Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

dokumen-dokumen yang mirip
Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil.

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

ALI SADIKIN NIM : J

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 3, Oktober 2009

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. janin selamat dalam kehamilan dan persalinan (Mufdlilah, 2009: 1).

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

Minat Ibu Hamil dalam Mengikuti Senam Hamil di BPRB Bina Sehat Bangunjiwo Kasihan, Bantul

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KELUHAN FISIOLOGIS MASA KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN FREKUENSI ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS KARTIYEM KULON PROGO 1 Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI Tujuan utama asuhan antenatal care adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayi dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal care penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang keluhan fisiologis masa kehamilan dengan keteraturan frekuensi antenatal care pada ibu hamil trimester III di BPS Kartiyem Kulon Progo tahun 2009. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan waktu cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Bidan Praktek Swasta Kartiyem Kulon Progo pada bulan Juni 2009, sebanyak 35 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik total sampling. Analisa data menggunakan uji chi Square yang hasilnya disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Responden yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah yaitu 20 orang (57,1%) dan melakukan kunjungan ANC yang tidak teratur yaitu sebanyak 26 orang (74,3%). Hasil uji statistik chi square menunjukkan nilai X 2 sebesar 16,154 pada df 1 dengan taraf signifikansi (p) sebesar 0,000 Kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang keluhan fisiologis masa kehamilan dengan keteraturan frekuensi ANC di BPS Kartiyem Kulonprogo tahun 2009. Saran bagi ibu agar mempelajari buku KIA yang dibagikan atau dimilikinya. Bagi bidan agar memberikan waktu khusus bagi ibu hamil untuk melakukan KIE tentang keluhan fisiologis masa kehamilan dan melibatkan suami dalam memberikan konseling. Kata kunci : pengetahuan ibu menyusui, ASI eksklusif Kepustakaan : 34 buku (2000 2008), 4 internet Jumlah halaman : xiii, 67 halaman, 3 tabel, 10 lampiran, 9 gambar 1 Judul Karya Tulis Ilmiah 2 Mahasiswa STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PENDAHULUAN Mortalitas dan mordibitas pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekiar 25 50% kematian wanita subur disebabkan dengan hal kehamilan. Tahun 1996, World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil. Di Asia Selatan, wanita mempunyai kemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan atau persalinan, di Afrika 1 : 14, sedangkan di Amerika Utara sekitar 1:6.366. Lebih dari 50% kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya yang murah (Prawirohardjo, 2000). Kehamilan merupakan proses alami tetapi bukan tanpa risiko dan merupakan beban tersendiri bagi seorang wanita. Ibu dapat mengalami beberapa keluhan fisik dan mental, sebagian kecil mengalami kesukaran selama kehamilan, tetapi kebanyakan ibu tersebut pulih sehat kembali sepenuhnya dengan mempunyai bayi yang normal dan sehat. Apabila kehamilan ini direncanakan akan memberi rasa bahagia dan penuh harapan. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahanperubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya. Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon progesterone dan hormon estrogen yakni hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan (Maryunani, A., 2008). Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus risiko tinggi dapat menurunkan angka

kematian maternal. Beberapa faktor yang melatarbelakangi risiko kematian adalah kurangnya partisipasi ibu yang disebabkan tingkat pendidikan ibu yang rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung. Jika ditarik lebih jauh, beberapa perilaku tidak mendukung juga bisa membawa risiko. Petugas kesehatan seyogyanya dapat mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan paritas, usia, riwayat obstetri, dan perdarahan selama kehamilan serta mampu mengenal tanda-tanda dini infeksi, partus lama, perdarahan berlebih dan kapan saat tepat untuk merujuk (Wiknjosastro, 2006). Salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturan kunjungan antenatal care adalah tingkat pengetahuan ibu hamil. Ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi diharapkan mempunyai kesadaran yang tinggi untuk melakukan kunjungan antenatal care secara teratur. Keteraturan kunjungan antenatal care dapat ditunjukkan melalui frekuensi kunjungan (data diperoleh melalui cakupan K1, K4). Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka kesadaran untuk melakukan asuhan antenatal care secara teratur akan semakin tinggi (Notoatmodjo, 2003). Untuk daerah Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, cakupan kunjungan ibu hamil ditargetkan sampai dengan K7 (Dinkes Kab. Bantul, 2008). Antenatal care mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan perinatal. Tujuan utama asuhan antenatal care adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan

