BAB I PENDAHULUAN. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar, data tahun1999 menunjukkan

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES PEMBUATAN NITROSELLULOSA BERBAHAN BAKU BIOMASSA SAWIT

PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS

I. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan

PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI

I. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak

Prarancangan Pabrik Cellulose Murni dari Bagasse Ampas Tebu dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.3 Tujuan Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian selulosa.

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional.

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN SERAT RAMI UNTUK PEMBUATAN SELULOSA Oleh : Tim Puslitbang Indhan Balitbang Dephan (Kol. Umar S. Tarmansyah)

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

II. DESKRIPSI PROSES

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kertas adalah barang ciptaan manusia berwujud lembaranlembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Kertas dibuat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INDUSTRI PULP DAN KERTAS. 11/2/2010 Universitas Darma Persada By YC

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. kelapa sawit terbesar di dunia. Luas perkebunan sawit di Indonesia dari tahun ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pembakaran pada suhu tinggi pada kondisi oksigen yang melimpah, residu semacam ini. % berat kering. Karbon 49.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagian wilayah Asia. Khusus wilayah Asia, penghasil singkong terbesar adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Biodegradable film secara umum diartikan sebagai film yang dapat didaur ulang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB I PENDAHULUAN. Advisory (FAR), mengungkapkan bahwa Indonesia adalah penyumbang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) diyakini berasal dari Afrika Barat.

Pembuatan Pulp dari Batang Pisang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. Robby Mukafi 13/348251/TK/40846 Azizah Nur Istiadzah 13/349240/TK/41066

I. PENDAHULUAN. yang tidak dapat diperbaharui) disebabkan oleh pertambahan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. tablet, karena tablet secara fisik lebih stabil, mudah diformulasikan, lebih

PENGEMBANGAN PRODUKSI NITROSELLULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU PROPELAN DARI LIMBAH PELEPAH SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai industri seperti makanan, minuman, kosmetik, kimia dan

I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang dan Masalah. Kebutuhan energi makin lama makin meningkat. Peningkatan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar belakang. digunakan pada industri antara lain sebagai polimer pada industri plastik cetakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun

ISOLATION STUDY OF EFFICIENT α - CELLULOSE FROM WASTE PLANT STEM MANIHOT ESCULENTA CRANTZ

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

PROSES PEMBUATAN NITROSELULOSA DARI LIMBAH PELEPAH SAWIT DENGAN VARIASI WAKTU DAN TEMPERATUR NITRASI

PEMBUATAN SERBUK PULP DARI DAUN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di

PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KERTAS KOMPOSIT ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Menurut Kementerian Pertanian Indonesia (2014) produksi nangka di

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang semakin meningkat serta

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. semak belukar. Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

Pembuatan Nitroselulosa dari Kapas (Gossypium Sp.) dan Kapuk (Ceiba Pentandra) Melalui Reaksi Nitrasi

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

I. PENDAHULUAN. Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

Gambar 1.1. Tanaman Sagu Spesies Mitroxylon Sago

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Peralatan dan Metoda

TINJAUAN PUSTAKA. Kata elaeis berasal dari bahasa Yunani yang berarti minyak, sedangkan guineensis

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bintoro dkk (2010) sagu ( Metroxylon sp) merupakan tanaman

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

2015 KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI

LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES SODA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa

Transkripsi:

11 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) dari famili Arecaceae merupakan salah satu sumber minyak nabati, dan merupakan primadona bagi komoditi perkebunan. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar, data tahun1999 menunjukkan bahwa potensi kelapa sawit berdasarkan luas perkebunannya mencapai 3.174.726 hektar dengan total produksi minyak mencapai 6.217.425 ton. (Dit.Jen. Perkebunan) Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan potensi sawit pada saat penelitian ini dilakukan yaitu tahun 1990-1991 dimana pada saat itu potensinya baru mencapai 0,7 juta hektar dengan target produksi minyak sekitar 2 juta ton. Kelapa sawit sudah mulai mengeluarkan manggar pada umur 3 sampai 4 tahun dan pada umur 8 sampai 11 tahun telah menghasilkan lebih dari 20 ton tandan buah segar (TBS)/Ha/tahun. Pemanenan dilakukan setelah tandan berumur 5-6 bulan. Kelapa sawit dipanen terus sampai pohon berumur 30 tahun, dan pada umur 35 tahun perlu diremajakan. Dalam proses pemanenan buah kelapa sawit untuk pengolahan minyak terdapat limbah antara lain berupa tandan kosong yang sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan. Kelapa sawit merupakanpohon yang mengandung serat berlignoselulosa. Oleh karena itu salah satu cara pemanfaatan limbah berupa batang dan tandan kosong sawit

