Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Rumah Impian Mahasiswa

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Lingkungan Rumah Ideal

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Kuliah Terbuka Jurusan Arsitektur, Universitas Soegrijapranata, Semarang, 9 Nopember 1996

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

STUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA

Korespondensi Permasalahan dan Pemilihan Tempat di Alunalun sebagai Ruang Terbuka Publik

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tempat dengan Desain Menarik di Bandung

Persepsi Masyarakat terhadap Transportasi Umum di Jababodetabek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

POLA RUANG LUAR KAWASAN PERUMAHAN DAN KENYAMANAN THERMAL DI SEMARANG

PENEMPATAN POHON PADA JALUR PEJALAN KAKI BERBASIS PANAS MATAHARI DI KOTA SEMARANG

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil survey lapangan, running eksisting dan

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

PENINGKATAN KENYAMANAN TERMAL KORIDOR JALAN MELALUI DESAIN TATA VEGETASI BERBASIS SIMULASI Studi kasus : jalan Supadi, Kotabaru, Yogyakarta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender

ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya Dini Faza Illiyin (1), Rea Risky Alprianti (2) dinifaza93@gmail.com (1) Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kenyamanan termal merupakan sebuah kondisi di mana terdapat kepuasan dengan keadaan suhu lingkungan yang ada. Tingkat kenyamanan termal yang dirasakan setiap individu akan berbeda. Tingginya temperatur dan radiasi matahari merupakan beberapa faktor yangakan mempengaruhi bagaimana tingkat kenyamanan warga di Kota Surabaya, salah satunya adalahpejalan kaki. Jalan Rajawali merupakan salah satu akses utama di Kota Surabaya. Kegiatan komersil dan bangunan tua di koridor tersebut menjadi daya tarik bagi pejalan kaki. Oleh karena itu, kondisi yang nyaman secara termal menjadi hal yang harus diperhatikan dalam merancang koridor tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi pejalan kaki terkait kondisi termal lingkungan berdasarkan persepsi pejalan kaki di Jalan Rajawali Surabaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini metode kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan survey online dalam bentuk kuesioner. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan radiasi matahari dan temperatur merupakan faktor dominan bagi responden untuk menciptakan kenyaman termal di Jalan Rajawali. Peneduh dan pembayangan yang baik dapat menjadi strategi utama untuk meningkatkan kenyamanan pejalan kaki di Jalan Rajawali. Kata-kunci : Preferensi pejalan kaki,kondisi termal, Jalan Rajawali. Pengantar Kota yang baik merupakan kota yang dapat memberikan suatu kenyamanan bagi penduduk kota untuk melakukan aktivitas, salah satunya adalah kenyamanan termal. Kenyamanan termal adalah suatu kondisi pikiran yang mengekspresikan kepuasan terhadap keadaan termal di sekitarnya (ASHRAE, 2010). Menurut ASHRAE (2010) kondisi kenyamanan termal dinilai secara subjektif oleh masing-masing individu sehingga kondisi lingkungan yang dibutuhkan untuk kenyamanan akan tidak sama untuk semua orang. Menurut de Dear & Brager, kenyamanan termal merupakan sebuah kondisi di mana terdapat kepuasan dengan keadaan suhu lingkungan yang ada sehingga dapat dikatakan preferensi kenyamanan dari setiap manusia dan tingkat kenyamanan termal setiap manusia berbedabeda. Berdasarkan standar kenyamanan termal dari Internasional Standar, ISO 7730:1994, kenyamanan termal dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor termal dan faktor individu (manusia). Faktor termal terdiri dari temperatur, radiasi, kecepatan angin dan kelembaban udara, sedangkan faktor manusia terdiri dari tingkat kegiatan yang berkaitan dengan tingkat metabolism tubuh dan jenis pakaian yang dikenakan. Menurut Syafriny R dan Sang kertadi pada tahun 2012 terdapat perbedaan persepsi kenyamanan manusia di ruang dalam dan ruang luar. Terkesan ada pengaruh psikologis suasana ruang luar yang mendorong sikap permisif rasa Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 E 067

