Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Langit, Grojokan Kedung Kayang, Pemandian Air Hangat Candi Umbul,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi reliefnya secara umum berupa dataran rendah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi Pariwisata di Indonesia

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

Tingkat Partisipasi Masyarakat... Risky Marharani

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI GANDORIAH DI KOTA PARIAMAN JURNAL

Potensi dan Upaya (Isti Rahmawati)

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB IV GAMBARAN UMUM

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DAYA TARIK WISATA PEMANDIAN TIRTA ALAMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN NINI FEBRINA

1. Bab I Pendahuluan Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image. ANALISIS TINGKAT SWASEMBADA WILAYAH DI KABUPATEN SEMARANG5

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

ANALISIS RESPON PENGUNJUNG TERHADAP OBJEK WISATA (Studi Kasus Pada Objek Wisata CV. Taman Agrowisata Bukit Naang)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR. pandapat ahli yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Pengertian Gaeografi Pariwisata dan Industri Pariwisata

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

KEPUASAN WISATAWAN TENTANG DAYA TARIK WISATA PANTAI AIR MANIS PADANG LIANTIKA RINDANI

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GIANYAR DALAM PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA ALAM AIR TERJUN TEGENUNGAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

Transkripsi:

Geo Image 6 (2) (2017) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage DAYA DUKUNG LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN CURUG SILAWE DI DESA SUTOPATI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Achmad Rendi Pradipta, Apik Budi Santoso Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Juli 2017 Disetujui Juli 2017 Dipublikasikan Juli 2017 Keywords: Environmetal Supporting Power, Tourism Object Development, Curug Silawe Abstrak Tujuan dari penelitian ini: (1) mengetahui daya dukung lingkungan di objek wisata air terjun Curug Silawe, (2) mengetahui pengaruh daya dukung lingkungan terhadap pengembangan objek wisata air terjun Curug Silawe. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wilayah objek wisata air terjun Curug Silawe. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik insidental sampling yaitu responden yang berada pada saat penelitian. Jumlah sampel yang di ambil yatu berjumlah 60 orang. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, pengumulan data sekunder, dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 faktor yang berpengaruh dalam mendukung perkembangan objek wisata Curug Silawe, yaitu: (1) atraksi yang dari perhitungan parameter memiliki persentase sebesar 61,6% masuk dalam kategori baik, (2) transportasi dengan persentase 41,6% masuk dalam kategori kurang terpenuhi, (3) akomodasi dengan persentase 41,6% masuk dalam kategori tidak terpenuhi, (4) fasilitas pelayanan dengan persentase 46,6% masuk dalam kategori sangat baik, (5) infrastruktur dengan persentase 26% masuk dalam kategori baik. Abstract The purpose of this research: (1) to know the carrying capacity of the environment in the waterfall attractions Curug Silawe, (2) to know the influence of environmental carrying capacity towards the development of waterfall waterfall waterfall of Silawe.Population in this research is all area of waterfall waterfall waterfall of Silawe. Sampling is done by incidental sampling technique that is respondent who is at the time of research. The number of samples taken yatu amounted to 60 people. Techniques used in data collection include observation, interview, secondary data collection, documentation.the results showed that there are 5 factors that influence the development of tourism object Curug Silawe, namely: (1) the attraction of the calculation of the parameters have a percentage of 61.6% fall into either category, (2) transportation with a percentage of 41.6% (3) accommodation with percentage of 41.6% fall into unfilled category, (4) service facility with 46, 6% percentage included in very good category, (5) infrastructure with percentage 26% included in good category. 2017 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: geografiunnes@gmail.com ISSN 2252-6285 76