12 adalah sebagai bahan baku serat untuk menghasilkan kertas atau sebagai bahan baku papan serat. Serat batang kelapa sawit diduga tidak jauh berbeda dengan serat batang kelapa (jenis Palmae), karena itu seratnya termasuk serat pendek. Untuk itu jenis kertas yang cocok dibuat dari bahan baku ini adalah kertas yang tidak memerlukan kekuatan tinggi atau sebagai pencampur dalam pembuatan kertas tulis cetak. Jenis kertas yang tidak memerlukan kekuatan tinggi antara lain adalah kertas tissue atau kertas bungkus. Alternatif lain dari pemanfaatan serat batang sawit adalah sebagai bahan baku pembuatan papan serat. Dalam kaitannya dengan kemungkinan pemanfaatan limbah batang dan tandan kosong kelapa sawit, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta (BPPT ) bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor melakukan penelitian pembuatan pulp yang direncanakan untuk kertas tisu dengan proses pengolahan sulfat dan soda antrakinon, serta penelitian pembuatan papan serat dengan proses basah dari limbah batang dan tandan kosongsawit. (http://www.iptek.net.id) Kelapa sawit menghasilkan produk-produk turunan baik berupa oleopangan maupun oleokimia. Untuk itu mutu dari minyak kelapa sawit itu sendiri harus diketahui dengan jelas, begitu juga dengan produk-produk lainnya. Selulosa dibuat langsung dari unit-unit glukosa. Sebagai langkah pertama dalam proses tersebut, pohon mengantar glukosa ke pusat-pusat pengolahan yang terletak pada pucuk-pucuk cabang dan akar (meristem ujung) dan ke lapis cambium yang menyelebungi batang utama, cabang dan akar. Kemudian dalam suatu proses yang kompleks, glukosa mengalami secara kimia dengan dipindahkannya suatu

13 molekul air dari setiap unit dan terbentuklah suatu anhidrida glukosa C 6 H 12 O 6 (glukosa) H 2 O = C 6 H 12 O 5 (anhidrid glukosa). Unit-unit anhidrid glukosa kemudian saling bersambung ujung-ujungnya membentuk polimer berantai panjang yaitu selulosa (C 6 H 12 O 5 ) n dengan n (derajat polimerisasi) sama dengan 500-10000. Selulosa adalah suatu bahan yang tidak begitu asing bagi manusi Kapas, misalnya, adalah 99% selulosa murni. Kertas tulis halus juga sebagian besar dibuat dari fraksi selulosa kayu. Meskipun merupakan karbohidrat, selulosa bukan sumber makanan bagi manusia atau hewan. Pada selulosa unit-unit anhidrid glukosa dihubungkan dengan ikatan kimia α komponen-komponen karbohidrat seperti pati diikat dengan hubungan tipe α. Meskipun dalam bentuk kayu dan kayu selulosa mengandung nilai makanan sebagai sukrosa, selulosa tak dapat dicerna oleh manusia karena cairan tubuh tidak mengandung enzim β amilase. Selulosa merupakan bagian penyusun utama jaringan tanaman berkayu. Bahan tersebut utamanya terdapat pada tanaman kertas, namun demikian pada dasamya selulosa terdapat pada setiap jenis tanaman, termasuk tanaman semusim, tanaman perdu dan tanaman rambat bahkan tumbuhan paling sederhana sekalipun. Seperti: jamur, ganggang dan lumut. Berdasarkan derajat polimerisasi (DP) dan kelarutan dalam senyawa natrium hidroksida (NaOH) 17,5%, selulosa dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu: Selulosa α (Alpha Cellulose) adalah selulosa berantai panjang, tidak larut dalam larutan NaOH 17,5% atau larutan basa kuat dengan DP (derajat polimerisasi) 600-1500. Selulosa a dipakai sebagai penduga dan atau penentu tingkat kemumian selulosa.

14 Selulosa β (Betha Cellulose) adalah selulosa berantai pendek, larut dalam larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan DP 15-90, dapat mengendap bila dinetralkan Selulosa µ (Gamma cellulose) adalah sama dengan selulosa β, tetapi DP nya kurang dari 15. Selain itu ada yang disebut Hemiselulosa dan Holoselulosa yaitu: Hemiselulosa adalah polisakarida yang bukan selulosa, jika dihidrolisis akan menghasilkan D-manosa, D-galaktosa, D-Xylosa, L-arabinosa dan asam uranat. Holosefulosa adalah bagian dari serat yang bebas dan sari dan lignin, terdiri dari campuran semua selulosa dan hemiselulosa. Selulosa α merupakan kualitas selulosa yang paling tinggi (mumi). Selulosa α > 92% memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan propelan dan atau bahan peledak. Sedangkan selulosa kualitas dibawahnya digunakan sebagai bahan baku pada industri kertas dan industri sandang/kain (serat rayon). Selulosa dapat disenyawakan (esterifikasi) dengan asam anorganik seperti asam nitrat (NC), asam sulfat (SC) dan asam fosfat (FC). Dari ketiga unsur tersebut, NC memiliki nilai ekonomis yang' strategis daripada asam sulfat/sc dan fosfat/fc karena dapat digunakan sebagai sumber bahan baku propelan/bahan peledak pada industri pembuatan munisi/mesin dan atau bahan peledak.

15 I.2. Permasalahan Dalam proses pemurnian selulosa pada tandan kosong sawit tidak tidak dibutuhkannya lignin,dimana lignin tersebut hanya sisa dari kayu yang dapat dibuat sebagai perekat.akan dianalisa kadar lignin terhadap tandan kosong sawit di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. I.3. Tujuan Untuk mengetahui kadar lignin yang terkandung di dalam selulosa. Adapun lignin yang terkandung dalam selulosa dari tandan kosong sawit yang dapat mempengaruhi pemurnian α Selulosa. Dimana α Selulosa yang diperlukanmurni. I.4. Manfaat Sebagai acuan informasi bahwa untuk menghasilkan α Selulosa yang berkualitas baik dari selulosa, maka harus diperhatikan pula kadar lignin yang terkandung di dalamnya. Sebab lignin tidak dibutuhkkan pada pembuatan selulosa maupun α Selulosa.