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan Untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya nyaman termal oleh manusia, dibandingkan dengan suasana di ruang dalam. Di kawasan tropis seperti Indonesia, ketidaknyamanan termal salah satu faktornya disebabkan oleh suhuyang terlalu panas, dan hal tersebut banyak dipengaruhi oleh radiasi sinar matahari yang tinggi (Lippsmeier, 1994: 18). Kota Surabaya merupakan kota di Indonesia yang memiliki fluktuasi peningkatan suhu sejak tahun 1980 hingga 2014, dengan pola spasial terkonsentrasi dari utara ke selatan. yaitu pada kawasan pusat kota (Noviyanti & Pamungkas, 2016). Ketidaknyamanan termal juga dapat diakibatkan oleh kelembaban udara yang trelalu tinggi. Berdasarakan data BMKG 2016 Kota Surabaya yang merupakan Kota Pesisir memiliki rata-rata tingkat kelembaban yang cukup tinggi yakni 58-91% dengan kecepatan angin rata-rata 1,5 m/s. Berdasarkan data BMKG kawasan di Jalan Rajawali pada tahun 2016 memiliki suhu ratarata 25 o C 33 o C dan bulan Oktober memiliki temperatur tertinggi yakni 35 o C. Jika dilihat dari Temperature Relative Humidity (THI), temperatur yang lebih dari 26 o C akan menciptakan lingkungan yang tidak nyaman. Selain itu data BMKG juga menunjukan kawasan ini memilki kelembaban rata-rata sebesar 54,9% 88,3% pada tahun 2016. Menurut Lippsmeir (1994) batas kenyamanan untuk kondisi khatulistiwa adalah pada kisaran suhu udara 22,5ºC - 29ºC dengan kelembaban udara 20 50%. Dijelaskan lebih lanjut oleh Lippsmeir bahwa nilai kenyamanan tersebut harus dipertimbangkan dengan kemungkinan kombinasi antara radiasi panas, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan udara. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi ketidaknyamanan termal di Jalan Rajawali ketika suhu udara di jalan tersebut di atas 29 0 C dan atau kelembaban udara di jalan tersebut di atas 50%. Jalan Rajawali merupakan salah satu koridor utama di Kota Surabaya dengan golongan kelas jalan arteri sekunder yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam skala kota. Kegiatan komersil dan perkantoran merupakan kegiatan yang mendominasi pada koridor tersebut. Selain itu, berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota Surabaya, Jalan Rajawali merupakan bagian dari kota tua Surabaya sehingga kawasan tersebut sangat berpotensi untuk menjadi kawasan wisata sejarah. Adanya kegiatan serta banyaknya bangunan tua di koridor tersebut, menjadikan daya tarik tersersendir untuk warga kota berjalan di koridor tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana preferensi pejalan kaki terkait kondisi lingkungan yang dinginkan untuk dapat menciptakan kenyamanan secara termal saat berjalan di koridor Jalan Rajawali Surabaya. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif (Creswell, 2008) yang bersifat eksploratif (Groat & Wang, 2002). Tujuannya adalah untuk memperoleh data berupa informasi terkait kondisi lingkungan yang dapat menciptakan kenyamanan secara termal berdasarkan prefrensi pejalan kaki di Jalan Rajawali Surabaya. Metode Pengumpulan Data Gambar 1. Koridor Jalan Rajawali Surabaya Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan salah satu metode pada non-random sampling yakni accidental sampling (Kumar, 2005). Kuesioner disebarkan secara online dengan pertanyaan yang disusun secara kualitatif dan kuantitatif (mix-method). Pertanyaan yang sifatnya tertutup (close-ended) bertujuan untuk mengumpulkan data profil dari responden seperti jenis kelamin, usia, waktu berjalan dan durasi. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data teks yang bersifat kualitatif. E 068 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017

