BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan siswa secara optimal baik secara kognitif, afektif dan. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atmadja (Agustiani, 2005:1) yang menyatakan bahwa Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam membina manusia yang memiliki penetahuan dan keterampilan,

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR BAGAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mungkin agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif. Seperti

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebab penduduk di Indonesia kurang memperhatikan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi peseta didik. Peserta

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang spesifik. Proses pendidikan itulah yang nanti dinilai sebagai salah satu. titik tolak keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar (Pembelajaran). Nilai yang baik menunjukkan bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memang memiliki peranan penting dalam kehidupan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 menyatakan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, di situ pasti ada pendidikan (Driyarkara dalam Karisma,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dinamis serta perkembangan yang baik. Menurut Buchori 2001 dalam Trianto

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no 20

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan bertujuan untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran yang menuntut semua peserta didiknya mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, sebagaimana yang tersurat dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003: Pendidikan dalah usaha sadar dan terencana yang mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dari pengertian di atas bahwa peserta didik perlu mengembangkan potensi dirinya dalam suasana belajar dan proses pemelajaran. Dalam usaha pemahaman mengenai proses belajar yaitu: Menurut Gintings (2012, h. 4) proses belajar adalah proses kognitif actual yang harus dilalui oleh siswa dalam eangka mencapai keberhasilan belajar. ini berlangsung melalui proses penyerapan gagasan dan keterampilan baru melalui kegiatan belajar dan pembelajaran berupa pengingatan dalam waktu yang singkat kemudian menyimpan informasi. 1

Dari definisi di atas maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan seringkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagaianya. Pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai sesuatu yang lebih baik, dalam mencapai sesuatu tentu harus menempuh beberapa langkah-langkah serta prinsip untuk mencapainya. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian kepada peserta didik di SD Negeri 6 Cikidang dalam belajar dan proses pembelajaran dimana dalam upaya meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar. Dimana keterampilan berpikir kritis dapat didefinisikan yaitu mencari, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan berdasarkan fakta kemudian melakukan pengambilan keputusan. Hasil belajar merupakan sebuah pencapaian kompetensi yang harus ditempuh siswa selama melakukan belajar, baik dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Pembelajaran keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa menjadi kendala bagi peserta didik SD Negeri 6 Cikidang. Pada kenyataannya di lapangan masih belum sesuai yang diharapkan. Saat ini mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa masih belum terlihat dalam proses pembelajaran. Berdasarkan 2

pengamatan yang dilakukan melalui observasi di SD Negeri 6 Cikidang dapat disimpulkan bahwa peserta didik kurang memahami dan menguasai materi tersebut dikarenakan dalam proses pembelajaran kurang adanya aktivitas belajar sehingga peserta didik kurang memahami materi tersebut, pembelajaran yang kurang menarik, bahan pembelajaran hanya menggunakan buku yang diberikan oleh guru, dalam proses pembelajaran siswa hanya melakukan kegiatan mendengarkan, membaca dan menulis, serta guru kurang melatih siswa dalam keterampilan berpikir kritis yang melibatkan proses aktivitas belajar siswa yaitu student center, guru hanya melakukan proses pembelajaran dengan didominasikan oleh guru. Peran guru dalam pembelajaran di kelas, selain bisa menyampikan materi ajar kepada siswa, guru juga harus mampu melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar pada siswa sekolah dasar di kelas tinggi. Selain masalah di atas hasil belajar siswa dari data hasil ulangan harian semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 pada materi masalah-masalah sosial terlihat bahwa dari 30 peserta didik, nilai rata-rata kelas sebesar 59,15 nilai tertinggi 95 dan terendah sebesar 25. KKM yamg ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, dari 30 siswa dapat dipersentase dimana siswa yang belum tercapai KKM adalah 70% dengan jumlah siswa 21 dan yang sudah mencapai KKM adalah 30% dengan jumlah siswa 9, dalam hal ini hasil belajar siswa kurang pada materi masalah-masalah sosial. Materi masalah-masalah sosial yang terkandung dalam KTSP 2006 SD Negeri 6 Cikidang memuat materi masalah sosial yang terjadi di daerahnya yaitu mengenal kemiskinan, penyebab kemiskinan, mengatasi kemiskinan, mengenal pengangguran, 3

