SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp/Fax: 021-3860371 www.depdag.go.id Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah Jakarta, 1 Oktober 2010 Kinerja ekspor nonmigas selama bulan Agustus 2010 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah, mencapai US$ 11,8 miliar. Ekspor nonmigas ini naik US$ 1,2 miliar dari bulan sebelumnya. Penguatan kinerja ekspor periode Agustus 2010 didorong oleh meningkatnya ekspor produk industri sebesar 14,7% dari bulan sebelumnya, dan lebih tinggi 38% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2009. Demikian disampaikan Menteri Perdagangan, pada konferensi pers mengenai perkembangan ekspor impor, di kantor Kementerian Perdagangan. Dengan pencapaian kinerja ekspor selama Agustus 2010, ekspor kumulatif nonmigas periode Januari-Agustus 2010 mengalami peningkatan 36,3% dibanding periode yang sama tahun 2009. Moving average annual growth rate periode September 2009 sampai Agustus 2010 mengalami kenaikan 26,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik 1). Grafik 1. Perkembangan Ekspor Nonmigas Ekspor Produk Manufaktur Nasional Kembali Bangkit Kinerja ekspor produk manufaktur kembali menguat. Selama tahun 2010 (Januari-Agustus) ekspor produk manufaktur Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 34,7% setelah pada tahun 2009 mengalami kontraksi sebesar 25,1%. Selama 8 bulan pertama tahun 2010 nilai ekspornya naik menjadi US$ 61,4 miliar. Bangkitnya perekonomian dunia dari krisis global mendorong meningkatnya permintaan produk ekspor manufaktur kita, meskipun lonjakan ekspor juga terjadi pada sektor pertambangan dan pertanian, tegas Mendag (Grafik 2). Grafik 2. Perkembangan Ekspor Nonmigas Berdasarkan Sektor
Sumber : BPS (diolah) Meningkatnya nilai ekspor manufaktur didorong oleh menguatnya kinerja ekspor beberapa produk yang naik cukup signifikan. Ekspor produk karet meningkat tajam selama periode Januari-Juli 2010, sebesar 103,9%. Sementara itu, ekspor produk otomotif, kakao, produk hasil hutan dan alas kaki masing-masing meningkat sebesar 46,1%; 41,5%; 36,4% dan 33,1% (Grafik 3). Grafik 3. Perkembangan Ekspor Nonmigas Sumber : BPS (diolah) Strategi Diversifikasi Produk telah Berhasil Munculkan Produk-produk Baru yang Mengamankan Kinerja Ekspor Nonmigas Kinerja ekspor nonmigas yang membaik ditunjang oleh semakin terdiversifikasinya produk ekspor yang ditunjukkan oleh menurunnya pangsa 10 produk utama, digantikan oleh produk-produk lainnya. Di lain pihak, kecuali kopi yang mengalami penurunan produksi sejak awal tahun ini yang berdampak kepada ekspor, seluruh komoditas ekspor utama lainnya menunjukkan pertumbuhan yang kuat baik yang berbasiskan pertanian, pertambangan maupun manufaktur. Peran produk ekspor nonmigas diluar 10 (sepuluh) utama semakin menunjukkan peningkatan. Pada periode Januari-Juli 2009 kontribusi ekspor produk utama dan produk lainnya terhadap total ekspor nonmigas masing-masing sebesar 52% dan 48%. Pada periode Januari-Juli 2010 masing-masing sebesar 54% dan 46% (Grafik 4). Grafik 4. Kontribusi Ekspor 10 Produk Utama Terhadap Ekspor Nonmigas 2
Sumber: BPS (diolah) Kenaikan ekspor produk karet meningkatkan kontribusinya dalam total ekspor nonmigas. Selama Januari-Juli 2010 peran produk karet dalam ekspor nonmigas mengalami peningkatan, dari hanya 5% pada periode yang sama tahun lalu menjadi 7,4%. AS, RRT dan Jepang merupakan pasar ekspor utama produk karet Indonesia. Selama Januari-Juli 2010 pangsa ekspor ke tiga negara ini mencapai 50,2% dari total ekspor produk karet nasional. Bahkan, produk karet Indonesia menguasai 24,1% pasar produk karet impor di Jepang (Tabel 1). Tabel 1. Perkembangan Ekspor Produk Karet (HS 40), Januari-Juli 2010 Pertumbuhan ekspor TPT (HS 50-63) selama tahun 2010 mengalami kenaikan setelah tahun 2009 mengalami kontraksi. Selama Januari-Juli 2010 ekspor TPT mencapai US$ 6,4 miliar, naik 18,8% dari periode yang sama tahun 2009. Amerika Serikat merupakan pasar terbesar produk TPT Indonesia. Negara ini menguasai 37,9% dari ekspor TPT nasional. Meskipun demikian, pangsa produk TPT Indonesia di pasar Amerika Serikat masih relatif kecil sebesar 4,9% (Tabel 2). Tabel 2. Perkembangan Ekspor TPT (HS 50-63), Januari-Juli 2010 3