positif bagi ibu maupun bayi dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasikomplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan ditunjukkan dengan partisipasi aktif untuk mengantarkan ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan disamping memberikan dorongan kepada ibu hamil untuk rutin memberikan pendidikan. Asuhan memeriksakan kehamilannya. antenatal care penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan (Manuaba, 2003). Partisipasi yang lain ditunjukkan dengan memberikan fasilitas kepada tenaga kesehatan yang ingin melaksanakan penyuluhan kesehatan. Pemerintah mengeluarkan Hasil studi pendahuluan yang kebijakan melalui program PWS-KIA yang menentukan bahwa cakupan K1 90%, K4 85% dan K7 95%, selain itu juga menetapkan bahwa pelayanan antenatal care diberikan paling sedikit empat kali selama kehamilan, pemeriksaan meliputi anamnesis, pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. dilakukan selama bulan Oktober 2008 didapatkan data bahwa jumlah ibu hamil yang berkunjung ke BPS Kartiyem Kulon Progo pada bulan Oktober sebanyak 146 orang yang terdiri dari ibu hamil trimester I, II dan III. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 5 November 2008 terhadap 20 ibu hamil trimester III yang melakukan Kepedulian masyarakat kunjungan ANC diketahui bahwa 14 terutama keluarga terhadap ibu hamil orang (70%) diantaranya melakukan

kunjungan ANC karena ada keluhan selama kehamilan sedangkan 6 orang diantaranya (30%) melakukan kunjungan ANC tidak disebabkan karena adanya keluhan selama kehamilan tetapi karena menyadari bahwa melakukan kunjungan ANC merupakan sesuatu yang penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan bayi. Keluhan yang dirasakan ibu hamil diantaranya nyeri punggung atau pegalpegal sebanyak 4 orang (28,57%), sering kencing sebanyak 7 orang (50%), sakit kepala atau pusing sebanyak 1 orang (7,14%) dan lemas sebanyak 2 orang (14,28%). Memeriksakan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan, dapat meminimalisasi keluhan tersebut (Anna F, 2006). Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-ibu yang memeriksakan kehamilannya di BPS Kartiyem diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil yaitu sebanyak 13 orang (65%) menyatakan tidak mengetahui bahwa keluhan yang dialami selama kehamilannya merupakan sesuatu yang wajar terjadi selama kehamilan dan hanya 6 orang (35%) yang mengetahui bahwa keluhan tersebut biasa terjadi selama kehamilan. Upaya yang dilakukankan ibu hamil untuk mengatasi keluhan selama kehamilan antara lain minum jamu, obat sakit kepala dan konsultasi ke tenaga kesehatan. Ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC selama kehamilannya secara teratur sebanyak 9 orang (45%) ibu hamil trimester III, sedangkan yang tidak melakukan ANC secara tidak teratur sebanyak 11 orang (55%) ibu hamil trimester III. Tujuan penelitian ini adalah untuk diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan tentang keluhan fisiologis

masa kehamilan dengan keteraturan frekuensi antenatal care pada ibu hamil trimester III di BPS Kartiyem Kulon Progo tahun 2009. pada bulan Juni 2009 pada bulan Juni 2009, sebanyak 35 orang. Semua populasi dijadikan sebagai subyek penelitian. Teknik pengambilan pada penelitian ini total sampling. METODE Penelitian ini menggunakan metode survey analitik yaitu survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena (Notoatmodjo, 2005). Metode pendekatan yang digunakan cross sectional yaitu metode pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2005). Populasi adalah keseluruhan objek dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Bidan Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang keluhan fisiologis masa kehamilan dengan keteraturan frekuensi antenatal care pada ibu hamil trimester III di BPS Kartiyem Kulon Progo tahun 2009. Alat ukur yang digunakan pengukuran ini adalah Buku KIA digunakan untuk mengetahui keteraturan frekuensi antenatal care ibu hamil dan kuesioner yang terdiri dari peryataan tertentu yaitu jawaban sudah ditentukan dan tidak diberi kesempatan memberi jawaban yang lain yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Praktek Swasta Kartiyem Kulon Progo

Setelah data terkumpul kemudian dikelompokkan berdasarkan masing-masing data dan dianalisa dengan menggunakan uji statistik. Untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang keluhan masa kehamilan trimester III dengan keteraturan frekuensi antenatal care dengan menggunakan uji statistik Chi Square (χ). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden penelitian Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, penghasilan keluarga, paritas, informasi tentang Antenatal Care dengan rincian sebagai berikut :

Tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang keluhan fisiologis masa kehamilan keluhan fisiologis masa kehamilan dapat disebabkan oleh minimnya sumber informasi yang dimiliki responden. Menurut Notoatmodjo (2003) salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah sumber informasi. Gambar 4.6. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Keluhan Fisiologis Masa Kehamilan Gambar 4.6. menunjukkan bahwa responden yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah tentang keluhan fisiologis masa kehamilan trimester III yaitu sebanyak 20 orang (57,1%). Tingkat pengetahuan responden yang sebagian besar rendah tentang Seseorang yang memiliki sumber informasi lebih banyak akan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang memiliki sumber informasi lebih sedikit. Sumber informasi dapat diperoleh melalui berbagai media seperti media cetak maupun media elektronik. Penelitian ini menyebutkan bahwa sebagian responden mempunyai penghasilan kurang dari Rp 600.000,00

yaitu sebanyak sebanyak 19 orang (54,3%) seperti yang diperlihatkan gambar 4.3. Penghasilan responden yang terbatas mempengaruhi responden dalam memperoleh sumber-sumber informasi terutama yang berkaitan dengan keluhan fisiologis masa kehamilan. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang tentang keluhan fisiologis masa kehamilan dapat disebabkan oleh tingkat pendidikan yang dimiliki responden. Gambar 4.2. menunjukkan bahwa responden yang paling banyak memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 21 orang (60%) dan yang paling sedikit dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 1 orang (2,9%). Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menyerap dan memahami informasi yang diperoleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pemahaman yang dimiliki sehingga pengetahuan yang dimilikinya akan semakin tinggi pula. Responden yang sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SMA mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menyerap dan memahami informasi yang diterima tentang keluhan fisiologi masa kehamilan. Keterbatasan dalam memperoleh sumber-sumber informasi tentang keluhan fisiologi kehamilan yang mempengaruhi tingkat pengetahuan responden sehingga termasuk dalam kategori sedang. Jika responden dapat menyediakan sumbersumber informasi lebih banyak, kemungkinannya reponden akan seseorang. Tingkat pendidikan

memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Antenatal Care secara teratur dapat disebabkan karena pengetahuan responden yang terbatas tentang Keteraturan frekuensi Antenatal Care ibu hamil trimester III pentingnya melakukan Antenatal Care. Penelitian menyebutkan bahwa sebenarnya responden pernah mendengar informasi tentang Antenatal Care sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 4.5. yaitu sebanyak 26 orang (74,3%). Gambar 4.7. Keteraturan Frekuensi Antenatal Care Ibu Hamil Trimester III Gambar 4.7. menunjukkan bahwa responden yang paling banyak melakukan kunjungan Antenatal Care yang tidak teratur yaitu sebanyak 26 orang (74,3%) sedangkan responden yang melakukan kunjungan Antenatal Care teratur sebanyak 9 orang (25,7%). Responden yang sebagian besar tidak melakukan kunjungan Informasi yang dimiliki responden mungkin masih terbatas pada pengertian dari Antenatal Care dan himbauan bagi ibu hamil untuk melakukan Antenatal Care secara teratur. Informasi yang dimiliki responden mungkin belum meliputi pentingnya melakukan Antenatal Care dan resiko jika tidak melakukan Antenatal Care secara teratur sehingga belum bisa menumbuhkan kesadaran responden untuk melakukan Antenatal Care

secara teratur. Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa informasi yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tersebut. Semakin banyak informasi yang dimiliki maka tingkat pengetahuannya akan frekuensi Antenatal Care responden. Menurut Notoatmodjo (2003), fasilitas kesehatan yang jauh dari tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi orang tersebut dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. semakin baik. Semakin baik tingkat pengetahuan yang dimiliki, maka perilaku orang tersebut akan mengikuti pengetahuan yang dimilikinya, yaitu semakin baik. Faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku responden dalam melakukan kunjungan Antenatal Care adalah responden yang sebagian besar tinggal di wilayah pedesaan mempengaruhi kemauan responden dalam melakukan kunjungan Antenatal Care secara teratur. Jarak yang jauh dan fasilitas yang kurang, turut mempengaruhi ketidakteraturan Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang keluhan fisiologis masa kehamilan dengan keteraturan frekuensi Antenatal Care di BPS Kartiyem Kulonprogo Tabel 4.1. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Keluhan Fisiologis Masa Kehamilan Dengan Keteraturan Frekuensi Antenatal Care di BPS Kartiyem Kulonprogo No. Tingkat Sedang Rendah Total pengetahuan Frekuensi f % f % f % Antenatal Care 1. Teratur 9 25,7 0 0 9 25,7 2. Tidak teratur 6 17,2 20 57,1 26 74,3 Jumlah 15 42,3 20 57,1 35 100 Sumber : data primer 2009 Tabel 4.1. menunjukkan bahwa responden yang paling

