Viky Warsito Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWESI TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 3 ISSN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Kata Kunci : Pendekatan Kontekstual, Jigsaw puzzle competition, Hasil Belajar Fisika I. PENDAHULUAN

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Hasil Belajar IPA-Fisika Melalui Pendekatan Deep Dialogue dan Critical Thingking pada Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 2 Biromaru

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Penerapan Metode Stop Think Do Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas Xb SMA Negeri 2 Dolo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas X B di SMA Negeri 1 Gumbasa

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS VI DI SDN 1 KALUKUBULA

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Oleh: Wildan, Muhammad Ali, Fatma Dhafir. Abstrak

Penerapan Experiential Learning

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 1V SDK Padat Karya

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar di Kelas IV SDN 9 Bunobogu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN : Model, SETS, Listrik Statis, Hasil Belajar

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Agustina Simpan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIIIA SMP NEGRI 1 LABUAN

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Belajar Kelompok (Learning Group) Pada Pembelajaran PKn Kelas V SDN 1 Palasa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Kegunaan Daun Pada Tumbuhan Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Bobalo

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII A SMPN. 1 Waway Karya

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Meningkatkan Pengetahuan Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Media Gambar Dikelas IV SD Negeri 1 Lalos Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui Metode Permainan Siswa Kelas IV SDK Uwemea

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL

Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

Peningkatan Kemampuan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Sampaka Kec. Bualemo Kab. Banggai Melalui Metode Diskusi Kelompok

Transkripsi:

SSN 2338 3240 Penerapan Model Experiental Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar PA Fisika Siswa Kelas V SMP Negeri 5 Palu Viky Warsito Warsitoviky@rocketmail.com Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWES TENGAH Abstrack - Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas V D SMP Negeri 5 Palu. Masalah yang diteliti adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PA Fisika. Untuk mengatasi masalah adalah dengan menerapkan model Experiental Learning. Siswa yang terlibat pada penelitian ini berjumlah 16 orang siswa. Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk hasil belajar siswa terjadi peningkatan seiring dengan diterapkannya tindakan model Experiental Learning dari siklus ke siklus. Hasil analisis tes hasil belajar siswa siklus yaitu 65% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 9 orang siswa. Karena pada siklus masih banyak jumlah siswa yang tidak tuntas dibandingkan jumlah siswa yang tuntas, maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus. Pada siklus hasil analisis tes hasil belajar siswa yaitu 82,08% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 orang siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 2 orang. Presentase peningkatan hasil belajar siswa kelas V D SMP Negeri 5 Palu dari siklus ke siklus adalah 16,66%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan model Experiental Learning dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa kelas V D SMP Negeri 5 Palu. Kata Kunci: Model Experiental Learning, Hasil Belajar Fisika. PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan proses pendidikan secara keseluruhan, guru sebagai pemegang peran utama. Pendidikan selalu berhubungan dengan upaya pembinaan manusia. Unsur manusia yang paling menentukan keberhasilan pendidikan adalah pelaksana pendidikan yaitu guru, sebab guru secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil, dan bermoral tinggi. Guru dengan sadar mengatur lingkungan pembelajaran agar bergairah bagi siswa dengan seperangkat teori dan pengalamannya. Guru mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematik sehingga dalam proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. [1] Hasil observasi sebelumnya di SMP Negeri 5 Palu, diperoleh informasi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kurangnya keaktifan siswa dalam belajar fisika, sehingga siswa kurang memahami materi fisika yang diajarkan, karena guru hanya menggunakan satu metode dalam mengajar yaitu ceramah kemudian siswa sebagian besar hanya mendengarkan dan mencatat apa yang diajarkan tanpa terlibat langsung dalam pembelajaran. Untuk mencapai hasil belajar yang baik tentu metode yang digunakan dalam mengajar harus diperbaiki. Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa fisika kelas V SMP Negeri 5 Palu masih tergolong rendah. Tabel 1. Nilai Rata-rata Ujian Fisika Semester Ganjil Kelas V SMP Negeri 5 Palu Tahun Ajaran 2013/2014 No Kelas Nilai Rata-rata Fisika 1 VA 70 2 VB 65,8 3 VC 60,0 4 VD 5,50 SUMBER : SMP NEGER 5 PALU Hal ini menunjukan akan sulitnya pelajaran fisika yang disebabkan oleh kurangnya antusias siswa untuk belajar fisika sehingga menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada siswa itu sendiri mengakibatkan nilai hasil belajar fisika siswa pada SMP Negeri 5 Palu menjadi rendah. Dengan adanya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dijadikan dasar patokan nilai terendah dalam penilaian siswa. Jika siswa mampu mendapatkan nilai diatas KKM maka dianggap siswa tersebut telah tuntas atau menguasai kompetensi yang dipelajari. Sebaliknya jika ditemukan siswa mendapat nilai dibawah KKM berarti perlu adanya perbaikan. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan KKM 1