Responden diminta untuk menulisakan lingkungan seperti apa yang mereka inginkan terkait preferensi kondisi termal yang mereka inginkan atau mereka anggap nyaman. Pertanyaan tersebut berbentuk pertanyaan yang sifatnya terbuka (open-ended) sehingga responden dapat menjelaskan kondisi lingkungan yang mereka inginkan untuk dapat menciptakan kenyamanan secara termal saat berjalan di Jalan Rajawali. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif berupa analisis kontendan metode analisis kuantitatif berupa analisis distribusi. Analisis kontendiperoleh dari pertanyaan yang bersifat terbuka (open-ended) yang bertujuan untuk mengumpulkan seluruh jawaban responden terkait dengan prefrensi kondisi lingkungan yang dapat mendukung kenyamanan termal saat berjalan di Jalan Rajawali Surabaya. Pada metode ini dilakukan beberapa tahapan analisis, yaitu: Analisis Konten yakni analisis data kualitatif dimana peneliti menganalisa setiap jawaban responden yang berupa teks. Selanjutnya peneliti melakukan open coding merupakan tahap identifikasi kata-kata kunci yang telah diperoleh dari jawaban responden berupa data teks yang akan diteliti lebih lanjut. Tahap berikutnya axial coding, yakni pengelompokan kategori-kategori yang telah ditentukan sesuai dengan kedekatan makna dari tiap-tiap kata kunci. Analisis distribusi, yakni merupakan analisis data kuantitatif, dimana peneliti melihat dan menganalisa kecenderungan jawaban responden berdasarkan frekuensi jawaban yang paling sering muncul. Karakteristik Responden Responden yang terkumpul dalam pengisian kuesioner online ini sebanyak 103 responden. 76% responden (79 responden) menyatakan pernah berjalan di sepanjang koridor Jalan Rajawali sedangkan 24% responden (24 responden) menyatakan tidak pernah berjalan melalui jalan tersebut. Namun, sebanyak 3 responden Dini Faza illiyin harus direduksi dalam proses analisis karena tidak memberikan informasi terkait kondis termal yang diinginkan. Maka, pada analisis ini jumlah responden yang digunakan sebanyak 76 yang terdiri dari 37% (28 responden) berjenis kelamin pria dan 63% (48 responden) berjenis kelamin wanita. Berdasarkan data yang terkumpul, dominasi responden berdasarkan usia terdiri dari usia 18-25 tahun sebanyak 59% (45 responden) dan usia 26-40 tahun sebanyak 24% (18 responden). Responden lainnya berada pada usia 41-55 tahun 11% (8 responden), usia <17 tahun 5% (4 responden) dan usia >56 tahun 1% (1 responden). Aktivitas responden yang dilakukan di Jalan Rajawali terdiri dari berjalan kaki (hanya lewat), hunting foto, berbelanja di sekitar kawasan, kepentingan tertentu, olahraga, rekreasi (wisata heritage), kuliner dan menunggu. Berjalan kaki yang hanya sekedear lewat dan hunting foto merupakan aktivitas yang dominan dilakukan responden di koridor jalan tersebut. Hasil dan Pembahasan Pada tahap awal analisis konten dilakukan dengan mengidentifikasi kata-kata kunci berdasarkan jawaban responden, tahapan ini disebut dengan open coding. Pada kuesioner responden dapat menyebutkan lebih dari satu kata kunci. Berikut ini merupakan contoh kutipan jawaban dari beberapa responden terkait preferensi pejalan kaki terkait kondisi lingkungan yang diinginkan untuk mendukung kenyamanan termal pada saat berjalan di koridor Jalan rajawali Surabaya. Kalo bisa pohon lebih diperbanyak lagi, sehingga ketika berjalan kaki terasa nyaman dan adem Yang cukup peneduh dan angin yang cukup supaya berjalan lebih nyaman Asri, sejuk, banyak pepohonan dan pedesterian yang nyaman tanpa gangguan kendaraan bermotor. Berdasarkan penjelasan dari jawaban tersebut, diperoleh beberapa kata kunci dari preferensi pejalan kaki terkait kondisi lingkungan yang diinginkan saat berjalan di Jalan Rajawali yakni Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 E 069

