Aliran energi dalam ekosistem

dokumen-dokumen yang mirip
Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup

Kelas X.2, SMA 3 Padang : Cindy Medrina Olivia Septiana Putri Ovyra Ramadhani Sardiman EKOSISTEM

INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

Komponen rantai makanan menurut nicia/jabatan meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan

ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS XII SEMESTER

B I O T I K Interaksi Antar Komponen Ekosistem

Rantai Makanan. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen dan decomposer.

Ilmu Pengetahuan Alam

1. ENERGI DALAM EKOSISTEM 2. KONSEP PRODUKTIVITAS 3. RANTAI PANGAN 4. STRUKTUR TROFIK DAN PIRAMIDA EKOLOGI

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 12. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLatihan Soal pengurai memegang peranan penting dalam proses fotosintesis

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 12. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLATIHAN SOAL BAB 12

1. Individu. 2. Populasi. 3. Komunitas. 4. Ekosistem. 5. Bioesfer

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

BAB IV E K O S I S T E M

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

Interaksi antarkomponen ekologi dapatmerupakan interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

2) Komponen Penyusun Ekosistem

EKOSISTEM KOLAM. Di susun oleh : Ayu Nur Indah Sari ( )

Apabila terdapat sepetak padi, 2 ekor ular, 10 ekor katak dan 20 ekor cacing dalam suatu ekosistem sawah. Maka 10 ekor katak disebut...

EKOSISTEM, SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

a.daur Air/H2O (daur/siklus hidrologi)

DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C)

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

Komponen Ekosistem, Peran dan Interaksinya

EKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 12. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLatihan Soal 12.1

Berdasarkan kemampuan menyusun bahan organik, organisme penyusun ekosistem dibedakan menjadi organisme autotrof dan heterotrof.

menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.

ARUS ENERGI DALAM EKOSISTEM

EKOLOGI 2/10/2013 REDOCOSSOVA

Siklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi. (Pertemuan 4)

EKOLOGI (EKOSISTEM) SMA REGINA PACIS JAKARTA

Nama : Kelas : Berilah tanda cek ( ) pada kolom dengan jujur sesuai dengan keadaan diri sendiri setelah mengikuti materi ekosistem!

Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup.

KONSEP ENERGI DAN PRODUKTIVITAS DALAM PENGELOLAAN SISTEM PERIKANAN

SOAL KEMAMPUAN KOGNITIF C1 C3. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,!

UNIT V MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN

EKOSISTEM HOME TUJUAN BELAJAR MATERI

langsung (herbivora) dinamakan konsumen primer. Hewan yang memakan konsumen primer dinamakan konsumen sekunder dan seterusnya sehingga terbentuk

MODUL XIV ORGANISME DAN LINGKUNGANNYA

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 8. HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEMLatihan soal 8.1

DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Contoh Soal Try Out IPA Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 7 SMP/MTs. Hindayani.com

LEMBAR KERJA SISWA 1 EKOSISTEM (Rancangan Percobaan)

Tujuan : 1. Mengetahui komponen penyusun ekosistem 2. Mengetahui interaksi antar komponen penyusun ekosistem 3. Mengetahui definisi ekosistem

Unit 5 MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN. Nana Djumhana. Pendahuluan

TOPIK I PENGANTAR EKOLOGI

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN

Laporan Praktikum IPA Modul 2

3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM

SOAL KEMAMPUAN KOGNITIF C1 C3. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,!

MODUL ONLINE 22.1 ARTI PENTING LINGKUNGAN HIDUP BAGI MANUSIA PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP

SIKLUS CARBON DI PERAIRAN DANAU

EKOSISTEM SEBAGAI UNIT EKOLOGI EKOLOGI TOPIK II DOSEN: DR. TIEN AMINATUN

EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

5 Kimia dalam Ekosistem. Dr. Yuni. Krisnandi

MAKALAH. Jaring-Jaring Makanan di Laut. Tugas Mata kuliah Dasar Akuakultur. Dosen Pendamping : Soko Nuswantoro, S.Pi, M.Si.

