Struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Danau Limboto merupakan danau yang berada di Kabupaten Gorontalo,

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

Keanekaragaman sumber daya ikan di Kolong - Bendungan Simpur Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung

STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

Struktur Komunitas Ikan di Sungai Naborsahan Danau Toba Sumatera Utara (Community Structure of Fish in Naborsahan s River, Lake Toba North Sumatera)

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

ABSTRAK. Kata kunci: Danau Buyan, Keramba Jaring Apung, Fitoplankton.

Sri Salmadinah 1, Farid Yasidi 2, Syamsul Kamri 3

BAB III METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN DAN DOMINANSI PLANKTON DI ESTUARI KUALA RIGAIH KECAMATAN SETIA BAKTI KABUPATEN ACEH JAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF

KAJIAN BIOLOGI IKAN TEMBAKANG (Helostoma temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

KOMPOSISI ZOOPLANKTON DI PERAIRAN RAWA BANJIRAN SUNGAI RUNGAN KOTA PALANGKARAYA

Struktur Komunitas Zooplankton pada Malam Hari di Perairan Teluk Riau Kelurahan Senggarang Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir

PENGARUH AKTIVITAS MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI SUNGAI BELAWAN MEDAN

Keragaman ikan di Danau Cala, Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

I. PENDAHULUAN. penting dalam ekosistem perairan termasuk danau. Fitoplankton berperan sebagai

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

III. METODE PENELITIAN

STUDI KELIMPAHAN DAN SEBARAN PHYTOPLANKTON SECARA HORIZONTAL (KASUS SUNGAI KURI LOMPO KABUPATEN MAROS) Abdul Malik dan Saiful ABSTRAK

6 PEMBAHASAN 6.1 Produksi Hasil Tangkapan Yellowfin Tuna

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

III. MATERI DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

ABSTRACT THE IMPACT OF AGRICULTURAL ACTIVITIES IN THE VARIOUS LEVELS OF EUTROPHICATION AND DIVERSITY OF PHYTOPLANKTON IN BUYAN LAKE BULELENG BALI

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

Ichtyofauna in the Sok-sok Holbung, Aek Isa small river, Simarpinggan Village, Sipoholon District, North Tapanuli Regency, North Sumatera Province.

STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI SEKITAR KERAMBA JARING APUNG DANAU TOBA KECAMATAN HARANGGAOL, KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

I. PENDAHULUAN. tengah dan selatan wilayah Tulang Bawang Provinsi Lampung (BPS Kabupaten

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

STUDI KELIMPAHAN DAN JENIS MAKROBENTHOS DI SUNGAI CANGAR DESA SUMBER BRANTAS KOTA BATU. *

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN SEBARAN IKAN YANG DILINDUNGI, DILARANG DAN INVASIF DI KAWASAN KONSERVASI RAWADANAU BANTEN

JENIS-JENIS IKAN (PISCES) DI DANAU SIPOGAS KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

Konsentrasi Logam Cd dan Pb Di Sungai Plumbon dan Kaitannya dengan Struktur Komunitas Fitoplankton

IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

CONCENTRATION OF CHLOROPHYL-a IN THE SOLOK PULAU LAKE, TANJUNG BALAM VILLAGE, SIAK HULU SUB DISTRICT, KAMPAR DISTRICT, RIAU PROVINCE ABSTRACT

BAB III BAHAN DAN METODE

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN LARVA DAN JUVENIL IKAN DI SEKITAR MUARA SUNGAI TULUNG DEMAK. Revika, Pujiono Wahyu Purnomo*), Siti Rudiyanti

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Analisis Hasil Tangkapan Jaring Insang di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

Kelimpahan dan distribusi Ikan Gabus (Channa striata) di perairan Rawa Aopa Watumohai Desa Pewutaa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan

