BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Terkait upaya pemberian perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian analisis data dan wawancara dengan narasumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

BAB III PENUTUP. dalam perkara pelibatan anak dalam distribusi narkotika pada praktek. anak segera lepas dari rasa trauma.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan tersebut.

BAB IV PENUTUP. 1. Pelaksanaan penyidikan terhadap anak tersangka tindak pidana Narkotika di

I. PENDAHULUAN. harus dilindungi. Anak tidak dapat melindungi diri sendiri hak-haknya, berkepentingan untuk mengusahakan perlindungan hak-hak anak.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan UUD 1945 sebagai konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB III PENUTUP. waktu yang lama, dilain pihak kejaksaan harus segera dapat menentukan kerugian

BAB III PENUTUP. maka penulis mengambil kesimpulan bahwa : a. Perlindungan sementara. atau shelter. b. Rehabilitasi.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masalah pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran tertentu 2. Topik

BAB III PENUTUP. kekerasan terhadap anak dalam keluarga dan cara Preventif yaitu bahwa

BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan masyarakat secara wajar. Istilah narkoba muncul sekitar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM MEMBERIKAN PUTUSAN BERSYARAT TERHADAP ANAK PEMAKAI NARKOTIKA DI PENGADILAN NEGERI KELAS 1A PADANG

dengan timbulnya kesadaran dalam diri masyarakat, yang diharapkan dapat mencegah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

BAB III PENUTUP. (Berita Acara Pelaksanaan Putusan Hakim) yang isinya. dalam amar putusan Hakim.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak. pidana Kesusilaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM MENURUT UNDANG - UNDANG NO. 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

TENTANG PENANGANAN ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, materil spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Peranan Pembimbing Kemasyarakatan dalam Pengadilan Anak di Pematangsiantar. Abstrak

I. PENDAHULUAN. adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materi terhadap perkara tersebut. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB III PENUTUP. hukum ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB III PENERAPAN REHABILITASI BAGI PECANDU NARKOTIKA DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. 3.1 Penempatan Rehabilitasi Melalui Proses Peradilan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. legal apabila digunakan untuk tujuan yang positif. Namun

PERANAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM PROSES PERADILAN ANAK DI KOTA JAYAPURA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOmor 11 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Barda Nawawi Arief, pembaharuan hukum pidana tidak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya pertumbuhan penduduk Indonesia yang terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan teknologi. Adanya perkembangan dan kemajuan

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

No II. anggota masyarakat yang telah berjasa mengungkap adanya tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika, perlu diberi landasan hukum ya

UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

BAB I PENDAHULUAN. melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun Peratifikasian ini sebagai

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DALAM PROSES PENUNTUTAN PERKARA PIDANA DI KEJAKSAAN NEGERI PADANG JURNAL. Oleh:

I. PENDAHULUAN. yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa dimasa yang

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

BAB I PENDAHULUAN. penyalahguna narkotika yang semakin beragam, apalagi saat ini telah banyak

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan pembahasan dan analisis, penulis dapat. menyimpulkan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

BAB V PENUTUP. pertanggungjawaban pidana, dapat disimpulkan bahwa:

BAB V PENUTUP. tekanan kelompok dan ketidakharmonisan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. sosial dimana mereka tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,

BAB III PENUTUP. Lembaga Perlindungan Anak Pada Perkara Anak Korban Tindak Kekerasan

membela kepentingan hukum bagi korban.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

3 Badan Narkotika Provinsi Sulut, Op Cit, h.43 4 Pasal 1 angka 16 UU No 35 tahun 2009 tentang

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyeles

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya

Lex et Societatis, Vol. II/No. 7/Ags/2014. PEMIDANAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR 1 Oleh: Judy Mananohas 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, baik dari sudut medis, psikiatri, kesehatan jiwa, maupun psikososial

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Bentuk perlindungan yang diberikan terhadap anak korban

BAB I PENDAHULUAN. peradilan negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk mengadili

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Perhatian terhadap diri dan hakikat anak sudah dimulai pada akhir abad ke- 19, dimana anak

BAB III PENUTUP. dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Eksekusi putusan pengadilan tindak pidana korupsi yang telah