AZAS AZAS DAN KONSEP KONSEP MENGENAI ENERGI DI DALAM EKOSISTEM

SIKLUS OKSIGEN. Pengertian, Tahap, dan Peranannya

KONSEP EKOSISTEM Living in the Environment BI2001 Pengetahuan Lingkungan SITH ITB 2013

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA DI SD PDGK 4107 MODUL 2 EKOSISTEM

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik.

BAB IV EKOLOGI PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKOLOGI. Spektrum Biologi. Komponen Biotik. Gene Sel Jaringan Organ Organisme Populasi Komunitas

CREATED BY : AGUNG BAHRONI / SMK N 2 PENGASIH / TKR 2015 MENGETAHUI PERANAN KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK DI LINGKUNGAN SEKITAR KITA BAB I PENDAHULUAN

JARING MAKANAN SRI REDJEKI JURUSAN PERIKANAN FAK PERTANIAN

Daftar Isi. Halaman Sampul... Daftar Isi... A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Manfaat Bab II Dasar Teori...

EKOSISTEM. Yuni wibowo

KISI-KISI ANGKET MANAJEMEN KELAS. Variabel Dimensi Indikator Nomor Soal 1. Manajemen Kelas. a. Mengatur atau menata lingkungan fisik kelas

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

Pengertian Siklus Sulfur

Ekologi ilmu tentang rumah atau tempat tinggal organisme atau rumah tangga mahluk hidup.

KONSEP DASAR EKOSISTEM BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa Penerapan

HUBUNGAN SESAMA MAKHLUK HIDUP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

4. Menjelaskan saling hubungan antarkomponen. 5. Membuat contoh diagram rantai makanan dan jaringjaring

1. Menipisnya lapisan ozon. 2. Pemanasan global. Permasalahan Bumi, Sebagai Rumah bagi Manusia

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan

BAB I PENGERTIAN EKOSISTEM

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Lanjutan...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MODUL MATA PELAJARAN IPA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat di simpulkan bahwa:think

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1)

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di

PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN

Makalah Ilmu Kealaman Dasar Makhluk Hidup Dalam Ekosistem Alami

TINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan

I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi

Transkripsi:

Aliran energi dalam ekosistem Aliran energi dalam ekosistem Produser mendapatkan energi dari cahaya matahari untuk menyusun zat organik melalui fotosintesis. Jadi, matahari merupakan sumber energi bagi kehidupan. Energi itu digunakan untuk menyusun gula. Dikatakan bahwa energi itu diubah dari energi cahaya menjadi energi kimia (gula). Selanjutnya, energi kimia berpindah ke konsumer I, lalu ke konsumer II, ke konsumer III, dan seterusnya. Dikatakan bahwa energi itu mengalir dari matahari ke produser, ke konsumer I, ke konsumer II, ke konsumer III. Inilah yang dikatakan sebagai aliran energi di dalam ekosistem. Aliran energi berakhir pada proses penguraian. Di dalam proses penguraian, energi dilepaskan dalam bentuk panas, kemudian tersebar ke lingkungan. Jika hewan memakan tumbuhan tumbuhan, energi itu berpindah ke tubuh hewan yang memakannya tadi. Di dalam tubuh hewan tersebut, energi itu akan digunakan untuk berbagai hal: Disimpan dalam bentuk glikogen atau persenyawaan lain Sebagian untuk metabolisme tubuh Sebagian untuk menanggapi rangsang Sebagian untuk bergerak Sebagian untuk berkembang biak Sebagian yang lain berubah dalam bentuk panas tubuh Sebagian yang lain disimpan dalam bentuk jaringan tubuh. Energi yang berubah dalam bentuk panas akan tersebar ke lingkungan menjadi energi yang tak termanfaatkan lagi. Pada setiap tingkat trofik, energi yang dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk panas dapat mencapai 90%. Jadi, hanya 10% dari energi itu yang digunakan untuk kegiatan hidupnya. Karena itu, semakin jauh energi iru dari sumbernya akan semakin kecil alirannya. Hal ini disebabkan karena adanya energi yang beralih dalam bentuk pans tubuh seperti diuraikan

