EFFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM INTERKONEKSI 150 kv NANGGROE ACEH DARUSSALAM MENGGUNAKAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

dokumen-dokumen yang mirip
: Distributed Generation, Voltage Profile, Power Losses, Load Flow Analysis, EDSA 2000

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisa Tanggapan Sudut Rotor Akibat Masuknya Distributed Generation Pada Sistem Interkoneksi Jamali. Said Aiyub.Teuku Hasannuddin, Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

Static Line Rating untuk Integrasi PLTB di Jaringan Tegangan Menengah : Studi Kasus Master Plan Pembangkit Hibrid di Krueng Raya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP RESPON GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASE KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu

Analisis Rugi Daya Pada Penyulang Bangli Dengan Beroperasinya PLTS Kayubihi

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

KOKO SURYONO D

STUDI KOORDINASI FUSE

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin bertambahnya permintaan konsumen terhadap energi listrik dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan penghematan disegala bidang. Selaras dengan laju

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

BAB I PENDAHULUAN. reasonable, karena kekurangan pasokan daya tentu paling tepat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permintaan energi dalam kurun waktu menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)

BAB I PENDAHULUAN. adanya daya listrik, hampir semua peralatan kebutuhan sehari-hari membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan

BAB IV ANALISIS DATA. 4.1 Single Line Sistem Jaringan Transmisi 150 kv GI Industri GI

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

OLEH : TITIN DESTIARINI Tugas Akhir ini Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh. Gelar Sarjana Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISIS RUGI DAYA AKIBAT PENAMBAHAN PENYULANG BARU GI MASARAN

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegangannya menjadi tegangan tinggi, tegangan ekstra tinggi, dan tegangan ultra

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION


BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan juga dapat berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan

STUDI ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENGASUTAN MOTOR INDUKSI DI PT. PRIMATEXCO INDONESIA BATANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tri Fani, 2014 Studi Pengaturan Tegangan Pada Sistem Distribusi 20 KV Menggunakan ETAP 7.0

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat, baik pada sektor rumah tangga, penerangan,

TUGAS AKHIR STUDI REGULASI TEGANGAN MENGGUNAKAN STEP VOLTAGE REGULATOR. PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION

Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6

Studi Penempatan dan Kapasitas Pembangkit Tersebar terhadap Profil Tegangan dan Rugi Saluran pada Saluran Marapalam

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI

STUDI PERHITUNGAN DAN ANALISA RUGI RUGI JARINGAN DISTRIBUSI (STUDI KASUS: DAERAH KAMPUNG DOBI PADANG)

KARYA ILMIAH ANALISIS HUBUNG SINGKAT LINE TO GROUND

Dosen Pembimbing II. Ir. Sjamsjul Anam, MT

STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA OPERASIONAL PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

ANALISA PENEMPATAN KAPASITOR BANK UNTUK PERHITUNGAN DROP VOLTAGE PADA FEEDER BATANG 02 TAHUN DENGAN SOFTWARE ETAP 7.0.0

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HUBUNG SINGKAT TIGA PHASE

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

BAB III LANDASAN TEORI

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Energi listrik merupakan suatu element penting dalam masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkitan terdistribusi dapat mengurangi rugi-rugi energi pada transmisi

BAB II LANDASAN TEORI

DESAIN KAPASITAS DISTRIBUTED GENERATION PADA SISTEM DISTRIBUSI RADIAL GUNA MENGURANGI RUGI DAYA DAN RUGI TEGANGAN

PERENCANAAN SMARTGRID JARINGAN LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI. Nama kelompok 1 : Ridho ilham Romi eprisal Yuri ramado Rawindra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB II DASAR TEORI. beberapa studi dan penelitian telah dilakukan. Robi (2008) melakukan studi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri atas sistem

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

PERBAIKAN KEANDALAN SISTEM MELALUI PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

Analisis Sistem Pengaman Arus Lebih pada Penyulang Abang Akibat Beroperasinya PLTS pada Saluran Distribusi Tegangan Listrik 20 Kv di Karangasem