Eva Muhajirah 1, La Sara 2, dan Asriyana 3

PERBANDINGAN HASIL DAN KOMPOSISI TANGKAPAN JARING INSANG PERMUKAAN DAN JARING INSANG DASAR DI PERAIRAN DESA SEI NAGALAWAN SERDANG BEDAGAI

J U R N A L M E T A M O R F O S A Journal of Biological Sciences ISSN:

FITOPLANKTON DI PERAIRAN AREAL PERTAMBANGAN NIKEL BULI HALMAHERA TIMUR PHYTOPLANKTON IN NICKEL AREA GULF OF BULI EAST HALMAHERA

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA SUSANTI LAWATI BARUS

IDENTIFIKASI KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN DI DESA BATILAP, KECAMATAN DUSUN HILIR, KABUPATEN BARITO SELATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DI PERAIRAN PESISIR PULAU SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode

Keanekaragaman Jenis Ikan Tangkap di Sekitar Karamba Daerah Ngasinan Waduk Kedungombo Jawa Tengah

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN PESISIR TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODE

5 HASIL PENELITIAN 5.1 Jumlah Produksi YellowfinTuna

PERTUMBUHAN IKAN KERALI (Labocheilos falchifer) DI PERAIRAN SUNGAI LEMATANG, SUMATERA SELATAN

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SUNGAI BINGAI KECAMATAN BINJAI BARAT KOTA BINJAI

BAB III METODE PENELITIAN

Fisheries and Marine Science Faculty Riau University ABSTRACT. 1). Students of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau

BAB III METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

BAB 2 BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI KAWASAN PERAIRAN TELUK BAKAU. Oleh Endang Purnama Sari, Falmi Yandri Khodijah dan Nancy William ABSTRAK

ROTIFERA PADA AREA BEKAS TAMBANG EMAS DI KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG ROTIFERA AT GOLD MINED AREAS IN KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Korelasi Kelimpahan Ikan Baronang (Siganus Spp) Dengan Ekosistem Padang Lamun Di Perairan Pulau Pramuka Taman Nasional Kepulauan Seribu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

ANALISIS SUMBERDAYA BIVALVIA PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DAN PEMANFAATANNYA DI DESA PENGUDANG KABUPATEN BINTAN

KEANEKARAGAMAN IKAN SUNGAI LAHEI BERDASARKAN ALAT TANGKAP IKAN OLEH MASYARAKAT DESA LAHEI KABUPATEN BARITO UTARA

Kelimpahan, Keanekaragaman dan Kemerataan Gastropoda di Ekosistem Mangrove Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara

Transkripsi:

Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 3(1): 75-81 Struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara [The Structure Community Fish in Rawa Aopa Waters Disrict Angata South Konawe Regency Southeast Sulawesi Province] Kiki Wulandari 1, Asriyana 2, Halili 3 1 Mahasiswa Program Sarjana Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, FPIK UHO. 2.3 Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Jl. HEA Mokodompit Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232, Telp/Fax: (0401)3193782 2 Surel: yanaasri76@yahoo.com 3 Surel: halili_99@yahoo.com Diterima: 19 Januari 2018; Disetujui: 13 Februari 2018 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa, Sulawesi Tenggara. Penelitian dilaksanakan di perairan Rawa Aopa selama tiga bulan dari bulan April hingga Juni 2017. Contoh ikan ditangkap menggunakan jaring insang, bubu, pancing, dan seser. Data penelitian dianalisis menggunakan indeks komposisi jenis, keanekaragaman, dominansi, dan keseragaman. Parameter kualitas air yang diamati meliputi parameter fisika yaitu suhu dan fluktuasi muka air sedangkan parameter kimia meliputi oksigen terlarut dan ph. Selama penelitian ditemukan 641 ekor ikan yang termasuk dalam 11 spesies dan 8 famili. Keanekaragaman ikan di perairan Rawa Aopa termasuk dalam kategori sedang (H'=1.57-1.96), dengan keseragaman spesies yang tinggi (E=0.76-0.82) dan tidak ada jenis ikan yang mendominansi (C= 0.19-0.27). Secara umum struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa masih dalam kategori stabil. Kata Kunci : Ikan, Rawa Aopa, dan struktur komunitas Abstract The purpose of the study was to analyze structure community of fish in Rawa Aopa waters, Southeast Sulawesi. The study was conducted for three months from April to June 2017. Samples of fish were taken using gill nets, traps, pole line, and fish net. The data collected were analyzed using indeks of species composition, diversity, dominance, and uniformity. Water quality parameters observed were physical parameters such as temperature and fluctuation of water level, and chemical parameters such as dissolved oxygen (DO) and ph. During the study was found 641 fishes belonging to 11 species and 8 families. The diversity of fish in the Rawa Aopa waters was categorized in medium diversity (H'=1. 57-1.96) with high species uniformity (E=0.76-0.82). It is found that the dominance index (C) of fish is 0.19-0.27 which means that there is no dominant. In general the structure of fish community in Rawa Aopa waters fall into the stable category. Keywords: Fish, Rawa Aopa, and community structure Pendahuluan Perairan Rawa Aopa merupakan salah satu daerah konservasi yang berada di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Perairan Rawa Aopa sangat besar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat karena sebagian masyarakat menggantungkan kebutuhan hidupnya dengan menangkap ikan di sekitar perairan rawa. Kegiatan tersebut dapat berdampak terhadap ekosistem perairan Rawa Aopa terutama ikan. Hal ini dapat memengaruhi komunitas ikan sebagai hal yang penting untuk dikaji. Oleh karena itu, keberadaan ikan dalam suatu perairan perlu mendapat perhatian dan kajian yang mendalam. Konsep komunitas sangat relevan diterapkan untuk menganalisis lingkungan perairan karena komposisi dan karakter dari suatu komunitas

Wulandari dkk., merupakan indikator yang cukup baik untuk menunjukkan keadaan lingkungan dimana komunitas tersebut berada (Odum, 1993). Sejauh ini penelitian mengenai struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa telah dilakukan oleh Luspita (2011). Penelitian dengan aspek yang berbeda juga telah dilakukan di perairan ini (Sahida, 2000; Taufikir, 2017; Marhana, 2017; dan Ningsih, 2017). Untuk mengetahui struktur komunitas ikan yang ada di perairan Rawa Aopa maka perlu adanya data hasil penelitian berupa komposisi jenis, keanekaragaman, dominansi, dam keseragaman untuk pengelolaan secara berkelanjutan. Bahan dan Metode Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2017 di perairan Rawa Aopa, Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Gambar 1). Kegiatan ini meliputi survei lokasi, pengambilan data lapangan, analisis data dan penyusunan laporan hasil penelitian. diidentifikasi menurut Kottelat et al., 1993 serta diukur panjang dan beratnya. Contoh air yang diukur meliputi parameter fisik dan kimia. Parameter fisik meliputi suhu dan tinggi muka air sedangkan parameter kimia meliputi ph dan oksigen terlarut yang diukur pada saat pengoperasian alat tangkap. Komposisi jenis ikan dihitung berdasarkan jumlah spesies dengan menggunakan rumus Odum (1983). Pi= ni/n x 100 Pi = komposisi jenis ni = jumlah suatu jenis N = jumlah total jenis Dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Shannon-Wienner (Krebs, 1989). H = s i=1 (pi) ln(pi) ; pi = ni H = Indeks keanekaragaman Shannon Wienner Pi = Perbandingan antara jumlah individu spesies jenis ke-i dengan jumlah total individu (ni/n) ni = Jumlah individu spesies ke-i N = Jumlah total individu semua spesies Untuk mengetahui penguasaan atau dominansi jenis tertentu di suatu lokasi, maka digunakan indeks dominansi Simpson (Odum, 1983). N C = (ni/n) 2 Gambar 1. Peta lokasi penelitian Contoh ikan ditangkap menggunakan empat alat tangkap yaitu seser, jaring, bubu kompor, dan pancing. Contoh ikan dikumpulkan secara keseluruhan kemudian dipisahkan menurut jenisnya dan dihitung jumlahnya. Sampel ikan tersebut, C = Indeks dominansi Simpson ni = Jumlah individu spesies ke-i N = Jumlah total individu semua spesies Persamaan indeks keseragaman ikan dapat dihitung dengan rumus (Krebs, 1989). E = H H max 76

