BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

1

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes

BAB I PENDAHULUAN. bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BIDAN DALAM MELAKUKAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang

2 nd Seminar Nasional IPTEK Terapan (SENIT) 2017 ISSN: Tegal - Indonesia, Mei 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

ALI SADIKIN NIM : J

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga diperlukan pengawasan yang husus terhadap ibu hamil untuk mencegah

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pukesmas Induk yang ada di kota semarang salah satunya yaitu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian yang dialami ibu selama masa kehamilan masih cukup tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

mempelajari berbagai hal. Dalam bidang ilmu kesehatan, bisa mempelajari salah satu peristiwa tersebut adalah kehamilan. Kehamilan dan persalinan

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Angka Kematian Ibu. tertinggi bila dibandingkan dengan AKI di Negara ASEAN lainnya.

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

30 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun janin yang di kandung. Berbagai macam kelainan yang timbul membuat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN IBU PERIKSA HAMIL DI PUSKESMAS I GROGOL SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kunjungan ANC (Atenatal Care) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifuddin, 2002). Tingginya angka kematian ibu pada 2013 mencapai 5.019 jiwa. Angka kematian tersebut didominasi pada saat ibu mengalami kehamilan dan persalinan. Pemerintah sudah berupaya untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) yang mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Namun permasalahan tersebut belum dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Selain itu angka kematian bayi (AKB) mencapai 32 per 100 ribu kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu secara nasional setiap tahun terus bertambah, sebelumnya pada 2012 berjumlah 4.985 sedangkan pada 2011 mencapai 5.118 (Rachmaningtyas, 2014). Data yang diperoleh oleh Dinas Kesehatan Jawa Tengah Pada tahun 2013 menunjukan bahwa ada 174 kasus kematian ibu hamil, sedangkan ada 5 kematian ibu di Kabupaten Banyumas. Kematian ibu tersebut dikarenakan ibu hamil memiliki resiko kehamilan. Resiko kehamilan tersebut diantaranya 1

perdarahan (11,49%), hipertensi (24,7%), infeksi (2,87%), lain-lain (28,16%) dan proses audit (32,76%) (Depkes Jateng, 2013). Erlina (2013) mengungkapkan bahwa tingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan banyak faktor, di antaranya kualitas perilaku ibu hamil yang tidak memanfaatkan ANC pada pelayanan kesehatan, sehingga kehamilannya berisiko tinggi. Dengan tidak dimanfaatkannya sarana pelayanan antenatal dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti: ketidakmampuan dalam hal biaya, lokasi pelayanan yang jaraknya terlalu jauh atau petugas kesehatan tidak pernah datang secara berkala. Padahal pemanfaatan pelayanan ANC sangat diperlukan oleh ibu hamil. Hal ini karena ANC memiliki manfaat untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan serta dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Salah satu tujuan MDG s yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang dapat dicapai dengan memanfaatkan pelayanan ANC bagi ibu hamil (Hasana, 2014). Djanah dan Arianti (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemanfaatan ANC juga berguna untuk mendiagnosis dini dan pengobatan upaya dalam menurunkan angka kematian ibu dan janin. Preeklamsia dan eklamsia merupakan komplikasi pada kehamilan dan persalinan yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan janin. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa selama 2007 2009 di Boyolali terdapat 118 kasus (3,9%) preeklampsia/eklampsia dari total pengiriman (3036 pengiriman), penderita eklampsia lebih (83,9%) daripada preeklampsia rendah, sebagian

besar dari kelompok umur yang ada di kelompok 20 30 tahun (64,4%), memiliki paritas primigravida (69,5%), frekuensi <4 kali kehamilan (76,3%), tidak memiliki riwayat hipertensi (83,9%). Menurut Hasnaeni (2012) salah satu faktor pendukung yang dapat mempengaruhi kepatuhan ibu dalam melaksanakan ANC adalah karena adanya kesadaran dari ibu tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan sedini mungkin yang di lakukan secara teratur selama kehamilan. Kepatuhan mengunjungi pelayanan ANC diharapkan tingkat pengetahuan ibu secara tidak langsung dapat bertambah tentang resiko kehamilan. Menurut Notoadmojo (2007) bahwa informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Namun pada kenyatannya masyarakat masih belum optimal dalam memanfaatkan pelayanan ANC. Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat dari cakupan pelayanan antenatal, salah satunya yaitu cakupan kunjungan antenatal yang kurang dari standar minimal. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan dan tidak tergantung usia kehamilan (K1), adapun cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu. Ibu hamil di anjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sedikitnya sebanyak 4 kali, yaitu satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester ke II dan dua kali pada trimester III (DepKes RI, 2009). Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 tahun 2012 sebesar 98,89% di Jawa Tengah. Ada17 kabupaten/kota yang cakupannya sudah mencapai 100% yaitu KabupatenCilacap, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Blora, Kabupaten Demak, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes, KotaMagelang, Kota Semarang dan Kota Tegal. Cakupan terendah KabupatenGrobogan 92,3%. Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil (K4) di Jawa Tengah padatahun 2012 sebesar 92,99% menurun bila dibandingkan dengan tahun 2011 (93,71%) dan masih dibawah target SPM 2015 (95%) (Depkes Jateng, 2013). Damayanti (2009) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang resiko tinggi kehamilan yaitu Derajat mengenai semua hal yang diketahui ibu tentang resiko tinggi kehamilan meliputi pengertian, macam-macam resiko tinggi, bahaya dan pencegahan resiko tinggi kehamilan. Pandangan seseorang tentang kesehatan secara umum baik menyangkut pentingnya memelihara kesehatan tubuh, pemahaman terhadap makna dan manfaat kesehatan bagi kehidupan secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kepatuhan seseorang terhadap saran atau nasehat dari tenaga kesehatan. Orang yang