PENDAHULUAN Pariwisata merupakan suatu prose bepergian sementara seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya (Suwantoro, 1997: 3). Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, poltik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tau, menambah pengalaman atau belajar. Wisatawan merupakan seseorang sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata, jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau Negara yang dikunjunginya. Secara umum, pariwisata adalah perjalanan sementara seseorang/kelompok orang ke suatu tempat tujuan di luar tempat kerja atau tempat tinggak sehari-hari, kegiatan selama berada di tempat tujuan, serta fasilitas-fasilitas yang diadakan untuk memenuhi kebtuhan perjalanan dan aktivitas termaksud (Santoso, 2004:3). Kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan bagi wisatawan maupun warga setempat baik berupa perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi atau kehidupan yang layak melalui ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata seperti pemeliharaan kebudayaan, sejarah dan taraf perkembangan ekonomi serta tempat tujuan wisata yang masuk dalam pendapatan untuk wisatawan akan menjadikan pengalaman yang unik dari tempat wisata (Marpaung, 2002:19). Pengembangan pariwisata pada umumnya bertujuan untuk memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata serta mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain (Spilance, 1994:20). Kabupaten magelang merupakan bagian wilayah administratif Provinsi Jawa Tengah dan salah satu kabupaten yang menghubungkan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarata. Secara geografis Kabupaten Magelang terletak antara 110º 01 51 dan 110º 26 58 Bujur Timur dan antara 7º 19 13 dan 7º 42 16 Lintang Selatan. Sedangkan secara administratif Kabupaten Magelang sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Purworejo dan Daerah Istimewa Yogyakarta, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo dan di bagian tengah berbatasan dengan Kota Magelang. Luas wilayah Kabupaten Magelang yaitu 1085,73 ha dengan persen luas wilayah merupakan lahan sawah, 38,61 persen merupakan lahan kering dan 27,34 persen berupa lahan bukan pertanian. Lahan sawah di Kabupaten Magelang mayoritas adalah lahan sawah irigasi yaitu 33,33 persen, lahan kering didominasi oleh tegal/kebun dengan luas 65,99 persen. Kabupaten Magelang secara topografis merupakan dataran tinggi yang dikelilingi oleh 5 (lima) gunung yaitu gunung merapi, gunung merbabu, gunung andong, gunung telomoyo, gunung sumbing dan pegunungan menoreh. Hal ini menjadikan kabupaten magelang memiliki banyak potensi alam yang dapat dikembangkan, salah satunya objek wisata air terjun yang berada di Kecamata Kajoran. Letak administratif Kecamatan Kajoran yang berada tepat di bawah kaki gunung sumbing menjadikan Kecamatan Kajoran memiliki daya tarik wisata alam berupa Air Terjun Curug Silawe yang berada di Desa Sutopati. Jarak yang jauh antara objek wisata dengan kota kabupaten serta minimnya sarana dan prasarana penunjang objek wisata menjadi kendala bagi wisatawan untuk mengunjunginya, untuk itu campur tangan pemerintahan dan peran serta masyarakat setempat diperlukan 77

sebagai daya dukung pengembangan objek wisata kedepan. Dari uraian latar belakang di atas, perlu adanya daya dukung baik dari instansi pemerintah terkait dan masyarakat setempat dalam mengembangkan potensi objek wisata air terjun Curug Silawe sebagai daerah tujuan wisata (DTW), untuk itu penulis mengambil judul: Daya Dukung Lingkungan Terhadap Perkembangan Objek Wisata Air Terjun Curug Silawe di Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui bagaimana daya dukung lingkungan objek wisata air terjun Curug Silawe, 2) mengetahui pengaruh daya dukung lingkungan terhadap pengembangan objek wisata air terjun Curug Silawe. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Khususnya memberikan gambaran tentang pengaruh daya dukung lingkungan terhadap perkembangan objek wisata. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, deskripsi persentase dengan lokasi Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Objek penelitian ini adalah daya dukung lingkungan (alam, buatan dan sosial) dan pengembangan objek wisata air terjun Curug Silawe. Jenis data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu : 1) data primer yang dapat diperoleh melalui obsevasi, kuisioner, angket maupun dengan melakukan wawancara dengan responden, 2) data sekunder berupa data-data pendukung dalam penelitian yang didapat dari badan instansi terkait. Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain 1) metode observasi yang ditujukan untuk mengetahui gambaran dan penjelasan yang nyata mengenai objek yang dikaji yaitu daya dukung apa saja yang terdapat di objek wisata Curug Silawe, 2) metode wawancara untuk mengetahui karakteristik objek, pengelolaan objek, pengelolaan dalam pengembangan objek dan kendala dalam pengembangan objek penelitian, 3) metode angket untuk mengetahui tanggapan pengunjung terhadap objek yang diteliti dalam hal ini unsurunsur pengembangan objek wisata Curug Silawe, 4) metode dokumentasi untuk melengkapi dan memperkuat data dari hasil wawancara dan diharapkan memperoleh data yang lengkap, menyeluruh dan memuaskan. Tahapan penelitian ini meliputi: Tahap Persiapan (1), Tahap pengumpulan Data (2), Tahap Pengolahan Data (3), Tahap Analisis (4), Pembuatan Laporan(5). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Objek wisata Curug Silawe merupakan objek wisata alam berupa Air Terjun yang memiliki lingkungan udara segar dan bersih, karena di sekitar obyek wisata terdapat banyak sekali tumbuhan. Lokasi objek wisata Curug Silawe dapat dicapai oleh semua jenis kendaraan baik roda 2 maupun roda 4. Jaraknya yang cukup jauh dari pusat ibu kota kabupaten Magelang yaitu 32 kilometer. Untuk menuju ke lokasi objek wisata Curug Silawe dapat di tempuh dari dua rute perjalanan yaitu rute pertama apabila lewat Magelang Kota dapat mengambil arah ke Kecamatan Bandongan Kaliangkrik -Kajoran nanti ada papan petunjuk arah objek Curug Silawe setelah melewati pasar Kaliangkik dan rute kedua apabila lewat Magelang-Salaman- Kajoran nanti ada papan petunjuk arah menuju Objek wisata Curug Silawe Sebelum pasar Kaliangkrik.Dengan kondisi jalan yang berupa jalan kampung dan topografi yang berbentuk perbukitan serta cukup jauh dari pusat ibu Kota Kabupaten Magelang, cukup sulit objek wisata Curug Silawe untuk dijangkau. Objek wisata Curug Silawe ini sering di kunjungi pada hari hari biasa maupun hari hari libur, biasanya kunjungan wisatawa memuncak pada hari-hari libur. Bentuk atraksi yang dapat dinikmati oleh wisatawan adalah Air Terjun dan keindahan alam sekitar objek wisata air terjun Curug Silawe yang masih alami. 78

