BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di. umum, dan meluasnya hak-hak orang yang ambil bagian dalam pemilihan

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1998, Indonesia mengawali Era Reformasi. Sejak itu telah

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

PEMILIHAN UMUM DAN SISTEM KEPARTAIAN : SUATU STUDI TERHADAP PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM PEMILU LEGISLATIF DPRD KOTA MEDAN 2004

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Reformasi telah memberikan posisi tawar yang jauh lebih dominan kepada

BAB VII PENUTUP. Dinamika politik Indonesia kontemporer peran politik aliran masih mewarnai

BAB I PENDAHULUAN. Presiden dan kepala daerah Pilihan Rakyat. Pilihan ini diambil sebagai. menunjukkan eksistensi sebagai individu yang merdeka.

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

BAB V PENUTUP. Dari analisis hasil penelitian sebagaimana dikemukakan dalam bab sebelumnya. dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

Presiden Seumur Hidup

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin belum sepenuhnya dimengerti dan dihayati sehingga perbincangan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

PARTAI POLITIK DAN PARLEMEN LOKAL (STUDI AKUNTABILITAS DAN KINERJA DPRD KABUPATEN TAPANULI TENGAH HASIL PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. untuk masyarakat seperti kebebasan berpendapat atau freedom of

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di

BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

sherila putri melinda

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

Jakarta, 12 Juli 2007

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan dan menyalurkan kepentingan masyarakat.partai politik juga

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

PENGARUH SISTEM MULTI PARTAI DALAM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. Eksekutif.Dengan diaturnya partai politik sebagai satu-satunya tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah

Partai Politik, a Necessary Evil

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Salah satu

PARTAI ISLAM DI KOMUNITAS ABANGAN

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15A TAHUN 2009 TENTANG

Dermawan Zebua DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

PARTAI POLITIK. R. HERLAMBANG PERDANA WIRATRAMAN, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

Antara Harapan dan Kecemasan Menyusup di Celah Sempit Pemilu 2004

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui kegiatan pendidikan. Sebagai bagian dari masyarakat, kegiatan

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: DEMOKRASI. Syahlan A. Sume. Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN.

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Rekruitmen politik merupakan fungsi yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga perwakilan, dilaksanakannya pemilihan umum, dan meluasnya hakhak orang yang ambil bagian dalam pemilihan umum (Irsyam, 2003 : 11). Menurut catatan para ahli, pada tahun 1950-an hampir semua nation states di dunia, baik negara maju maupun berkembang sudah mengenal dan memiliki partai politik (Dhakidae, 19858 : 189). Partai Politik merupakan salah satu institusi inti dari pelaksanaan demokrasi modern. Demokrsi modern mengandaikan sebuat sistem keterwakilan, baik dalam lembaga formal kenegaraan seperti parlemen (DPR/DPRD) maupun keterwakilan aspirasi masyarakat dalam institusi kepartaian. Berbeda dengan demokrasi langsung sebagai praktek di masa Yunani kuno, demokrasi modern sebagai demokrasi tak langsung membutuhkan media penyambung pesan politik kepada negara (pemerintah). Media yang berupa institusi tersebut biasa kita sebut dengan partai politik dan keberadaannya diatur dalam konstitusi negara modern. Mengingat pentingnya fungsi partai politik, sering keberadaan dan kinerja merupakan ukuran mutlak bagaimana demokrasi berkembang di suatu negara. Meskipun ia bukan merupakan pelaksana dari pemerintahan, namun keberadaannya akan mempengaruhi bagaimana dan ke arah mana pelaksanaan pemerintahan yang berjalan. Terutama bagi partai pemenang pemilihan atau partai yang berkuasa dan partai oposisi yang berjalan efektif, partai politik merupakan pelaksana pemerintah yang tersembunyi. Keberadaannya mempengaruhi ragam kebijakan yang 1

