BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti lain pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi. memungkinkan dapat bermanfaat dalam kehidupan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

Kata Kunci: Remedial teaching

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari baik secara langsung dan tidak langsung. Dalam Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tak terbantahkan. Aktivitas pendidikan sendiri telah mulai dikenal

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

BAB I. 2007), hal Kelvin Seifert, Manajemen Pembelajaran dan Intstruksi Pendidikan, (Jogjakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu Negara dikelilingi bangsa yang mempunyai kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya teknik informatika akan mempermudah aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. professional dalam meningkatkan mutu kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS I SD N 82/VII SEI BENTENG II. Oleh Astri Wayuni ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapakan pendidikan karena manusia mempunyai kelebihan dan titik

PENGARUH PENERAPAN METODE ECLECTIC TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI MTS AN-NUR JAGASATRU CIREBON SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan kondusif. Namun, tidak dapat dipungkiri sering terdapat. siswa tidak tuntas dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB I PENDAHULUAN. macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itu pun muncul dan semakin

ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 BOLAANG UKI

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Setyagung Budi Cahyono 26

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang masa dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Makna pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

BAB V PENUTUP. dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: menggunakan alat peraga torso pada siklus I diperoleh rata-rata

BAB II KAJIAN TEORI. Kata matematika berasal dari bahasa latin mathematica, yang mulamula

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, tangguh, dan siap

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2013, hlm Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi. dalam rangka mencerdaskan kahidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. simbolik dan sulit untuk dipelajari. Pandangan tersebut muncul dikarenakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP KESIAPAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII di MTs NEGERI GEGESIK

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 1, No. 2, Oktober 2016,

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

PENERAPAN STRATEGI INJEKSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 NGUNUT TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sesuai dengan nilai nilai yang berlaku dalam keluarga, peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memahami peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode

BAB I PENDAHULUAN. berpikir untuk menumbuh kembangkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keterampilan. Dewasa ini bangsa Indonesia

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berupaya mempengaruhi mengarahkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang hayat. 1 Dalam arti lain pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan dapat bermanfaat dalam kehidupan. 2 Kurikulum, proses pembelajaran, dan evaluasi merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan yang menjadi landasan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum. Evaluasi juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. 3 1 Nana Sudjana, Pembinanaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah,(Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1996), hal.2 2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal. 13 3 Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Insan Madani:Yogyakarta, 2012), hal.iii 1

2 Pembelajaran merupakan proses dasar dari pendidikan, dari sanalah lingkup terkecil secara formal yang menentukan dunia pendidikan berjalan atau tidak. Pembelajaran merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi komunikasi belajar mengajar antara guru dan peserta didik, dan komponen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. 4 Dalam proses pembelajaran, peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi (transfer of knowledge) melainkan juga mengajarkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai. 5 Disisi lain, belajar juga bukan sekedar menghafal atau mengingat. Proses belajar merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri individu (siswa). Perubahan-perubahan ini berupa didapatnya pengetahuan-pengetahuan dan kecakapan-kecakapan baru. Perubahan ke arah yang lebih baik terjadi karena usaha secara sadar dan bukan karena proses pematangan. Sejalan dengan Bruner dan Muhibbin Syah, belajar merupakan aktifitas yang berproses. Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui fase-fase yang antara satu dengan lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional. 6 Secara umum, setiap guru menyadari bahwa dalam proses belajar mengajar selalu ada siswanya yang mengalami kesulitan belajar sehingga siswa tidak mampu mencapai ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan karena setiap 4 Rusman, et. all., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 15-16 5 Syaiful Bahri Djamamah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 13 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 112

3 siswa mempunyai kemampuan intelektual yang berbeda-beda sehingga dalam proses pembelajaran masih ada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa, sehingga dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran matematika masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, ternyata adanya kesulitan dalam belajar menyebabkan ketidaktuntasan siswa dalam belajarnya sehingga keberhasilan dalam pembelajaran tidak dapat tercapai. ketuntasan hasil belajar matematika dalam pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai dari akibat dan latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. 7 Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar setelah diadakan pembelajaran remedial oleh mata pelajaran yang ditunjukkan dengan skor atau nilai. Berpedoman pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat diambil suatu tindakan untuk memperbaiki kekurangan serta memelihara dan mempertahankan keadaan yang telah baik. Tindakan dalam memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu program pembelajaran remedial. Kegiatan remedial dalam proses belajar mengajar ialah hlm.33 7 Hartiny, Rosma, Model Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta: Sukses Offset, 2010),

