Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra Khursanul Munibah Asisten : 1. Muh. Tufiq Wiguna (A14120059) 2. Triawan Wicaksono H (A14120060) 3. Darwin (A14120091) ANALISIS SPEKTRAL Ninda Fitri Yulianti A14150046 Divisi pengindraan jauh dan informasi spasial Departemen ilmu tanah dan sumberdaya lahan Fakultas pertanian Institute pertanian bogor 2016
PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Citra satelit yang digunakan tidak langsung mempunyai warna yang kontras. Hal tersebut akan mengakibatkan warna dari citra akan kelihatan gelap. Warna yang tidak kontras tersebut tentunya akan sangat mengurangi kemampuan interpreter dalam melakukan identifikasi terhadap obyek yang tergambar pada citra. Untuk mengatasi hal tersebut dapat diakukan penajaman kontras. Penajaman kontras tersebut dilakukan dengan merentangkan nilai piksel dari citra sehingga nilai piksel yang ada tersebar secara merata pada julat nilai spektralnya dan tidak mengumpul pada nilai piksel rendah. Untuk meningkatkan aspek visual citra satelit juga dapat dilakukan dengan membuat komposit warna. Citra yang berwarna (komposit) tentunya akan lebih mudah untuk diinterpretasi dari pada citra yang hanya hitam putih (grayscale). Selain itu dengan pembuatan komposit warna maka kemampuan citra dalam membedakan obyek akan semakin bagus daripada hanya menggunakan satu band (greyscale). Sehingga agar citra memiliki data pixel yang sesuai dengan nilai yang sebenarnya pada suatu objek. Dapat dilakukan perbaikan dengan melakukan koreksi citra yaitu radiometrik. Kalibrasi Radiometrik merupakan langkah pertama yang harus dilakukan saat kita mengolah data citra satelit. Terkait dengan Kalibrasi ini, ada istilah yang perlu diperhatikan, yakni Resolusi Radiometrik (radiometric resolution) yang menunjukkan Berapa banyak bit yang digunakan dalam satu pixel.. Sebelum melakukan kalibrasi radiometrik, penting untuk mengetahui resolusi radiometrik dari citra yang kita gunakan. Ada dua cara yang umum digunakan (tergantung data yang tersedia): Menggunakan Gain dan Offset, data yang diperlukan adalah radiance atau reflectance multiple rescalling factor (GAIN) dan additive rescalling factor (OFFSET) Menggunakan nilai radiance atau reflectance maksimum dan minimum. 1.2 Pustaka Koreksi radiometrik ditujukan untuk memperbaiki nilai piksel agar sesuai dengan yang seharusnya yangbiasanya mempertimbangkan faktor gangguan atmosfer sebagai sumber kesalahan utama dan juga untuk menghilangkan atau meminimalisir kesalahan radiometrik akibat aspek eksternalberupa gangguan atmosfer pada saat proses perekaman. Biasanya gangguan atmosfer ini dapat berupaserapan, hamburan, dan pantulan yang menyebabkan nilai piksel pada citra hasil perekaman tidak sesuaidengan nilai piksel obyek sebenarnya di lapangan. Kesalahan radiometrik pada citra dapat menyebabkankesalahan interpretasi terutama jika interpretasi dilakukan secara digital yang mendasarkan pada nilaipiksel. Koreksi radiometrik ini sangat penting untuk dilakukan agar hasil yang diperoleh sesuai denganyang diinginkan(sutanto, 1986). Menurut Dulbahri (1985)koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil penginderaan jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala dan proyeksi. Transforamasi geometrik yang paling mendasar adalah penempatan kembali posisi pixel sedemikian rupa, sehingga pada citra digital yang tertransformasi