Pengembangan Obyek Wisata Curug Silawe (ξ1) 1. Atraksi Atraksi atau daya tarik dapat menyebabkan wisatawan datang, atraksi dan daya tarik dapat timbul dari keadaan alam (keindahan panorama, flora dan fauna, sifat khas perairan laut atau danau), objek buatan manusia (museum, masjid kuno, makam kuno) atau unsur-unsur dan pariwisata budaya (kesenian, adat istiadat, makanan khas). Kenyataan baik atau tidaknya dapat dilihat dari jawaban responden pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Pendapat Responden terhadap objek wisata Curug Silawe No Kategori Jumlah Persentase (%) 1 Sangat Baik 19 31,6 2 Baik 37 61,6 3 Kurang Baik 4 6,6 4 Tidak Baik 0 0 Jumlah 60 100 Sumber: data Primer tahun 2017 Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa pandangan responden terhadap objek wisata Curug Silawe adalah sangat baik yaitu 19 orang (31,6%), baik 37 orang (4561,6%), kurang baik 4 orang (6,6 %) dan tidak baik 0 orang ( 0%). 2. Transportasi Bentuk transportasi meliputi trasportasi laut, transportasi udara dan transportasi darat. Transportasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah transportasi darat. Tabel 2. Ketersediaan Kendaraan Transportasi No Kategori Jumlah Persentase (%) 1 Sangat 6 10 2 13 21,6 3 Kurang 25 41,6 4 Tidak 16 26,6 Jumlah 60 100,0 Sumber: Data Primer tahun 2017 Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui ketersediaan kendaraan umum menurut responden ke objek wisata Curug Silawe sangat terpenuhi sebanyak 6 orang (10%), cukup terpenuhi 16 orang (26,6 %), kurang terpenuhi 25 orang (41,6 %) dan yang tidak terpenuhi 16 orangg (26,6 %). 3. Akomodasi Pengembangan tempat penginapan dikembangkan karena ada wisatawan yang berasal dari luar kota atau kabupaten. Akomodasi dapat berupa penginapan atau perbelanjaa, yang termasuk akomodasi dalam penelitian ini adalah tempat belanja atau warung makan yang tersedia di objek penelitian. Tabel 3. Ketersediaan Fasiltas Akomodasi No Kategori Jumlah Persentase (%) 1 Sangat 0 0 2 0 0 3 Kurang 0 0 Terprnuhi 4 Tidak 100 100 Jumlah 60 100 Sumber: Data primer tahun 2017 informasi terkait dengan objek wisata Curug Silawe, adapun informasi Berdasarkan tabel 3, ketersediaan fasiltas akomodasi sangat tersedia (0%), tersedia tidak ada (0%), kurang tersedia (0%) dan tidak terpenuhi (100%). 4. Fasilitas Pelayanan Pengunjung tentu membutuhkan pelayanan tersebut dapat di dapatkan memalui tanya langsung ke pengelola objek wisata di pos penjagaan atau loket masuk. Tabel 4. Pelayanan Informasi No Kategori Jumlah Persentase (%) 1 Sangat Baik 28 46,6 2 Baik 25 41,6 3 Kurang Baik 7 11,6 4 Tidak Baik 0 0 Jumlah 60 100,0 Sumber: data primer tahun 2017 79