banyak adalah ibu trimester III yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah tentang keluhan fisiologis kehamilan trimester III dan melakukan kunjungan Antenatal Care tidak teratur yaitu sebanyak 20 orang (57,1%) sedangkan responden yang paling sedikit adalah ibu hamil trimester III yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang tentang keluhan fisiologis kehamilan trimester III dan melakukan kunjungan Antenatal Care tidak teratur yaitu sebanyak 6 orang (17,2%). Hasil uji statistik Chi Square memberikan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dalam tingkatan sedang antara tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III dengan frekuensi Antenatal Care di BPS Kartiyem Kulonprogo tahun 2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang melakukan kunjungan Antenatal Care secara tidak teratur disebabkan karena pengetahuan yang dimiliki tentang keluhan fisiologis yang termasuk dalam kategori rendah. Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pengetahuan seseorang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang keluhan fisiologi kehamilan, akan menganggap keluhan yang dialaminya adalah sesuatu yang wajar dan biasa terjadi pada semua wanita hamil sehingga tidak perlu memeriksakannya ke tenaga kesehatan. Anggapan yang tidak didasari pengetahuan yang benar akan menjerumuskan orang yang bersangkutan. Begitu juga dengan

responden dalam penelitian ini. Jika keluhan fisiologis yang dialaminya selalu dianggap sebagai sesuatu yang wajar bagi wanita hamil dan dibiarkan saja tanpa ada pemeriksaan kesehatan akan menyebabkan tidak terdeteksinya komplikasi kehamilan yang menyertai keluhan fisiologi masa kehamilan. Dalam penelitian ini didapatkan keterangan bahwa sebagian besar responden memiliki latar belakang tingkat pendidikan SMA. Meskipun responden berpendidikan SMA namun responden mencari informasi tentang keluhan fisiologis masa kehamilan hanya pada keluhan yang dirasakannya pada saat periksa ke bidan. Keterbatasan responden dalam mencari informasi mempunyai pengetahuan yang rendah tentang keluhan fisiologis masa kehamilan. Responden dalam penelitian ini kemungkinan belum aktif dalam mencari sumber-sumber informasi yang lain tentang keluhan fisiologis masa kehamilan seperti buku, majalah, koran, internet dan media informasi lain. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan sedang dan melakukan kunjungan Antenatal Care secara tidak teratur dapat disebabkan karena di BPS sudah memberikan KIE kepada semua ibu hamil yang berkunjung namun belum disediakan waktu khusus untuk KIE pada saat Antenatal Care. Hal tersebut mempengaruhi tingkat pengetahuan responden tentang keluhan fisiologis masa kehamilan dan keteraturan frekuensi menyebabkan responden Antenatal Care.

Hasil penelitian Hartini (2005) dan Waluyanti (2006) semakin memperkuat hasil penelitian ini, bahwa tingkat pengetahuan memegang peranan penting dalam membentuk perilaku seseorang dalam melakukan kunjungan antenatal care. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan akan mempengaruhi perilaku. Seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang tentang keluhan fisiologis masa kehamilan maka frekuensi antenatal care yang dilakukan akan trimester III tentang keluhan fisiologis masa kehamilan dengan keteraturan frekuensi ANC di BPS Kartiyem Kulonprogo tahun 2009 dengan tingkatan sedang yang ditunjukkan dengan nilai X 2 sebesar 16,154 pada df 1 dengan taraf signifikansi (p) sebesar 0,000 dan nilai Contingency Coefficient (C) sebesar 0,562. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diberikan saran sebagai berikut : Pertama, bagi ibu hamil agar meningkatkan pengetahuan tentang antenatal care pada ibu hamil trimester III khususnya tentang keluhan fisiologis masa kehamilan dengan semakin teratur. memperbanyak sumber-sumber KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil informasi seperti buku KIA yang dimiliki, majalah atau bertanya langsung kepada bidan. Kedua, bagi bidan, agar memberikan waktu khusus bagi ibu

hamil untuk melakukan KIE tentang keluhan fisiologis masa kehamilan dan melibatkan suami dalam memberikan konseling. DAFTAR PUSTAKA Anna, F., (2006), Macam-macam Keluhan Masa Kehamilan, http://arinivelsina.multiply.com/ reviews/item/8, diakses tanggal 14 Agustus 2006. Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Dinkes Bantul, 2008, Laporan Program Sub Dinas Kesehatan Keluarga Kabupaten Bantul, Dinkes Kabupaten Bantul. Hartini, I., 2005, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Faktor Resiko Kehamilan Dengan Kepatuhan Melakukan ANC Di Puskesmas Kaliwiro Kabupaten Wonosobo Tahun 2005, Karya Tulis Ilmiah, Tidak Dipublikasikan, STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Notoatmodjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, S., 2000, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Waluyani, 2006, Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Keteratutan Antenatal Care Pada Ibu Hamil di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta Tahun 2006, Karya Tulis Ilmiah, Tidak Dipublikasikan, STIKES Aisyiyah Yogyakarta Wiknjosastro, 2006, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka,Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Yasin Muhammad, 14 September 2007, www.siaksoft.com, diakses 30 September 2008. Manuaba, I.B.G., 2003, Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial, EGC, Jakarta. Maryunani, A., 2008, Diabetes Pada Kehamilan, CV Trans Info Media, Jakarta