diantaranya tingkat kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas, kompetensi dasar, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Melihat data di atas yang diperoleh dari sekolah tersebut, maka peneliti melihat bahwa metode pembelajaran yang digunakan selama ini belum efektif, yang menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika siswa khususnya siswa kelas V SMP Negeri 5 Palu, oleh karena itu, diperlukan adanya penggunaan metode digantikan menjadi model pembelajaran atau suatu bentuk model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Permasalahan utama dalam penelitian ini ialah dimana kurangnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran fisika yang diterapkan saat ini, sehingga proses pembelajaran di kelas kurang maksimal. Adapun faktor yang mempengaruhi ialah siswa di kelas hanya mencatat dan mendengarkan pembelajaran saja sehingga hal ini perlu dilakukan model pembelajaran yang lebih baik, di mana siswa tidak cenderung bosan di ruang kelas. Adapun cara yang dilakukan yaitu dengan menerapkan model experiental learning yang merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika di SMP Negeri 5 Palu. Experiental learning adalah suatu proses pembuatan generalisasi-generalisasi dan konklusi-konklusi (kesimpulan- kesimpulan) tentang pengalaman langsung. Model experiental learning merupakan pengalaman langsung dari apa yang sedang di pelajari, membangun keterkaitan sadar untuk belajar dan turut bertanggung jawab didalam pengorganisasian kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari pengalaman-pengalaman sendiri. Dengan model experiental learning ini diterapkan siswa tidak hanya belajar di kelas saja, akan tetapi siswa juga bisa belajar melalui pengalaman-pengalaman sehari-hari yang berkaitan dengan fisika. Penerapan model experiental learning ini juga dapat melatih siswa untuk dapat berbicara di depan teman-temanya, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman-temannya. Hal inilah yang menjadi motivasi penulis untuk meneliti guna melihat sejauh mana model experiental learning dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas V SMP Negeri 5 Palu.. METODOLOG Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada SMP Negeri 5 Palu khususnya pada kelas VD. Ruang lingkup SSN 2338 3240 dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa materi Suhu Dan Pengukurannya. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa data yang diperoleh dari siswa berupa data hasil observasi, angket respon siswa, serta data observasi kegiatan guru atau peneliti dalam kegiatan belajar mengajar. Data kuantitatif ialah data yang diperoleh setelah proses berlangsung pada setiap siklus berupa hasil tes belajar siswa dalam menyelesaikan materi fisika. Untuk lebih jelasnya desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Keterangan: 0 : Pra Tindakan 1 : Rencana siklus 1 2 : pelaksanaan tindakan kelas 1 3 : Observasi siklus 1 4 : Refleksi siklus 1 5 : Rencana siklus 2 6 : pelaksanaaan tindakan kelas 2 7 : Observasi siklus 2 8 : Refleksi siklus 2 a : Siklus 1 b : Siklus 2 GAMBAR 1 Diagram Alur Desain Penelitian Model Kemmis dan Mc. Taggart Sumber Dalam penelitian ini ada 3 kriteria hasil belajar siswa Daya serap secara individu Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus sebagai berikut: DS = Y X x 100% Dimana, X : skor yang diperoleh siswa Y : skor maksimal soal DS : daya serap individu Ketuntasan Belajar Klasikal Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitin ini digunakan rumus sebagai berikut: KBK = N X 100% S Keterangan: N = banyaknya siswa yang tuntas 7 3 4 a 1 2 8 b 6 0 5 15

