BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM DI SMP MUHAMMADIYAH 7 BAJANG MLARAK PONOROGO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan

الل ه ك ث ير ا BAB I PENDAHULUAN

MAJELIS LINGKUNGAN HIDUP PWM JATENG ASPEK RELIGIUS DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diciptakan Allah SWT dengan segala potensi yang berbeda

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan (sosiologis), hakikat kemanusiaan (human nature) dan asalusulnya (antropologis), dan moral (ethics).

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena dengan pendidikan dapat membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dasar pembentukan tingkah-laku, watak, moral dan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH Oleh : Fathurrohman

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

PESAN PENDIDIKAN ANAK YANG TERKANDUNG DALAM QUR AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 233

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi pengikut atau karyawan. mempengaruhi perilaku seseorang pengikut atau para pengikut dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman kualitas hidup serta cara berpikir seseorang akan jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan investasi terpenting dalam rangka memersiapkan

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik agar meraih cita-citanya dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. dalam perjuangan. Kalbunya masih bersih, suci, dan polos. Jika dia dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. dikaji, pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pentingnya hidup beragama (Daradjat, 1990 : 35).

Rikza Maulan Lc., M.Ag

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Pertama, simaklah firman Allah SWT. tentang beliau. Dalam Al-Qur an Allah SWT. menggambarkan pribadi Rasul Saw. sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID DAN THOMAS LICKONA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dimana ia harus menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. merupakan perwujudan tanggung jawab orang tua dalam membina anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan berdasarkan iman untuk mencintai Allah, takut kepadanya dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebuah instansi, organisasi maupun lembaga-lembaga lainnya. Adapun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT telah memberikan tuntunan hidup berupa Al Qur an dan Sunnah, sebagai pedoman yang sempurna, karena dalamnya terkandung hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan yang bertalian dengan urusan di dunia dan akhirat. Kita menyadari perlunya hubungan sesama hamba Allah dan melaksanakan tugas-tugas hidup lantaran kita tidak bisa melepaskan diri dari masyarakat, bahkan saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. Zainimal menyatakan bahwahampir seluruh perilaku manusia pada hakekatnya bersifat sosial yaitu dipelajari dalam interaksi dengan manusia lainnya. Pada umumnya, seluruh perilaku manusia dipelajarinya melalui hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja dan sebagainya. Bahan pelajaran atau isi pendidikan ditentukan oleh kelompok atau masyarakat dimanapun ia hidup. 1 Agama Islam menempatkan akhlak dalam posisi yang sangat penting, karena akhlak merupakan salah satu ajaran pokok dalam Islam selain aqidah dan syariah. Akhlak juga merupakan ajaran yang membina mental dan jiwa manusia untuk mencapai hakekat kemanusiaan yang tinggi. Dalam Islam, Al-Qur an dan Sunnah Rasulullah SAW merupakan sumber akhlak dan moral atau pedoman hidup yang menerangkan tentang kriteria baik 1 Zainimal, Sosiologi Pendidikan, Padang: Hayfa Press, 2007. Hal 45. 1

dan buruknya suatu perbuatan. Kedua sumber tersebutlah yang menjadi dasar utama dalam pembentukan akhlak manusia yang dinilai atas perbuatan yang dilakukan, apakah merupakan perbuatan baik atau sebaliknya. Untuk memberikan akhlak itu sendiri Rasulullah SAW sendiri telah berakhlak mulia diseluruh aspek kehidupannya, sehingga layak untuk dijadikan idola yang diteladani sebagai Uswatun Hasanah. Sebagaimana firman Allah SWT : ل ق د كان ل ك م في ر س ول االله أ س و ة ح س ن ة ل م ن كان ای ر ج وا الله و ال ی و م لا خ ر و ذ ك ر ا االله ك ثی ار Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Q.S Al Ahzab: 21 ). 2 Orang tua mempunyai kewajiban dan tanggungjawab untuk mengarahkan dan membentuk akhlak yang baik terhadap anak-anak mereka. Sebab anak merupakan amanat Allah sebagai generasi penerus keluarga, sehingga mereka harus dipersiapkan menjadi muslim yang mampu menunaikan tugasnya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi ini. Hati anak-anak itu masih suci, bersih, dan belum tergores oleh apapun. Pada prinsipnya anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, oleh karena itu akhlak seorang anak tergantung pendidikan yang diajarkan orangtuanya. Ia menerima setiap goresan dan cenderung kemana ia diarahkan. Jika ia dibiasakan dan diajari kebajikan, maka ia akan berperilaku dengan penuh kebajikan dan berbahagia di dunia dan akhirat. Begitupun sebaliknya, jika dibiasakan dan 2006, hlm 64. 2 Departemen Agama RI, Al Qur an dan Terjemahan, Bandung : CV Diponegoro, 2