Komposisi Jenis (%) Struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa E = Indeks keseragaman H = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener H max s = Ln s = Jumlah spesies dalam komunitas Hasil dan Pembahasan Total ikan yang tertangkap selama penelitian berjumlah 641 individu yang terbagi dalam 8 famili dan 11 jenis. Komposisi tertinggi di tempati oleh famili Cichlidae sedangkan famili terendah berasal dari Anabantidae dan Sybranchidae. Komposisi jenis ikan yang tertangkap selama penelitian di perairan Rawa Aopa tertera pada Gambar 2. Ikan yang ada di perairan Rawa Aopa umumnya berada pada kisaran panjang yang lebih kecil dari pada panjang maksimumnya. Berdasarkan ukuran, komunitas ikan yang ditemukan di perairan Rawa Aopa bervariasi seperti tertera pada Tabel 1. Hasil pengamatan selama penelitian menunjukkan bahwa total ikan yang tertangkap di perairan Rawa Aopa adalah 641 individu yang terbagi dalam 11 jenis dan 8 famili. Jumlah hasil tangkapan di bulan April sebanyak 158 individu, bulan Mei sebanyak 214 individu dan hasil tangkapan ikan di bulan Juni sebanyak 269 individu. Jumlah penangkapan ikan berkurang di bulan April karena sedikitnya genangan air akibat rendahnya curah hujan. Curah hujan yang sedikit mengakibatkan fluktuasi muka air juga rendah sehingga daerah genangan menjadi sempit dan tidak adanya pasokan nutrien yang menyebabkan ikan sukar untuk mencari makan karena tidak adanya makanan, baik yang berasal dari hulu sungai maupun bahan organik yang berasal dari daratan. Hal ini sesuai dengan Arinardi (1978) yang menyatakan bahwa pada curah hujan yang rendah menyebabkan pasokan nutrien di perairan rendah karena tidak adanya aliran air. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, indeks keanekaragaman berada pada ketegori sedang dengan nilai keseragaman yang tinggi sehingga tidak ada jenis ikan yang mendominasi. Hasil dari indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi ikan di perairan Rawa Aopa tertera pada Tabel 2. Secara keseluruhan, nilai parameter lingkungan terlihat bervariasi di setiap bulan penelitian, kecuali parameter ph yang relatif konstan selama tiga bulan penelitian. Hasil pengukuran parameter lingkungan tertera pada Tabel 3. 40 30 April Mei Juni 20 10 0 Gambar 2. Komposisi jenis ikan yang tertangkap di Perairan Rawa Aopa 77