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan Untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya Perbanyak vegetasi, Adanyapeneduh, Kondisi angin yang cukup, Sejuk / tidak panas. Langkah berikutnya dilakukan pengelompokkan kata kunci (axial ccoding) yang telah didapatkan menjadi kategori. Pengkategorian didasarkan pada faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal yakni temperatur, radiasi matahari, kelembaban udara dan anginseperti yang terlihat pada Tabel 1. Sehingga kata kunci yang tidak berkaitan dengan keempat faktor tersebut tidak dimasukkan dalam analisa. Tabel 1. Axial coding prefrensi pejalan kaki terkait kondisi termal yang diinginkan di Jalan Rajawali Surabaya dibutuhkan di koridor tersebut. Selain itu, sebanyak 18% respondendari 76 menyatakan kondisi lingkungan yang tidak panas akan membuat pejalan kaki merasa nyaman untuk berjalan. Maka dari dua jawaban dominan dapat dianalisa bahwa dengan kondisi jalur pedestrian yang lebih teduh di Jalan Rajawali akan mengurangi rasa panas responden saat berjalan di koridor tersebut. No Kategori Kata Kunci 1 Temperatur Tidak panas 2 Radiasi Matahari Berdasarkan hasil kategori tersebut masingmasing kata kunci dianalisis berdasarkan frekuensinya. Selanjutnya hasil frekuensi dari setiap kata kunci dianalisa kategori yang paling dominan. Analisis yang digunakan pada tahap ini memakai analisis distribusi untuk menunjukkan jawaban yang paling dominan. Berdasarkan hasil analisa frekuensi, Gambar 1. menunjukkan sebanyak 19% dari 76 responden merasa bahwa kondisi jalan yang teduh akan cenderung memberikan rasa nyaman secara termal saat berjalan di Jalan Rajawali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa intensitas radiasi matahari di koridor tersebut dianggap cukup kuat bagi sebagian besar responden ketika berjalan di Jalan Rajawali. Oleh karena itu, jalan dengan kondisi yang cukup teduh dan adanya pembayangan dibeberapa titik dianggap sangat E 070 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 Perbanyak vegetasi sebagai penurun temperatur Jalur pedestrian tduh Paparan matahari tidak terik Ketersedian vegetasi sebagai peneduh Ada titik tertentu dengan pembayangan 3 Angin Sedikit berangin 4 Kelembaban Tidak terlalu lembab Udara Gambar 2. Analisis distribusi kenyamanan termal pejalan kaki berdasarkan kata kunci Ketersedian vegetasi juga menjadi preferensi bagi pejalan kaki untuk menciptakan kenyamanan secara termal saat berjalan di Jalan Rajawali. Responden merasa bahwa dengan adanya vegetasi pada Jalan Rajawali dapat menurunkan temperatur di koridor tersebut karena panas matahari dapat terhalangi. Kondisi iniakan dapat memberikan kesan sejuk saat berjalan. Namun, peletakan vegetasi juga perlu diperhatian karena sebagian responden menginginkan vegetasi yang ada tidak terlalu menghalangi fasad bangunan. Adanya bangunan heritage di Jalan Rajawali menjadi alasan tersendiri bagi beberapa responden untuk berjalan atau beraktivitas (hunting foto) di Jalan tersebut.berikut beberapa kutipan terkait preferensi tersebut. Yang tidak terlalu panas, ada tempat buat berteduh, ada pohon tapi tidak menghalangi bangunan tua Yang teduh tapi tidak terlalu menutupi bangunan Peneduh baik pohon atau apapun, wajah bangunan yang masih bisa dinikmati"