tadi. Di dalam ekosistem terjadi pemborosan energi. juga tampak bahwa energi itu mengalir dari luar (matahari) ke dalam ekosistem dalam satu alur. Energi tidak daapat berdaur ulang dan tidak dapat kembali lagi ke matahari. Salah satu sifat yang penting adalah energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Perubahan bentuk energi itu dikenal sebagai transfofmasi energi. Makhluk hidup mampu melakukan transformasi energi. Misalnya, dari energi gula diubah menjadi lemak dan protein, yang kemudian disimpan di dalam jaringan tubuh, atau diubah menjadi energi gerak. Produser merupakan pengguna energi matahari secara langsung. Dikatakan produser menempati tingkat trofik I. Konsumer I menempati trofik II, konsumer II menempati trofik III, dan seterusnya. Karena adanya pemborosan energi yang terlepas dalam bentuk panas pada setiap tingkat trofik, maka semakin jauh jarak transfer energi dari matahari, semakinkecil aliran energi tersebut. Ini berarti bahwa konsumer III yang berada di tingkat trofik IV mendapatkan energi yang paling sedikit dibandingkan dengan konsumer II yang berada pada tingkat trofik III. Kondisi demikian menyebabkan konsumer III berada pada posisi rawan punah. Coba perhatikan bagaimana saat ini populasi alap-alap, elang, garuda, dan burung hantu yang terus menurun dan mendekati kepunahan. Bandingkan dengan populasi burung yang langsung memakan produser. Semua makhluk hidup memerlukan energi untuk melakukan aktivitas hidupnya. Energi tersebut dapat diperoleh dari makanan. Proses konsumsi makanan merupakan proses transfer atau perpindahan energi. Aliran energi dalam ekosistem dapat digambarkan dengan rantai makanan dan jaring makanan. Dalam ekosistem terdapat beberapa tingkatan trofik. Produsen, adalah organisme penghasil energi terbesar yaitu organisme autotrof atau tumbuhan. Konsumen, adalah organisme pemakan produsen. Konsumen terdiri dari konsumen pertama, kedua, dan seterusnya. Pengurai, adalah organisme dekomposer yang biasanya terdiri dari mikroorganisme. 1. Rantai Makanan Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan mengubah energi cahaya dari matahari menjadi energi kimia. Energi kimia ini akan diteruskan pada konsumen tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau sekunder, dan seterusnya sampai kelompok organisme pengurai atau dekomposer. Contohnya rantai makanan adalah sebagai berikut. Padi Tikus Ular Elang Padi sebagai produsen, tikus sebagai konsumen primer, ular sebagai konsumen sekunder, elang sebagai konsumen tersier. 2. Jaring Makanan