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

BAB III PENUTUP. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Peran dari penyidik dalam pelaksanaan restorative justice terhadap anak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB III PENUTUP. mewujudkan rasa keadilan dalam masyarakat. dari Balai Pemasyarakatan. Hal-hal yang meringankan terdakwa yaitu :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan penelitian lapangan dengan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA. Oleh : Sumaidi, SH.MH

BAB I PENDAHULUAN. untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik,

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

BAB III PENUTUP. Dari hasil penelitian yang dilakukan, serta berdasarkan hasil pembahasan

JURNAL DAMPAK PENAHANAN PADA TINGKAT PENYIDIKAN TERHADAP KEJIWAAN ANAK

BAB III KESIMPULAN. Berdasarkan ketentuan Pasal 7 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012,

Transkripsi:

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Terkait upaya pemberian perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, system peradilan pidana anak harus dimaknai secara luas, ia tidak hanya dimaknai hanya sekedar penanganan anak yang berhadapan dengan hukum semata, namun juga harus dimaknai mencakup akar permasalahan. Dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Bentuk perlindungan yang dapat diberikan kepada anak sebagai pelaku dalam tindak pidana narkotika di tingkat penyidikan adalah : 1) Dikembalikan kepada orangtua Menurut Pasal 45 KUHP sebagai berikut : Jika seorang yang belum dewasa dituntut karena perbuatan yang dilakukannya itu ketika umurnya belum enam belas tahun, hakim boleh memerintahkan, supaya si tersalah itu dikembalikan kepada orang tuanya, walinya atau orang yang memeliharanya, dengan tidak dikenakan sesuatu hukuman. 2) Rehabilitasi Ada dua macam rehabilitasi, yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial adalah sebagai berikut : a. Rehabilitasi medis (Pasal 56) adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika. Rehabilitasi medis dilakukan dirumah sakit yang ditunjuk 46

menteri, lembaga rehabilitasi dapat melakukan rehabilitasi dengan persetujuan. b. Rehabilitasi sosial (Pasal 58) adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental, maupun sosial, agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat. Rehabilitasi sosial mantan pecandu narkotika diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat. Rehabilitasi sosial ini termasuk melalui pendekatan keagamaan, tradisional, dan pendekatan alternatif lainnya. Dasar hukumnya adalah UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 3) Proses penahanan Proses pemidanaan anak ini merupakan upaya terakhir, apabila si anak tersebut sudah dianggap berbahaya dan dikhawatirkan akan melakukan tindakan tersebut lagi. Namun proses penahan ini berbeda dengan proses penahanan orang dewasa pada umumnya. Pada anak proses penahanan yang dilakukan biasa ditahan disel tersendiri, terpisah dari orang dewasa atau khusus untuk anak berada di Polsekta Ngampilan, lalu penyidik wajib memeriksa tersangkan anak dalam suasana kekeluargaan, dan penanganan perkaranya dilakukan lebih cepat waktunya yaitu, - 20 hari dilakukan penahanan kepolisian - setelah itu 10 hari perpanjangan penahanan dari kejaksaan, - terakhir 30 hari adalah penyerahan semua barang bukti dan tersangka sudah dikirim ke kejaksaan. 47

Peradilan Anak. Dasar hukumnya adalah Pasal 32 Undang-Undang No11 Tahun 2012 tentang Dalam proses penahanan pada anak ini terdapat kekhususan atau perlakuan khusus oleh penyidik yaitu, a. Penyidikan terhadap anak pelaku tindak pidana dilakukan oleh penyidik anak b. Dalam melakukan penyidikan, penyidik wajib meminta bimbingan dari psikolog c. Proses penyidikan terhadap anak wajib dirahasiakan d. Penyidik wajib memeriksa tersangka anak dalam suasana kekeluargaan e. Dalam melakukan pemeriksaan tersangka anak penyidik tidak memakai pakaian dinas f. Tempat tahanan anak dipisahkan dari tempat tahanan orang dewasa 2. Masalah perlindungan anak adalah suatu hal yang kompleks dan menimbulkan berbagai macam permasalahan lebih lanjut, yang tidak selalu dapat diatasi secara perorangan, tetapi harus secara bersama-sama, dan penyelesaian tersebut menjadi tanggung jawab bersama. Kendala yang dihadapi oleh aparat penegak hukum khususnya penyidik dalam melindungi anak sebagai pelaku tindak pidana narkotika di tingkat penyidikan adalah Kondisi Psikis anak masih labil, bahwa anak dalam hal ini masih berada di bawah umur dan masih labil dalam berfikir, sehingga apabila penyidik melakukan pemeriksaan berupa mengkorek pertanyaan kepada si anak terkadang si anak tidak konsisten dalam menjawab pertanyaan penyidik. Lalu kendala yang kedua adalah asal usul pelaku dan terkait dengan waktu, dalam hal ini karena tidak semua anak pelaku tindak pidana narkotika berasal dari Yogyakarta, maka dari itu penyidik membutuhkan waktu untuk melakukan konfirmasi kepada orangtua si anak dan kepada Bapas setempat agar saling dapat bekerjasama dalam 48