4 salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan pada yang nilainya kurang dari nilai rata-rata kelas setelah diadakan evaluasi. Seperti dikemukakan oleh Agus Supriyanto, pembelajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, pembelajaran yang membuat menjadi baik. 8 Hal ini dilakukan apabila ternyata hasil yang dicapai oleh siswa tidak memuaskan, artinya siswa masih dipandang belum mencapai hasil belajar yang diharapkan. Keadaan seperti ini tentu memerlukan suatu proses pembelajaran yang dapat membantu siswa agar mencapai hasil yang diharapkan. Namun, tidak selalu dalam pelaksanaan kegiatan remedial dapat berjalan dengan baik. Agar kegiatan dari program remedial dapat berjalan dengan baik maka perlu diketahui sebab hambatan kesulitan belajar dan faktor-faktor penyebabnya. Kegiatan remedial ini perlu dilakukan pada mata pelajaran matematika, karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan pada proses belajar matematika. Setiap sekolah perlu mengadakan program remedial. Seperti halnya di SMAN 1 Ngunut Kabupaten Tulungagung. SMAN 1 Ngunut merupakan sekolah yang rutin mengadakan program pembelajaran remedial. Program pembelajaran remedial dilaksanakan oleh SMAN 1 Ngunut karena adanya perbedaan individu, sehingga 40% siswa SMAN 1 Ngunut belum mencapai ketuntasan belajar. 8 Agus Supriyanto, Pelaksanaan Pengajaran Remedial dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jurnal, (Semarang: IKIP PGRI Semarang, 2007), Vol. 4 No. 2.

5 Dalam hal ini sekolah harus memberikan perhatian khusus kepada setiap siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan memberikan program remedial. Menurut pengamatan peneliti, sebagian besar guru memahami konsep pembelajaran remedial yang keliru karena pembelajaran remedial dipahami hanya sebagai upaya perbaikan nilai siswa. Padahal konsep pembelajaran remedial adalah suatu upaya sadar untuk mengatasi kesulitan belajar siswa yang ditimbulkan dari berbagai faktor. Ada banyak kegiatan yang dilakukan guru untuk membantu siswanya yang mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. kegiatan yang dipilih guru akan menentukan berhasil tidaknya pembelajaran remedial yang dilaksanakan. Untuk itu guru sebaiknya harus pintar-pintar memilih metode pembelajaran remedial yang mana yang tepat untuk materi tertentu. Suke dalam Julaiha mengemukakan lima bentuk kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran remedial, yaitu mengajar kembali, menggunakan alat bantu belajar, kegiatan kelompok, tutor sebaya, sumber belajar yang relevan. 9 Menurut Sabri metode drill adalah suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang 9 Sanjaya dalam gurukelas.com/2012/02/jenis-jenis-kegiatan-dalam-pembelajaranremedial.html, diakses pada tanggal 24 September 2015 Pukul 22:58 WIB

6 telah dipelajari. 10 Sedangkan pembelajaran tutor sebaya adalah pembelajaran dengan teman sekelas yang mempunyai kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik lebih terbuka dan akrab. 11 Guru yang progresif dan inovatif bersikap tanggap terhadap gagasan pembaharuan pendidikan dan pengajaran disekolah, ia menempatkan diri sebagai agen perubahan yang tangguh dan melibatkannya dalam setiap usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran. Dalam kaitannya dengan ini, karakteristik sekolah yang baik ditandai oleh respon positif gurunya terhadap gagasan pembaharuan pendidikan dan pengajaran di sekolah, serta memberi dampak positif terhadap pelaksanaan pembelajaran remedial. 12 Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa ahli pendidikan dan ahli psikologi yang mengorganisasikan dan meneliti program-program sistematis pendidikan antar teman. Dalam salah satu program tersebut, seorang siswa diminta mengajar teman-teman sekelasnya selama periode waktu yang telah ditetapkan. Siswa yang diminta mengajar tidak harus seusia atau memiliki kemampuan yang sama dalam sebuah mata pelajaran tertentu. Program-program sedemikian terbukti telah menghasilkan manfaat, baik bagi siswa yang diminta mengajar, maupun siswa yang diajarkannya. Kedua pihak terkesan mampu 10 Sabri A. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta : Quantum Teach, 2007) hal.60 11 Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta. Insan Madani:2012). hal.50 51 12 Wijaya, Cece, Pendidikan remedial, (Bandung : PT Remaja Posdakarnya, 2010), hal. 17

7 mempelajari materi tersebut jauh lebih baik, dibandingkan dengan ketika mereka belum mendapatkan program tersebut, terlepas dari usia atau kemampuan mereka sebelumnya. Timbal-baliknya, para guru akan mendapatkan program instruksi yang lebih terfokus dan memiliki lebih banyak waktu untuk mencari metodemetode pemahaman yang lain. 13 Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Pembelajaran Remedial Metode Drill dengan Pembelajaran Remedial Metode Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN 1 Ngunut Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada perbedaan pembelajaran remedial metode drill dengan pembelajaran remedial metode tutor sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMAN 1 Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2015/2016? 2. Seberapa besar perbedaan pembelajaran remedial metode drill dengan pembelajaran remedial metode tutor sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMAN 1 Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2015/2016? 2007), hal.227 13 Kevin Seifert, Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, (Jogjakarta : IRCiSoD,

8 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pembelajaran remedial metode drill dengan pembelajaran remedial metode tutor sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMAN 1 Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan pembelajaran remedial metode drill dengan pembelajaran remedial metode tutor sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMAN 1 Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2015/2016. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti kebenaranya melalui data yang terkumpul. 14 Adapun dalam penelitian ini hipotesisnya adalah : Ada perbedaan pembelajaran remedial metode drill (x 1 ) dengan pembelajaran remedial metode tutor sebaya (x 2 ) terhadap hasil belajar (y) matematika siswa kelas X SMAN 1 Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2015/2016. 14 Saebani Beni, Metode Penelitian. (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hal. 145