S = banyaknya siswa seluruhnya KBK = ketuntasan belajar klasikal Daya Serap klasikal Analisa data yang digunakan untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian digunakan rumus sebagai berikut: P DSK = X 100% dengan : P = skor total persentase = skor ideal seluruh siswa DSK = daya serap klasikal Pada penelitian ini kriteria hasil aktivitas guru dan siswa kriteria ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu aspek afektif, aspek psikomotor dan aspek pelaksanaan guru dan siswa. Aspek Afektif Pada aspek afektif, alat ukur yang digunakan berupa lembar penelitian sikap yang terdiri dari 4 aspek penilaian yaitu kehadiran, perhatian mengikuti pelajaran, kerjasama dalam kelompok, partisipasi dalam praktek. Kemudian menghitung persentase rata-rata dengan menggunakan persamaan: Persentase nilai rata-rata JumlahSkor SkorMaksimal NR x 100% Data yang terkumpul kemudian dikelompokkan (katergorisasi) dengan skala lima berdasarkan teknik kategorisasi standar. Aspek Psikomotor Pada aspek psikomotor, alat ukur yang di gunakan berupa lembar penilaian keterampilan yang terdiri dari keterampilan melakukan pengamatan, menyusun alat dan bahan, mengisi LKS, memprediksi data dengan benar, menggunakan alat, menyimpulkan. Kemudian menghitung persentase rata-rata dengan menggunakan persamaan di atas. kemudian di kelompokkan (kategorisasi) dengan skala lima berdasarkan kategori standar.. HASL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian diperoleh hasil penelitian, pada tiap siklusnya seperti pada: Tabel 2. Aktifitas Siswa Siklus Pertemuan % Kategori 1 62,50 % Kurang 2 80,00 % 1 87,50 % 2 97,50 % SSN 2338 3240 Tabel 3 Aktifitas Guru Siklus Pertemuan % Kategori 1 70,00 % Cukup 2 80,00 % 1 82,50 % 2 95,00 % Tabel 4 Afektif Siswa Siklus Pertemuan % Tabel 5 Psikomotor Siswa kategori 1 61,45 % Cukup 2 77,08 % 1 84,37 % 2 91,66 % Siklus Pertemuan % kategori 1 64,45 % Cukup Kategori Proporsi (%) 2 75,39 % 85 100 1 84,37 A ( % ) 65 84 B () 55 64 2 89,06 C (Cukup) % 35 54 D (Kurang) 0 34 E ( Kurang) Tabel 6 Hasil Belajar Siswa Siklus Aspek Perolehan Hasil Skor tertinggi 86,67 Skor terendah 46,67 Siswa yang tuntas 7 Siswa yang tidak tuntas 9 Daya serap klasikal 65,42 % Ketuntasan belajar klasikal 43,80 % Skor tertinggi 93,33 Skor terendah 66,67 Siswa yang tuntas 14 Siswa yang tidak tuntas 2 Daya serap klasikal 82,08 % Ketuntasan belajar klasikal 87,50 % Sumber [4] PEMBAHASAN Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas menjadi salah satu faktor yang utama untuk dapat meningkatkan hasil belajar fisika yang baik. Pada model Experiental Learning ini, siswa dituntut untuk dapat bereksperimen, mencoba sendiri, dan menarik kesimpulan 16

sendiri, dengan kata lain model Experiental Learningi menuntut keaktifan siswa. Oleh karena itu peneliti menerapkan model Experiental Learning sebagai salah satu strategi belajar yang baik. Model experiental learning adalah suatu model belajar mengajar yang mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai dan sikap melalui pengalaman secara langsung. Melalui prosedur experental learning, siswa dapat dilatih untuk menemukan sendiri, menformulasikan sendiri prinsip-prinsip dan rumus-rumus kemudian menguji keahliannya dalam praktek sehari-hari. Model experiental learning dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika dan menguji tingkat keaktifan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Penerapan model Experiental Learning merupakan model pembelajaran yang baik untuk meningkatkan hasil belajar fisika, seperti telah dilakukan oleh peneliti yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebelum masuk ke perencanaan siklus peneliti memberikan tes pra tindakan kepada siswa yang berjumlah 16 orang. Tujuan dari tes pra tindakan ini adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan pembagian kelompok. Berdasarkan hasil analisis tes hasil belajar pra tindakan hanya mencapai 45,83 % siswa yang tuntas hanya 2 orang sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 14 orang. Hal ini disebabkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih sangat kurang seperti kurangnya praktek secara langsung di kelas, kurangnya siswa yang bertanya jika ada yang belum di mengerti serta kurangnya keseriusan mereka dalam poses pembelajaran sehingga timbul di pemikiran siswa bahwa belajar fisika sangatlah susah. Pembentukan kelompok berdasarkan dari hasil tes awal yang telah diberikan. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan prosedur langkahlangkah penelitian. Pelaksanaan tindakan dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, kemudian refleksi dan yang terakhir adalah evaluasi. Pada perencanaan siklus yang perlu dipersiapkan adalah materi pembelajaran, skenario pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi guru dan siswa, dan yang terakhir adalah tes hasil belajar. Selanjutnya SSN 2338 3240 pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas untuk siklus 52,5% Hasil analisis observasi keaktifan siswa pada siklus, dengan 2 pertemuan yaitu pada pertemuan pertama 62,50% berada dalam kategori kurang sedangkan pada pertemuan kedua 80,00% berada dalam kategori baik. Sedangkan untuk aktifitas guru pertemuan pertama 70,00% berada dalam kategori cukup dan pertemuan kedua 80,00% berada dalam kategori baik. Presentase aktifitas siswa walaupun tiap pertemuan meningkat namun masih dalam kategori cukup. Rendahnya persentase aktifitas siswa siklus disebabkan kegiatan siswa yang masih sangat kurang dalam proses pembelajaran siswa masih kurang aktif karena terbiasa dengan pembelajaran sebelumnya dimana siswa hanya sebagai pendengar. Siswa juga masih belum dapat bekerjasama dengan teman sekelompoknya, masih banyak yang bermain dalam kelas. Hal ini tidak sesuai dengan model Experiental Learning karena model Experiental Learning sangat menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Karena model Experiental Learning hasilnya pada siklus belum maksimal maka peneliti melanjutkan ke siklus. Berbeda halnya dengan aktifitas guru pada tiap pertemuan, penilaian aktifitas guru terjadi peningkatan pada tiap pertemuan dimana sudah mencapai kategori baik. Hal ini disebabkan karena guru selalu dan terus berusaha memperbaiki cara mengajar agar siswa lebih mengerti dengan pelajaran yang dijelaskan guru dengan menggunakan model pembelajaran Experiental learning. Setelah selesai 2 pertemuan siklus, yang terakhir adalah pelaksanaan tes hasil belajar siswa. Hasil analisis tes hasil belajar siswa untuk daya serap klasikal (DSK) adalah 65,42% dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) adalah 43,8% siswa yang tuntas sebanyak 7 orang dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 orang. Dari data tes hasil belajar siklus secara umum dapat dikatakan sudah baik dibandingkan dengan tes awal namun siswayang tidak tuntas masih banyak dan presentase aktivitas siswa juga masih rendah. Hal inilah yang mendasar yang menyebabkan peneliti lanjut ke siklus. Hasil Analisis aktivitas siswa pada siklus yaitu pada pertemuan pertama 87,50% berada dalam kategori baik dan pada pertemuan kedua 97,50% berada dalam kategori sangat baik. Peningkatan ini disebabkan karena siswa sudah termotivasi dalam proses pembelajaran, siswa sudah lebih aktif daripada guru. Aktifitas siswa semakin meningkat daripada siklus. Hal ini 17