Transkripsi:

Effisiensi Penggunaan Energi Listrik pada...teuku Hasannuddin, dkk EFFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM INTERKONEKSI 15 kv NANGGROE ACEH DARUSSALAM MENGGUNAKAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) Teuku Hasannuddin 1, Zamzami, Said Aiyub 3, Ali Basrah Pulungan 4 1,,3 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe 4 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang teukuhasanuddin@pnl.ac.id 1, Z4mz4mi@gmail.com, saidaiyub1@gmail.com 3, alibp@ft.unp.ac.id 4 ABSTRAK Penelitian ini merupakan suatu perancangan dan perhitungan desentralisasi sistem interkoneksi 15 kv Nanggroe Aceh Darussalam yakni sistem yang berbasis distributed generation (DG) mengganti sistem yang sekarang yang masih bersifat sentralisasi baik dari sisi pengeporasian ataupun terfokusnya pembangkit dengan kapasitas yang besar pada satu daerah yaitu pembangkit Belawan. Dengan adanya sistem interkoneksi yang berbasis distributed generation ini maka dapat dioptimalkan penggunaan energi dengan teknik menganalisa ketepatan peletakkan distributed generation, menghitung besar kapasitas distributed generation dan jenis dari distributed generation. Sehingga pada akhirnya penggunaan energi yang sia-sia dapat dihindarkan atau dikurangi pada sistem interkoneksi 15 kv Nanggroe Aceh Darussalam. Dari hasil penelitian diperoleh sebuah kesimpulan bahwa effisiensi akan optimal dengan penambahan distributed generation. Namun demikian tidak selamanya penambahan distributed generation akan mendapatkan effisiensi energi, tetapi sangat dipengaruhi oleh tingkat penetrasi distributed generation yang diberikan dalam sistem tersebut. Untuk sistem interkoneksi 15 kv NAD Sumut dapat disimpulkan bahwa tingkat penetrasi yang optimal dalam penggunaaan energi adalah pada penetrasi % sampai dengan 1% dari pikul beban setiap gardu induk. Effisiensi energi yang optimal terjadi pada tingkat penetrasi 9% dengan besar energi yang terbuang adalah sebesar,39 MW dari sebelumnya energy yang terbuang sebelum adanya distributed generation sebesar 7,48. Sehingga dengan adanya penambahan distributed generation mampu diminimalisasikan energy yang terbuang sebesar 6,939 MW. Kata kunci: effisiensi energi, distrbuted generation, desentralisasi I. PENDAHULUAN Sistem tenaga listrik interkoneksi 15 kv Sumut - NAD yang terdiri dari 7 gardu induk tegangan tinggi (gitet) terjadi peningkatan kebutuhan energi listrik dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kemajuan teknologi. Oleh karenanya kecukupan akan energi listrik perlu ditinjau sehingga mampu menampung kebutuhan energi listrik tersebut kesegenap lapisan masyarakat Aceh. Permasalahan yang ada bahwa perencanaan sistem tenaga listrik hanya dilakukan untuk beberapa tahun mendatang dan bersifat sentralisasi. Hal Ini disebabkan besarnya biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem tenaga listrik yang berskala besar secara sekaligus. Permasalahan berikutnya adalah membangun pembangkit yang berkapasitas besar pada umumnya berpenggerak mula turbin uap dan gas membutuhkan biaya operasi yang tinggi untuk bahan bakar dan juga tingkat polusi udara yang tinggi. Sistem tenaga listrik yang bersifat sentralisasi juga memberi dampak terhadap kontinuitas penyaluran energi listrik terhadap pelanggan. Hal tersebut terjadi pada sistem interkoneksi 15 kv Sumut - NAD yang terpusat di Belawan. Gangguan eksternal tersebut adalah terputusnya pengiriman energi dari Belawan (Sumatera Utara) ke NAD akibat tumbangnya tower 15 kv, sehingga sebagian NAD terjadi black out. Sistem kelistrikan yang bersifat sentralisasi pada interkoneksi Sumut- NAD juga memberi pengaruh terhadap tingginya energi yang terbuang. Ini disebabkan akibat jaringan transmisi yang sangat panjang dari Sumut- NAD dan juga tingginya energi yang dikirimkan dari sumatera utara. Oleh sebab itu sentralisasi sistem tenaga listrik mulai ditinggalkan dan beralih kepada desentralisasi sistem tenaga listrik. Desentralisasi sistem tenaga listrik juga dikenal dengan distributed generation yaitu penempatan pembangkit yang tersebar pada setiap kota dan juga pada daerah yang mengalami kekurangan atau pada pusat beban. Pembangkit tersebut dapat berfungsi sebagai pensuplai energi pada saat beban normal, beban puncak ataupun difungsikan sebagai standby generator yang akan difungsikan pada saat terjadi gangguan sehingga keandalan sistem terjaga. Generator ini biasanya berskala kecil yaitu lebih kecil dari 5 MW dan dari jenis tenaga diesel, sel surya, mikro hidro, turbin angin atau yang lainnya(1). Dengan a penempatan distributed generation pada sistem interkoneksi 15 KV Sumut - NAD, tentunya akan memberi dampak 13