9 E. Kegunaan Penelitian Kegunaan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam kegiatan pembelajaran remedial drill dan tutor sebaya. 2. Kegunaan praktis a. Bagi guru Penelitian ini dapat berguna bagi guru untuk menambah wawasan dan pengetahuan sebagai bahan refleksi dalam proses pembelajaran remedial di kelas sehingga proses pembelajaran remedial akan menjadi lebih baik. b. Bagi siswa Penelitian ini berguna bagi siswa agar siswa dalam belajar dapat memanfaatkan teman sebaya sebagai tutor dalam mencapai belajar. c. Bagi sekolah Penelitian ini berguna bagi sekolah sebagai bahan masukan dan pertimbangan guna membuat sekolah dan guru di sekolah akan lebih kreatif untuk menciptakan pembelajaran remedial yang lebih baik. d. Bagi peneliti Merupakan pengalaman berharga sekaligus dapat menambah pengetahuan dalam upaya meningkatkan profesionalisme yang bersangkut paut dengan metode pembelajaran sekolah.

10 e. Bagi peneliti yang lain Penelitian ini berguna bagi peneliti yang lain untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan informasi serta dapat dijadikan referensi sebuah penelitian yang berikutnya. F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup permasalahan yang dapat diidentifikasikan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas adalah sebagai berikut: A. Pengertian Matematika B. Pembelajaran Remedial Matematika C. Metode Pembelajaran Remedial D. Metode Pembelajaran Remedial Metode Drill E. Metode Pembelajaran Remedial Metode Tutor Sebaya F. Hasil belajar 2. Keterbatasan Penelitian Agar dalam penelitian ini tidak meluas permasalahannya dan jelas arah yang hendak dicapai, serta dapat dijangkau oleh peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada: a. Pembelajaran remedial metode drill b. Pembelajaran remedial tutor sebaya

11 c. Hasil belajar matematika pada pembelajaran remedial metode drill d. Hasil belajar matematika pada pembelajaran remedial metode tutor sebaya e. Perbedaan pembelajaran remedial metode drill dengan pembelajaran remedial metode tutor sebaya terhadap hasil belajar matematika. G. Definisi Konseptual Untuk menghindari ketidakjelasan dan untuk mempermudah pemahaman dalam skripsi ini, maka perlu adanya definisi mengenai variabel-variabel yang digunakan yaitu sebagai berikut : 1. Perbedaan Perbedaan merupakan keadaan sesuatu yang tidak sama karena suatu hal. Dalam penelitian ini, perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu pembelajaran remedial yang menggunakan metode drill dengan pembelajaran remedial menggunakan metode tutor sebaya. 2. Pembelajaran remedial metode drill Metode drill adalah suatu metode dalam pembelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

12 3. Pembelajaran remedial metode tutor sebaya Metode tutor sebaya adalah suatu metode dalam pembelajaran dengan cara teman sekelas yang mempunyai kecepatan belajar lebih memberi arahan atau mengajari suatu materi kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada temannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan tutor sebaya diharapka siswa lebih terbuka dan akrab. 4. Hasil belajar Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan individu sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. 5. Matematika Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.

13 H. Sistematika Skripsi Agar para pembaca laporan penelitian dapat dengan mudah menemukan setiap bagian yang dicari dan dapat dipahami dengan tepat. Maka perlu diatur sistematika penyusunan laporan penelitian sebagai berikut: 1. Bagian Awal Bagian awal, terdiri dari : halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak. 2. Bagian Utama (Inti) Bagian utama (inti) dalam skripsi ini terdiri: Bab I Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang; (b) rumusan masalah; (c) tujuan penelitian; (d) hipotesis penelitian; (e) kegunaan penelitian; (f) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian; (g) definisi operasional; (h) sistematika skripsi. Bab II Landasan Teori, terdiri dari: (a) pengertian matematika; (b) pembelajaran remedial matematika; (c) metode pembelajaran remedial matematika; (d) pembelajaran remedial metode drill; (e) pembelajaran remedial metode tutor sebaya; (f) hasil belajar; (g) materi sistem persamaan linear dua variabel; (h) kajian penelitian terdahulu; (i) kerangka berfikir. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: (a) pendekatan dan jenis penelitian; (b) subjek penelitian (berisi populasi, sampling, dan sampel

14 penelitian); (c) data, sumber data, variabel dan skala pengukuran; (d) teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian; (e) Uji instrument; (f) analisis data. Bab IV Hasil Penelitian, terdiri dari: (a) deskripsi data; (b) pengujian hipotesis. Bab V Pembahasan, terdiri dari (a) pembahasan rumusan masalah I; (b) pembahasan rumusan masalah II. Bab VI Penutup, terdiri dari (a) kesimpulan ; (b) saran. 3. Bagian Akhir Bagian akhir terdiri dari: daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian, dan daftar riwayat hidup dll.