TANAM DAN POLA TANAM SERTA PEMULSAAN I. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Radish (Raphanus sativus L) adalah sayuran akar dari keluarga Brassicaceae yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Radish (Raphanus sativus L) merupakan salah satu tanaman perdu semusim yang

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

I. PENDAHULUAN. Tanaman nanas (Ananas comosus) adalah buah tropis ketiga yang paling penting

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

PENGARUH PEMBERIAN NAUNGAN DAN MULSA TERHADAP KADAR AIR TANAH DALAM PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH PADA MUSIM PENGHUJAN ABSTRACT

Dasar agronomy " penanaman"

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccarata L.) atau yang lebih dikenal dengan

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat

STAF LAB. ILMU TANAMAN

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

Cara Menanam Cabe di Polybag

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

II. TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Semangka. Semangka merupakan tanaman setahun, bersifat menjalar, batangnya kecil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

PENGGUNAAN MULSA ALANG - ALANG PADA TUMPANGSARI CABAI DENGAN KUBIS BUNGA UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN GULMA, PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR TANGGAL I. METODE PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

,Bercocok tanam secara hidroponik menurut sebagian orang hanya sebatas hobi dan ada juga berhidroponik sebagai usaha sampingan berskala kecil.

PERANAN MULSA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CABAI MELALUI MODIFIKASI KONDISI FISIK DI DALAM TANAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

KAJIAN PEMULSAAN DAN LETAK DUDUK BUAH TERHADAP HASIL MELON (Cucumis sativus L. )

I. PENDAHULUAN. Yogyakarta memiliki lahan pasir pantai seluas sekitar hektar atau

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Tahun Bawang

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang TANAM DAN POLA TANAM SERTA PEMULSAAN I. PENDAHULUAN Dalam pertanian, tanam dan pola tanam sangat diperlukan. Tanam dan pola tanam yang berbedaa dapat menentukan tingkat produksi dalam kualitas maupun kuantitas. Ada banyak jenis pola tanam dalam dunia pertanian. Ada yang menguntungkan kita namun merugikan alam, ada juga yang menguntungkan alam namun bagi kita kurang menguntungkan dari segi kualitas maupun kuantitas. Kita harus mengetahui berbagai macam tanam menanam serta polanya yang baik bagi kita namun tidak merusak lingkungan. Dalam makakah ini kami akan mengupas tentang bagaimana menanam yang baik dan cara- cara pola tanam yang benar. Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun bukan media tanah dalam satu bentuk pola tanam, sedangkan pola tanam sendiri adalah usaha penanam pada sebidang lahan dengan mengatiur susunan tata letak dan urutan tanaman selama periode waktu tertentu termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu. Jadi, dalam mengolah lahan kita perlu mempelajari cara tanam serta pola tanam untuk menempatkan suatu bibit yang ditanam dengan tepat dn dapat menghasilkan hasil yang memuasan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan seimbang. Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur (tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui arti dari tanam dan pola tanam 2. Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pola tanam 3. Memahami macam macam pola tanam 1.3 Manfaat

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tanam Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam. (Prajnanta, 2007). Tanam adalah cara untuk memulai atau mengawali budidaya tanaman (Jumin, 1994). Tanam adalah proses pengisian lubang tanam yang sudah dipersiapkan pada lahan budidaya baik menggunakan benih atau bibit dengan ketentuan jarak tanam yang telah ditetapkan. (Mubyarto,1989 ) 2.2 Pengertian Pola tanam Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dan tata urutan selama periode waktu tertentu ( Aak, 1993 ) Pola tanam adalah bentuk pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia dalam budidaya tanaman guna memperoleh hasil yang sebaik baiknya secara berkelanjutan ( Bambang, 2005 ) Pola tanam adalah bentuk pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia dalam budidaya tanaman guna memperoleh hasil yang baik dan berkelanjutan.(paryo, 2011)