Wulandari dkk., Tabel 1. Sebaran Ukuran Ikan yang Tertangkap di perairan Rawa Aopa No. Famili Spesies Panjang Total (cm) Sebaran Ukuran TL Max Bobot (g) (cm) Length Maturity (cm) 1 Anabantidae A. testudineus 12-18,5 30-86 25 a 16 2 Chanidae C. striata 13-54 34-1384 100 b 18 3 Cichlidae O. niloticus 9,5-29 15-461 60 b 18,6 4 Cichlidae O. mossambicus 9,5-26 18-276 39 b 15,4 5 Cichlidae P managuensis 11-22,7 20-162 63 b 13,18 6 Clariidae C. batrachus 22,5-35 120-321 47 b 28 7 Cyprinidae B. gonionotus 15,5-31 42-351 40.5 b 14,7 8 Cyprinidae T. tambroides 11-15,6 23-58 100 b 67,8 9 Helostomatidae H. temminckii 14,5-22 41-211 30 c 15,5 10 Osphronemidae T. pectoralis 5,8-19 3-112 25 d 13,4 11 Synbranchidae M. albus 60-72 309-596 100 e 48 TL : Panjang Total; a : Prianto dkk.(2014); b: www.fishbase.org; c : Tarigan dkk. (2015); d : Prawira dkk.(2011); e : Chadijah (2014) Tabel 2. Nilai indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi di Rawa Aopa No. Bulan H' Kategori E Kategori C Kategori 1 April 1.57 Sedang 0.76 Tinggi 0.27 TAD 2 Mei 1.89 Sedang 0.79 Tinggi 0.19 TAD 3 Juni 1.96 Sedang 0.82 Tinggi 0.19 TAD AD = ada dominansi; TAD = tidak ada dominansi No. Bulan Tabel 3. Nilai pengukuran contoh air selama penelitian di perairan Rawa Aopa Suhu DO ph Fluktuasi Muka Air Kisaran Ratarata ( 0 Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata (Cm) Kisaran Rata-rata C) (mg/l) 1 April 29-31 4,7-5,2 6 4 (Turun) 2 Mei 28-29 4,25-5,5 6 3 (Naik) 3 Juni 29-30 5,3-6,6 6 11 (Naik) Hasil tangkapan ikan mengalami peningkatan di bulan Mei dan Juni, hal ini terjadi karena ketersediaan makanan yang berlebih serta fluktuasi muka air yang tinggi karena adanya curah hujan yang meningkat sehingga menyebabkan semakin luasnya daerah genangan untuk tempat mencari makan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan jumlah tangkapan akan semakin banyak karena banyaknya pasokan makanan dari darat maupun dari hulu sungai. Akhlak dkk., 2015 menyatakan bahwa curah hujan yang tinggi menyebabkan sungai-sungai mulai mengalir yang ditandai dengan penyuburan daerah-daerah muara dan sekitarnya sehingga banyak ikan yang mencari 78

Struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa makan. Tarigan dkk. (2015) mengatakan bahwa pada di Rawa Bawang pada puncak musim penghujan banyak ikan yang tertangkap karena pada musim tersebut merupakan waktu saat ikan-ikan kecil mulai menetas. Pada musim penghujan ikan mengadakan ruaya dari danau mengikuti pola pergerakan air sedangkan pada musim kemarau ikan cenderung tinggal di dasar perairan sehingga sangat sulit untuk tertangkap. Selanjutnya Partosuwiryo (2011) mengatakan bahwa jumlah hasil tangkapan pada musim penghujan akan lebih banyak karena ikan-ikan bergerak mengikuti arus. Komposisi jenis tertinggi berasal dari famili Cichlidae dan famili Cyprinidae (Gambar 2). Tingginya komposisi jenis dari famili Cichlidae (O. niloticus, O. mossambicus dan P. managuensisi) di perairan Rawa Aopa karena memiliki banyak tanaman air yang pada umumnya tanaman air tersebut merupakan makanan utamanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Smith (2000) bahwa ikan dari famili Cichlidae merupakan ikan herbivora yang hidup dan mencari makan di daerah tumbuhan air dan hidup secara berkelompok. Ketersedian makanan yang banyak menyebabkan pertumbuhan yang cepat dan mudah dalam berkembangbiak sehingga terjadi pemijahan yang tidak terkontrol. Populasi ikan yang ada di perairan Rawa Aopa umumnya berada pada kisaran panjang yang lebih kecil dari pada panjang maksimumnya (Tabel 1). Hal ini disebabkan karena ikan-ikan yang tertangkap masih lebih kecil dari ukuran pertama kali matang gonad (length maturity) sehingga oleh sebagian besar ikanikan memanfaatkan perairan Rawa Aopa sebagai daerah pengasuhan dan saat dewasa bermigrasi ke perairan lain. Perairan Rawa Aopa di jadikan sebagai tempat pengasuhan sebagian ikan. Dari 11 jenis ikan yang ditemukan, 9 jenis berada pada stadia juvenil ikut tertangkap saat penelitian. Indeks keanekaragaman jenis ikan di perairan Rawa Aopa berkisar 1,57 hingga 1,96. Indeks keanekaragaman tertinggi terdapat di bulan Juni (H'=1,96) dan keanekaragaman terendah terjadi di bulan April (H'=1,57). Perbedaan hasil indeks keanekaragaman disebabkan oleh perbedaan jumlah dan jenis ikan yang ditemukan di masing-masing stasiun pengamatan. Hasil analisis indeks keanekaragaman selama tiga bulan dari bulan April hingga Juni menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis ikan yang terdapat di Rawa Aopa dalam keadaan relatif sedang. Irwan (1997) menyatakan bahwa keanekaragaman akan semakin tinggi jika jumlah jenis dan jumlah individu besar, namun sebaliknya keanekaragaman cenderung akan rendah jika dalam komunitas tersebut memiliki jenis yang sedikit dengan jumlah individu yang besar atau banyak jenis dengan jumlah individu yang sedikit. Indeks dominansi ikan di perairan Rawa Aopa termasuk dalam keadaan stabil atau tidak ada jenis tertentu yang mendominasi selama tiga bulan pengamatan. Hal ini terjadi karena pola penyebaran jenis ikan yang terjadi merata atau seragam di setiap stasiun. Sesuai dengan pernyataan Odum (1993) bahwa pola penyebaran yang seragam terjadi karena adanya persaingan individu sehingga mendorong pembagian ruang secara merata. Hasil analisis indeks keseragaman di semua stasiun pengamatan di perairan Rawa Aopa selama tiga bulan dari bulan April hingga Juni menunjukkan bahwa keseragaman populasinya tinggi (E=0,75-0,82). Keseragaman yang tinggi terjadi di bulan Juni karena adanya keseimbangan komposisi individu tiap spesies yang terdapat dalam suatu komunitas. Komunitas yang dibentuk hanya oleh beberapa spesies yang melimpah meyebabkan keseragaman spesiesnya dikatakan rendah sehingga akan terjadi dominansi spesies. 79