dikembangkan. Karena itu bisa dikatakan bahwa kegagalan sekaligus keberhasilan suatu pemerintahan dalam melayani dan memakmurkan rakyatnya adalah kegagalan dan keberhasilan partai politik menjalankan fungsinya secara efektif. Meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik lahir dan berkembang untuk menjadi penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah dipihak lain. Partai politik umumnya dianggap sebagai manifestasi dari suatu sistem politik yang sudah modern atau yang sedang dalam proses memodernisasikan diri. Oleh karena itulah, di negara-negara berkembang umumnya partai politik sudah menjadi lembaga politik yang biasa dijumpai. Pentingnya partai politik dalam mencapai tujuan-tujuan politik, dikatakan oleh Richard M. Merelman dengan, politisi modern tanpa partai politik sama dengan ikan yang berada di luar air (Duverger, 1981 : v) Mempertegas pentingnya keberadaan partai dalam proses politik, secara lebih elaboratif Miriam Budiharjo (2004 : 163-164) memaparkan empat macam fungsi partai politik, yakni : pertama, partai politik sebagai sarana komunikasi politik. Dalam konteks ini ada yang disebut interest aggregation (penggabungan kepentingan) dan interest articulation (perumusan kepentingan); kedua, partai politik sebagai sarana sosialisasi politik (instrumentof political socialization); ketiga, partai politik sebagai sarana rekruitmen politik, dengan pengertian bahwa partai akan terus aktif mencari anggota (political recruitment); dan keempat, partai politik sebagai sarana conflic management (pengatur konflik). Di Indonesia, kehidupan partai politik dalam arti sesungguhnya dimulai pasca kemerdekaan, yaitu sejak pemerintah melalui Wakil Presiden, Muhammad Hatta mengeluarkan maklulat Pemerintah No. X tentang pendirian partai politik pada tanggal 3 November 1945. Maklumat tersebut menyatakan bahwa : Pemerintah 2

menyukai timbulnya partai-partai politik, karena dengan adanya partaipartai itulah dapat dipimpin ke jalan yang teratur segala aliran paham yang ada dalam masyarakat (Irsyam, 2003: 113). Sejarah politik Indonesia menunjukkan bahwa pada pemilihan umum pertama sejak merdeka dapat dilaksanakan pada tahun 1955. Pada pemilu itu diperoleh suara sah sebanyak 37.785.298 suara yang memperebutkan 257 kursi parlemen. Adapun sebaran perolehan suara pada pemilu itu tergambar sebagai berikut (Komarudin, 2003: 21): 1. PNI memperoleh 8.434.653 suara (22,3 %) dengan 57 kursi. 2. Masyumi memperoleh 7.903.886 suara (20,9 %) dengan 57 kursi 3. Numemperoleh 6.955.141 suara (18,4 %) dengan 45 kursi 4. PKI memperoleh 6.176.913 suara (16,4 %) dengan 39 kursi 5. Partai lainnya memperoleh 8.314.705 suara ( 22,0 %) dengan 59 kursi Secara teoritis, hasil pemilu 1955 merupakan frame of reference tentang konfigurasi papan catur politik Indonesia (Kamarudin, 2003 : 21) yang diwarnai dengan kuatnya nuansa politik aliran. Fenomena yang sangat menonjol adalah pengelompokkan politik terjadi menurut kesamaan orientasi budaya, yaitu ikatan sekelompok orang kepada dominant culture dalam kelompoknya (Geertz, 1981). Empat partai politik tersebar yang memenangkan Pemilu 1955 sebagaimana tergambar di atas, maka pendukung PNI pada umumnya adalah golongan priyayi, pemilih NU dan Masyumi mayoritas adalah santri, sedangkan PKI merupakan tempat berkumpulnya kelompok abangan. Hasil pemilu pertama sejak Indonesia merdeka tersebut, menghasilkan kesimpulan penting di kalangan para peneliti, bahwa tumbuh dan berkembangnya partai politik di Indonesia sangat diwarnai oleh politik aliran. 3