2.3 Pola Tanam Monokultur 2.3.1 adalah Menanam satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Kelebihan system ini yaitu teknis budidaya relative mudah karena tanaman yang ditanam maupun dipelihara hanya satu jenis. Disisi lain, tanaman relative mudah terserang hama dan penyakit.(pracaya,2007) 2.3.2 adalah pembudidayaan tanaman dengan hanya menggunakan satu jenis tanaman atau tanpa dikombinasikan dengan tanaman-tanaman lain. (Winarto,2003) 2.4 Pola Tanam Tumpangsari 2.4.1 Merupakan salah satu cara pola tanam yang melakukan penanaman lebih dari satu tanaman, baik dalam arti umur sama ataupun umur tanaman berbeda. (Aak, 1993) 2.4.2 merupakan pola tanam yang mengupayakan untuk memanfaatkan lahan semaksimal mungkin dengan menanam dua atau lebih jenis tanaman pada suatu lahan. (Rahayu dkk, 2007) 2.5 faktor faktor yang mempengaruhi pola tanam Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan pola tanam adalah sebagai berikut: Ketersediaan aiir Hal ini mencakup waktu dan lamanya ketersediaan yang tergantung pada kinerja air irigasi serta pola distribusi dan jumlah hujan. Karena sebagian besar tanamanmemerlukan prosentase air besar disetiap fase pertumbuhannya. Keadaan tanah Dalam menentukan pola tanam juga harus diperhatikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Serta perlu diperhatikan permukaan tanah. Karena akan menentukan pola tanam jenis apa yang cocok digunakan. Ketinggian tempat Ketinggian tempat ini diukur dari permukaan laut karena ketinggian tempat ini sangat berpengaruh dengan suhu udara, suhu tanah dan ketersediaan tanah. Eksistensi hama penyakit Eksistensi dari serangan hama penyakit ini biasanya langsung bersifat kronis dan potensial, sehingga memerlukan pengawasan dan pola tanam yang tepat. Pemasaran produk Suatu pola tanam juga harus didukung oleh aksebilitas dan kelancaran pemasaran hasil produksi dengan dukungan infrastruktur dan potensi pasar yang memadai. (Reijntjes, Haverkort dan Bayer,1992)

2.6 Syarat yang Harus Diperhatikan Dalam Pemilihan Pola Tanam Kebutuhan sinar matahari Setiap tanaman memerlukan proporsi penyinaran yang berbeda beda. Oleh karena itu, dalam penentuan pola tanam harus diperhatikan sifat sifat tanamanya lebih sesuai di monokultur atau polikultur. Kebutuhan unsur hara tanaman Dalam melakukan pola tanam baik yang monokultur maupun polikultur, ketersediaan unsur hara bagi tanaman harus tetap tersedia terlebih lagi pada pola tanam monokultur yang mana kebutuhan unsur hara tanaman sama. Perakaran tanaman Sistem perakan tanaman akan sangat mempengaruhi pola tanam yang akan dipakai karena perakaran tanaman ada yang akar serabut, dalam, dangkal, dan melebar. Sehingga hal ini harus diperhatikan dalam pola tanamn suatu tanaman tertentu. (Setjanata, S. 1983) 2.7 Definisi Mulsa 2.7.1Mulsa merupakan bahan yang dihamparkan di atas permukaan tanah untuk menahan atau mengurangi pukulan air hujan langsung pada permukaan tanah. Mulsa juga dapat digunakan unutk memperbaiki kondisi suhu dan lengas tanah permukaan, disamping menekan evaporasi. (Wahyudi dkk, 2008) 2.7.2 Mulsa merupakan bahan yang digunakan untuk menjaga atau mempertahankan keadaan suhu dan kelembaban tanah, menurangi penguapan air tanah, meningkatkan kesuburan air tanah, mencegah timbulnya gulma atau rumput-rumput, mempertahankan sifat fisik tanah, memperkuat berdirinya tanaman, memacu pertumbuhan tunas, dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. (Samadi,1997) 2.7.3 mulch is material in garden or field which used to retain soil moisture, insulate plant roots from temperature fluctuations, black weed growth and provide supplemental nutrients include cocoa bulls, wood chips, organic compost, ground bark, and straw. (Finley, 2000) Mulsa adalah bahan di kebun atau ladang yang digunakan untuk mempertahankan kelembaban tanah, melindungi akar tanaman dari fluktuasi suhu, pertumbuhan gulma hitam dan memberikan nutrisi tambahan mencakup bulls kakao, serpihan kayu, kompos organik, kulit dasar, dan jerami. 2.8 Fungsi Mulsa 2.8.1 Manfaat Terhadap Tanaman Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, benih gulma akan sangat terhalang. Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma dalam penyerapan hara mineral tanah. Tidak adanya kompetisi dengan gulma tersebut merupakan salah satu penyebab keuntungan yaitu meningkatnya produksi tanaman budidaya. 2.8.2Manfaat Terhadap Kestabilan Agregat dan Kimia Tanah a. Kestabilan agregat tanah

Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, energy air hujan akan ditanggung oleh bahan mulsa tersebut sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis mulsa dapat digunakan untuk tujuan mengendalikan erosi. b. Kimia tanah Fungsi langsung mulsa terhadap sifat kimia tanah terjadi melalui pelapukan bahan bahan mulsa. Fungsi ini hanya terjadi pada jenis mulsa yang mudah lapuk seperti jerami padi, alangalang, rumput-rumputan, dan sisa-sisa tanaman lainnya. Hal ini merupakan salah satu keuntungan penggunaan mulsa sisa-sisa tanaman dibanding mulsa plastik yang sukar lapuk. 2.8.3Manfaat Terhadap Ketersediaan Air Tanah Teknologi pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah. Akibatnya lahan yang ditanam tidak kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang didalamnya telah terlarut berbagai hara yang dibutuhkan tanaman. Dari hasil penelitian diperoleh air tanah setebal 1,5 cm ditanah-tanah terbuka (bare soil) tanpa mulsa akan menguap selama 3-5 hari, sedangkan ditanah-tanah yang diberi mulsa akan menguap 6 minggu dengan ketebalan yang sama. 2.8.4Manfaat Terhadap Neraca Energi Unsur fisik tanah yang sangat dipengaruhi oleh bahan mulsa ialah suhu tanah. Suhu tanah ini sangat bergantung pada proses pertukaran panas antara tanah dengan lingkungannya. Proses ini terjadi akibat adanya radiasi matahari dan pengaliran panas kedalam tanah melalui proses konduksi. Pemulsaan mengubah warna tanah yang dengan sendirinya dapat mengubah albedo tanah. Perubahan suhu tanah terjadi karena perubahan radian energy yang mencapai tanah. Adanya mulsa akan menyebabkan panas yang mengalir kedalam tanah lebih sedikit disbanding tanpa mulsa. Selain itu, permukaan tanah yang diberi mulsa memiliki suhu maksimum harian lebih rendah disbanding tanpa mulsa. Mulsa plastic putih dapat menurunkan suhu tanah. Hal ini disebabakan radiasi yang direfleksikan kembali akan cukup besar sehingga berkurang suhu maksimum harian dari tanah yang diberi mulsa. Sedangkan mulsa plastic hitam cenderung meningkatkan suhu tanah karena radiasi yang direfleksikan kembali sangat kecil. 2.8.5 Manfaat Terhadap Pemeliharaan Tanaman Kegiatan kegiatan dalam proses budidaya yang cukup menyita waktu, tenaga, dan biaya antara lain pemupukan, penyiraman dan penyiangan. Namun dengan pemulsaan dapat memperkecil perlakuan pemupukan kerena hanya dilakukan sekali saja yaitu sebelum saat panen. Demikain juga dengan penyiraman perlakuannya hanya dilakukan sekali saja. Selain itu kegiatan penyiangan tidak perlu dilakukan pada keseluruhan lahan, melainkan hanya pada lubang tanam atau sekitar batang tanaman. (Wahyudi,2008) 2.9 Macam-macam Jenis Mulsa 2.9.1 Mulsa Organik Meliputi semua bahan sisa pertanian yang secara ekonomis kurang bermanfaat seperti jerami

