6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Kartu Kata Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk majemuk atau jamak medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran adalah perangkat yang dapat membantu proses belajar mengajar (Kuswaya Wihardi, 2008: 1.1), sedangkan menurut Miarso (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan anak didik sehingga mendorong terjadinya pada proses belajar pada diri siswa. Santoso S. Hamidjo dalam Sutrisno (1997: 35) berpendapat bahwa media yaitu bentuk perantara yang dipakai orang untuk menyebar ide, sehingga gagasan itu sampai pada perantara. Jadi yang dimaksud dengan media adalah perantara yang digunakan komunikator untuk menyampaikan informasi kepada komunikan. Selain itu media merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar dan berfungsi untuk mempertinggi proses belajar mengajar. Untuk dapat menggunakan media secara maksimal, maka seseorang perlu memahami ciri-ciri media, yaitu: 1. Media pendidikan merupakan medium untuk perantara yang biasa digunakan. 2. Media pendidikan umumnya dapat dilihat dan didengar. 3. Media pendidikan merupakan alat bantu dalam belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas. 4. Media belajar sebagai alat bantu mengajar (Sutrisno, 1997: 38). Dengan ciri-ciri di atas seorang guru dapat mengetahui dan memilih media yang baik dan sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan. Sesuai dengan pengertian yang telah dikemukakan di muka, jadi yang dimaksud dengan media kartu kata adalah sebuah kertas tebal atau kertas buffalo yang kemudian dipotong dengan ukurang panjang sesuai dengan kebutuhan 66
7 (disesuaikan dengan panjang kata) yang kemudian kertas itu diberi tulisan katakkata sesuai dengan format yang akan dibuat untuk menyusun kalimat. Contoh bentuk katu kata: Budi bermain bola Kartu kata disusun sesuai kebutuhan supaya menjadi kalimat yang baik, kemudian siswa membacanya. B. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar, yaitu: (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Nana Sudjana, 2004: 22). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: 1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar). Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain: motivais, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya. 7
8 2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar) Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, hasil belajar yang diperoleh siswa harus semakin tinggi. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa, (Nana Sudjana, 2004:22). Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi gurudan siswa (Muslihati, 2005). Menurut Woodworth (dalam Ismiyani, 2000), hasil belajar merupakan kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Dari hasil pengukuran hasil belajar inilah akhirnya akan diketahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai. Bloom merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain (ranah) kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. (Winkel dalam Ismiyani, 2000). Dalam ranah kognitif, hasil belajar tersusun dalam enam tingkatan. Enak tingkatan tersebut ialah (1) pengetahuan atau ingatan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) sintetis, (5) sintesis dan (6) evaluasi. Adapun ranah psikomotorik terdiri dari lima tingkatan, yaitu: (1) peniruan: menirukan gerak, (2) penggunaan: menggunakan konsep untuk melakukan gerak, (3) ketepatan: melakukan gerak dengan benar, (4) perangkaian: melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar, (5) naturalisasi: melakukan gerak secara wajar. Sedangkan ranah afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu (1) pengenalan (ingin meniru, sadar akan adanya sesuatu), (2) merespon (aktif berpartisipasi), (3) 8
9 penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu), (4) pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercaya) dan (5) pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup). Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merlupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: a. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai. c. Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil 9
10 belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar. b. Keterampilan dan kebiasaan. c. Pengetahuan dan pengertian. d. Sikap dan cita-cita. Pendapat dari Howard Kingley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa, karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. C. Bahasa Indonesia Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan alat, sarana, media yaitu bahasa. Sejak itulah bahasa menjadi alat, sarana atau media. Bahasa dalam bahasa Inggris disebut language, berasal dari bahasa latin yang berarti lidah. Secara universal pengertian bahasa ialah suatu bentuk ungkapan 10
11 yang bentuk dasarnya adalah ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dengan mahluk yang lainnya. Juga dengan ujaran manusia mampu mengungkapkan hal yang nyata atau tidak, bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yakni, sistematik, mana suka, ujar, manusiawi dan komunikatif. Disebut sistematik karena bahasa diatur oleh sistem. Setiap bahasa mengandung dua sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna. Bunyi merupakan suatu yang bersifat fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera kita. Tidak semua bunyi dapat diklasifikasikan sebagai simbol sebuah kata. Hanya bunyi-bunyi tertentu yang dapat diklasifikasikan, yaitu bunyi yang dapat digunakan atau digabungkan dengan bunyi lain sehingga membentuk suatu kata. Apabila sebuah tanda fisik diberi makna tertentu atau mewakili makna tertentu atau mewakili makna tertentu maka bunyi itu disebut lambang. Lambang ini menjadi isi yang terkandung dalam panca indera kita sehingga kita beraksi, bunyi yang menimbulkan reaksi inilah yang disebut ujaran. Sebuah arus ujaran dapat menjadi lambang tergantung pada komitmen masyarakat. Setiap kelompok masyarakat bahasa baik kecil maupun besar secara konvensional telah menyepakati bahwa setiap struktur bunyi tertentu akan memiliki arti tertentu pula. Konvensi-konvensi masyarakat bahwa itu akhirnya menghasilkan bermacam-macam satuan struktur bunyi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Masing-masing mengandung suatu makna tertentu pula. Satuan-satuan arus ujaran yang akan mengandung makna itu secara bersama-sama untuk membentuk perbendaharaan kata. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota-anggota masyarakat. Berita pengumuman, petunjuk pernyataan lisan ataupun tulisan melalui media massa ataupun elektronik merupakan wujud fungsi bahasa sebagai fungsi informasi. 11
12 2. Fungsi ekspresi, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembicara. Untuk menyatakan eksistensi (keberadaan) diri, membebaskan diri dari tekanan emosi dan untuk menarik perhatian orang. 3. Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat. Melalui bahasa anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku dan etika masyarakat. 4. Fungsi kontrol bahasa, berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Apabila fungsi ini berlaku dengan baik dan maka kegiatan sosial akan berlaku dengan baik pula. D. Kerangka Berfikir Pada tahap awal sebelum guru menggunakan media kartu kata, prestasi hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I SDN Tambahrejo 03 masih rendah. Dengan rendahnya prestasi belajar Bahasa Indonesia tersebut guru berupaya meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan melakukan inovasi pembelajaran yang dilakukan adalah mengemas pembelajarannya dengan menggunakan media. E. Hipotesis Tindakan Diharapkan dengan penerapan media kartu kata dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi membaca suksu kata, kata-kata dan kalimat sederhana di Kelas I SD Negeri Tambahrejo 01 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang tahun pelajaran 2011/2012. 12