Iklim demokrasi tidak sebaik Pemilu 1955, nuansa politik aliran masih tetap mewarnai pada dua kali pemilu pertama masa orde baru; pemilu 1971 dan 1977 walaupun sudah melemah akibat intervensi negara yang demikian kuat. Adapun pemilu-pemilu berikutnya masa orde baru; 1982, 1987, 1992, dan 1997, jauh dari suasana demokratis, sehingga pemilu hanyalah seremonial rutin lima tahunan untuk memenuhi kepatutan agar disebut sebagai negara demokrasi. Kejatuhan rejim otoriter Orde Baru, 1998, kembali membuka peluang bagi partai politik untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, maka tidak kurang dari 169 partai lahir dalam waktu singkat. Sesudah dilakukan proses verifikasi, 48 partai politik dinyatakan lulus seleksi untuk mengikuti pemilu (Koirudin, 2004 : 52). Iklim demokratis yang tumbuh kembali pasca kejatuhan Orde Baru memberi peluang kembali lahirnya nuansa politik aliran sebagaimana pemilu 1955. Oleh karena itu wacana yang kembali mengemuka seiring dengan munculnya partai-partai berbasis agama, suku, dan golongan adalah kebangkitan kembali politik aliran. Dari 48 partai peserta pemilu 1999, terdapat 20 partai atas dasar agama (Islam), dan 28 partai politik non agama (sekuler). Kalau pada tahun 1955, partai yang berbasis Islam dibandingkan dengan partai non agama hampir berimbang, maka pada pemilu 1999 perolehan suara partai Islam jauh di bawah partai sekuler, hal ini tidak bisa dipisahkan dengan gejala politik yang terjadi di luar jawa, yang dulu menjadi basis Masyumi, pada pemilu 1999 menjadi basis Partai Golkar. Pada Pemilu 2004 jumlah kontestan mengalami penurunan, yaitu 24 partai politik dengan komposisi 8 partai Islam, dan 14 partai sekuler. Kabupaten Gresik adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang pada pemilu 2009 dimenangkan oleh PKB dengan perolehan 100.670 suara (18,29 %) dengan perolehan kursi di DPRD kabupaten Gresik sebanyak 10 kursi (20 %). 4

Peringkat kedua diduduki Partai Demokrat dengan perolehan 76.430 suara (13,88%) dengan perolehan kursi di DPRD Kabupaten Gresik sebanyak 8 kursi (16 %). Dilihat dari kesadaran beragama, Gresik secara mayoritas, meminjam instilah Geertz, masuk kategori santri, karena mereka umumnya taat dalam menjalankan perintah agama. Sepanjang pemilu masa Orde Baru sebanyak 6 kali selalu dimenangkan oleh Golkar, sedangkan pada pemilu 1999 dimenangkan oleh PKB. Adapun pada Pemilu 2009, yang diikuti oleh 44 kontestan partai Partai Demokrat menduduki peringkat kedua dengan perolehan suara yang sangat signifikan. Pemilu Legislatif tahun 2009, Partai Demokrat memperoleh suara yang cukup signifikan, padahal Partai Demokrat tergolong sebagai partai pendatang baru, sehingga kemampuan Partai Demokrat dalam mendulang suara sangat penting untuk diteliti factor-faktor pendukungnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu Bagaimanakah pencitraan dan komunikasi politik Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif tahun 2009? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencitraan dan komunikasi politik Partai Demokrat pada Pemilu Legislatif tahun 2009. 5

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam perkembangan Sosiologi Politik terkait dengan perilaku pemilih dalam Pemilu Legislatif. 2. Manfaat Praktis Hasil peneltian ini dapat menjadi masukan bagi semua partai politik di Kabupaten Gresik tentang langkah apa yang diperlukan untuk mengambil dan mempertahankan simpati masyarakat sehingga suaranya pada pemilu 2014 tetap bertahan atau bahkan mengalami peningkatan. Selain itu penelitian ini menjadi bahan pertimbangan bagi partai politik. 6

7