Jurnal Litek: Jurnal Listrik Telekomunikasi Elektronika (pissn: 1693-897; eissn: 549-876) Vol. 14 No.1, Maret 17: hal. 13-18 pada sistem tersebut, sehingga perlu dilakukan analisa sistem tenaga menyangkut aliran untuk mendapatkan effisiensi penggunaan energi dan juga untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang dapat terjadi dengan sistem distributed generation pada interkoneksi 15 KV Sumut - NAD tersebut. II. TINJAUAN PUSTAKA Braker dan Mello distributed generation pada sistem tenaga listrik akan memberi dampak terhadap rugi-rugi, tegangan kedip, harmonik, sistem proteksi, memperbaiki keandalan sistem dan memperbaiki kualitas maka harus diperhatikan beberapa faktor diantaranya ukuran atau kapasitasnya, lokasi penempatan distributed generation, karakteristik dinamik dari generator dan karakteristik dari sistem distribusi tersebut(). Mithulananthan, dkk (4) menyimpulkan peletakan distributed generation akan dapat mengurangi rugi-rugi pada jaringan bila peletakan dan ukuran dari dari generator tersebut sesuai dengan kondisi sistem tersebut. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan pengurangan rugi-rugi sebesar 8,7% dari total rugi-rugi sebesar 386,5 kw. Mendez dkk, meneliti pengaruh distributed generation terhadap rugi-rugi pada jaringan distribusi. Penelitian didasarkan pada perbedaan tingkat penetrasi (penetration level), penyebaran dan teknologi dari distributed generation. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan secara umum distributed generation dengan tingkat penetrasi yang rendah akan mengurangi rugi-rugi pada sistem distribusi, tetapi untuk tingkat penetrasi yang tinggi secara garis besar rugi-rugi akan bertambah dan bahkan dapat lebih tinggi dari keadaan normal. Namun jika tingkat penyebaran dari distributed generation lebih merata maka dengan tingkat penetrasi yang tinggi akan menghasilkan rugi-rugi yang minimum(4). Slootweg dan Kling () pengaruh distributed generation terhadap stabilitas transient pada sistem tenaga listrik sangat bergantung pada tingkat penetrasi (penetration level) dan jenis dari teknologi distributed generation yang digunakan. Distributed generation dari jenis yang menggunakan elektronika (power electronic) akan mengurangi overspeeding pada generator. Dan Distributed generation dari jenis generator sinkron akan memberi pengaruh pada penurunan overspeeding pada generator tetapi meningkatkan waktu osilasinya. Sedangkan distributed generation dari jenis generator asinkron tidak memberi pengaruh pada stabiltas transient sistem tenaga listrik. III. METODE PENELITIAN 3.1.Tempat Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah sistem tenaga listrik interkoneksi 15 kv Sumut - NAD yang terdiri dari 7 gardu induk tegangan tinggi (gitet). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui effisiensi penggunaan energi 15 kv Sumut - NAD pada saat sebelum dan sesudah pemasangan distrubuted generation. 3..GI Sistem 15 kv Sumut NAD Pada sistem 15 kv Sumut NAD terdiri dari 7 (tujuh) GI yang tersebar di beberapa kota propinsi NAD yaitu 1. BANDA ACEH. SIGLI 3. BIREUN 4. LHOKSEUMAWE 5. IDI 6. LANGSA 7. TUALANG CUT Fungsi GI tersebut adalah menurunkan tegangan 15 kv menjadi kv dengan menggunakan step down transformator dengan kapasitas beragam diantaranya 3 MVA dengan rasio 15/ kv. Energi listrik dari tegangan distribusi primer kv tersebut kemudian didistribusikan kepada konsumen di lingkungan PT PLN wilayah Aceh. Jarak transfer dari GI Pangkalan brandan sampai dengan Banda Aceh melalui sirkit saluran udara tegangan tiinggi (SUTET) sejauh 471, km yang menyebabkan banyaknya energi yang terbuang berupa rugi-rugi dan drop tegangan yang besar. 3.3.Data saluran sistem 15 kv Sumut - NAD Data saluran untuk sistem 15 kv Sumut - NAD seperti ditunjukkan pada tabel 3.1. berikut: Tabel 1. Datar Saluran Sub Sistem 15 kv Sumut - NAD N Dari Bus Ke Bus Panjang (km) ACSR 4 mm 1 3 4 1. BANDA ACEH SIGLI 91,9. SIGLI BIREUN 99, 3. BIREUN LHOKSEU 61,3 MAWE 3. LHOKSEU IDI 8,19 MAWE 4. LHOKSEU LANGSA 18,59 MAWE 5. IDI LANGSA 46,3 6. LANGSA P.BRAN DAN 78,7 3.4.Data beban puncak sistem 15 kv Sumut - NAD Data beban puncak Kebutuhan listrik Aceh mencapai 78 MW, dan 11 MW disuplai dari 14