diajari keburukan, maka ia akan berperangai buruk. Rosulullah bersabda dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah yang artinya: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orangtuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi. 3 Oleh karena itu, Ajaran agama perlu ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak sehingga mereka selalu menerapkan nilai-nilai agama dalam setiap langkah hidupnya. Nilai-nilai agama tersebut akan menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginandan dorongan-dorongan yang timbul dalam dirinya sehingga membentuk akhlak. Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa orangtua mempunyai peranan yang besar dalam tanggung jawabnya membentuk akhlak anak-anaknya. Akan tetapi apabila salah satu dari orang tua mereka atau keduanya meninggal dunia yang menjadikannya yatim atau piatu, hal itu dapat berpengaruh pada pembentukan akhlak anak tersebut yang dampaknya adalah kurangnya kasih sayang, motivasi, bimbingan, arahan dan perhatian serta materi atau nafkah dari orang tua yang layaknya mereka atau seorang dapatkan. Menjadi yatim adalah suatu nasib, atau suatu fakta yang tak mungkin dapat dihindari, namun bersikap positif terhadap anak-anak yatim dengan menyantuni serta memperhatikan nasib anak yatim merupakan suatu hal bijaksana yang dapat dilakukan oleh orang-orang disekelilingnya. Anak yatim mendapat perhatian yang sangat besar dari Islam. Islam sangat menganjurkan 3 As-Sayyid Ahmad Al-Hasyimiy,Tarjamah Mukhtarul Ahadits, HikamilMuhammadiyah. Bandung: Al-Ma`arif, 1996, hlm. 970 3

untuk berbuat baik kepada anak yatim dan melarang keras untuk berbuat zhalim kepada mereka. 4 Pada umumnya kematian salah seorang atau kedua orangtua akan menimbulkan suasana murung terhadap anak, bahkan memberikan dampak tertentu terhadap hidup kejiwaan seorang anak, lebih-lebih bila berusia anakanak menjelang remaja, suatu tahapan usia yang dianggap rawan dalam perkembangan kepribadian. Suasana perasaan itu bisa berlangsung dalam jangka waktu yang wajar dan juga bisa bertahan dalam waktu yang lama. Makin berlarut-larut suasana murung dan berkabung itu makin besar pula kemungkinan timbulnya dampak negatif pada keluarga tersebut. Kematian ayah sebagai pelindung dan pencari nafkah keluarga, demikian pula kematian ibu sebagai sumber kasih sayang, apalagi kematian keduanya, jelas akan menimbulkan guncangan pada anakanak yang ditinggalkan. Anak-anak akan merasa kehilangan tokoh panutan atau cerminan nilai-nilai hidup yang menjadi tauladan, pengarah, dan pembentuk akhlak mereka. Mereka pun akan mengalami frustasi atas beberapa kebutuhan, menghayati rasa tak aman, hampa dan kehilangan kasih sayang dan bahkan pula akan merasa terpencil dan terkucil dari sanak saudara dan masyarakat yang bersikap acuh tak acuh atau bahkan mengejeknya. Dalam kondisi tersebut, perlu dilakukan upaya pembinaan akhlak kepada anak yatim melalui kegiatan metode pembinaan keagamaan yang 4 M Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001, hlm 148 4