padi, batang jagung, batang kacang tanah, daun dan pelepah daun pisang, daun tebu, alang-alang dan serbuk gergaji. Mulsa jerami sesuai digunakan untuk tanaman semusim atau non-semusim yang tidak terlalu tinggi dan memiliki struktur tajuk berdaun lebat dengan system perakaran dangkal. Tanamantanaman yang selama ini sukses diberi mulsa jerami antara lain kentang, kedelai, bawang putih dataran rendah, semangka, dan melon. Dengan adanya mulsa jerami yang memilki efek menurunkan suhu tanah, kentang pada dataran medium sampai rendah dapat menghasilkan umbi. 2.9.2 Mulsa Anorganik Meliputi semua bahan batuan dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti batu kerikil, batu koral, pasir kasar, batu bata, dan batu gravel. Untuk tanaman semusim, bahan mulsa ini jarang digunakan. Bahan mulsa ini lebih sering digunakan untuk tanaman hias dalam pot. 2.9.3Mulsa Kimia Sintetis Meliputi bahan bahan plastik dan bahan bahan kimia lainnya. Bahan- bahan plastik berbentuk lembaran dengan daya tembus sinar matahari yang beragam. Bahan plastik yang saat ini sering digunakan yang sering digunakan sebagai bahan mulsa adalah plastik transparan, plastik hitam, palstik perak, dan plastik perak hitam. Mulsa Plastik Mulsa plastik sesuai digunakan untuk pembudidayaan tanaman yang struktur perakannya dangkal tajuk tanaman berdaun tidak terlalu lebat dan tinggi tanaman di atas 0,5 meter. Berdasarkan efeknya terhadap suhu tanah maka mulsa plastik dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman akan suhu tanah. a. Mulsa Plastik Putih (MPP) Berdasarkan penelitian, mulsa plastik putih (MPP) memantulkan cahaya sekitar 45% sehingga 55% cahaya matahari yang dipantulakan dan di serap secara langsung atau tidak langsung akan berinteraksi dengan tanah. Selain dapat menurunkan suhu tanah, MPP juga dapat menambah jumlah cahaya matahari yang di terima oleh tajuk tanaman karena cukup besarnya cahaya matahari yang dipantulkan. Hal ini akan sangat membantu tanaman dalam melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, MPP sangat cocok untuk budidaya semangka, melon, serta berbagai jenis cabai hibrida dan terung-terungan. b. Mulsa Plastik Transparan (MPT) Dari hasil penelitian pada tanah yang diberi mulsa plastik transparan (MPT), cahaya yang matahari yang dipantulkn dan di serap oleh bahan mulsa sangat sedikit. Sebaliknya cahaya yang diteruskan banyak. Hal ini menyebabkan MPT memiliki efek menaikkan suhu tanah. MPT sangat cocok diterapkan pada tanaman-tanaman dataran rendah yang ingin dibudidayakan. Di dataran tinggi. Namun, tanaman-tanaman tersebut harus memiliki struktur tajuk yang tidak terlalu tinggi, seperti pada bawang merah dataran tinggi. c. Mulsa Plastik Hitam (MPH) Dengan adanya MPH, cahaya matahari yang dipantulkan dan diteruskan sangat kecil. Banyaknya cahaya matahari yang diserap dapat mencapai 90,5 %, dari jumlah cahaya matahari yang datang. Cahaya yang diserap tersebut akan dipantukan dalam bentuk panas ke segala arah termasuk tanah. Penerapan mulasa ini dapat dilakukan pada bawang merah dan asparagus di dataran tinggi. d. Mulsa Plastik Perak Hitam (MPPH) MPPh akn mnyebabkan cahaya matahari yang dipantulkan cukup besar, bahkan lebih tinggi dari