terlihat pada tes hasil belajar siklus yang menunjukkan peningkatan yanga sangat baik dimana daya serap klasikal adalah 82,08 % sedangkan ketuntasan belajar klasikal adalah 87,50%. Siswa yang tuntas sebanyak 14 orang. Sedangkan yang tidak tuntas hanya 2 orang. Siswa yang tidak tuntas ini disebabkan mereka sangat kurang aktif dalam proses pembelajaran. Sedangakan untuk aktifitas guru diperoleh pada pertemuan pertama yaitu 82,50% dalam kategori baik dan pada pertemuan kedua yaitu 95,00% dalam kategori sangat baik. Berdasarkan presentase nilai rata-rata, aktivitas guru dari siklus ke siklus menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi. Kenaikan presentase aktivitas guru disebabkan karena guru terus berusaha untuk meningkatkan cara mengajar yang baik agar siswa lebih mudah mengerti pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Experiental learning. Penilaian sikap dan kelompok dilakukan pada saat tindakan sedang berlangsung di kelas. Siklus pada awal pertemuan keaktifan siswa masih belum nampak. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan langkah-langkah model pembelajaran Experiental Learning. Namun pada pertemuan berikutnya siswa sudah mulai aktif dan sudah mulai bertanya jika ada yang belum diketahuinya. Pada Siklus siswa sudah terlihat terbiasa dengan langkahlangkah model pembelajaran Experiental Learning sehingga hasil belajar siswa lebih baik. Setelah melakukan refleksi terhadap kekurangan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran siklus maka kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus terjadi peningkatan aktifitas belajar, artinya aktifitas siswa lebih banyak daripada guru. Hal ini terlihat dari adanya kesungguhan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Refleksi siklus sudah mencapai hasil yang sangat memuaskan sehingga penelitian hanya dilakukan dua siklus. SSN 2338 3240 pembelajaran juga sudah memenuhi indikator yang ditetapkan dimana keempat aspek yaitu aktifitas guru, aktifitas siswa, penilaian afektif dan penilaian kelompok sudah berada dalam kategori baik dan sangat baik. V. PUSTAKA RUJUKAN [1] Arikunto, S. dkk (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara [2] Munif dan Mosik. (2009). Penerapan Metode Experiental Learning Pada Pembelajaran PA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Fisika ndonesia. 5, 79-82. [3] Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta [4] warsito, Viky. (2015). Penerapan Model Experiental Learning untuk Meningkatkan Hasil Balajar PA Fisika Siswa Kelas V SMP Negeri 5 Palu. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Matematika dan lmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan lmu Pendidikan Universitas Tadulako Palu. Tidak Diterbitkan. V. KESMPULAN Berdasarkan hasil dan analisis data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model Experiental Learning dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMP Negeri 5 Palu khusunya kelas VD. Hal ini terlihat pada hasil analisis tes hasil belajar fisiska pada siklus mencapai 65,42% dan hasil analisis tes hasil belajar siklus mencapai 82,08%. Persentase peningkatan hasil belajar siswa adalah 16,66%. ndikator kualitatif 18