Wulandari dkk., Penangkapan ikan yang secara terus menerus mengeksploitasi sumber daya alam yang ada tanpa memperhatikan musim penangkapan akan berdampak buruk terhadap komunitas, khususnya komunitas ikan yang ada di perairan tersebut. Terlebih lagi ikan hasil tangkapan masih berukuran kecil atau belum matang gonad. Jika hal tersebut dilakukan dalam waktu yang cukup lama maka akan terjadi yang namanya over fishing. Untuk mencegah hal tersebut maka dibutuhkan pengelolaan sumber daya ikan agar pemanfaatan sumber daya alam tetap lestari dan berkelanjutan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah perubahan ekosistem di perairan Rawa Aopa adalah tidak melakukan aktivitas penangkapan pada musim hujan karena pada musim tersebut sebagian besar ikan melakukan pemijahan. Jika ikanikan yang sedang melakukan pemijahan ikut tertangkap maka dalam waktu dekat ikan-ikan di perairan tersebut akan berukuran kecil karena adanya faktor penangkapan yang tinggi sehingga ikan yang tadinya memiliki nilai ekonomis tinggi akan berubah menjadi ikan murah. Simpulan 1. Komunitas ikan di Perairan Rawa Aopa terdiri dari 11 spesies ikan dari 8 famili. Komposisi jenis tertinggi ditemukan pada famili Cichlidae. 2. Sebaran ukuran ikan yang tertangkap di perairan Rawa Aopa berada pada kisaran panjang yang lebih kecil dari panjang maksimum 3. Keanekaragaman jenis ikan di perairan Rawa Aopa termasuk dalam kategori sedang, keseragaman tinggi, dan dominansi rendah. 4. Jenis-jenis ikan yang tertangkap di perairan Rawa Aopa menjadikan struktur komunitas ikan di perairan tersebut tergolong stabil. Daftar Pustaka Akhlak, M.A., Supriharyono, dan Hartoko, A. 2015. Hubungan Variabel Suhu Permukaan Laut, Klorofil- A dan Hasil Tangkapan Kapal Purse Seine yang Didaratkan di TPI Bajomulyo Juwana, Pati. Jurnal. Journal Diponegoro of Maquares, 4(4):128-135. Arinardi, O.H. 1978. Hubungan Antara Kuantitas Fitoplankton dan Zooplankton di Perairan Sebelah Utara Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Jurnal Oseonoldi Indonesia, 11 (1): 73-85. Chadijah, A. 2014. Studi Pendahuluan Biologi Reproduksi Ikan Belut (M. albus) di Danau Sidendreng Kabupaten Sidendreng Rappang. Jurnal Octopius, 3(1):228-234. Irwan, Z.D. 1997. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Bumi Aksara. Jakarta. 210 hal. Kottelat, M. Anthony J.W, Sri Nurani K dan Soetikono W. 1993. Freshwater Fishes Of Western Indonesia and Sulawesi. Jakarta: Periplus Editios (HK). Luspita. 2011.Studi Keanekaragaman Jenis Ikan di Perairan Peralihan Sungai Konaweha dan Rawa Aopa Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Skripsi Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Halu Oleo, Kendari. Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. New York. Marhana, W.O. 2017. Kelimpahan dan Distribusi Ikan Gabus (Channa striata) di Perairan Rawa Aopa Watumohai Desa Pewutaa, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Halu Oleo, Kendari. Ningsih, Y. 2017. Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Gabus (Channa striata)di Perairan 80

Struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa Rawa Aopa Watumohai Desa Pewutaa, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Halu Oleo, Kendari. Odum, E.P. 1983. Basic Ecology. Saunders College Publishing. New York. Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 368-376 hal. Taufikir. 2017. Parameter Pertumbuhan dan Produktivitas Ikan Gabus (Channa striata) di Perairan Rawa Aopa Watumohai Desa Pewutaa, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Halu Oleo, Kendari. Web site : www.fishbase.org. Diakses pada Tanggal 21 Juli 2017. Partosuwiryo, S. 2002. Dasar-Dasar Penagkapan Ikan. Universitas Gadjah Mada. Prawira, A.R.P., Tampubolon, dan Rahardjo, M.F. 2011. Pemijahan Ikat Sepat Siam di Danau Taliwang, Sumbawa. Jurnal Iktiologi Indonesia, 11(2):135-142. Prianto, E., Kamal, M.M., Muchsin, I. dan Kartamihardja, E.S. 2014. Biologi Reproduksi Ikan Betok (Anabas testudineus) di Paparan Banjiran Lubuk Lampam, Kabupaten Ogan Komeringilir. Jurnal Bawal, 6(3):137-146. Sahida, Nur. 2000. Studi Komposisi Jenis dan Ukuran Ikan di Perairan Rawa Aopa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Propinsi Sulawesi Tenggara. Skripsi Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Halu Oleo, Kendari. Smith, A.S. 2000. Distribution of Intestinal Enzime Activities Along the Intestinal Tract of Cultured Nile Tilapia, Oreochromis niloticus. Journal Aquaculture, 1(1);317-327 Tarigan, J.T.H., Diantari, R, dan Effendi, E. 2015. Kajian Biologi Ikan Tembakang (Helostoma temminckii) di Rawa Bawang Juyeuw, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 3(2):417-422. 81