Effisiensi Penggunaan Energi Listrik pada...teuku Hasannuddin, dkk pembangkit listrik di Sumut. Dengan berpedoman pada data diatas dan data kapasitas trafo setiap GI maka dibuat simulasi besar beban untuk setiap GI pada sistem interkoneksi 15 kv Sumut - NAD sebagai berikut: Tabel. Beban Puncak sistem 15 kv Sumut NAD 3.5.Data distributed generation Data distributed generation yang direncanakan pada NO NAMA GI MW 1. BANDA ACEH 3. SIGLI 1 3. BIREUN 15 4. LHOKSEUMAWE 5. IDI 1 6. LANGSA 15 7. TUALANG CUT 1 TOTAL 11 penelitian ini berupa generator sinkron dengan spesifikasi seperti ditunjukan pada tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3. Data distributed generation 3.6.Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengamati No NAMA Unit Genera tor Kapasitas (MW) 1 3 4 1. BANDA ACEH 1 3. SIGLI 1 3. LHOKSEUMAWE 3 4. BIREUN 4 15 5. LANGSA 5 15 6. IDI 6 1 7. TUALANG CUT 7 1 penyaluran energi pada sistem interkoneksi 15 kv Sumut - NAD. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang dilakukan sebagai berikut; 1. Mengumpulkan data-data sistem interkoneksi 15 kv Sumut-Nad menyangkut parameter jaringan, kebutuhan setiap GI, keluaran setiap pembangkit serta beberapa data lain.. melakukan analisis awal dan menyusunnya secara sistematis untuk kemudian dimasukkan dalam program simulasi yang akan dibuat. 3. Membuat one line diagram interkoneksi Sumut NAD pada software Edsa 4. Penempatan distributed generation, yaitu distributed generation dipasang pada tegangan menengah kv di GI. 5. Menentukan besarnya tingkat penetrasi dengan menggunakan persamaan berikut; PDG PL PBebanPuncak 1%, dimana PL adalah tingkat penetrasi. (6) Simulasi aliran sistem tenaga listrik interkoneksi 15kV Sumut- NAD untuk mengetahui tegangan dan yang dibangkitkan oleh generator-generator pada beban puncak sistem tanpa distributed generation. (7) Menghitung effisiensi pemakaian energi tanpa adanya sistributed generation (8) Simulasi aliran sistem tenaga listrik interkoneksi 15kV Sumut- NAD untuk mengetahui tegangan,rugi-rugi pada jaringan dan yang dibangkitkan oleh generatorgenerator pada beban puncak sistem dengan distributed generation (9) Menghitung effisiensi pemakaian energi dengan adanya distributed generation. (1) Menyusun hasil perhitungan penggunaan energi pada sistem interkoneksi 15 kv Sumut NAD dengan distributed generator dan tanpa distributed generator kemudian mengambil sebuah kesimpulan effisiensi penggunaan energi pada sistem tersebut. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Aliran pada keadaan sebelum pemasangan distributed generation. Simulasi aliran pada keadaan normal pada sistem 15 kv NAD dilakukan dengan metode Newton-Repson dengan menggunakan data beban puncak pada tanggal 1 Nopember 7 pukul 19. WIB. Simulasi aliran ini ini dilakukan untuk mengetahui besarnya dan tegangan pada setiap bus pada sistem 15 kv NAD dan diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada tabel 4. Tabel 4. Hasil Aliran Daya Tanpa DG No FEEDER RUGI - RUGI DAYA (MW) 1 BIREUN - SIGLI,99 IDI LHOKSEUMAWE 5,97 3 LANGSA - IDI 4,55 4 LANGSA - TUALANG CUT,3 5 LHOKSEUMAWE - BIREUN,45 6 PANGKALAN BRANDAN- 11,44 LANGSA 7 SIGLI - BANDA ACEH 1,79 4. Analisa hasil simulasi sistem 15 kv Sumut-NAD sebelum dan setelah pemasangan distributed generation 4..1.Rugi-Rugi Daya Pada Penyulang 15

