BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan di sekolah dasar menganut sistem guru kelas dan guru mapel. Guru kelas pada sekolah dasar harus menguasai kompetensi pedagogik dan profesional semua mapel selain mapel agama dan olahraga. Penguasaan kompetensi profesional guru kelas seperti kemampuan siswa, di mana setiap siswa pasti lebih menyukai beberapa mapel saja. Demikian juga dengan kemampuan guru kelas dalam mengajar sesuai dengan ketertarikannya pada mapel-mapel tertentu, seperti mapel normatif (PPKn, Bahasa Indonesia, dan Seni Budaya) atau mapel adaptif (matematika, IPA, IPS) bahkan ditiap sekolah dasar juga menambah mapel muatan lokal. Kondisi ini juga pastinya akan berimbas pada evaluasi yang dilakukan oleh guru kelas tersebut, walaupun idealnya sebagai seorang guru kelas harus menguasai semua mapel yang diampunya. Sebagai seorang tenaga pengajar, guru kelas pada sekolah dasar juga melakukan evaluasi pembelajaran, selain merencanakan pembelajaran, dan melakukan proses pembelajaran. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa sistem evaluasi pembelajaran merupakan salah satu aktivias pendidikan. Sebagai seorang guru, proses evaluasi pembelajaran berguna untuk pengambilan keputusan dan kebijakan dalam pembelajaran yang telah dan akan dilakukan selanjutnya. Semua perbuatan dan tindakan dalam evaluasi pembelajaran selalu menghendaki hasil yang lebih baik dan memuaskan dari hasil yang diperoleh 1
2 sebelumnya (Rusdiana dan Ratnawulan, 2015: 13-14). Selain itu, evaluasi juga dilakukan berkesinambungan dengan melakukan pengukuran dan pengambilan keputusan berdasarkan pengukuran yang sudah dilakukan. Hasil pengukuran dan keputusan dapat dijadikan informasi untuk memperbaiki atau mempertahankan yang sudah dilakukan (Purwanto, 2014: 1-2). Berdasarkan dua pendapat ahli tersebut mengenai evaluasi pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa penguasan pengetahuan guru kelas terhadap evaluasi pembelajaran menjadi hal yang diwajibkan karena dapat menjadi tolak ukur atau menilai keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukannya. Sebuah evaluasi pembelajaran merupakan hal yang baku dalam setiap satuan pendidikan. Demikian juga dengan evaluasi pembelajaran pada satuan pendidikan sekolah dasar memiliki aturan baku yang dikuasai oleh guru kelas. Selain pengetahuan guru terhadap evaluasi pembelajaran, persepsi guru terhadap evaluasi pembelajaran sangat penting diperhatikan. Hal tersebut berkaitan erat dengan pemahaman dan pemaknaan guru kelas terhadap evaluasi pembelajaran itu sendiri. Dari persepsi tersebut, seorang guru kelas dapat melakukan evaluasi sesuai dengan pemahaman dan pemaknaanya terhadap evaluasi pembelajaran. Perbedaan persepsi guru kelas terhadap evaluasi pembelajaran akan membawa hasil yang berbeda pula antara guru yang satu dengan yang lainnya. Sebuah keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dapat diidentifikasi dari evaluasi pembelajaran yang dilakukan. Evaluasi pembelajaran di sekolah dasar dilakukan pada setiap mapel dengan tanggung jawab dibebankan kepada guru kelas dan guru mapel. Evaluasi
3 pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas, semua mapel selain pendidikan agama Islam (PAI) dan pendidikan jasmani, kesehatan, dan olahraga (Penjaskes Or). Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada mapel bahasa Indonesia dengan tidak menyampingkan mapel-mapel lain yang juga diampu oleh guru kelas. Hal tersebut dimaksudkan agar penelitian ini lebih fokus pada satu mapel saja, walaupun evaluasi pembelajaran juga dilakukan pada mapel lain. Pada mapel bahasa Indonesia, evaluasi pembelajaran harus mencakup evaluasi untuk kompetensi berbahasa, keterampilan berbahasa, dan bersastra, sehingga evaluasi pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan peruntukannya. Evaluasi pembelajaran berbahasa mencakup evaluasi bunyi, kata, kalimat, dan wacana. Evaluasi pembelajaran keterampilan berbahasa mencakup menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Sedangkan evaluasi pembelajaran bersastra mencakup mengapresiasi dan menginterpretasi karya sastra (puisi, prosa, dan drama). Persepsi dan pengetahuan guru kelas tentang evaluasi pembelajaran pada mapel bahasa Indonesia di tiap sekolahan berbeda-beda sehingga akan menghasilkan hasil pembelajaran yang berbeda pula. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti hubungan persepsi dan pengetahuan guru kelas terhadap evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Latar belakang ini tentunya berbeda dengan guru mapel bahasa Indonesia di SMP atau SMA karena mereka hanya fokus pada satu mapel saja, sedangkan guru kelas harus menguasai semua mapel yang diampunya. Untuk lebih fokus, penelitian ini dilakukan dengan sasaran guru kelas IV sekolah dasar yang berada di UPTD Karangreja, kabupaten
4 Purbalingga. Sekolah-sekolah yang dijadikan sasaran penelitian selain yang dilingkungan UPTD Karangreja, kabupaten Purbalingga, juga hanya pada sekolah dasar yang masih menggunakan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Hal tersebut dilakukan untuk membatasi masalah agar penelitian ini memperoleh hasil yang baik dan mendekati kebenaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat dikemukakan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah persepsi guru Sekolah Dasar terhadap evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV dalam KTSP di UPTD Karangreja Kabupaten Purbalingga? 2. Bagaimanakah pengetahuan guru Sekolah Dasar terhadap evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV dalam KTSP di UPTD Karangreja Kabupaten Purbalingga? 3. Bagaimanakah kempuan guru membuat soal bahasa Indonesia kelas IV dalam KTSP di UPTD Karangreja Kabupaten Purbalingga? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui persepsi guru sekolah dasar terhadap evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV dalam KTSP di UPTD Karangreja Kabupaten Purbalingga.
5 2. Untuk mengetahui pengetahuan guru sekolah dasar terhadap evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV dalam KTSP di UPTD Karangreja Kabupaten Purbalingga. 3. Untuk mengetahui kempuan guru membuat soal bahasa Indonesia kelas IV dalam KTSP di UPTD Karangreja Kabupaten Purbalingga. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan pada umumnya dan pengajaran bahasa Indonesia pada khususnya. Penelitian ini memberikan manfaat teoretis dan praktis bagi guru dan sekolah. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penyusunan evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. 2. Manfaat praktis a. Bagi guru dan peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan evaluasi pembelajaran yang paling efektif di sekolah. b. Bagi sekolah, sekolah dapat mengambil kebijakan berkaitan dengan evalusai dalam pembelajaran di kelas yang dapat memberikan hasil maksimal yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. c. Bagi pemerintah, dapat memberi masukan dalam pengembangan kurikulum dan kebijakan lain berkenaan dengan evaluasi dalam pembelajaran.
6 d. Bagi masyarakat dan orang tua siswa, dapat memberi dukungan moral, material dan sarana untuk peningkatan mutu pendidikan melalui proses evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan semua pihak terutama siswa.