Kinerja ekspor produk elektronik (HS 85) selama tahun 2010 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Selama Januari-Juli 2010 ekspor elektronik mencapai US$ 5,8 miliar, naik 24,8% dari periode yang sama tahun 2009. Sebagian besar (25%) ekspor elektronik nasional ditujukan ke Singapura. Selain Singapura, AS dan Jepang juga merupakan pasar utama elektronik Indonesia, dengan pangsa masing-masing sebesar 12,1% dan 8,9% (Tabel 3). Tabel 3. Perkembangan Ekspor Elektronik (HS 85), Januari-Juli 2010 Pertumbuhan ekspor Kendaraan dan Bagiannya (HS 87) mengalami kenaikan yang signifikan setelah tahun 2009 mengalami kontraksi. Selama Januari-Juli 2010 ekspor kendaraan dan bagiannya mencapai US$ 1,6 miliar, naik 49,7% dari periode yang sama tahun 2009. Thailand dan Singapura merupakan pasar terbesar produk kendaraan dan bagiannya. Kedua negara ASEAN tersebut menguasai 25,2% dari ekspor nasional. Meskipun demikian, peluang ekspor kedua negara tersebut masih relatif kecil dengan pangsa masing-masing sebesar 4,9% dan 2,9% (tabel 4). Tabel 4. Perkembangan Ekspor Kendaraan dan Bagiannya (HS 87), Januari-Juli 2010 4
Kenaikan ekspor alas kaki (HS 64) mengalami kenaikan yang signifikan setelah tahun 2009 sedikit mengalami kontraksi. Selama Januari-Juli 2010 ekspor alas kaki mencapai US$ 1,4 miliar, naik 33,1% dari periode yang sama tahun 2009. Amerika Serikat masih merupakan pasar terbesar produk alas kaki Indonesia. Negeri Paman Sam tersebut menguasai 22,6% dari ekspor nasional. Meskipun demikian, peluang ekspor ke negara tersebut masih relatif kecil dengan pangsa sebesar 2,5% (Tabel 5). Tabel 5. Perkembangan Ekspor Alas Kaki (HS 64), Januari-Juli 2010 Sumber: UN COMTRADE, 2010 (diolah) Peningkatan ekspor kakao (HS 18) cukup signifikan setelah tahun 2009 sedikit mengalami kontraksi. Selama Januari-Juli 2010 ekspor kakao mencapai US$ 977 juta, naik 45,8% dari periode yang sama tahun 2009. Malaysia dan Amerika Serkat masih merupakan pasar terbesar produk Kakao Indonesia. Kedua negara tersebut menguasai 60,1% dari ekspor nasional. Meskipun demikian, peluang ekspor ke Amerika Serikat masih relatif kecil dengan pangsa sebesar 10,%, sementara di pasar Malaysia produk kakao Indonesia masih mendominasi dengan pangsa 61,4% (Tabel 6). Tabel 6. Perkembangan Ekspor Kakao (HS 18), Januari-Juli 2010 5
Kenaikan Impor Merespon Peningkatan Investasi dan Mendorong Kinerja Ekspor Nonmigas Impor nonmigas selama Agustus 2010 mencapai US$ 10 miliar, turun 4,8% dari bulan Juli, namun meningkat 22,3% terhadap bulan yang sama tahun 2009. Peningkatan impor pada periode Januari-Agustus 2010 ini didorong oleh meningkatnya impor seluruh golongan barang. Nilai impor bahan baku dan penolong tetap mendominasi struktur impor diikuti oleh barang modal dan barang konsumsi. Menurut Mendag, meningkatnya permintaan impor bahan baku/penolong dan barang modal merupakan respon terhadap meningkatnya investasi selama Semester I 2010 yang naik sebesar 7,9%. Peningkatan investasi akan berpengaruh terhadap impor barang modal dan bahan baku yang pada gilirannya akan meningkatkan ekspor sektor industri. (Grafik 5). Grafik 5. Pertumbuhan Impor Sumber: BPS (diolah) Kondisi Perdagangan Indonesia di Tahun 2010 Terus Menguat Kinerja ekspor dan impor periode Januari-Agustus 2010 menggambarkan kondisi perdagangan Indonesia yang terus menguat setelah mengalami kontraksi di tahun 2009. Total perdagangan rata-rata bulanan hampir mencapai US$ 23 miliar, bahkan mencapai US$ 26 miliar di bulan Agustus. Selama bulan Agustus 2010, neraca perdagangan kembali surplus, sebesar US$ 1,5 miliar setelah di bulan sebelumnya, Juli, mengalami defisit. Secara kumulatif, selama Januari-Agustus 2010 surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 11 miliar, terdiri dari nonmigas surplus US$ 11,4 miliar, sementara migas defisit US$ 452,5 juta (Grafik 6). 6
Grafik 6. Perkembangan Neraca Perdagangan (US$ Miliar) Ekspor dan Impor Barang Modal Indonesia ke dan dari RRT Meningkat Perkembangan ekspor impor Indonesia-RRT untuk kelompok barang modal terus meningkat. Impor barang modal Indonesia dari RRT mengalami peningkatan selama kurun waktu 2000-2009. Impor barang modal yang pada tahun 2005 berkontribusi hanya 7% dalam struktur impor Indonesia, meningkat menjadi 32% pada tahun 2009. Sementara itu, pangsa barang konsumsi justru mengalami kontraksi, dari 20% menjadi 11%. Hal yang sama juga terjadi pada ekspor barang modal Indonesia ke RRT yang mengalami kenaikan pangsa dalam struktur ekspor Indonesia, meskipun dominasi bahan baku/penolong tidak bergeser (Grafik 7). Grafik. 7 Perkembangan Struktur Ekspor Impor Indonesia-RRT berdasarkan BEC Informasi lebih lanjut hubungi: --selesai-- Robert James Bintaryo Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371 Email: pusathumas@depdag.go.id 7