Apabila dianalisis berdasarkan frekuensi kategori pada Gambar 2. preferensi masyarakat terkait kata kunci yang berkaitan dengan kondisi radiasi matahari menjadi faktor dominan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menginginkan paparan sinar matahari pada kondisi eksisting dapat berkurang atau lebih dapat terhalangi. Gambar 3. Analisis distribusi kenyamanan termal pejalan kaki berdasarkan kategori Responden merasa bahwa paparan sinar matahari yang kuat mempengaruhi suhu udara di koridor tersebut. Berdasarkan Gambar 2. dapat dilihat bahwa temperatur juga menjadi faktor yang cukup dominan untuk dapat membuat responden merasa nyaman secara termal di Jalan Rajawali. Kondisi temperatur yang lebih rendah dibandingkan kondisi eksiting juga dirasa menjadi hal penting di Jalan Rajawali. Faktor pergerakan angin juga menjadi sebuah faktor penting untuk menciptakan sebuah kenyamanan. Berdasarkan penelitian Humpreys (1970) menyatakan bahwa pada area iklim tropis kecepatan angin diatas 0,1 m/s dapat menciptakan temperatur yang nyaman. Hal tersebut menunjukan bahwa meskipun angin bukan merupakan preferensi dominan, angin bisa menjadi strategi untuk meningkatkan kenyamanan termal pejalan kaki. Kondisi terkait kelembaban udara di Jalan rajawali dianggap oleh pejalan kaki bukan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi kenyamanan termal mereka saat berjalan. Akan tetapi, sebagian respondenmenginginkan kondisi kelembaban di Jalan Rajawali Surabaya tidak terlalu tinggi agar dapat memberikan rasa yang Dini Faza illiyin cukup nyaman saat berjalan di koridor tersebut. Data BMKG menunjukkan bahwa kelembaban di Kawasan Rajawali cenderung tinggi yakni 88,3 54,9%jika dibandingkan dengan batas kelembaban udara yang dirasa nyaman untuk daerah khatulistiwa yaitupada kisaran 20 50%. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang didapat, kondisi yang berkaitan dengan radiasi matahari dan temperatur merupakan faktor dominan bagi responden untuk menciptakan kenyaman termal di Jalan Rajawali. Adanya peneduh dan pembayangan yang baik dapat menjadi strategi utama untuk meningkatkan kenyamanan pejalan kakidi Jalan Rajawali. Selain itu, strategi desain yang dapat mengalirkan udara/angin di koridor juga diperlukan untuk dapat menaikan kenyaman termal pejalan kaki di Jalan Rajawali. Penelitian mengenai preferensi pejalan kaki terkait kondisi lingkungan untuk menciptakan kenyamanan termal merupakan hal yang perlu untuk dilakukan sebagai dasar yang akan digunakan dalam perancangan koridor jalan tertentu. Dengan Adanya pengetahuan mengenai preferensi pejalan kaki di suatu koridor jalan, maka dapat diketahui startegi desain yang tepat dan sesuai pada koriodor tersebut sehingga kesan nyaman secara termal bagi pejalan kaki dapat terwujud. Kekurangan dalam penelitian ini adalah jumlah responden yang tidak begitu banyak serta metode penelitian yang digunakan yang hanya didasarkan pada analisis distributsi dan pengambilan data secara online. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi dasar bagi penelitian lanjutan dapat untuk mendapatkan hasil yang dapat diterapkan secara langsung sebagai strategi desain koridor Jalan Rajawali. Rekomendasi untuk penelitian lanjutan adalah dengan memberikan kuesioner secara langsung dan pengukuran faktor-faktor termal berupa temperatur, kelembaban, radiasi dan kecepatan angin secara langsung ketika pengisisan kuesioner. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 E 071

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan Untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya Daftar Pustaka ASHRAE (2010). ANSI/ASHRAE Standard 55-2010: Thermal Environmental Conditions for Human Occupancy. Creswell, J. W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Dotulog, A. L. W. H. (2008). Pengaruh Pembayangan Massa Bangunan Terhadap Radiasi Panas Matahari di Ruang Terbuka Kawasan Tropis yang Terletak Pada Garis Lintang 7 o LS.Jurnal Arsitektur & Perencanaan Vol. 3, No. 1, Oktober 2008. Groat, L., & Wang, D. (2002).Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Humphreys, M. A. (1970). A simple theoretical derivation of thermal comfort conditions.journal of the Institute of Heating and Ventilating Engineers, 33, pp. 95 98. International Standard Organization (2003). ISO Standard 7730: Moderate thermal environments Determination of the PMV and PPD indices and specification of the conditions for thermal comfort, 2003. Koerniawan, M. D. (2014). Thermal Comfort and Wakability In Open Spaces of Mega Kuningan Superblock Jakarta.ReasearchGate. Lippsmeier, George, 1994, Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta. Noviyanti, E. (2016), The Effect Of Land Use On Surface Temperatures In The Central City Of Surabaya (UP. Tunjungan).International Journal of Engineering Research & Technology Volume. 5 - Issue. 01, January 2016. Siregar, H. H. (2015). Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi Masyarakat Perkotaan. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 Sangkertadi. (2013). Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap Tingkat Kenyamanan Termal di Ruang Luar Iklim Tropis Lembab.Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol.2 No.1 Januari 2013 Syafriny, R. S. (2012). Perbandingan Pengaruh Suhu Lingkungan pada Kenyamanan Termis di Ruang Luar dan Ruang Dalam di Iklim Tropis lembab bagi Manusia Beraktifitas Moderat. Jurnal Matrasain, Vol 9 No.1. 2012, pp. 21-25. E 072 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017