Jurnal Litek: Jurnal Listrik Telekomunikasi Elektronika (pissn: 1693-897; eissn: 549-876) Vol. 14 No.1, Maret 17: hal. 13-18 Rugi-rugi yang terjadi pada setiap penyulang sistem tenaga listrik interkoneksi 15 kv Sumut NAD sebelum dan setelah pemasangan distributed generation untuk setiap penetrasi dapat di jelaskan sebagai berikut: (a) Penyulang BIREUN - SIGLI Sigli Bireun yang berjarak 99, km sebelum dan setelah pemasangan distributed generation seperti ditunjukan pada grafik berikut 6 4 Gambar 1. Rugi-Rugi Daya Penyulang Bireun Sigli Dari grafik pada gambar 1. terlihat bahwa penetrasi 3% sampai dengan 1%. Sedangkan pada penetrasi 1% dan % rugi-rugi semakin membesar dengan penambahan distributed generation. Sehingga dapat diambil sebuah optimal pada penetrasi 3% sampai 1% (b) Penyulang IDI - LHOKSEUMAWE IDI - LHOKSEUMAWE yang berjarak 8,19 km sebelum dan setelah pemasangan distributed generation seperti ditunjukan pada grafik gambar. 1 5 1% PENYULANG BIREUN - SIGLI 3% 5% 7% 9% Tanpa PENYULANG IDI - LHOKSEUMAWE 1% 3% 5% 7% 9% Tanpa Rugi -Rugi Daya (MW) Rugi Sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa effisiensi penyaluran energi baru optimal pada penetrasi % sampai 1% (c) Penyulang LANGSA - IDI LANGSA - IDI yang berjarak 46,3 km sebelum dan setelah pemasangan distributed generation seperti ditunjukan pada grafik gambar 3. 6 4 Gambar 3. Rugi-Rugi Daya Penyulang LANGSA - IDI Dari grafik pada gambar 3. terlihat bahwa penetrasi 3% sampai dengan 1%. Sedangkan pada penetrasi 1% dan % rugi-rugi semakin membesar dengan penambahan distributed generation. Sehingga dapat diambil sebuah optimal pada penetrasi 3% sampai 1% (d) Penyulang LANGSA - TUALANG CUT LANGSA - TUALANG CUTyang berjarak 4,1 km sebelum dan setelah pemasangan distributed generation seperti ditunjukan pada grafik gambar 4. Berikut..3..1 PENYULANG LANGSA - IDI PENYULANG LANGSA - TUALANG CUT Gambar 4.. Rugi-Rugi Daya Penyulang IDI - LHOKSEUMAWE Dari grafik pada gambar 4.. terlihat bahwa penetrasi 3% sampai dengan 1%. Sedangkan pada penetrasi 1% rugi-rugi semakin membesar dengan penambahan distributed generation. Gambar 4. Rugi-Rugi Daya Penyulang LANGSA - TUALANG CUT Dari grafik pada gambar 4.4. terlihat bahwa penetrasi 1% sampai dengan 1%. Sedangkan pada keadaan tanpa distributed generation rugi-rugi 16

