LAPORAN KEUANGAN PROFORMA NOVI PUJI LESTARI,S.E.,M.M
Proyeksi Laporan Keuangan Proyeksi Laporan keuangan merupakan bentuk dari perencanaan keuangan. Proyeksi akan memudahkan perusahaan melihat apa yang terjadi beberapa tahun yang akan datang. Jenis dimensi proyeksi: Waktu Jangka pendek satu tahun atau kurang Jangka panjang dua tahun atau lebih Satuan proyeksi Proyeksi untuk tiap unit atau bagian organisasi Proyeksi untuk setiap spesifik proyek Proyeksi total perusahaan atau total proyek
Proyeksi Laporan Keuangan Proyeksi laporan keuangan biasanya dibuat dalam beberapa skenario Skenario sering juga disebut juga analisis sensitivitas. Skenario yang biasanya digunakan dalam penyusunan proyeksi : Kondisi buruk / worst case Kondisi normal/ Normal case Kondisi terbaik / best case Untuk masing-masing kondisi tersebut dibuat kriteria keadaan yang dapat diamati dan terukur.
Proyeksi Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang yang dilakukan pada saat sekarang Harus mengetahui data masa lalu dan kondisi yang terjadi di masa lalu Dalam melakukan proyeksi berdasarkan data masa lalu harus diingat, bahwa di masa datang kondisi yang akan terjadi belum tentu sama dengan kondisi yang ada di masa lalu
Bagaimana Proses Penyusunan Proyeksi Interaksi Proyeksi dibuat dengan mengkombinasikan antara proposal investasi dan pilihan pendanaan yang digunakan Pilihan alternatif / Options Proyeksi dibuat dengan memberikan kesempatan perusahaan untuk menentukan beberapa alternatif pilihan berdasarkan skenario yang telah ditentukan. Kelayakan / Feasibility Proyeksi harus dibuat dengan pertimbangan akal sehat dan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan
Sumber Data Laporan keuangan Neraca Laporan laba rugi Arus kas Catatan atas laporan keuangan Kondisi konsumen dan pasar secara umum, kondisi budaya/tradisi - asumsi Kondisi makroekonomi - asumsi Regulasi Target jangka pendek dan jangka panjang perusahaan secara spesifik
Proyeksi Laporan Keuangan 1. Proyeksi penjualan 2. Pro forma laporan keuangan 3. Kebutuhan asset 4. Kebutuhan pendanaan 5. Asumsi Penyusunan Proyeksi
Proyeksi Penjualan Semua perencanaan keuangan membutuhkan proyeksi penjualan karena penjualan merupakan titik awal aktivitas perusahaan. Tidak ada pengetahuan yang sempurna untuk memastikan jumlah penjualan di masa mendatang karena dipengaruhi oleh: ketidakpastian ekonomi Pola konsumsi masyarakat yang terkadang berubah Perkembangan teknologi Perubahan regulasi Setiap perusahaan memiliki sensifitas berbeda terhadap perubahan lingkungan yang terjadi
Laporan Proforma Berisikan tentang proyeksi atas : Neraca Laporan laba rugi Proyeksi penambahan asset yang diperlukan Proyeksi penambahan dana untuk memenuhi target penjualan dan penambahan asset.
Kebutuhan Aset Proyeksi keuangan menjelaskan tentang kebutuhan atas tambahan aset untuk mendukung proyeksi yang telah dibuat. Peningkatan penjualan juga harus didukung peningkatan modal kerja.
Kebutuhan Pendanaan Proyeksi keuangan akan memasukkan jumlah kebutuhan dana yang digunakan untuk mencapai pertumbuhan penjualan dan target laba yang telah ditetapkan Kebijakan dividen dan struktur pendanaan perusahaan akan mempengaruhi jumlah dana yang dibutuhkan. Jika tidak ada dana baru yang diharapkan dapat diperoleh melalui utang, maka perusahaan harus mempertimbangkan untuk menerbitkan tambahan saham atau jenis pendanaan lainnya.
Langkah dalam menyusun Pro Forma Balance Sheet: 1. Tentukan korelasi item-item dalam neraca terhadap penjualan hitung dalam prosentase. 2. Kalikan prosentase tersebut dengan proyeksi penjualan untuk mendapatkan nilai item-item dalam neraca pada tahun proyeksi. 3. Jika tidak terdapat korelasi antara item dalam neraca dengan penjualan maka nilai dalam neraca tahun sebelumnya dianggap sama dengan tahun proyeksi.
Langkah dalam menyusun Pro Forma Balance Sheet: 4. Hitung proyeksi retained earnings 5. Tambahkan asset untuk mendukung proyeksi penjualan yang ditetapkan. Utang dan modal ditentukan dengan melihat perbedaan antara total asset dan pendanaan yang telah tersedia. 6. Hitung EFN
CONTOH PT. Rosana berencana untuk membeli mesin baru/ Mesin tersebut dapat meningkatkan penjualan dari 20 milyar menjadi 22 milyar (10%). Perusahaan menetapkan asumsi bahwa aset dan utang akan berubah sejalan dengan pertumbuhan penjualan. Profit margin sebesar 10% dan dividend-payout ratio 50%. Bagaimana proyeksi Neraca Perusahaan?