MPP. Akibatnya cahaya matahari yang dipantulkan cukup besar. Di lain pihak, permukaan hitam dari MPPH akan menyebabkan cahaya matahari yang di teruskan menjadi sangat kecil, bahkan mungkin nol. Keadaan ini akan menyebabkan suhu tanah akan tetap rendah. Dewasa ini, MPPH mualai diterapkan secara luas dan sangat cocok untuk pembudidayaan semangka hibrida, melon, serta berbagai jenis cabai hibrida dan terung-terungan. (Setiadi, 2007) 2.10 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Jenis Mulsa 1. Mulsa Organik ( Jerami Padi ) a. Kelebihannya meliputi : Dapat di peroleh secara bebas/ gratis Memiliki efek menurunkan suhu tanah Mengonservasi tanah dengan menekan erosi Dapat menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu Menambah bahan organic tanah karena mudah lapuk setelah rentang waktu tertentu b. Kekurangannya meliputi : Tidak tersedia sepanjang musim tanam, tetapi hanya saat musim panen tadi. Hanya tersedia di sekitar sentra budidaya padi sehingga daerah yang jauh dari pusat budidaya padi membutuhkan biya ekstra untuk transportas Tidak dapat digunakan lagi untuk masa tanam berikutnya 2. Mulsa Kimia-Sintetik ( plastik ) a. Kelebihannya adalah : Dapat di peroleh setiap saat Memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah tergantung plastik Dapat menekan erosi Mudah di angkut sehingga dapat digunakan di setiap tempat Menekan pertumbuhan tanaman pengganggu Dapat digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa b. Kekurangannya adalah : Tidak memiliki efek menambah kesuburan tanah karena sifatnya sukar lapuk Harganya relatif mahal. (Rukmana, 1992) BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 1. Alat Alat

Tugal : Untuk menugal tanah Secop : Untuk menutup tanah yang ditugal Tali raffia : Untuk membuat petak 1. Bahan Benih jagung : Sebagai spesimen tanaman Pupuk urea, SP36 dan KCl : Sebagai bahan pupuk yang digunakan 3.2 Cara Kerja Aak. 1993. Jagung. Yogyakarta : Kanisius DAFTAR PUSTAKA Bambang, Cahyo. 2005. Bawang Merah. Yogyakarta : Kanisius. Finley, Elizabeth Navas. 2000. Lanscaping with Perennials: Flowering Plants and Shrubs for Home Gardens. USA: Creative Publishing International, Inc. Jumin, HB. 1994. Dasar Dasar Agronomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Jakarta. Paryo. 2011. Pertanian Tumpang Sari. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Pracaya. 2007. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polibag. Jakarta: Penebar Swadaya. Prajnanta, Final. 2007. Potato Information Kit. Jakarta : Niaga Swadaya Rahayu, Estu dkk. 2007. Budi Daya Kacang Panjang. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rukmana, Rahmat. 1992. Stroberi, Budi Daya dan Pasca Panen. Jakarta: Penebar Swadaya Reijntjes, Haverkort dan Bayer (1992) Pertanian Masa Depan Pengantar Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Kanisius.Yogyakarta Samadi, Budi. 1997. Usaha Tani Bawang Putih, Pengembangan Bawang Putih Dataran Tinggi dan Bawang Putih Dataran Rendah. Yogyakarta: Kanisius. Setiadi. 2007. Bertanam Melon. Jakarta: Penebar Swadaya Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani dalam Usaha Wahyudi, T dkk. 2008. Panduan Lengkap Kakao : Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya. Winarto, Widisih. P. 2003. Memanfaatkan Bumbu Dapur untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Jakarta: Agro Media Pustaka.