memiliki persepsi negatif tentang kesehatan memiliki kecenderungan tingkat kepatuhannya rendah. Sebaliknya orang yang memiliki persepsi yang positif terhadap kesehatan akan cenderung lebih patuh terhadap apa yang disarankan oleh tenaga kesehatan, termasuk kepatuhan kunjungan ketempat pelayanan kesehatan untuk Antenatal care. Berdasaran hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti terdapat 7 orang ibu hamil yang ada di Daerah Puskesmas I Kembaran, diperoleh data bahwa ada 3 ibu hamil melakukan kunjungan antenatal care kurang dari 4 kali menyatakan bahwa mereka kurang mengetahui ketika ditanya tentang resiko tinggi kehamilan, 4 ibu hamil yang berkunjung lebih dari 4 kali untuk mendapatkan pelayanan antenatal care saat ditanya tentang usia yang aman untuk hamil, letak bayi, bayi kembar dan penyakit penyerta ibu hamil dapat menjawab dengan baik dan benar. Selain itu, berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas I Kembaran menunjukan bahwa ada 16% dari 566 ibu hamil yang memiliki kehamilan beresiko pada tahun 2014. Angka tersebut dicerminkan pada kejadian kehamilan beresiko berdasarkan umur yang masih dibawah umur 20 tahun dan diatas 35 tahun, letak janin dan riwayat penyakit penyerta seperti diabetes dan anemia. Berdasarkan uraian diatas maka telah dilakukan penelitian tentang Hubungan Kunjungan Antenatal Care Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Resiko Tinggi Kehamilan di Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas.

B. Rumusan Masalah Pemeriksaan ANC merupakan pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Namun pada kenyataannya ibu hamil belum optimal dalam pemanfaatan pelayanan ANC yang ada di Puskesmas. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan rumusan masalah yaitu Bagaimanakah hubungan kunjungan antenatal care dengan pengetahuan ibu tentang resiko tinggi kehamilan di Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya hubungan kunjungan antenatal care dengan pengetahuan ibu tentang resiko tinggi kehamilan di Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. 2. Tujuan Khusus a. Diketahui karakteristik responden (umur dan pendidikan). b. Diketahui kunjungan antenatal care di Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. c. Diketahui pengetahuan ibu tentang resiko tinggi kehamilan di Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas.

d. Diketahui hubungan kunjungan antenatal care dengan pengetahuan ibu tentang resiko tinggi kehamilan di Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden Memberikan informasi dan ilmu tambahan bagi ibu tekait dengan hubungan kunjungan antenatal care dengan pengetahuan ibu tentang resiko tinggi kehamilan. 2. Bagi Ilmu Keperawatan Memberikan ilmu dan informasi tambahan bagi ilmu keperawatan dalam memberikan materi perkuliahan terkait dengan hubungan kunjungan antenatal care dengan pengetahuan ibu tentang resiko tinggi kehamilan. 3. Bagi Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas Sebagai masukan bagi para tenaga kesehatan Puskesmas I Kembaran dalam upaya peningkatan pemanfaatan pelayanan ANC pada ibu hamil sehingga diharapkan tingkat pengetahuan ibu hamil dapat meningkat. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Memberikan informasi dan literatur tambahan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama penelitian ini. E. Penelitian Terkait 1. Hasana (2014) Judul penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan antenatal care di puskesmas antara Kota Makassar. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor pengetahuan, sikap, media informasi, dukungan suami/keluarga dan dukungan petugas kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan ANC di Puskesmas Antara Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional study. Jumlah populasi adalah 698 ibu hamil dan sampel sebanyak 88 ibu hamil yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square dan uji phi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu variabel bebas (Penetahuan, sikap, media informasi, dukungan suami dan dukungan petugas kesehatan) dan variebel terikat (pemanfaatan pelayanan ANC), Jenis penelitian observasional dan uji analisis menggunakan uji phi, sedangkan persamaannya yaitu menggunakan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel dengan purposive sampling dan uji chi square. 2. Erlina (2014) Judul peneltian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Rawat Inap Panjang Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan ibu hamil di Puskesmas Rawat Inap Panjang Bandar Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh ibu hamil

yang berkunjung di Puskesmas Rawat Inap Panjang Bandar Lampung yang berjumlah 188 orang dengan cara Accidental Sampling. Analisis data menggunakan chi square dan uji spearman. Perbedaan penelitian ini yaitu variabel bebas (keterjangkauan, sikap tenaga kesehatan, sikap ibu dan pengetahuan) dan variabel terikat (Kunjungan ANC), Uji spearman dan pengambilan sampel Accidental Sampling sedangkan persamaannya adalah sama menggunakan uji chi square dan sampel menggunakan ibu hamil. 3. Sambaka, Madianung dan Tamaka (2013) Judul penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu hamil dengan keteraturan pemeriksaan antenatal care di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan keteraturan pemeriksaan antenatal care di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode cross sectional, pemilihan sampel dengan total sampling. Sampel 30 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisioner yang dibuat oleh peneliti dan diisi oleh responden. Selanjutnya data yang terkumpul diolah dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 20 untuk dianalisa dengan uji chis quare dengan tingkat kemaknaan 0,05. Perbedaan penelitian ini adalah variabel bebas (pengetahuan ibu hamil) dan variebl terikat (keteraturan pemeriksaan ANC), teknik sampel

menggunakan total sampling dan jumlah sampel, sedangkan persamaannya yaitu menggunakan uji chi square dan sampel ibu hamil.