Setiap organisme memakan lebih dari satu makanan. Sehingga hubungan makan dan aliran energi pada ekosistem alami lebih kompleks dibandingan hanya sekedar lantai makanan. Interaksi ini disebut dengan jaring makanan. 3. Piramida Biomasa Merupakan gambaran diagramatik dari organisme pada berbagai tingkatan trofik dalam ekosistem. Umumnya biomasa herbivora akan lebih sedikit daripada produsen. Biomasa karnivor akan lebih sedikit daripada herbivor dan seterusnya. Inilah yang disebut dengan piramida biomasa. 4. Piramida Energi Dalam ekosistem, hanya sebagian kecil energi yang ditransfer ke tingkatan trofik diatasnya. Kira-kira hanya sekitar 10% yang ditransfer ke trofik diatasnya. Sedangkan 90% sisanya digunakan untuk beraktivitas dan menjadi kalor oleh suatu tingkatan trofik. Jadi energi yang dapat digunakan oleh tingkatan trofik diatasnya hanya 10% saja. Efisiensi ekologis tersebut membatasi panjangnya suatu rantai makanan karena banyaknya energi yang hilang. Dengan meningkatnya tingkatan trofik maka jumlah energi yang digunakan oleh organisme makin kecil. aliran energi dan materi dalam ekosistem alami 2.1 Aliran Energi Dan Materi Dalam Ekosistem Alami Tenaga atau energi dibutuhkan oleh seluruh organisme untuk melakukan suatu usaha atau aktivitas. Sebagai contoh, tumbuhan membutuhkan energi dari cahaya matahari, hewan dan manusia membutuhkan energi yang dihasilkan dai proses pengolahan makanan di dalam tubuh. Energi yang terdapat di lingkungan sekitarmu memiliki bentuk yang bermacam-macam, seperti energi cahaya, energi listrik, energi kimia, energi panas, dan sebagainya. Setiap bentuk energi dapat diubah menjadi bentuk energi lainnya. para ilmuwan yang mempelajari perubahan energi tersebut menemukan fenomena bahwa energi tidak dapat diciptakan. Fenomena ini juga berlaku di dalam suatu ekosistem. Setiap organisme mendapatkan energinya dengan cara mengubah energi yang berasal dari lingkungannya, seperti tumbuhan yang bergantung pada cahaya matahari atau hewan dan manusia yang membutuhkan makanan sebagai sumber energinya. Macam-Macam Aliran Energi : 1. Tingkat Trofik Interaksi antara organisme dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya aliran energi. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan dimakan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya. Setiap kelompok organisme yang memiliki sumber makanan tertentu disebut dengan tingkat

trofik. Dalam suatu ekosistem terdapat beberapa macam tingkat trofik seperti produsen, konsumen dan decomposer. a. Produsen Energi memasuki suatu ekosistem dimulai dari energi radiasi (cahaya matahari) yang sebagian diserap oleh tumbuhan, ganggang, dan organisme fotosintetik lainnya. Energi cahaya matahari kemudian diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintetik. Energi kimia tersebut disimpan dalam bentuk senyawa organic seperti molekul glukosa. Molekul glukosa kemudian dipecah dan digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas seperti tumbuh dan berkembang, bernapas, memperbaiki jaringan yang rusak, dan lain sebagainya. Seluruh organisme berklorofil seperti tumbuhan dan ganggang hijau yang dapat mengolah makanannya melalui proses fotosintesis disebut organisme autotrof atau dalam suatu ekosistem disebut dengan produsen. b. Konsumen Organisme seperti hewan membutuhkan makanan berupa organisme lain (tumbuhan atau hewan lain) sebagai sumber energinya. Organisme yang tidak dapat mengolah makanannya disebut organisme heterotrof atau konsumen. Konsumen dalam suatu ekosistem dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkat. Konsumen tingkat we (konsumen primer) adalah kelompok organisme yang secara langsung memakan produsen. Anggota konsumen authority adalah kelompok herbivore atau pemakan tumbuh-tumbuhan, seperti belalang, kelinci, kambing, dan sebagainya. Konsumen tingkat II (konsumen sekunder) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen primer. Konsumen tingkat III (konsumen tersier) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen sekunder. Konsumen sekunder dan tersier beranggotakan kelompok karnivora atau pemakan daging seperti singa, elang, ular, serigala dan sebagainya. Selain itu, konsumen primer, konsumen sekunder, dan seterusnya juga dapat merupakan anggota kelompok omnivore, yaitu organisme yang memakan tumbuhan dan hewan seperti ayam, manusia, dan sebagainya. c. Dekomposer atau Detritivora Beberapa organisme mendapatkan energinya dengan cara memakan detritus atau materi organic dari organisme lain. Detritus dapat berupa bangkai, feses, daun busuk, dan lain sebagainya. Organisme yang memakan detritus disebut dengan detritivora. Organisme detritivora seperti cacing tanah, kutu kayu, kepiting, dan siput biasanya banyak terdapat di dalam tanah atau di dasar perairan. Sisa-sisa materi organic tidak hanya dihancurkan oleh detritivora. Organisme lain seperti bakteri dan jamur juga menggunakan sisa materi organic tersebut sebagai sember energinya. Organisme yang menggunakan sisa-sisa materi organic dan produk terdekomposisi lainnya disebut decomposer atau saprotrof.

2. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan Rantai Makanan Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida, klorofil dan cahaya matahari. Bagaimana dengan mahluk hidup lain? Mahluk hidup lain memperoleh makanan dengan melalui proses interaksi dengan mahluk hidup lain melalui pola-pola interaksi tertentu. Hal ini disebabkan karena mahluk hidup sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa peran makhluk hidup lain. Salah satu bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah proses makan dan dimakan yang jika disusun secara berurutan akan membentuk suatu rantai makanan. Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan. Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa: 1. Rumput bertindak sebagai produsen. 2. Belalang sebagai konsumen I (Herbivora). 3. Katak sebagai konsumen II (Carnivora)> 4. Ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (Carnivora)> 5. Jamur sebagai dekomposer. Ada dua tipe dasar rantai makanan: 1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan => herbivora => karnivora.

2. Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detriivora= organisme pemakan sisa) predator. Jaring-Jaring Makanan Jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari rantai makanan yang saling berhubungan dan membentuk skema mirip jaring. Kelangsungan hidup organisme membutuhkan energi dari bahan organik yang dimakan. Bahan organik yang mengandung energi dan unsur-unsur kimia transfer dari satu organisme ke organisme lain berlangsung melalui interaksi makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur trofik yang bertingkat-tingkat. Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan tertentu. Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrop yang disebut produsen. Organisme autotrof adalah organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan sumber energi. Bila dapat menggunakan energi cahaya seperti cahaya, matahari disebut fotoautotrof, contohnya tumbuhan hijau dan fitoplankton. Apabila menggunakan bantuan energi dari reaksi-reaksi kimia disebut kemoautotrof, misalnya, bakteri sulfur, bakteri nitrit, dan bakteri nitrat. Tingkat tropik kedua ditempati oleh berbagai organisme yang tidak dapat menyusun bahan organik sendiri yang disebut organisme heterotrof. Organisme heterotrof ini hanya menggunakan zat organik dari organisme lain sehingga disebut juga konsumen. Pembagian konsumen adalah sebagai berikut. a. Konsumen Primer Organisme pemakan produsen atau dinamakan herbivora yang menempati tingkat trofik kedua. b. Konsumen Sekunder Organisme pemakan herbivora yang dinamakan karnivora kecil yang menempati tingkat trofik ketiga. c. Konsumen Tersier Organisme pemakan konsumen sekunder yang dinamakan karnivora besar yang menempati tingkat trofik keempat. 2.2 Proses Aliran Energi dalam Ekosistem Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut: 1) Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.

2) Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya. 3) Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik. 4) Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari system. 5) Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi organik mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus. 2.3 Siklus Biogeokimia Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus tersebut antara lain: 1) Siklus Nitrogen (N2). Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem. 2) Siklus Fosfor. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Fosfor dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus-menerus. 3) Siklus Karbon dan Oksigen. Karbondioksida di udara diimanfaatkan oleh tumbuhan untuj berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara. 2.4 Macam-Macam Bentuk Pola Kehidupan