memberikan keterangan untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut. Kendala terakhir adalah kurangnya kerjasama dan Koordinasi, perlindungan anak adalah suatu hasil interaksi karena adanya interrelesai antara fenomena yang ada dan saling mempengaruhi. Maka dari itu koordinasi dan kerjasama perlu dilaksanakan dalam rangka mencegah ketidakseimbangan kegiatan perlindungan anak, yang pada hakekatnya menghambat kegiatan perlindungan anak secara keseluruhan. B. Saran Pelaksanaan kewajiban dari Undang-undang Peradilan Anak di setiap lembaga harus dipahami benar dan dilaksanakan dengan memperhatikan kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya pemberian perlindungan terhadap anak ini. Tercapainya tujuan Peradilan anak tentunya juga tergantung dari bagaimana cara kerja penegak hukum dalam pelaksanaannya. Bertitik tolak pada kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran agar dalam menangani kasus anak yang terlibat dalam tindak pidana narkotika hendaknya kepolisian dalam hal ini lebih meningkatkan kerjasamanya dan koordinasi kepada Balai Pemasyarakatan, Hakim dan Lembaga Pemasyarakatan Anak maupun Lembaga Sosial lainnya yang terkait dan lebih meningkatkan kinerjanya, agar proses penyidikan pada anak ini dapat dengan cepat dilakukan agar tidak memakan waktu yang lama dan juga diharapkan agar tidak merusak psikologis si anak yang sedang dihadapkan pada proses peradilan 49

DAFTAR PUSTAKA Buku Darwan Prinst, 2003, Hukum Anak Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung Waluyadi, SH.,M.H, 2009, Hukum Perlindungan Anak, CV.MandarMaju Maidin Gultom, SH.,M.HUM., 2008, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Inonesia, Penerbit Refika Aditama, Bandung Mardani, 2008, Penyalahgunaan Narkoba Dalam Prespektif Hukum Islam dan Hukum PIdana, Nasional, Raja Grapindo, Jakarta, hlm 78-84 Marlina, 2009, Peradilan Pidana Anak Di Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung, hlm 32-36 Muhamad Joni, S.H, Zulchaina Z. Tanamas, S.H, 1999, Aspek Hukum Perlindungan Anak, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm1 Soedjono D.SH, 1997, Segi Hukum tentang Narkotika di Indonesi, Penerbit PT.Karya Nusantara Cabang Bandung Sholeh Soeaidy, SH. Dan Zulkhair Drs. 2001, Dasar Hukum Perlindungan Anak, CV.NOVINDO PUSTAKA MANDIRI, Jakarta, hlm 4 Sudarto, 1986, Kapita Selekta HUkum Islam, Penerbit Alumni, Bandung, hlm.36 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1991) Jurnal Konvensi Media Advokasi dan Penegakan Hak-hak anak. Volume II NO.2, 1998, Lembaga Advokasi Anak Indonesia (LLAI), Medan Peraturan perundang- undangan Undang- undang Dasar Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Peradilan Anak Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak 50

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Kitab Undang-undang Hukum Pidana Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana Website http://www.justiceforchild.com/php/html/article/human rights and development Definisi Pelaku, diakses dari http;//putranto88.blogspot.com/pelaku.html.kamis.02 juni 2012 Definisi narkotika diakses dari http/lmuhukum.umsb.ac.id// Penjelasan UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Wikipedia.org/wiki/narkotika Definisi anak diakses dari http//www.andbook.wordpress//definisianak.com September 2009 http;//definisi-anak.html.kompasiana.com//15mei2012 51