Contoh Current Balance Sheet (millions) Pro forma Balance Sheet (millions) Explanation Current assets $6 $6.6 30% of sales Fixed assets $24 $26.4 120% of sales Total assets $30 $33 150% of sales Short-term debt $10 $11 50% of sales Long-term debt $6 $6.6 30% of sales Common stock $4 $4 Constant Retained Earnings $10 $11.1 Net Income Total financing $30 $32.7 $300,000 Funds needed
Menentukan EFN dengan Metode Prosentase Penjualan Jumlah EFN untuk proyeksi 10% pertumbuhan penjualan Assets Sales Sales Debt Sales ΔSales ( p Projected Sales) (1 d) Assets $30 Debt $16 Sales 1.5 0. 8 Sales $20 Sales $20 Assets Debt Sales ΔSales ( p Projected Sales) (1 d) Sales Sales (1.5 $2m) (0.80$2m) (0.10$22m 0.5) $1.4m $1.1m $300,000 Sales = Projected change in sales = $2 million
Penentu Pertumbuhan Pertumbuhan merupakan bagian yang penting dalam membuat proyeksi Untuk mendukung pertumbuhan diperlukan tambahan aset. Tambahan aset akan dievaluasi dengan model capital budgeting (NPV, payback period, IRR) Untuk merekonsiliasikan hal tersebut maka pertumbuhan harus dianggap sebagai tujuan antara untuk mencapai nilai perusahaan yang tinggi. Jika perusahaan menerima project dengan NPV negatif, tingkat pertumbuhan dapat tercapai tetapi pemegang saham justru akan mengalami penurunan nilai kekayaan.
Penentu Pertumbuhan Terdapat hubungan antara kemampuan perusahaan untuk berkembang dan kebijakan pendanaan, jika perusahaan tidak menambah saham atau pendanaan jangka panjangnya. Sustainable Growth Rate dalam penjualan dapat dihitung dengan rumus : S S 0 T p(1 ( p (1 d) (1 D E d) (1 ) D E ) T = ratio of total assets to sales p = net profit margin on sales d = dividend payout ratio
Penggunaan Sustainable Growth Rate Kreditur dapat membandingkan tingkat pertumbuhan aktual dengan sustainable growth rate. Jika actual growth rate lebih tinggi dibandingkan dengan sustainable growth rate, perusahaan memiliki risiko tidak memiliki dana, sehingga kreditur akan menetapkan uang muka, perjanjian kredit yang lebih ketat.
Meningkatkan Sustainability Growth Rate Mengeluarkan saham baru Meningkatkan utang Mengurangi dividen payout ratio Meningkatkan profit margin Mengurangi rasio kebutuhan asset meningkatkan efisiensi penggunaan asset.
Kelemahan dalam Model Proyeksi Keuangan Model Proyeksi Keuangan tidak mengindikasikan kebijakan keuangan mana yang paling baik, namun hanya menggambarkan beberapa alternatif kondisi Banyak simplifikasi dari keadaan sebenarnya sedangkan keadaan sebenarnya dapat berubah menjadi hal yang tidak diduga sebelumnya Tanpa perencanaan jangka pendek perusahaan seperti dalam laut yang berombak tanpa kemudi untuk pegangan. Perencanaan keuangan harus diterjemahkan dalam detail anggaran keuangan dan operasi.
Model Proyeksi Proyeksi keuangan berdasarkan proyeksi penjualan merupakan contoh proyeksi sederhana. Perusahaan dapat membuat proyeksi dengan lebih detail dengan memperhatikan: Target rasio-rasio keuangan untuk menentukan item-item dalam laporan keuangan Memperhatikan kapasitas sumber daya yang dimiliki seperti tenaga kerja, mesin, ruang kantor, peralatan. Tidak semua item dalam laporan keuangan memiliki hubungan linear dengan penjualan Target pertumbuhan dan efisiensi yang diinginkan oleh manajemen Asumsi yang dibuat harus cukup realistis
Kesimpulan Perencanaan keuangan mengharuskan perusahaan berpikir tentang masa depan dan menyusun proyeksi Penyusunan proyeksi meliputi Mengembangan model keuangan perusahaan Menjelaskan skenario yang berbeda di masa mendatang dari kondisi terburuk sampai dengan kondisi terbaik. Menggunakan model untuk mengkonstruksi proforma laporan keuangan Menjalankan model dengan beberapa skenario yang berbeda (analisis sensitivitas) Mengevaluasi implikasi dari perencanaan strategis.