanah yang terletak di Jl. Terusan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

PENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGPAUD OLEH :

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen, yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini.

Ni Luh Gede Sudewiyani 1 ABSTRAK

NURKHAYATI A

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

KESIAPAN BERSEKOLAH ANAK PADA ANAK-ANAK TAMAN KANAK- KANAK (TK) FULLDAY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENJEPIT KERTAS KARTON PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN STAR KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retna Intania, 2014 Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini. Disusun Oleh : DIANA WAHYU NUGRAHENI A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

PENGARUH MELUKIS TERHADAP KREATIVITAS SENI ANAK USIA DINI DI TK 02 BURAN TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

KOLASE DAPAT MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK KREBET KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

SRI LESTARI A53B111014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

PENERAPAN KEGIATAN MEMBENTUK BENDA GEOMETRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B KB AISYIYAH WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

KARYA ILMIAH. Oleh : SUSIWATI A1/111186

PENGARUH SERI MENGGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGAMBAR PERMULAAN ANAK. Nosha Putri Sekar Arum Nurhenti Dorlina Simatupang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA PADA SISWA KELAS V SDN NO 34/1 TERATAI.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan motorik halus pada anak yang terjadi di PAUD Baiturrahim, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK PERTIWI 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S1. Pendidikan Guru PendidikanAnak Usia Dini. Diajukan Oleh: FARIDA HIDIYAH RAHMANI

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

PENGARUH PERMAINAN MANIPULATIF DENGAN MANIK MANIK TERHADAP KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK LAKSHMI 12 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

MEDIA SENI MENCETAK MODIFIKADI TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH TEKNIK KOLASE DENGAN BAHAN MANIK-MANIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

Rahayu Budi Utami dan Noer Istichomah STIKes Satria Bhakti Nganjuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Lubuklinggau, dengan objek penelitian yaitu anak didik kelompok B

PENGARUH PENGGUNAAN CROSSWORD PUZZLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DEMA YULIANTO, TITIS AWALIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Siswa Putra Kelas XI SMA N 1 Bonepantai.

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

Transkripsi:

Pengaruh Kegiatan Menggambar Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Permata Jl. Pendawa Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Rosdiana & Tegar Ramitha* Abstrak Masalah yang kerap ditemukan di lapangan adalah masih kurangnya kemampuan motorik halus anak seperti: anak belum mampu memegang pensil dengan benar, anak belum mampu mewarnai gambar dengan rapi, anak belum mampu menulis nama dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan menggambar di TK Permata. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak B TK Permata yang berjumlah 2 Kelas (B1 dan B2)yang masingmasing kelas berjumlah 15 orang, sampel dalam penelitian ini yaitu kelas B1 sebagai kelas eksperimen dan B2 sebagai kelas kontrol yang diambil dengan metode teknik rendom sampling unit (kelas). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi terstruktur, dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan dengan uji t dengan taraf nyataα= 0,05. Berdasarkan analisis data di atas diperoleh rata-rata nilai pada kelas eksperimen 13,6 dengan nilai tertinggi 15 dan nilai terendah 12, Kemampuan motorik halus kelas eksperimen yang mendapat Baik Sekali (BS) adalah 60 % Baik (B) adalah 40 % dan kemampuan motorik halus anak sesuai hasil indikator pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai 3,4 sehingga kemampuan motorik halus anak pada kelas eksperimen tergolong dalam kategori Baik Sekali (BS). Sedangkan nilai rata-rata pada kelas kontrol 7,2 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 6, kemampuan motorik halus kelas kontrol yang mendapat Cukup Baik (CB) 33,3 %, Kurang Baik (KB) 66,6 %. kemampuan motorik halus anak sesuai hasil indikator pada kelas kontrol memperoleh rata-rata nilai 1,8 sehingga kemampuan motorik halus anak pada kelas kontrol tergolong dalam kategori Cukup Baik (CB). Dengan demikian hasil rata-rata indikator kelas eksperimen adalah 3,4 dan kelas kontrol adalah 1,8 atau hasil uji hipotesis yang diperoleh t hitung > t tabel yaitu 16,976 > 1,753 pada taraf α = 0,05. Dengan demikian hipotesis H o ditolak dan H a diterima, sehingga dapat dinyatakan : Ada pengaruh yang signifikan antara kegiatan menggambar terhadap kemampuan motorik halus anak usia 5-6 Tahun TK Permata Jl. Pendawa Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Kata Kunci: Kegiatan Menggambar, Kemampuan Motorik Halus Pendahuluan. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk memberikan, membimbing, mengasah, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Kemampuan motorik halus sangat penting dan berpengaruh pada segi kehidupan anak karena dapat mengembangkan kemampuan dalam menulis sehingga dapat meningkatkan prestasi anak di sekolah. Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda. Ada yang lambat dan ada pula yang sesuai dengan perkembangan tergantung pada kematangan anak. Kemampuan motorik *Dosen Jurusan PLS FIP Unimed & Mahasiswa Jurusan PLS FIP Unimed 65