Effisiensi Penggunaan Energi Listrik pada...teuku Hasannuddin, dkk semakin membesar. Sehingga dapat diambil sebuah optimal pada penetrasi 1% sampai 1%. (e) Penyulang LHOKSEUMAWE - BIREUN LHOKSEUMAWE BIREUN yang berjarak 61,3 km sebelum dan setelah pemasangan distributed generation seperti ditunjukan pada grafik gambar 5. Berikut; 3.5 1.5 1.5 PENYULANG LHOKSEUMAWE - BIREUN Gambar 5. Rugi-Rugi Daya Penyulang LHOKSEUMAWE BIREUN Dari grafik pada gambar 5. terlihat bahwa penetrasi 1% sampai dengan 1%. Sedangkan pada keadaan tanpa distributed generation rugi-rugi semakin membesar. Sehingga dapat diambil sebuah optimal pada penetrasi 1% sampai 1% (f) Penyulang PANGKALAN BRANDAN- LANGSA PANGKALAN BRANDAN-LANGSA yang berjarak 78,7 km sebelum dan setelah pemasangan distributed generation seperti ditunjukan pada grafik gambar 6. Berikut. Dari grafik pada gambar 6. terlihat bahwa penetrasi % sampai dengan 1%. Sedangkan pada penetrasi 1% rugi-rugi semakin membesar dengan penambahan distributed generation. Sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa effisiensi penyaluran energi baru optimal pada penetrasi % sampai 1% (g) Penyulang SIGLI - BANDA ACEH SIGLI - BANDA ACEH yang berjarak 91,9 km sebelum dan setelah pemasangan distributed generation seperti ditunjukan pada grafik gambar 7. Berikut 14 1 1 8 6 4 1% PENYULANG SIGLI - BANDA ACEH 3% 5% 7% 9% Tanpa DG Gambar 7. Rugi-Rugi Daya Penyulang SIGLI - BANDA ACEH Dari grafik pada gambar 7. terlihat bahwa penetrasi % sampai dengan 1%. Sedangkan pada penetrasi 1% rugi-rugi semakin membesar dengan penambahan distributed generation. Sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa effisiensi penyaluran energi baru optimal pada penetrasi % sampai 1% 15 1 5 PENYULANGPANGKALAN BRANDAN-LANGSA 4.3.Effisiensi Sistem Interkoneksi 15 kv NAD - Sumut Dari hail simulasi yang dilakukna didapatkan tingkat effisiensi pada system tenaga listrik Interkoneksi 15 kv NAD Sumut untuk setiap penetrasi energy total yang terbuang seperti ditunjukan pada grafik gambar 8 berikut: Gambar 4.6. Rugi-Rugi Daya Penyulang PANGKALAN BRANDAN-LANGSA 17