penyebab pengangguran, mengatasi pengangguran, mengenal kenakalan remaja, penyebab kenakalan remaja, mengatasi kenakalan remaja, mengenal kejahatan, penyebab kejahatan, mengatasi kejahatan. Upaya yang dapat dilakukan peneliti dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan keterampilan berpikir kritis, salah satu model yang dianggap sesuai adalah melalui penerapan model PBL (Problem Based Learning). Karena model Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang melatih keaktifan peserta didik untuk berpikir lebih kritis dalam memecahkan sebuah masalah atau pemecahan masalah dalam konteks kehidupan yang lebih kontekstual. Menurut Kemendikbud (2014, h 26) Problem Based Learning adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata. Pembelajaran berbasis masalah meruapakan suatu metode pembelajaran yang menentang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Berdasarkan uraian di atas, penulis berupaya melakukan penelitian tindakan kelas berjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Materi Masalah-masalah Sosial melalui Model Problem Based Learning (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV SD Negeri 6 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Akademik 2015/2016). 4

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikembangkan di atas maka dapat diidentifikasikan masalah yang timbul dilihat dari berbagai aspek diantaranya: 1. Model dan media yang digunakan masih konvensional, sehingga proses pembelajaran menjadi membosankan. 2. Siswa cenderung kurang memahami dan mengusai materi. 3. Siswa cenderung kurang aktif dalam proses pembelajaran. 4. Hasil belajar siswa rendah dalam materi masalah-masalah sosial. 5. Sebagian siswa masih belum terlihat kemampuan berpikir kritis. C. Rumusan Masalah A. Secara Umum Berdasarkan identifikasi masalah, maka timbul pertanyaan yaitu apakah model pembelajaran Problem Based Learning pada materi masalah-masalah sosial meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri 6 Cikidang. B. Secara Khusus 1. Bagaimana rencana pembelajaran model Problem Based Learning disusun pada materi masalah-masalah sosial agar hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa meningkat. 2. Bagaimana penerapan model Problem Based Learning pada materi masalahmasalah sosial agar hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa meningkat. 5

3. Apakah keterampilan bepikir kritis siswa pada materi masalah-masalah sosial dapat ditingkatkan mrlalui penggunaan model Problem Based Learning. 4. Apakah hasil belajar siswa pada materi masalah-masalah sosial dapat ditingkatkan melalui penggunaan model Problem Based Learning. D. Batasan Masalah 1. Hasil belajar siswa pada pembelajaran sebelumnya rendah. 2. Siswa belum menerapkan keterampilan berpikir kritis. 3. Guru belum terbiasa model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), khususnya model pembelajaran Problem Based Learning. E. Tujuan Penelitian A. Tujuan Umum Penelitian Dari permasalahan di atas, tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 6 Cikidang pada materi masalah-masalah sosial dengan menggunakan model Problem Based Learning. B. Tujuan Khusus Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, tujuan dalam penelitian ini adalah: 6

1. Untuk menyusun rencana pembelajaran model Problem Based Learning pada materi masalah-masalah sosial agar hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa meningkat. 2. Untuk menerapkan model Problem Based Learning pada materi masalahmasalah sosial agar hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa meningkat. 3. Untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis melalui penggunaan model Problem Based Learning pada materi masalah-maslah sosial. 4. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan model Problem Based Learning pada materi masalah-maslah sosial. F. Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis Berdasarkan perumusan masalah di atas, secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri 6 Cikidang pada materi masalah-masalah sosial melalui model Pembelajaran PBL B. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Mampu menyusun rencana pembelajaran model Problem Based Learning pada materi masalah-masalah sosial agar hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri 6 Cikidang. 7

2) Mampu menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi masalah-masalah sosial agar hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri 6 Cikidang. b. Bagi Siswa 1) Meningkatnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 6 Cikidang pada materi masalah-masalah sosial melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. 2) Meningkatnya keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri 6 Cikidang pada materi masalah-masalah sosial melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. c. Bagi Sekolah Meningkatnya kualitas sekolah melalui peningkatan kompetensi guru serta peningkatan hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa sehingga mutu lulusan dari sekolah tersebut meningkat. d. Bagi Peneliti 1) Dapat menambah pemahaman dan pengetahuan peneliti tentang penerapan model Problem Based Learning pada mata pelajaran IPS. 2) Dapat memberi gambaran pada pihak lain yang akan melaksanakan penelitian sejenis. 8

G. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran tentang makna istilah yang digunakan dalam penelitian, maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional sebagai berikut: 1. Model Problem Based Learning Dalam hal ini pengertian dari model Problem Basd Learning adalah model pembelajaran yang melatih keaktifan peserta didik untuk berpikir lebih kritis dalam memecahkan sebuah masalah atau pemecahan masalah dalam konteks kehidupan yang lebih kontekstual, dalam melakukan pemecahan masalah dapat dilakukan baik secara Individu atau kelompok. Problem Based Learning merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata. Serta merupaka metode pembelajaran yang menentang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. 2. Keterampilan Berpikir Kritis Keterampilan berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena untuk mengembangkan kemampuan berpikir lainnya, seperti kemampuan untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah. Banyak sekali fenomena dalam kehidupam sehari-hari yang perlu diprediksi. 9

Berpikir kritis adalah aktivitas belajar yang memfokuskan dalam hal memecahkan masalah, menganalisis dan mengevaluasi informasi, serta memfokuskan untuk memutuskan apa yang akan dilakukan dengan meningkatkan pemikirannya menangani secara terampil. 3. Hasil Belajar Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Untuk mengetahui apakah hasil belajar tercapai sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Untuk mengetahui perkembangan sampai dimana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar merupakan suatu ketercapaian kemampuan seseorang dalam mengikuti proses belajar. Hasil belajar yang telah dicapai oleh seseorang terlihat dari tercapainya ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar menjadi suatu tolak ukur berhasil tidaknya peserta didik dalam proses belajar. Peran guru tentunya melihat perkembangan proses belajar siswa sampai terlihat ketercapaian ranah kognitif, afektif dan psikomotor. 10

H. Struktur Organisasi Skripsi Susunan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian akhir skripsi. A. Bagian Pembuka Bagian pembuka disusun dengan urutan: 1. Halaman Sampul 2. Halaman Pengesahan 3. Halaman Moto dan Persembahan 4. Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi 5. Kata Pengantar 6. Ucapan Terimakasih 7. Abstrak 8. Daftar Isi 9. Daftar Tabel (jika diperlukan) 10. Daftar Gambar (jika dipelukan) 11. Daftar Lampiran (jika diperlukan) B. Bagian Isi Skripsi Bagian isi skripsi disusun dengan urutan: 1. Bab I Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah 11

(analisis dan sintesis terhadap variabelvariabel penelitian, landasan teori yang mendasarinya harus sa,api,elahirkan kerangka/paradigm penelitian, asumsi dan hipotesis) b. Identifikasi Masalah c. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian d. Batasan MAsalah e. Tujuan Penelitian f. Manfaat Penelitian g. Kerangka Pemikiran atau Diagram/Skema Paradigma Penelitian, Asumsi dan Hipotesis Penelitian h. Definisi Operasional i. Struktur Organisasi Skripsi 2. Bab II Kajian Teoritis a. Kajian Teori (mengenai variable penelitian yang diteliti) b. Analisis dan Pengembangan Materi Pelajaran yang Diteliti (Meliputi a) Keluasan dan KEdalaman Materi, b) Karakteristik Materi, c) Bahan dan Media, d) Strategi Pembelajaran, dan e) Sistem Evaluasi 3. Bab III Metode Penelitian a. Setting Penelitian (tempat penelitian) b. Subjek Penelitian c. Metode Penelitian d. Desain Penelitian 12

e. Tahapan Pelaksanaan PTK f. Rancangan Pengumpulan Data g. Pengembangan Instrumen Penelitian h. Rancangan Analisis Data i. Indikator Keberhasilan (proses output) 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian (mendeskripsikan hasil dan temuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan atau pertanyaan penelitian yang ditetapkan) b. Pembahasan Penelitian (membahas tentang hasil dan temuan penelitian yang hasilnya sudah disajikan pada bagian a sesuai dengan teori yang sudah dikemukakandi Bab II) 5. Bab V Simpulan dan Saran a. Simpulan b. Saran C. Bagian Akhir Skripsi Bagian akhir skripsi disusun dengan urutan: 1. Daftar Pustaka 2. Lampiran-lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup 13