Berdasarkan tabel 4, pelayanan bidang informasi yang ada di obyek wisata serulingmas cukup memuaskan diketahui dari jawaban responden sangat baik 28 orang (46,6%), baik 25 orang (41,6%), kurang baik 7 orang (11,6%) dan tidak baik 0orang (0%). 5. Infrastruktur Merupakan sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan wisatawan dalam perjalanan di daerah tujuan wisata. Tabel 5. Infrastruktur No Kategori Jumlah Persentase (%) 1 Sangat baik 14 23,3 2 Baik 21 35 3 Kurang baik 15 25 4 Tidak baik 10 16,6 Jumlah 60 100,0 Sumber: Data Primer tahun 2017 Berdasarkan tabel 5, sarana infrastruktur yang ada di objek wisata Curug Silawe yaitu sangat baik sebanyak 14 orang (23, 4%), baik 21 orang (35%), kurang baik 15 orang (25%), dan tidak baik 10 orang (16,6%). Pengelolaan Objek Wisata Curug Silawe (ξ2) Berdasarkan wanwancara yang dilakukan dengan pihak pengelola objek wisata Curug Silawe diketahui bahwa objek wisata Curug Silawe merupakan objek wisata milik pemerintah Kabupaten Magelang yang dikelola di bawah Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Magelang, yang sampai pada saat ini terus berupaya meningkatkan pengembangan objek wisata agar dapat menarik wisatawan baik sektor fasilitas pelayanan, akomodasi, maupun infrastruktur. Berdasarka hasil penelitian yang dilakukan di objek wisata Curug Silawe, terdapat berbagai fasilitas pelayanan yaitu: informasi, keamanan. Pihak pengelola objek wisata telah berupay membangun infrastruktur pendukung kegiatan kepariwisataan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di daera penelitan, dapat disimpulkan beberapa kesimpulan mengenai Pengaruh Daya Dukung Lingkungan Terhadap Perkembanagan Objek Wisata Air Terjun Curug Silawe di Desa Sutopati Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut: 1. Faktor utama yang berpengaruh dalam mendukung pengembangan objek wisata Curug Silawe adalah atraksi (45%) dan infrastruktur (26%) ; 2. Ketersediaantransportasi dan fasilitas akomodasi di objek wisata Curug Silawe masih kurang terpenuhi; 3. Pihak pengelola telah melakukan pengembangan khusuhnya pada sarana dan prasarana yang dapat menarik wisatawan untuk mengunjunginya, sarana dan prasarana yang dikembangkan seperti loket masuk pengunjung, tempat parkir, pengecoran jalan menuju objek wisata. SIMPULAN 80

Gambar 1. Peta Lokasi Wisata Curug Silawe Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang DAFTAR PUSTAKA BPS. 2011. Kecamatan Kajoran Dalam Angka 2015. Kabupaten Magelang. Fakultas Ilmu Sosial. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi FIS. Universitas Negeri Semarang. Fandeli, Chafid. 1995. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Liberty. Marpaung, Happy. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta. Pendit, Nyoman S. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradya Paramita. Santoso, Apik. B. 2006. Diklat Perkuliahan Geografi Pariwisata. Semarang. Sujali. 1989. Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM. Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset. Ramly, Nadjamuddin. 2007. Pariwisata Berwawasan Lingkungan Belajar Dari Kawasan Wisata Ancol. Jakarta Selatan: Grafindo Khazanah Ilmu. Tika, P.M. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. 81