halus anak dikatakan terlambat, apabila di usianya yang seharusnya ia sudah dapat mengembangkan keterampilan baru tetapi ia tidak menunjukkan kemampuan. Terlebih jika sampai memasuki usia sekolah sekitar 6 tahun anak masih kesulitan untuk mengkoordinasikan gerakan tangan dan jari jemarinya. Berdasarkan observasi peneliti di lapangan, peneliti melihat beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik halus anak antara lain pengetahuan orang tua tentang pengembangan motorik halus anak yang masih minim, Tuntutan orang tua yang lebih mengutamakan keberhasiklan akademik anak, Lingkungan yang kurang mendukung sehingga mengghambat perkembangan motorik halus anak usia dini, kurangnya keterampilan motorik halus anak, guru kurang melibatkan kegiatan menggambar sebagai metode belajar bagi anak untuk menggembangkan kemampuan motorik halus anak, tidak membiasakan anak untuk mngerjakan aktifitas sendiri sehingga anak terbiasa dibantu untuk memenuhi kebutuhannya, serta ada juga anak yang selalu disuapi pada saat makan siang di TK sehingga kemampuan motorik halusnya kurang berkembang. Keterlambatan perkembangan motorik halus ini menyebabkan kesulitan menulis ketika anak masuk sekolah. Hal ini didukung oleh pembelajaran yang dberikan guru masih bersifat konfensional yaitu kurang memunculkan minat anak dan masih kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Suatu kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif apabila ada berbagai strategi yang digunakan, berupa metode, model, dan pendekatan, maupun teknik. Menurut Damay (2012:53) melatih anak dengan kegiatan yang positif seperti menggambar dan mewarnai merupakan salah satu cara meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Beberapa keterampilan yang penting bagi anak untuk dikembangkan adalah, mampu melengkungkan telapak tangan membentuk cekungan (paimar arching), menggunakan jari jempol dan telunjuk untuk memegang suatu benda (hand side separation), dan membuat bentuk lengkung dengan jempol dan telunjuk (open web space). Sejalan dengan pendapat di atas kegiatan menggambar sebagai salah satu aplikasi pembelajaran positif. Sebagai seorang guru, mengaplikasikan berbagai macam kegiatan menggambar dalam belajar mengajar merupakan hal yang wajib dilakukan. Kegiatan menggambar merupakan stimulasi efektif dalam menunjang tumbuh kembang optimal anak, untuk mengespresikan sesuatu yang ia rasakan maupun yang ia pikirkan kemudian dengan kegiatan menggambar anak memiliki kesempatan dan dapat mengisi waktunya tidak hanya itu dengan kegiatan menggambar juga dapat mengembangkan otot-otot halus, meningkatkan penalaran, dan membentuk daya imajinasi. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui adakah pengaruh kegiatan menggambar terhadap kemampuan motorik halus anak usia 5-6 Tahun di TK Permata Jl. Pendawa Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Metode Penelitian. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel yang masing-masing diberi perlakuan yang berbeda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di TK Permata, populasi seluruh anak TK kelompok B di TK Permata yang terdiri dari 2 kelas yaitu B1 sebanyak 15 orang anak dan *Dosen Jurusan PLS FIP Unimed & Mahasiswa Jurusan PLS FIP Unimed 66