dapat dilihat gambaran objek dipermukaan bumi yang terekam sensor. Pengubahan bentuk kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi jajaran genjang merupakan hasil transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra digital mentah (langsung hasil perekaman satelit), dan merupakan koreksi kesalahan geometric sistematik. Geometrik cita penginderaan jauh mengalami pergeseran, karena orbit satelit sangat tinggi dan medan pandangya kecil, maka terjadi distorsi geometric. Kesalahan geometrik citra dapat tejadi karena posisi dan orbit maupun sikap sensor pada saat satelit mengindera bumi, kelengkungan dan putaran bumi yang diindera. Akibat dari kesalahan geometric ini maka posisi pixel dari data inderaja satelit tersebut sesuai dengan posisi (lintang dan bujur) yang sebenarnya. Kesalahan geometrik citra berdasarkan sumbernya kesalahan geometric pada cita penginderaan jauh dapat dikelompokkan menjadi dua tipe kesalahan, yaitu kesalahan internal (internal distorsion), dan kesalahan eksternal (external distorsion). Kesalahan geometrik menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan random. Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang dapat diperkirakan sebelumnya, dan besar kesalahannya pada umumnya konstan, oleh karena itu dapat dibuat perangkat lunak koreksi geometrik secara sitematik. Kesalahan geometri yang bersifat random (acak) tidak dapat diperkirakan terjadinya, maka koreksinya harus ada data referensi tambahan yang diketahui. Koreksi geometrik yang biasa dilakukan adalah koreksi geometrik sistemik dan koreksi geometrik presisi. 1.3 Tujuan Tujuan utama dari Kalibrasi radiometrik ini adalah untuk mengubah data pada citra yang (pada umumnya) disimpan dalam bentuk Digital Number (DN) menjadi radiance dan/atau reflectance, bisa juga ke brightness temperature (untuk kanal Termal Infra Red). 1.4 Manfaat Memperbaiki kulialitas citra dan memudahkan mahaiswa dalam menginterpretasi suatu objek.
BAHAN DAN METODE 2.1 alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktkum ini adalah seprengkat computer, soft file bahan materi yaitu materi radiometrik dan software erdas. 2.2 metode 1. Buka aplikasi ERDAS IMAGINE. 2. Buka file radiometric, ubah type TIFF menjadi IMAGINE, OK
3. Kemudian klik icon RASTER, pilih radiometric, kemudian landsat reflectance. Pilih conversion, kemudian tambahkan data radiance parameters. Dengan Memilih LMAX dan LMIN pada TECNIQUE. Buka dulu data radiance parameter pada file tugas, yaitu (LE71210652001173SGS01_MTL). Buka file ini pada wordpad.
4. Simpan, klik icon output, beri nama file,ok. Kemudian ganti ke l/o option, ceklis bagian ignire zero.ok dan proses berlangsung.
5. Setelah proses selesai dengan di tandai tulisan DONE, Kemudian klik close. 6. Proses selanjiutnya yaitu klik icon home, pilih ADD VIEW, DISPLAY TWO VIEW.
7. Hasil Tampilan. 8. Klik inquired, ctrl+1. 9. Hasil tampilan.
10. Pilih multispectral, atur layer menjadi 543. Hasil tampilan.
3.1 Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
1. AWAN
2. BAYANGAN
3. PEMUKIMAN
4. VEGETASI
5. NON VEGETASI
3.2 Pembahasan Radiometrik adalah suatu cara dalam memperbaiki kualitas citra sehingga kualitas visual semakin baik. koreksi radiometrik adalah proses untuk meniadakan gangguan (noise) yang terjadi akibat pengaruh atmosferik maupun karena pengaruh sistematik perekaman citra. Hal ini dilakukan dengan cara memperbaiki nilai- nilai pixel yang tidak sesuai dengan nilai pantulan atau pancaran spektral objek yang sebenarnya. Kesalahan radiometrik adalah kesalahan perekaman nilai pantulan sinar matahari akibat faktor atmosfer, kerusakan sensor, arah dan intensitas cahaya matahari, pengaruh topografi, dan lain- lain. Efek dari kesalahan ini membuat nilai piksel yang ditampilkan oleh citra satelit bukanlah nilai murni pantulan yang sebenarnya, akan tetapi nilai pantulan yang dipengaruhi kesalahan radiometrik. Sehingga koreksi radiometrik merupakan tahap awal pengolahan data sebelum analisis dilakukan untuk suatu tujuan seperti untuk identifikasi liputan lahan pertanian. Proses koreksi radiometrik mencakup koreksikoreksi efek- efek yang berhubungan dengan sensor untuk meningkatkan (enhancement) setiap piksel (picture element) dari citra, sehingga objek yang terekam mudah diinterpretasikan atau