intensif. Pembinaan akhlak itu sendiri merupakan upaya yang dilakukan untuk membangun dan meyempurnakan perangai dari yang tidak baik menjadi baik, dan dari yang baik menjadi lebih baik. Salah satu upaya pembinaan akhlak terhadap anak yatim dapat dilakukan melalui bimbingan Islam yang operasionalnya dilakukan melalui pendidikan agama. Karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai fitrah yang sama sejak lahir yaitu mempunyai potensi untuk menjadi lebihbaik ataupun sebaliknya. Hanya saja untuk mencapainya diperlukan pengarahan yang lebih intensif, tidak terkecuali bagi anak yatim yang notabenya mereka kehilangan sosok pembimbing yaitu orangtuanya. Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Pekanbaru memiliki tujuan yaitu mensejahterakan anak yatim. Kesejahteraan yang dimaksud adalah agar anak tersebut tetap memperoleh haknya yaitu memiliki kehidupan yang layak khususnya mengenai pendidikannya, baik itu pendidikan formal maupun nonformal seperti halnya anak normal lainnya yang masih memiliki kedua orang tua dan merasakan hidup yang layak atau berkecukupan. Anak asuh di Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Pekanbaru memiliki latar belakang keluarga yang rata-rata hampir sama yaitu mereka hanya memiliki satu orang tua atau bahkan sudah tidak memiliki orang tua sama sekali. Sehingga mereka tidak merasakan perhatian dan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya. Selainitu juga, dalam masalah pendidikan anak agak kurang diperhatikan dan terlantar terutama mengenai pendidikan informalnya dan khususnya mengenai pendidikan akhlak/perangainya. Bahkan 5

sebagian dari anak asuh di Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Pekanbaru datang dengan membawa atau sedang mengemban masalah sosial yang sangat berat sehingga memerlukan penanganan yang intensif, khususnya masalah pembinaan akhlak mereka. Masalah sosial yang dimaksud antara lain adalah masalah-masalah yang sedang dialami oleh anak asuh seperti anak yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua karena sama sekali sudah tidak memiliki orang tua, anak yang pernah mengalami trauma dengan berbagai sebab antara lain anak yang trauma karena pernah menjadi sasaran pembunuh bayaran, anak yang trauma karena pernah mengalami pelecehan fisik dan mental oleh orang-orang yang tidak bermoral baik itu oleh pihak keluarga anak asuh maupun oleh orang lain, dan masalah-masalah sosial lain yang ada pada anak asuh. Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK AKHLAK ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN YATIM PUTRA MUHAMMADIYAH PEKANBARU. B. Penegasan Istilah 1. Metode adalah cara kerja yang bersifat untuk memudahkan pelaksanaan sesuatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. 5 5 Departemen Pendididkan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, hlm 138. 6

2. Bimbingan agama adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual, agar orang yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui dorongan dan kekuatan iman dan taqwanya kepada Tuhannya. 6 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah a. Bagaimana bimbingan agama dalam membentuk akhlak anak yatim di Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Pekanbaru. b. Seperti apakah metode bimbingan agama dalam membentuk akhlak anak yatim di Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Pekanbaru. c. Apa yang menjadi hambatan dalam membentuk akhlak anak dipanti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Pekanbaru. 2. Batasan Masalah Untuk lebih terarah dalam penelitian ini maka penulis membatasi masalah yaitu terntang metode bimbingan agama dalam membentuk akhlak anak yatim di Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Pekanbaru. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka pokok rumusan masalahnya bagaimana metode bimbingan agama dalam membentuk 6 MArifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: Golden Terayon Press, 1982, hlm 2. 7

akhlak anak yatim di Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Pekanbaru. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui metode bimbingan agama dalam membentuk akhlak anak yatim di Panti Asuhan YatimPutra Muhammadiyah Pekanbaru. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Memberikan pengetahuan bagi penulis di bidang bimbingan konseling b. Memberikan sumbangsih pemikiran untuk Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Pekanbaru. c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam penelitian lebih lanjut bagi peneliti lain untuk mengkaji aspek yang lain. E. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan dan kejelasan hasilnya, maka penulisan skripsi ini di susun dengan sistematika sebagai berikut : 8

BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN TEORI DAN KARANGKA PIKIR Bab ini terdiri dari kajian teori, karangka pikir yang diperlukan untuk menulis skripsi. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, informan penelitian, tehnik pengumpulan data, validitasa data dan tehnik analisis data yang terkait dengan keabsahan data. BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang sejarah berdirinya Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Kota Pekanbaru, visi, misi, dan kepengurusan. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan tentang analisis data dan pembahasannya dengan menggunakan hasil temuan di lapangan. 9

BAB VI : PENUTUP Dalam bab terakhir ini akan disajikan tentang kesimpulan sebagai hasil dari penelitian dan dilanjutkan dengan saransaran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pemikiran bagi yang berkepentingan. 10