B2 sebanyak 15 orang anak, dengan karakteristik anak berdasarkan usia 5-6 tahun. Sampel adalah sebagian populasi yang dapat mewakili populasi.sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak populasi yang ada di TK Permata, tetapi karena di TK Permata terdapat 2 kelas B maka cara menentukan kelas mana yang akan dijadikan kelas eksperimen dan yang mana yang akan dijadikan kelas kontrol ditentukan secara acak, dengan alasan bahwa anak kelas B1 dan B2 memiliki karakteristik yang sama. Pertama sekali ditulis dalam 2 kertas berbeda dengan tulisan B1 dan B2. Kemudian ke 2 kertas tersebut dimasukkan kedalam mangkok. Kelas yang menjadi pengambilan pertama merupakan kelas eksperimen dan yang menjadi pengambilan ke 2 merupakan kelas kontrol. Contoh kelas B1 merupakan kelas pengambilan pertama maka kelas tersebut menjadi kelas eksperimen dengan pembelajaran kegiatan menggambar. Dan kelas B2 merupakan pengambilan ke 2 maka kelas tersebut menjadi kelas kontrol dengan pembelajaran tanpa kegiatan menggambar. Penelitian ini melibatkan dua perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun penelitian ini dirancang seperti tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1. Rancangan Penelitian kelompok perlakuan Observasi Eksperimen X O Kontrol - O Keterangan: X = Pengajaran pada kelas eksperimen melalui kegiatan menggambar. O = Observasi (Post-test) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non tes yaitu observasi terstuktur tentang kemampuan motorik halus anak. Instrumen penelitian ini menggunakan paduan observasi. Pengamatan dilakukan oleh 2 orang observer.tehnik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis statistik inprensial. Analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan motorik halus anak pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Seperti yang diterangkan sebelumnya pada bab III bahwa data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik observasi. Lembar observasi telah disusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menjaring data kemampuan motorik halus anak. Untuk mengetahui keadaan kemampuan motorik halus anak pada kelas eksperimen (pembelajaran melalui kegiatan menggambar) dan kemampuan motorik halus anak pada kelas kontrol (kegiatan mengambar bebas) dapat dilihat pada table berikut (data nilai observasi pada lampiran 2) : Berikut ini adalah hasil observasi tentang kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Permata Jl. Pendawa Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Kemampuan motorik halus anak pada hasil observasi kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 15 dan nilai terendah 12, dengan nilai rata-rata 13,6 dan kemampuan motorik halus anak sesuai hasil indikator pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai 3,4, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak pada kelas eksperimen tegolong dalam kategori Baik Sekali (BS). Kemampuan motorik halus anak pada hasil observasi kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 6, dengan nilai rata-rata 7,2 dan kemampuan motorik halus anak sesuai hasil indikator pada kelas kontrol memperoleh rata-rata nilai 1,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak pada kelas kontrol *Dosen Jurusan PLS FIP Unimed & Mahasiswa Jurusan PLS FIP Unimed 67