dianalisis untuk menghasilkan data yang benar dan sesuai dengan keadaan di lapangan. DN (digital number) adalah suatu nilai file pixel yang menunjukan data setiap panjang gelombang yang di pancarkan oleh suatu objek yang belum di radiometrik. Karena belum diradiometrik (dikoreksi) Sehingga nilai pixel tidak menunjukan panjang gelombang yang sesungguhnya pada objek. Tapi nilai ini berasal dari berbagai objek sekeliling objek sesungguhnya. Sedangkan nilai reflektan adalah nilai panjang gelombang suatu objek yang telah di perbaiki/dikoreksi. Berdasarkan data dan citra yang diperoleh pada praktikum analisis spectral ini, praktikan dapat membandingkan kenampakan visual citra yang belum di radiometrik dan setelah diradiometrik. Pada citra yang belum diradiometrik kenampakan visual lebih gelap dibandingkan yang telah diradiometrik. Nilai file pixel pada citra juga lebih besar dibanding citra yang telah diradiometrik. Apakah Julian Day Number itu? Julian Day Number (JDN) adalah bilangan bulat yang menyatakan urutan hari, yang dimulai dari angka 0 pada tanggal 1 Januari 4713 SM (Sebelum Masehi). Angka JDN ini bertambah 1 satuan setiap 1 hari, demikian secara terus menerus. Julian Day Number untuk 1 Januari 4713 SM = 0 Julian Day Number untuk 2 Januari 4713 SM = 1 Julian Day Number untuk 3 Januari 4713 SM = 2 Demikian seterusnya. Julian Day Number untuk 7 Maret 2013 M = 2456359 bilangan JDN selalu dimulai pada pukul 12.00 siang. Julian Day, adalah angka yang menunjukkan fraksi Julian Day Number pada waktu tertentu. Karena JDN bertambah 1 satuan untuk setiap 1 hari (24 jam), maka untuk setiap jam, Julian Day bertambah 1/24 satuan. Sedangkan setiap menit, Julian Day bertambah 1/(24 jam x 60 menit) satuan. Demikian seterusnya, apabila kita ingin mengetahui Julian Day pada tanggal, jam, menit, atau bahkan detik tertentu. Asal selalu kita ingat, bahwa bilangan Julian Day selalui dimulai pada pukul 12.00 siang. Sebagai contoh, Julian Day pada tanggal 7 Maret 2013 jam 13.10 UTC adalah = 2456359,0487153. Mengapa JDN digunakan? Bukankah saat ini ada sistem kalender masehi yang lazim digunakan di
seluruh dunia? JDN digunakan khususnya dalam dunia astronomi. JDN juga digunakan sebagai "dasar" dalam perhitungan waktu terbit dan terbenam matahari, menentukan waktu gerhana matahari maupun gerhana bulan, serta perhitungan posisi atau koordinat benda-benda langit dalam waktu tertentu. JDN lebih disukai karena tidak terpengaruh oleh hari, bulan, serta tahun kabisat. Misalnya, waktu terbit matahari di lokasi "A" pada tanggal 7 Maret 2013 tentu memiliki selisih dengan waktu terbit matahari pada tanggal 7 Maret 2014, meskipun pada lokasi yang sama serta pada tanggal dan bulan yang sama. Apakah J2000.0 itu? J2000.0 adalah modifikasi dari Julian Day Number, dimana J2000 bernilai 0 pada tanggal 1 Januari 2000 pada pukul 12.00. Jadi, J2000.0 merupakan simplifikasi atau penyederhanaan JDN agar nilainya tidak begitu besar, khususnya pada penanggalan era modern (masa kini).
KESIMPULAN Semakin kecil nila file pixel maka semakin jelas objek. Seperti pada file pixel citra yang telah diradiometrik. Dan semakin cerah kenampakan visualnya sehingga objek yang di interpretasi semakin mudah.
DAFTAR PUSTAKA Dulbahri, 1985. Interpretasi Citra Untuk survey Vegetasi. Puspics Bakorsurtanal. Yogyakarta.(ID). UGM. Lillesand and Kiefer, 1993. Remote Sensing And Image Interpretation, Jhon Villey and Sons, New York. Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid I, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
JAWABAN PERTANYAAN Nama sensor :MSS dan ETM (enhanced thematic mapper),tm (Thematic Mapper) Tanggal rekaman/akuisisi : 2014-10-27T11:25 / 2001173 Jalur terbang/path : 121 Kolom terbang/row : 065 Resolusi spasial : 79 x 79 m Datum : WGS84 Elevasi matahari : 46.82889516 Azimuth matahari : 43.83858683