Jurnal Litek: Jurnal Listrik Telekomunikasi Elektronika (pissn: 1693-897; eissn: 549-876) Vol. 14 No.1, Maret 17: hal. 13-18 4 33.37 3 1 13.383 1.36 8.138.5 5.43 3.871 1.413.39.456 Gambar 4.8. Rugi-Rugi Daya Interkoneksi 15 kv NAD Sumut Dari grafik gambar 8 terlihat bahwa energy yang paling besar terbuang pada saat penetrasi 1% yaitu sebesar 33,37 MW. Ini menunjukkan bahwa penambahan distributed generation belum tentu mendapatkan energy yang effiisien dibandingkan dengan tanpa menggunakan didtributed generation yang mana besar energy yang terbuang adalah 7,48 MW. Namun demikian penambahan distributed generation memberikan sebuah pengaruh yang besar terhadap system tenaga listrik Interkoneksi 15 kv NAD Sumut khususnya untuk tingkat penetrasi antara % sampai dengan 1%. Effisiensi energy yang paling optimal terjadi pada penetrasi 9% dengan tingkat energy yang terbuang sebesar,39 MW. Ini menunjukan bahwa adanya minimalisasi dari pada energy yang terbuang yaitu sebesar 6,939 MW. Secara grafik dapat ditunjukan seperti pada grafik gambar 9 berikut: 3 5 15 1 5 Gambar 9. Rugi-Rugi Daya Interkoneksi 15 kv NAD Sumut V. KESIMPULAN Rugi -Rugi Daya (MW) 6.939 Tanpa DG 7.48 Energi (MW).39 DG Setelah melakukan penelitian penggunaaan distributed generation pada system tenaga listrik interkoneksi 15 kv Nanggroe Aceh Darussalam Sumut dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Penambahan distributed generation pada system interkoneksi 15 kv Nanggroe Aceh Darussalam Sumut tidak selamanya akan memberi pengaruh yang baik yaitu mengurangi rugi-rugi pada jaringan. Karena pada penetrasi 1% dari beban pikul setiap GI terjadi kenaikkan total rugi-rugi pada jaringan yaitu dari 7,48 MW menjadi 33,37 MW. Ini menunjukkan bahwa ada kenaikkan rugi-rugi sebesar 6,1 MW.. Penamabahan distributed generation pada system interkoneksi 15 kv Nanggroe Aceh Darussalam Sumut didapatkan pengaruh yang baik yaitu mengurangi rugi-rugi pada jaringan. Ini terjadi pada penetrasi diatas % sampai dengan 1%. Ini menunjukkan bahwa telah terjadi effisiensi pemakaian energy pada system interkoneksi 15 kv Nanggroe Aceh Darussalam Sumut. 3. Effisiensi tertinggi terjadi pada penetrasi 9% yang menghasilkan rugi-rugi sebesar,39 MW, yang sebelum adanya distributed generation rugi-rugi sebesar 7,48 MW. Ini menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan rugi-rugi sebesar 6,393 MW 4. Effisiensi terendah terjadi pada penetrasi % yang menghasilkan rugi-rugi sebesar 13,383 MW, yang sebelum adanya distributed generation rugi-rugi sebesar 7,48 MW. Ini menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan rugi-rugi sebesar 13,865 MW REFERENSI (1) Anonim.,, White Paper on Distributed Generation., National Rural Electric Cooperative Association. () Barker and R. W. de Mello.,, Determining the Impact of Distributed Generation on Power Sistems: Part 1 Radial Distribution Sistems, IEEE Power Engineering Society Summer Meeting, Seattle, Washington. (3) Mithulananthan dkk., 4, Distributed Generator Placement in Power Distribution Sistem Using Genetic Alogaritm to Reduce Losses, Thammasat Int.J.Sc.Tech Vol.9,No3. (4) Mendez dkk. Impact of Distributed Generation on Distribution Losses, Spain (5) Slootweg dan Kling.,, Impacts of Distributed Generation on power Sistem Transient Stability, IEEE. 18