Jumlahanak tegolong dalam kategori Cukup Baik (CB). Untuk melihat perbandingan nilai rata-rata yang diperoleh anak pada kelas eksperimen dan kelas control dilihat dalam Gambar 4.3 berikut : 16 14 12 10 8 6 4 2 0 kurang 15 cukup Gambar 4.3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Motorik Halus Anak Pada Observasi Kelas Eksperimen Dan Observasi Kelas Kontrol. Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan kegiatan menggambar memberikan perbedaan kemampuan motorik halus anak di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan anatara kelas eksperimen (menggambar geometri yang ada diruang kelas dengan memberi latihanlatihan awal menggambar) dan kelas kontrol (menggambar bebas tanpa memberi latihan-latihan awal). Kemampuan motorik halus kelas eksperimen yang mendapat Baik Sekali (BS) adalah 60 %, Baik Sekali (BS) adalah 40 % Baik (B) dan kemampuan motorik halus kelas kontrol yang mendapat Cukup Baik (CB) 33,3 %, Kurang Baik (KB) 66,6 %. Dengan demikian, dapat dilihat kelas eksperimen masuk kedalam kategori kemampuan motorik halus Baik Sekali (BS) dengan rata-rata indikator 3,4 dan kelas kontrol masuk kedalam kategori 1 5 sekali Data nilai observasi eksperimen data nilai observasi kelas kontrol Tingkat kemampuan motorik halus Cukup Baik (CB) dengan rata-rata indikator 1,8. Pada proses dalam memperoleh hasil analisis data, sebelum memberikan perlakuan yang berbeda kepada kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas control disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak adalah sama yakni berdasarkan tingkat usia kelas eksperimen dan kelas control adalah sama yaitu masing-masing usia 5-6 tahun. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda diperoleh skor motorik halus anak kelas eksperimen 13,6 sedangkan di kelas control 7,2. Setelah dilakukan perlakuan kegiatan menggambar kemampuan motorik halus anak meningkat. Dari hasil observasi kedua sampel tersebut diperoleh selisihsekitar 6,4. Dari data yang diperoleh tersebut terdapat perbedaan yang signifikan antara motorik halus anak pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena kegiatan menggambar merupakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak usia 5-6 tahun didukung pendapat As adi (2009:23) yang menggungkapkan bahwa kegiatan menggambar adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan. Lewat kegiatan menggambar, kita biasa menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala agar dapat merangsang otak. Kegiatan menggambar selain merupakan kegiatan yang menyenangkan, kegiatan menggambar juga dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Sesuai dengan pendapat Damay (2012:53) melatih anak dengan kegiatan yang positif seperti menggambar dan mewarnai merupakan salah satu cara meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Dengan demikian Semakin sering melatih motorik halus anak melalui kegiatan menggambar maka akan semakin meningkatnya kemampuan motorik halus anak. *Dosen Jurusan PLS FIP Unimed & Mahasiswa Jurusan PLS FIP Unimed 68

Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu: Kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun kelas eksperimen dikembangkan melalui kegiatan menggambar geometri yang ada di ruang kelas dengan memberi latihan-latihan awal menggambar lebih dibandingkan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun kelas kontrol melalui kegiatan menggambar bebas tanpa memberi latihan-latihan awal. Kemampuan motorik halus kelas eksperimen yang mendapat Baik Sekali (BS) adalah 60 %, Baik Sekali (BS) adalah 40 % Baik (B) dan kemampuan motorik halus kelas kontrol yang mendapat Cukup Baik (CB) 33,3 %, Kurang Baik (KB) 66,6 %. Dengan demikian rata-rata indikator kelas eksperimen adalah 3,4 dan kelas kontrol adalah 1,8 atau hasil uji hipotesis yang diperoleh t hitung > t tabel yaitu 16,976 > 1,753 pada taraf α = 0,05. Dengan demikian hipotesis H o ditolak dan H a diterima, sehingga dapat dinyatakan: Ada pengaruh yang signifikan antara kegiatan menggambar terhadap kemampuan motorik halus anak usia 5-6 Tahun TK Permata Jl. Pendawa Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Daftar Pustaka. Sumber Buku Anwar, Desy. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:Amelia. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Revisi 14. Jakarta:Rineka Cipta. As adi.2009. Panduan Praktis Menggambardan Mewarnai Untuk Anak. Yogyakarta:Power Book. Damay, Denidya. 2012. Tips Trik Meningkatkan Ketekunan Anak Agar Sukses Dan Berprestasi. Yogyakarta:Araska. Einon, Dorothy. 2006. Permainan Kreatif Untuk Anak-Anak. Batam:Karisma Publising Group. Fadlillah, Muhammad. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta:AR-Ruzz Media. Hasan, Maimunah. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta:Diva Press Hurlock, Elisabeth B. 1978. Perkembangan Anak (edisi 6 jilid 1). Jakarta:Erlangga. Mulyasa, 2012. Manajemen Paud. Bandung:Remaja Rosdakarya Offset. Pamandhi, Hajar. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta:Universitas Terbuka. Robin, 2000. The Science Of Getting Rich. New York:Appleton Century Crofts. Soejanto, Agoes. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta:Rineka Cipta. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung:Tarsito. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta. Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta. *Dosen Jurusan PLS FIP Unimed & Mahasiswa Jurusan PLS FIP Unimed 69

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:Pedagogi Ubaedy. 2009. Cerdas Mengasuh Anak. Jakarta:Kinzabook. *Dosen Jurusan PLS FIP Unimed & Mahasiswa Jurusan PLS FIP Unimed 70