Makhluk hidup dengan lingkungan tertentu membentuk pola kehidupan yang khas, sehingga ditemukan berbagai pola kehidupan dengan kekhasan masing-masing. Adanya perbedaan lingkungan menyebabkan timbulnya berbagai pola kehidupan. Pola kehidupan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: a. Pola Kehidupan Di Darat Faktor-faktor yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain: Keadaan tanah Suhu Angin Kelembaban udara Curah hujan Pancaran sinar matahari Pola kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut musim, misalnya: o Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah, tumbuhan hidup subur. o Pada waktu musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan sebagian mati. b. Pola Kehidupan di air Lingkungan hidup di air dapat dibedakan menjadi: 1. Lingkungan air tawar: sungai, rawa, kolam, parit 2. Lingkungan air asin: laut 3. Lingkungan air payau: danau air tawar Faktor yang penting dalam kehidupan di air adalah sifat-sifat air itu sendiri, misalnya: 1. Pola kehidupan di air akibat cahaya matahari ü Lingkungan air yang tembus cahaya matahari mengakibatkan tumbuhan hijau sebagai produsen dapat mengadakan proses fotosintesis. Proses fotosintesis menghasilkan zat makanan yang berguna bagi tumbuhan air dan merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya di dalam air. ü Lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari merupakan daerah yang tidak ada produsen, sehingga hewan yang hidup adalah pemangsa dan pengurai (karnivora dan saprovora), yang mendapat makanan dari bahan-bahan yang mengendap di dasarnya.

ü Dalam kehidupan air berlangsung perpindahan energi dari sinar matahari ke tumbuhan air ke konsumen. 2. Pola kehidupan di air akibat zat-zat pelarut ü Limbah-limbah industri yang terlarut di dalam air dapat mengakibatkan produsen dalam air tidak berkembang sehingga ikan-ikan kekurangan makanan dan akhirnya mati. ü Pemupukan sering dilakukan pada kolam ikan agar tumbuhan air sebagai produsen tumbuh subur sehingga makhluk hidup di dalam air tidak kekurangan makanan. 3. Pola kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas Karena adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman air, maka hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan yang hidup di daerah permukaan. 4. Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi kehidupan di dalam air, baik untuk produsen maupun bagi makhluk hidup lainnya. Pola kehidupan di dalam air di semua lingkungan sebenarnya sama, hanya jenis makhluk hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan oleh sifat khas masing-masing lingkungan air tersebut. c. Pola Kehidupan Yang Khas Hubungan timbal-balik antara komponen-komponen dalam suatu ekosistem merupakan pola kehidupan dalam suatu komunitas. Pola kehidupan yang khas terbagi atas: 1. Simbiosis Simbiosis adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang berbeda dalam hubungan yang erat. Jenis-jenis simbiosis yaitu: a) Simbiosis mutualisme, adalah cara hidup bersama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, misalnya: kupu-kupu dengan bunga, badak dengan sejenis burung, dan lain-lain. b) Simbiosis parasitisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang berbeda, yang satu mendapat keuntungan, yang lainnya dirugikan, misalnya: benalu dengan pohon inang, tali putri dengan tumbuhan inang, kutu buah dengan tumbuhan inang, dan lain-lain. c) Simbiosis komensalisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang berbeda, yang satu diuntungkan sedangkan yang lainnya tidak dirugikan, misalnya: ikan hiu dengan ikan-ikan remosa, tumbuhan paku dengan pohon yang tinggi, dan lain-lain.

2. Antibiosis Antibiosis atau anti simbiosis adalah persekutuan hidup antara dua jenis makhluk hidup, yang satu menghambat kehidupan makhluk hidup lainnya. Misalnya: Pennicillium dengan jamur dan bakteri tertentu pennicillium dapat menghasilkan penicilin (sejenis antibiotik) dan menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri tertentu. Macam-macam antibiotika yang dihasilkan dari pola kehidupan sebagai antibiosis, antara lain: Penisilin, Streptomisin, Kloromisin, Anreomisin, Teramisin, Tetraksiklin, dan lain-lain.